Profil jaringan lunak wajah dapat diukur dengan menggunakan foto ekstra oral ortodonti yang diambil dari arah lateral. Foto lateral yang dijadikan sampel
penelitian adalah foto mahasiswa dan mahasiswi USU ras Deutro-Melayu usia dewasa muda usia 18-25 tahun karena pertumbuhan wajah telah telah berhenti pada
usia tersebut baik pada laki-laki maupun perempuan. Penelitian profil jaringan lunak wajah yang sebelumnya banyak berdasarkan analisis foto sefalometri. Contohnya
adalah penelitian studi morfologi pertumbuhan kranio-fasial orang Indonesia kelompok etnik Deutro-Melayu oleh Kusnoto 1988, korelasi biometrik jaringan
keras dan lunak profil muka orang Indonesia keturunan Deutro-Melayu oleh Soehardono 1983 dan analisa profil jaringan lunak menurut metode holdaway pada
mahasiswa FKG USU suku deutro melayu oleh Tjut Rostina 2007. Oleh karena itu peneliti bermaksud untuk mencoba melakukan pengambilan sampel dengan
menggunakan foto ekstra oral pasien karena ingin melihat bagaimana profil jaringan lunak dari hasil foto ekstra oral.
1.2 Rumusan Permasalahan
1. Bagaimanakah profil lateral wajah mahasiswa USU ras Deutro-Melayu berdasarkan jenis kelamin?
2. Apakah terdapat perbedaan profil lateral wajah antara mahasiswa USU ras Deutro-Melayu berdasarkan jenis kelamin?
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui profil lateral wajah mahasiswa USU ras Deutro-Melayu berdasarkan jenis kelamin.
2. Untuk melihat apakah terdapat perbedaan pada profil lateral wajah mahasiswa USU ras Deutro-Melayu berdasarkan jenis kelamin.
1.4 Hipotesis Penelitian
Terdapat perbedaan pada profil lateral wajah antara mahasiswa USU ras Deutro-Melayu berdasarkan jenis kelamin.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Membantu dalam memberikan informasi kepada pasien. 2. Sebagai bahan dasar untuk penelitian lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fotografi Ortodonti
Penggunaan fotografi di bidang ortodonti telah ada sejak sekolah kedokteran gigi dibuka pada tahun 1839.
4
Dalam bidang ortodonti, foto merupakan salah satu dokumen penting yang dapat digunakan untuk diagnosis, rencana perawatan dan
dokumentasi.
2-4,16
Manfaat fotografi di bidang ortodonti yaitu sebagai media untuk memonitor perkembangan perawatan. Selama perawatan, foto dapat membantu
mengingat keadaan pasien sebelum dilakukan perawatan dan untuk melihat kemajuan perawatan.
1-4,11
2.1.1 Macam-Macam Foto dan Manfaatnya di Bidang Ortodonti
Pada bidang ortodonti dikenal dua macam foto, yaitu foto intra oral dan foto ekstraoral.
1-4,17
Foto intra oral merupakan foto yang mencakup rongga mulut pasien, sedangkan foto ekstra oral merupakan foto yang mencakup kepala dan rahang
pasien. Foto intra oral terdiri dari lima macam, yaitu foto pandangan anterior dengan
gigi dalam keadaan oklusi Gambar 1a, foto pandangan bukal gigi geligi sebelah kanan Gambar 1b, foto pandangan bukal gigi geligi sebelah kiri Gambar 1c, foto
oklusal rahang atas Gambar 1d, dan foto oklusal rahang bawah Gambar 1e.
3,4,17
3,4,17
Foto ekstra oral terdiri atas empat macam, yaitu foto frontal dengan bibir dalam keadaan istirahat Gambar 2a, foto frontal dengan bibir dalam keadaan
Universitas Sumatera Utara
senyum Gambar 2b, foto lateral dalam keadaan bibir istirahat atau sering disebut juga dengan foto profil Gambar 2c dan foto oblik dengan posisi pasien miring 45
º
Gambar 2d.
3,4,10,11,17
Gambar 1. Foto Intra Oral a Foto pandangan anterior dengan gigi dalam keadaan oklusi b Foto pandangan bukal gigi geligi sebelah kanan c Foto pandangan bukal
gigi geligi sebelah kiri d Foto oklusal rahang atas e Foto oklusal rahang bawah
3
Gambar 2. Foto ekstra oral a foto lateral, b foto frontal, c foto Gambar 2. Foto ekstra oral. a Foto frontal bibir istirahat, b foto frontal
bibir senyum, c Foto lateral, d Foto oblik bibir senyum
9
Universitas Sumatera Utara
Pada bidang ortodonti, foto frontal digunakan untuk : a. Penentuan morfologi tipe wajah. Pada foto frontal, pengukuran tipe wajah
dapat dilakukan dengan rumus facial index, upper facial index, lower facial index dan chin index
.
3,11,14,17
b. Pemeriksaan proporsional wajah. Wajah yang proporsional dinilai dari keharmonisan tinggi wajah bagian bawah lower facial dengan jarak glabela ke
subnasal . Jika sepertiga wajah bawah lebih pendek, maka kemungkinan pasien
mengalami deep bite. Jika sepertiga wajah bawah lebih tinggi, maka kemungkinan pasien mengalami open bite.
c. Pemeriksaan kesimetrisan wajah. Pemeriksaan kesimetrisan wajah dilakukan dengan membagi wajah menjadi dua bagian secara vertikal sama besar.
Maloklusi gigi dapat menyebabkan wajah menjadi asimetri. Asimetri wajah yang nyata dapat disebabkan oleh trauma ataupun penyakit, misalnya hemifasial hipertrofi
atrofi, cacat kongenital, kondilus hyperplasia unilateral, ankilosis unilateral, dan lain- lain.
d. Pemeriksaan keadaan bibir pasien. Bibir diklasifikasikan menjadi tiga, yakni bibir kompeten, bibir inkompeten, dan bibir kompeten potensial. Bibir
kompeten merupakan bibir yang menutup sempurna saat otot-otot dalam keadaan istirahat. Bibir inkompeten merupakan bibir yang tidak tertutup sempurna saat otot-
otot dalam keadaan istirahat namun bisa menutup sempurna bila otot diberi kontraksi. Bibir inkompeten terjadi karena bentuk bibir yang pendek. Bibir kompeten potensial
merupakan bibir yang tidak bisa menutup sempurna karena terhalang oleh gigi insisivus maksila yang protrusi.
Universitas Sumatera Utara
Dalam bidang ortodonti, foto lateral digunakan untuk a. Penentuan morfologi tipe wajah. Pada foto lateral pengukuran tipe wajah
dapat dilakukan dengan rumus chin-face height index dan mandibular anteriorposterior height index
. Ada tiga macam yaitu : europrosopic, mesoprosopic,
dan leptoprosopic.
: 3,11,17,18
b. Penentuan profil wajah. Ada tiga macam yaitu : profil lurus straight, profil cembung convex, dan profil cekung concave.
c. Media untuk memonitor perkembangan perawatan. Foto frontal dalam keadaan senyum bertujuan untuk memperlihatkan keadaan
proporsi jaringan lunak wajah selama tersenyum dan foto oblik bertujuan untuk
melihat garis senyum pasien sebelum dan sesudah perawatan.
3
2.1.2 Teknik Pengambilan Foto Ekstra Oral
American Board of Orthodontics telah menetapkan beberapa panduan dalam
pengambilan fotografi ekstra oral, yaitu : a. Fotografi wajah yang berkualitas bisa dicetak dalam bentuk hitam putih
maupun berwarna.
4
b. Kepala pasien diarahkan secara tepat pada bidang Frankfurt Horizontal. c. Pandangan lateral, pasien menampilkan wajah sebelah kanan, ekspresi otot
wajah dalam keadaan istirahat, bibir tertutup ringan posisi istirahat untuk memperlihatkan kondisi otot-otot yang tidak seimbang dan tidak harmonis.
d. Pandangan frontal menunjukkan ekspresi wajah serius.
Universitas Sumatera Utara
e. Pandangan frontal bisa juga diambil dengan bibir tersenyum. f. Latar belakang bebas dari gangguan.
g. Kualitas pencahayaan dapat menunjukkan kontur wajah serta tidak ada bayangan di latar belakang subjek yang difoto.
h. Telinga terlihat untuk manfaat orientasi. i. Mata terbuka dan melihat lurus kedepan serta kacamata dilepas.
Adapun keempat macam teknik pengambilan foto ekstra oral, yakni :
3,4
a. Foto frontal wajah dengan bibir dalam keadaan istirahat Foto frontal merupakan foto yang paling pertama sekali diambil dan mungkin
paling sederhana dalam teknik pengambilannya. Namun, teknik pengambilannya tetap harus memperhatikan beberapa panduan penting.
3,4
Pertama, pastikan kamera berada dalam posisi tegak serta memiliki tinggi yang sama dengan kepala pasien.
Pengaturan jarak lensa kamera ke pasien adalah 1,5 m. Warna latar belakang yang baik adalah warna putih atau warna gelap seperti kain biru tua. Kedua, ukuran kain
latar belakang adalah dengan lebar 0,95 m dan tinggi 1,10 m. Jarak antara pasien dengan latar belakang kurang lebih 0,75 m untuk mencegah terbentuknya
bayangan. Pasien duduk di kursi dengan posisi kepala yang wajar, dan mata menatap
lurus ke lensa kamera. Pasien diinstruksikan untuk memberikan ekspresi serius dan bibir dikatupkan ringan posisi istirahat. Hal terpenting pastikan garis inter-pupil
berada dalam garis yang lurus. Bagian yang harus diambil adalah bagian wajah dan leher pasien dengan tepi sekitarnya yang dapat disesuaikan.
3,20-22
3,4,21
Gambar 3
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. foto frontal bibir istirahat
b. Foto Frontal dengan bibir dalam keadaan senyum.
11
Panduan pengambilan foto frontal dalam keadaan senyum juga hampir sama dengan teknik foto frontal wajah dan bibir dalam keadaan istirahat, selanjutnya pasien
diinstruksikan untuk tersenyum secara alami dan gigi terlihat.
3,4,17
Gambar 4
Gambar 4. Foto frontal bibir senyum
9
c. Foto lateral wajah dengan bibir dalam keadaan istirahat Foto lateral memiliki nilai diagnosis yang tinggi di bidang ortodonti. Menurut
Rahadjo 2008 hal ini disebabkan karena dengan pemeriksaan yang seksama pada
Universitas Sumatera Utara
profil wajah dapat dihasilkan informasi yang hampir sama dengan sefalometri lateral dan dapat menunjukkan disproporsi rahang. Setelah melakukan pengambilan foto
frontal, pasien diinstruksikan untuk memutar badannya ke sebelah kiri sehingga profil wajah sebelah kanan pasien dapat menghadap ke operator. Di hadapan pasien
diletakkan sebuah cermin dengan jarak 1,10 m. Kepala diarahkan dalam posisi yang wajar, serta pasien melihat pupil matanya sendiri di cermin dalam satu garis lurus.
Posisi kepala yang salah dapat memberikan informasi yang salah mengenai pola skeletal pasien.
3,4,20,21
Gambar 5
Gambar 5. Foto lateral
11
d. Foto oblik dengan posisi pasien miring 45º bibir senyum Foto oblik merupakan foto ekstra oral yang paling terakhir diambil. Foto ini
dapat memberikan informasi yang bernilai tinggi mengenai perubahan senyum yang terjadi antara sebelum dan sesudah perawatan. Dari posisi pengambilan foto profil,
pasien diinstruksikan untuk mengarahkan kepalanya agak ke kanan kurang lebih ¾ putaran dari posisi awal. Kemudian pasien diinstruksikan untuk tersenyum hingga
giginya terlihat. Hal ini penting untuk menunjukkan informasi yang jelas ketika
Universitas Sumatera Utara
tersenyum. Dalam bidang ortodonti, foto oblik digunakan untuk melihat garis senyum
pasien.
3,4,17
Gambar 6
Gambar 6. Foto oblik posisi miring 45º bibir senyum
11
2.1.3 Foto Ekstra Oral dalam Menentukan Profil Wajah
Pemeriksaan profil wajah memiliki arti yang penting karena pemeriksaan profil secara teliti akan memberikan kesan hampir sama seperti pemeriksaan
sefalogram lateral, meskipun tidak terperinci. Pemeriksaan profil dapat membedakan keadaan klinis pasien yang memiliki profil wajah yang kurang baik, baik, dan cukup
baik. Penentuan profil wajah profil wajah menurut Rakosi 1982 menggunakan 3
titik anatomis yaitu :
3,4,11,17,22
1. Glabella Gl : titik terendah dari dahi terletak pada tengah-tengah diantara alis mata kanan dan kiri.
12,19
2. Labialis superior LsLca lip kontur atas : titik terdepan bibir atas. 3. Pogonion pog : titik terdepan dari dagu didaerah symphisis mandibula.
Universitas Sumatera Utara
Profil wajah ditentukan dengan menarik garis dari titik Gl ke titik Ls dan lalu tarik garis dari Ls ke titik Pog. Pemeriksaan ini menghasilkan 3 tipe profil wajah
yaitu : a. Lurus straight : kedua garis tersebut membentuk suatu garis lurus.
Gambar 7
12,19
b. Cembung convex garis pertama lurus dan garis kedua membentuk sudut karena dagu terletak lebih posterior. Gambar 8
Gambar 8. Cembung convex
19 Gl
Ls Pog
Gambar 7. Lurus straight
19
Universitas Sumatera Utara
c. Cekung concave garis pertama lurus dan garis kedua membentuk sudut karena letak dagu lebih ke anterior. Gambar 9
Menurut Schwarz 1987, profil wajah bervariasi masing - masing
menjadi : a. Lurus average face bila titik Subnasale Sn berada tepat segaris dengan
Nasion Na. Gambar 10a
12,17,19
b. Cembung anteface bila titik Subnasale Sn berada di depan titik Nasion Na. Gambar 10b
c. Cekung retroface bila titik Subnasale Sn berada di belakang titik Nasion Na. Gambar 10c
Gambar 9. Cekung concave
19
Universitas Sumatera Utara
Gambar 10. a Average lurus, b Anteface cembung, c Retroface cekung
19
Penentuan profil wajah menurut Singh 2007 ditentukan dengan menggabungkan dua buah garis yang ditarik dari pangkal hidung ke dasar bibir atas dan dari dasar
bibir atas ke dagu. Pemeriksaan ini akan menghasilkan 3 tipe profil wajah yaitu : a. Lurus straight Orthognatic profile: kedua garis tersebut membentuk garis
lurus. Gambar 11a
11,12
b. Cembung convex profile: kedua garis tersebut membentuk sudut yang akut dengan kecekungan menghadap ke jaringan lunak. Tipe pofil wajah ini biasanya
terlihat pada pasien Klas II divisi I karena adanya protusi maksila dan retrusi mandibula. Gambar 11b
c. Cekung concave profile : kedua garis tersebut membentuk sudut tumpul dengan kecembungan menghadap ke jaringan lunak. Tipe profil wajah ini biasanya
terlihat pada pasien Klas III karena adanya protusi mandibula dan retrusi maksila. Gambar 11c
Na Sn
a b
c
Universitas Sumatera Utara
Gambar 11. a Lurus straightorthognathic profile b Cembung Convex profile c Cekung concave profile
2.2 Natural Head Position NHP