Fungsi Pengawasan Terhadap Kinerja Pada Kantor Perum Bulog Divisi Regional Sumatera Utara

(1)

TUGAS AKHIR

FUNGSI PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PADA KANTOR PERUM BULOG DIVISI

REGIONAL SUMATERA UTARA

OLEH:

HERISTYA AFRITA SARI 112103025

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEKRETARIATAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : HERISTYA AFRITA SARI

NIM : 112103025

PROGRAM STUDI : D-III KESEKRETARIATAN

JUDUL TUGAS AKHIR : FUNGSI PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PADA KANTOR PERUM BULOG DIVISI REGIONAL SUMATERA UTARA

Tanggal : Juli 2014 KETUA PROGRAM STUDI

DIPLOMA III KESEKRETARIATAN

(Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring,SE,MM) NIP: 19741012 200003 2 003

Tanggal : Juli 2014 DEKAN

Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak,CA NIP. 19560407 198002 1 001


(3)

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : HERISTYA AFRITA SARI

NIM : 112103025

PROGRAM STUDI : D-III KESEKRETARIATAN

JUDUL TUGAS AKHIR : FUNGSI PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PADA KANTOR PERUM BULOG DIVISI REGIONAL SUMATERA UTARA

Medan, Juli 2014 Menyetujui Pembimbing

(Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring,SE,MM) NIP: 19741012 200003 2 003


(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan hikmat dan hidayah kepada penulis, sehingga penulis dapat mengerjakan dan menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Fungsi Pengawasan Terhadap Kinerja Pada Kantor Perum BULOG Divisi Regional Sumatera Utara”. Salawat dan salam juga penulis sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya, karena dengan syafaatnyalah kita dapat keluar dari alam kegelapan ke alam yang terang benderang, kemudian dari awal yang tidak mengetahui menjadi mengetahui. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan do’a dari berbagai pihak selama penulisan Tugas Akhir ini. Maka dalam kesempatan ini dengan rasa kerendahan hati ijinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr.dr Syahril Pasaribu DTM & H Msc (CTM) Spa(k), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum SE, M.Ec, Ac, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE,MM, selaku Ketua Program Studi DIII Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan masukan dan bantuan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

4. Ibu

Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

5. Seluruh Staff pengajar atau dosen DIII Kesekretariatan yang memberikan ilmu kepada penulis dan Staff pegawai pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara


(5)

6. Kepada bapak Fasika Khaerul Zaman sebagai kepala kantor Perum BULOG Divisi Regional Sumatera Utara kepada bapak Marjoni Busjal, bapak Edi Prayitno, bapak Amsyaruddin Wisly, bapak Rudy Adlyn dan bapak Taufik Husni Rizal Harahap yang telah menjadi pembimbing penulis selama melaksanakan kegiatan magang pada kantor Perum BULOG Divisi Regional Sumatera Utara dan seluruh Staff Pegawai kantor Perum BULOG Divisi Regional Sumatera Utara penulis ucapkan banyak terima kasih atas bantuannya.

7. Kepada orang yang paling istimewa, kagumi dan hormati dalam kehidupan penulis yang sangat berjasa dalam membesarkan dan membimbing penulis serta selalu sabar mendidik penulis menjadi anak yang berguna dan saleha, buat kedua orang tua penulis Ayahanda Hermanuddin dan Ibunda Rini Kirana.

8. Buat kakak tercinta Herika Amelia Sari yang selalu memberikan bantuan dan semangat bagi penulis dalam membuat Tugas Akhir ini.

9. Untuk yang tersayang Irfan Setiady terima kasih sudah ada dalam suka dan duka serta selalu memberikan motivasi penulis dalam membuat Tugas Akhir ini.

10.Rekan-rekan mahasiswa stambuk 2011 Program DIII Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara khusunya Anjani, Amel, Ayu, Dian Rambe, Fitri, Nurul, Qonitha, Pika, Feby dan Suli. Penulis ucapkan terima kasih atas semua dukungan dan perhatiannya selama ini.


(6)

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar nantinya dapat menjadi lebih baik. Akhirnya penulis memohon agar Allah SWT memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis dan semua pihak yang telah memberikan bantuannya selama ini.

Medan, Juli 2014 Penulis

Heristya Afrita Sari


(7)

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI...iv DAFTAR TABEL...v DAFTAR GAMBAR...vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1

B. Perumusan Masalah...5

C. Tujuan Penelitian...5

D. Manfaat Penelitian...5

E. Sistematika Penulisan...6

BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Ringkas Perusahaan Umum (Perum) BULOG...7

B. Jenis Usaha/Kegiatan Perum BULOG...9

C. Visi dan Misi Perum BULOG...9

D. Struktur Organisasi Perum BULOG...10

E. Job Description Perum BULOG...11

F. Kegiatan Terkini Perum BULOG...14

BAB III PEMBAHASAN A. Pengawasan 1. Defenisi Pengawasan...15

2. Fungsi dan Tujuan Pengawasan...16

3. Manfaat Pengawasan...17

4. Jenis-jenis Pengawasan...18

B. Kinerja 1. Defenisi Kinerja...20

2. Tujuan Pengukuran Kinerja...21

3. Manfaat Pengukuran Kinerja...21

4. Tahap Pengukuran Kinerja...22

C. Hasil Kuesioner...23

D. Pembahasan...26

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...28

B. Saran...29


(8)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman


(9)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

Tabel 3.1 Hasil Kuesioner Berdasarkan Usia...23

Tabel 3.2 Hasil Kuesioner Berdasarkan Jenis Kelamin ...23

Tabel 3.3 Hasil Kuesioner Berdasarkan Pendidikan Terakhir...24


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ekonomi yang semakin pesat dinegara ini berakibat semakin banyaknya perusahaan yang bergerak pada berbagai bidang. Pada perusahaan skala kecil, pimpinan perusahaan dapat mengawasi secara langsung kinerja diperusahaannya. Akan tetapi, jika perusahaan semakin besar skala usahanya maka diperlukan pengawasan yang efektif, efisien dan bertanggung jawab dalam melakukan kegiatan didalam perusahaan. Pengawasan sebagai proses dalam menetapkan kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang ditetapkan (Schermerhorn, 2002). Dengan adanya bagian pengawasan maka diharapkan segala kebijakan pimpinan perusahaan dapat dilaksanakan sebaik-baiknya, aset perusahaan dapat diamankan dan dapat memperoleh data akuntansi yang akurat dan terpercaya.

Melihat banyaknya manfaat yang diberikan oleh pengawasan maka bagian ini harus memiliki pegawai yang berpengetahuan, mempunyai keterampilan akuntansi dan audit yang cukup. Suatu bagian khusus yang bertugas untuk mengawasi struktur perusahaan ini disebut dengan Satuan Pengawasan Intern (SPI). Bagian pengawasan ini dipimpin oleh seorang akuntan yang disebut sebagai auditor internal. Salah satu syarat auditor internal adalah telah mengetahui sistem akuntansi yang baik dan tugasnya adalah memimpin bagian audit internal untuk mencapai tujuan. Berdasarkan buku panduan Pedoman Umum Pelaksanaan Pemeriksaan Dilingkungan Perusahaan Umum (Perum) BULOG (2005), fungsi lain yang dilaksanakan oleh bagian pengawasan adalah melakukan penilaian terhadap sistem kinerja perusahaan yang diciptakan untuk menjamin bahwa data keuangan dapat dipercaya dan apakah harta kekayaan perusahaan telah diawasi dengan baik.


(11)

Perusahaan Umum (Perum) BULOG merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia yang bergerak dibidang logistik pangan dengan komoditas beras. Perusahaan ini telah menerapkan sistem pengawasan internal dalam pengendalian kinerja perusahaannya.

Dalam meningkatkan kinerja Perusahaan Umum (Perum) BULOG telah diterapkan Sistem Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance / GCG). Penerapan GCG di Perusahaan Umum (Perum) BULOG mengacu kepada Surat Keputusan Menteri BUMN No. Kep-117/M-MBU/2002 tanggal 1 Agustus 2002 tentang Penerapan GCG pada BUMN. Tujuan utama GCG adalah meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas, menciptakan sistem pengendalian dan keseimbangan, mencegah penyalahgunaan dari sumber daya perusahaan dan tetap mendorong terjadinya pertumbuhan perusahaan. Penerapan GCG secara benar dan konsisten diharapkan dapat menciptakan dasar yang kuat bagi peningkatan nilai perusahaan dalam jangka waktu panjang melalui peningkatan kinerja yang tinggi serta penciptaan citra perusahaan yang positif.

Sehubungan dengan banyaknya kegiatan yang dilakukan berbagai bidang dalam Perusahaan Umum (Perum) BULOG, maka akan sangat memungkinkan terjadinya kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja, yang bisa berupa penyimpangan ataupun penyelewangan dalam pengawasan internal itu sendiri baik pemeriksaan akuntansi dan pemeriksaan operasionalnya maupun pada pelaksanaannya dilapangan. Adapun penyimpangan-penyimpangan tersebut dapat berupa tindakan korupsi ataupun penyelewengan kekuasaan yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan baik secara finansial maupun non-finansial. Berdasarkan Audit Kecurangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perusahaan Umum (Perum) BULOG (2008), penyimpangan adalah permasalahan yang terus berkembang, jumlah kejadian maupun jumlah nilai kerugian cenderung meningkat.


(12)

Dalam pencapaian tujuan perusahaan maka kinerja perusahaan merupakan hal yang sangat penting. Kinerja perusahaan sangat penting karena merupakan inti dari perusahaan dalam mencapai tujuannya. Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan. Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategi yang telah ditetapkan sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan dengan penentuan secara periodik efektivitas operasional organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2007). Kinerja perusahaan yang baik dapat meningkatkan pengendalian dalam perusahaan, tetapi dalam pelaksanaan prosedur yang diterapkan sering tidak sesuai dengan kinerja perusahaan pada pembagian tugas dan tanggung jawab. Mengembangkan pengukuran kinerja tidak hanya memperhatikan komponen aspek keuangan tetapi memperhatikan juga aspek non-keuangan (Kaplan dan Norton, 2002). Tujuan pokok pengukuran kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai tujuan organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan (Mulyadi & Setyawan, 2009 : 227). Pengukuran kinerja dilaksanakan dalam dua tahap utama, yaitu tahap persiapan dan tahap penilaian.

Pada Perusahaan Umum (Perum) BULOG beberapa indikator kinerja pada tahap persiapan di bidang pengawasan yaitu akurasi kasus yang teradministrasi, percepatan penyelesaian rekomendasi dari temuan, jumlah nilai temuan yang diselesaikan/ditangani dan akurasi laporan hasil pemeriksaan. Selanjutnya tahap penilaian kinerja, beberapa aspek yang dinilai adalah hasil kerja, sikap, kemampuan kerja, pengelolaan bawahan (bagi pegawai yang mempunyai bawahan). Aspek kinerja yang pertama adalah hasil kerja, yang terdiri dari sub aspek yang dinilai yaitu kualitas hasil kerja dan kuantitas hasil kerja. Aspek kinerja yang kedua adalah sikap, terdiri dari beberapa sub aspek yang pertama yaitu disiplin, dinilai dari


(13)

kehadiran (absensi) dan kepatuhan prosedur kerja. Sub aspek kedua yaitu kerjasama, dinilai dari keterlibatan, dinamisator, dan prioritas kelompok. Sub aspek ketiga yaitu kegigihan dinilai dari kemandirian, keuletan, sikap terhadap penambahan beban kerja dan daya tahan terhadap tekanan. Sub aspek keempat yaitu komunikasi, dinilai dari pertemuan rutin, keterbukaan dan kejelasan intruksi. Aspek kinerja yang ketiga adalah kemampuan kerja, terdiri dari beberapa sub aspek yang pertama yaitu penguasaan pekerjaan, dinilai dari keahlian dan kemampuan dan ketepatan perencanaan. Sub aspek kedua yaitu manajemen mutu, dinilai dari merencanakan, melaksanakan, memeriksa hasil dan tindakan. Sub aspek ketiga yaitu inisiatif, dinilai dari prakarsa, prakarsa masalah dan dorongan atasan. Sub aspek keempat yaitu inovatif, dinilai dari kualitas ide, penerapan ide dan orisinalitas ide. Aspek kinerja yang keempat adalah pengelolaan bawahan (bagi pegawai yang mempunyai bawahan), terdiri dari beberapa sub aspek yang pertama yaitu bimbingan dan pengarahan bawahan, dinilai dari monitoring terhadap bawahan, coaching dan counseling. Sub aspek kedua yaitu pengambilan keputusan, dinilai dari tepat dalam pengambilan keputusan, penghargaan atas prestasi dan motivasi terhadap bawahan. Sub aspek ketiga yaitu pendelegasian tugas, dinilai dari kesesuaian jumlah tenaga kerja dalam membagikan pekerjaan, distribusi pekerjaan, deskripsi pekerjaan dan koordinasi.

Selanjutnya mengukur kinerja pada Perusahaan Umum (Perum) BULOG yang dilakukan oleh bidang pengawasan terhadap pekerjaan harus berdasarkan standar kriteria penilaian kinerja yang dibuat sesuai form penilaian kinerja yang terdiri dari nilai A, B, C, D dan E. Penilaian dilakukan oleh pejabat penilai dan atasan pejabat penilai. Dengan adanya form penilaian kinerja tersebut maka dapat disimpulkan hasil kinerja yang dilakukan oleh bidang pengawasan dalam melaksanakan tugasnya akan meningkatkan kemajuan pada perusahaan dan akan tetap diandalkan dalam melindungi harta kekayaan perusahaannya.


(14)

Berdasarkan kenyataan pentingnya fungsi pengawasan dalam menjalankan kegiatan perusahaan, maka penulis melakukan observasi dengan judul “FUNGSI PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PADA KANTOR PERUM BULOG DIVISI REGIONAL SUMATERA UTARA”.

B. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut :

“Bagaimanakah Fungsi Pengawasan Terhadap Kinerja Pada Kantor Perusahaan Umum (Perum) BULOG Divisi Regional Sumatera Utara?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui fungsi pengawasan terhadap kinerja pada kantor Perusahaan Umum (Perum) BULOG Divisi Regional Sumatera Utara.

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Penulis

Memperdalam pengetahuan mengenai fungsi pengawasan terhadap kinerja pada kantor Perusahaan Umum (Perum) BULOG Divisi Regional Sumatera Utara.

b. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam mengambil kebijaksanaan untuk mencapai langkah-langkah pada masa yang akan datang sehingga dapat mengalami perkembangan.

c. Bagi Pihak Lain

Sebagai bahan pembanding dan referensi bagi peneliti-peneliti lain dan semua pihak yang membutuhkan, khususnya tentang Pengawasan.


(15)

E. Sistematika Penulisan

Tugas Akhir ini dibagi atas empat bab dan tiap bab dibagi atas beberapa sub bab antara lain :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis akan membahas latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI

Pada bab ini penulis akan membahas sejarah singkat perusahaan, jenis usaha/kegiatan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi, job description perusahaan dan kegiatan terkini pada Perusahaan Umum (Perum) BULOG Divisi Regional Sumatera Utara.

BAB III : PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan pembahasan mengenai penelitian yang dilakukan pada Perusahaan Umum (Perum) BULOG yang berkaitan dengan pelaksanaan pengawasan dan kinerja.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan kesimpulan berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian yang dilakukan di Perusahaan Umum (Perum) BULOG dan saran yang bermanfaat dikemudian hari.


(16)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI

A. Sejarah Singkat Perusahaan Umum (Perum) BULOG

Perjalanan Perum BULOG dimulai pada saat dibentuknya BULOG pada tanggal 10 Mei 1967 berdasarkan keputusan presidium kabinet No.114/U/Kep/5/1967, dengan tujuan pokok untuk mengamankan penyediaan pangan dalam rangka menegakkan eksistensi Pemerintahan baru. Selanjutnya direvisi melalui Keppres No.39 tahun 1969 tanggal 21 Januari 1969 dengan tugas pokok melakukan stabilitasi harga beras, dan kemudian direvisi kembali melalui Keppres No.39 tahun 1987, yang dimaksudkan untuk menyongsong tugas BULOG dalam rangka mendukung pembangunan komoditas pangan yang multi komoditas.

Perubahan berikutnya dilakukan melalui Keppres No.103 tahun 1993 yang memperluas tanggung jawab BULOG mencakup koodinasi pembangunan pangan dan meningkatkan mutu gizi pangan, yaitu ketika Kepala BULOG dirangkap oleh Menteri Negara Urusan Pangan.

Pada tahun 1995, keluar Keppres No.50, untuk menyempurnakan struktur organisasi BULOG yang pada dasarnya bertujuan untuk lebih mempertajam tugas pokok, fungsi serta peran BULOG. Oleh karena itu, tanggung jawab BULOG lebih difokuskan pada peningkatan stabilitasi dan pengelolaan persediaan bahan pokok dan pangan.

Tugas pokok BULOG sesuai Keppres tersebut adalah mengendalikan harga dan mengelola persediaan beras, gula, gandum, terigu, kedelai, pakan dan bahan pangan lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam rangka menjaga kestabilan harga bahan pangan bagi produsen dan konsumen serta memenuhi kebutuhan pangan berdasarkan kebijaksanaan umum Pemerintah. Namun tugas tersebut berubah dengan keluarnya Keppres


(17)

No.45 tahun 1997, dimana komoditas yang dikelola BULOG dikurangi dan tinggal beras dan gula. Kemudian melalui Keppres No.19 tahun 1998 tanggal 21 Januari 1998, Pemerintah mengembalikan tugas BULOG seperti Keppres No.39 tahun 1968. Selanjutnya melalui Keppres No.19 tahun 1998, ruang lingkup komoditas yang ditangani BULOG kembali dipersempit seiring dengan kesepakatan yang diambil oleh Pemerintah dengan pihak IMF yang tertuang dalam Letter of Intent (LoI).

Dalam Keppres tersebut, tugas pokok BULOG dibatasi hanya untuk menangani komoditas beras. Sedangkan komoditas lain yang dikelola selama ini dilepaskan ke mekanisme pasar. Arah Pemerintah mendorong BULOG menuju suatu bentuk badan usaha mulai terlihat dengan terbitnya Keppres No.29 tahun 2000, dimana didalamnya tersirat BULOG sebagai organisasi transisi (tahun 2003) menuju organisasi yang bergerak di bidang jasa logistik di samping masih menangani tugas tradisionalnya.

Pada Keppres No.29 tahun 2000 tersebut tugas pokok BULOG adalah melaksanakan tugas Pemerintah di bidang manajemen logistik melalui pengelolaan persediaan, distribusi dan pengendalian harga beras (mempertahankan Harga Pembelian Pemerintah − HPP), serta usaha jasa logistik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Arah perubahan tersebut semakin kuat dengan keluarnya Keppres No.166 tahun 2000, yang selanjutnya diubah menjadi Keppres No.103/2000.

Kemudian diubah lagi dengan Keppres No.03 tahun 2002 tanggal 7 Januari 2002 dimana tugas pokok BULOG masih sama dengan ketentuan dalam Keppres No.29 tahun 2000, tetapi dengan nomenklatur yang berbeda dan memberi waktu masa transisi sampai dengan tahun 2013. Akhirnya dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah RI No.7 tahun 2003 BULOG resmi beralih status menjadi Perusahaan Umum (Perum) BULOG.


(18)

B. Jenis Usaha/Kegiatan Perusahaan Umum (Perum) BULOG

Perusahaan Umum (Perum) BULOG adalah sebuah lembaga pemerintah yang menangani bahan pangan pokok khususnya beras. Dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional.

C. Visi dan Misi Perusahaan Perusahaan Umum (Perum) BULOG

Visi :

Menjadi lembaga pangan yang handal untuk menetapkan ketahanan pangan nasional. Misi :

1. Menyelenggarakan tugas pelayanan publik untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan kebijakan pangan nasional.

2. Menyelenggarakan kegiatan ekonomi dibidang pangan secara berkelanjutan yang memberikan manfaat kepada perekonomian nasional.

3. Menyelenggarakan kegiatan ekonomi dibidang pangan dan usaha lain secara berkelanjutan dan bermanfaat kepada stakeholders.

4. Menjalankan usaha dalam bidang produksi pemasaran dan jasa dibidang komoditi pangan guna mendukung program pengembangan hasil pertanian khususnya pangan dan bidang lainnya dengan upaya memaksimalkan produktivitas, efisiensi dan kemampuan menghasilkan laba.


(19)

D. Struktur Organisasi Perusahaan Umum (Perum) BULOG

Catatan :

*) Divre Jabar, Jateng, Jatim, Sulsel **) Apabila Membawahkan Unit Kerja

Kansilog, Gudang dan UPT

Sumber : Kantor Perusahaan Umum (Perum) BULOG (2013) Gambar 2.1

KEPALA WAKIL KEPALA *)

ASISTEN BIDANG ADMINISTRASI DAN KEUANGAN BIDANG PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA BIDANG PELAYANAN PUBLIK SEKSI PENGADAAN SEKSI

ANALISA HARGA DAN PASAR

SEKSI SDM DAN HUKUM SEKSI

INDUSTRI DAN

PERDAGANGAN SEKSI

TATA USAHA DAN UMUM SEKSI PERSEDIAAN DAN ANGKUTAN SEKSI JASA SEKSI HUBUNGAN MASYARAKAT SEKSI TEKNOLOGI INFORMASI SEKSI PERAWATAN

KUALITAS SEKSI

KEUANGAN SEKSI

PENYALURAN SEKSI

AKUNTANSI SUB DIVISI REGIONAL UPT PENGOLAHAN GABAH/BERAS **) KANTOR

SEKSI LOGISTIK **)


(20)

E. Job Description Perusahaan Umum (Perum) BULOG

Tugas pokok masing-masing bagian di Perusahaan Umum (Perum) BULOG Divisi Regional Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

1. Kepala, memiliki tugas yaitu :

a. Memimpin Divisi Regional sesuai dengan tugas yang telah ditetapkan berdasarkan ketentuan yang berlaku.

b. Membina sumber daya Perum BULOG dilingkungan Divisi Regional.

c. Melaksanakan kebijakan teknis dibidang pelayanan publik, perencanaan dan pengembangan usaha, administrasi dan keuangan.

2. Asisten :

Berdasarkan pertimbangan beban kerja dan kebutuhan keahlian bidang tertentu, maka Kepala Divisi Regional dapat dibantu oleh seorang atau beberapa Asisten Divisi Regional. Asisten Divisi Regional memiliki tugas membantu Kepala Divisi Regional dibidang keahlian tertentu dengan menyelenggarakan pengolahan, dan pengkajian terhadap masalah-masalah sesuai bidang penugasan baik atas inisiatif sendiri maupun atas petunjuk Kepala Divisi Regional. Asisten berada dibawah tanggung jawab langsung kepada Kepala Divisi Regional.

3. Bidang Pelayanan Publik memiliki tugas yaitu :

a. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pengadaan gabah atau beras. b. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pemantauan analisa harga pasar. c. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pengolahan persediaan dan

angkutan.

d. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan perawatan kualitas dan pemberantasan hama serta pengolahan komoditi pangan.


(21)

e. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pelayanan penyaluran beras kepada kelembagaan pemerintah serta masyarakat umum dan khusus.

4. Bagian Administrasi dan Keuangan memiliki tugas yaitu :

a. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pengolahan administrasi sumber daya manusia, urusan hukum dan klaim.

b. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pengolahan surat menyurat, arsip, ekspedisi, hubungan masyarakat, kerumahtanggaan dan pengolahan, pengadaan, pemeliharaan, perlengkapan sarana kantor, rumah dinas jabatan, mess, pergudangan dan investaris serta penghapusan.

c. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan kehumasan.

d. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan anggaran administrasi pembayaran verifikasi.

e. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan administrasi pembukuan, neraca, laporan pertanggunngjawaban keuangan dan hubungan rekening antar kantor (RAK). 5. Bagian Perencanaan dan Pengembangan Usaha memiliki tugas yaitu :

Merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan, menetapkan dan mengendalikan kebijakan dan strategi dibidang industri, perdagangan, dan jasa serta teknologi informasi. 6. Bagian Sumber Daya Manusia dan Hukum memiliki tugas yaitu :

a. Merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan sumber daya manusia.

b. Merencanakan, mengarahkan, mengekoordinasikan dan mengendalikan kegiatan organisasi dan tata laksana.

c. Merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan hukum.


(22)

d. Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pelayanan bantuan hukum dan pembinaan kelompok jabatan fungsional legal officer. 7. Bagian Tata Usaha dan Umum memiliki tugas yaitu :

a. Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan urusan pelayanan.

b. Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pembinaan urusan kerumahtanggaan.

c. Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pembinaan urusan sarana subdivisi regional.

8. Bagian Hubungan Masyarakat (HUMAS) memiliki tugas yaitu :

a. Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pembinaan hubungan kelembagaan dan corporate governance.

b. Merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan pembinaan citra dan media massa.

c. Merencanakan, melaksanan dan mengendalikan kegiatan pelayanan Kepala Divisi Regional.


(23)

F. Kegiatan Terkini Perusahaan Umum (Perum) BULOG

1. Public Service Obligation (PSO).

a. Penyaluran beras berdasarkan Printah Logistik (Prinlog).

a) Beras untuk Bina Tuna Warga (BTW) atau Lembaga Pemasyarakatan. b) Beras untuk TNI/Polri (Pendidikan, dll).

c) Beras transmigrasi.

b. Penyaluran beras Non Prinlog.

a) Melaksanakan operasi pasar beras ketika diperlukan.

b) Mendistribusikan beras kepada masyarakat miskin (Raskin) atas Surat Permintaan Alokasi (SPA) dari Pemerintah.

2. Komersial.

a) Perdagangan komoditi bahan pokok (beras, gula pasir, minyak goreng, mentega, dan lain lainnya melalui BULOG Mart.

b) Perdagangan komoditi palawija (beras, gula pasir, jagung, kopi, cabai merah (bila diperlukan) melalui Bidang Komersil Perum BULOG.


(24)

BAB III PEMBAHASAN A. Pengawasan

1. Defenisi Pengawasan

Pengawasan didefenisikan sebagai proses dalam menetapkan kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang ditetapkan (Schermerhorn, 2002). Pengawasan merupakan proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang direncanakan. Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. Melalui pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien.

Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan telah digunakan seefektif dan seefesien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan (Pedoman Umum Pelaksanaan Pemeriksaan Dilingkungan Perusahaan Umum (Perum) BULOG, 2005). Pengawasan merupakan hal penting dalam menjalankan suatu perencanaan. Dengan adanya pengawasan, maka perencanaan yang diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik.


(25)

Bahkan, melalui pengawasan tercipta suatu aktivitas yang berkaitan erat dengan penentuan atau evaluasi mengenai sejauhmana pelaksanaan kerja dilaksanakan. Pengawasan juga dapat mendeteksi sejauhmana kebijakan pemimpin dijalankan dan sampai sejauhmana penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kerja tersebut (Audit Kecurangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Perum) BULOG, 2008). Pengawasan merupakan bagian dari fungsi manajemen, dimana pengawasan dianggap sebagai bentuk pemeriksaan atau pengontrolan dari pihak yang lebih atas kepada pihak dibawahnya.

Oleh sebab itu, hasil pengawasan ini harus dapat menunjukkan dimana terdapat kecocokan dan dapat menemukan penyebab ketidakcocokan yang muncul. Dalam konteks membangun manajemen pemerintahan publik yang bercirikan Good Corporate Governance

(tata kelola pemerintahan yang baik), pengawasan merupakan aspek penting untuk menjaga fungsi pemerintahan berjalan sebagaimana mestinya. Dalam hal ini, pengawasan menjadi sama pentingnya dengan penerapan Good Corporate Governance.

2. Fungsi dan Tujuan Pengawasan

Pengawasan memiliki fungsi yaitu suatu proses untuk menetapkan pekerjaan yang sudah dilakukan, menilai dan mengoreksi agar pelaksanaan pekerjaan itu sesuai dengan rencana semula (George R. Terry, 2006:395). Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian yang telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan perusahaan yang dihadapi. Kegiatan dalam fungsi pengawasan adalah :

1. Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target perusahaan sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan.


(26)

3. Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target perusahaan.

Dengan demikian, pengawasan menekankan tujuan yang hendak dicapai, dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk pengawasan tersebut saja (Maman Ukas, 2004:337). Pengawasan memiliki beberapa tujuan yang harus dilaksanakan, yaitu :

1. Untuk menjadikan pelaksanaan dan hasil kegiatan sesuai dengan rencana dan tujuan, 2. Untuk memecahkan masalah di dalam perusahaan.

3. Untuk mengurangi resiko kegagalan suatu rencana.

4. Untuk membuat perubahan-perubahan maupun perbaikan-perbaikan. 5. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan pelaksananya.

3. Manfaat Pengawasan

Bila pengawasan itu dilaksanakan dan berlangsung dengan tepat dan efisien, maka akan memperoleh beberapa manfaat (Kadarman, 2001) yaitu :

1. Dapat mengetahui sejauh mana program sudah dilakukan oleh perusahaan , apakah sesuai dengan standar atau rencana kerja dan apakah sumber daya telah dimanfaatkan sesuai yang telah ditetapkan. Fungsi pengawasan akan meningkatkan efisiensi kegiatan program pada perusahaan tersebut.

2. Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman karyawan maupun penyimpangan yang terjadi pada perusahaan dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

3. Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi kebutuhan dan telah dimanfaat secara efisien.


(27)

5. Dapat mengetahui karyawan yang perlu diberikan penghargaan, dipromosikan atau diberikan pelatihan lanjutan.

6. Dapat memperbaiki kesalahan kesalahan atau resiko yang akan dihadapi perusahaan kedepannya.

7. Dapat menjaga harta kekayaan perusahaan demi kelangsungan perusahan itu sendiri. 8. Dapat mengevaluasi standar kerja yang sudah ditetapkan perusahaan.

4. Jenis-jenis Pengawasan

Pengawasan memiliki tiga tahap dalam pelaksanaannya (Kadarman, 2001) yaitu terdiri dari :

1. Menurut Waktu Pelaksanaan a. Setelah Kegiatan

Pengawasan ini disebut evaluasi. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui hasil kerja dari setiap anggota kelompok dan untuk mengetahui kesalahan yang terjadi agar kesalahan-kesalahan itu tidak berulang dimasa yang akan datang.

b. Pada Saat Kegiatan

Pengawasan ini lebih bersifat control. Pengawasan ini lebih bertujuan untuk memberikan pengarahan-pengarahan untuk memperbaiki kinerja para anggota.

2. Menurut Cara Pelaksanaan a. Secara Langsung

a) Melakukan pemeriksaan atau verifikasi.

b) Dengan latar belakang tertentu, seperti ada dugaan penyimpangan atau karena ada kejadian penting seperti pergantian kepengurusan.


(28)

b. Secara Tidak Langsung

a) Melakukan review, yaitu mengawasi apa saja yang telah terjadi pada suatu organisasi.

b) Rutin, yaitu pelaksanaan pengawasan itu sendiri sudah diagendakan sebelumnya. 3. Menurut Subyek Pelaksaannya

a. Pengawasan Melekat

Pengawasan yang dilakukan oleh atasan langsung yang memiliki kekuatan dilakukan secara terus-menerus agar tugas-tugas bawahan dapat dilaksanakan efektif dan efisien.

b. Pengawasan Fungsional

Pengawasan yang dilaksanakan oleh pihak yang memahami substansi kerja objek yang diawasi dan ditunjuk khusus untuk melakukan audit independent terhadap objek yang diawasi.

c. Pengawasan Masyarakat

Pengawasan yang dilakukan masyarakat pada negara sebagai bentuk sosial kontrol terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan masyarakat negara yang demokratis.

d. Pengawasan Legislatif

Pengawasan ini dilakukan oleh DPR/DPRD sebagai lembaga legislatif yang bertugas mengawasi kinerja pemerintah.


(29)

B. Kinerja

1. Defenisi Kinerja

Kinerja adalah keberhasilan personel, tim atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategi yang telah ditetapkan sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan dengan penentuan secara periodik efektivitas operasional organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001). Dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan sering tidak memperhatikan kecualisudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering atasan tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga perusahaan/instansi menghadapi krisis serius. Kesan-kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda-tanda peringatan adanya kinerja yang merosot.

Prinsip-prinsip dalam pengukuran kinerja menurut Hansen dan Mowen (2005) dalam

Rosyati dan Hidayati (2004) adalah :

a. Konsistensi dengan tujuan perusahaan. b. Memiliki adaptabilitas pada kebutuhan. c. Dapat mengukur aktivitas yang signifikan. d. Mudah dipublikasikan.

e. Akseptabilitas dari atas ke bawah. f. Biaya yang digunakan efektif. g. Tersaji tepat waktu.


(30)

2. Tujuan Pengukuran Kinerja

Tujuan pengukuran kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai tujuan organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan (Mulyadi & Setyawan, 2001:227). Pengukuran kinerja dilakukan pula untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk mendorong perilaku yang semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta imbalan balik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik (Mulyadi, 2001:416). Secara umum tujuan dilakukan pengukuran kinerja adalah untuk (Gordon, 2003:36) :

1. Meningkatkan motivasi karyawan dalam memberikan kontribusi kepada organisasi. 2. Memberikan dasar untuk mengevaluasi kualitas kinerja masing-masing karyawan. 3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan sebagai dasar

untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan dan pengembangan karyawan.

4. Membantu pengambilan keputusan dan evaluasi hsil yang berkaitan dengan karyawan, seperti produksi, transfer dan pemberhentian.

3. Manfaat Pengukuran Kinerja

Bagi organisasi atau perusahaan sendiri, hasil penilaian tersebut sangat penting artinya dan peranannya dalam pengambilan keputusan tentang berbagai hal, seperti identifikasi kebutuhan program pendidikan dan pelatihan, rekruitmen, seleksi, program pengenalan, penempatan, promosi, sistem imbalan dan berbagai aspek lain dari proses manajemen sumber daya manusia secara efektif.


(31)

Manfaat sistem pengukuran kinerja adalah (Mulyadi & Setyawan, 2001:212-225) :

1. Menelurusi kinerja terhadap harapan pelanggannya dan membuat seluruh personil terlibat dalam upaya pemberi kepuasan kepada pelanggan.

2. Memotivasi karyawan untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari mata-rantai pelanggan dan pemasok interl.

3. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-upaya pengurangan terhadap pemborosan tersebut.

4. Membuat suatu tujuan strategi yang masanya masih kabur menjadi lebih konkrit sehingga mempercepat proses pembelajaran perusahaan.

4. Tahap Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja dilaksanakan dalam dua tahap utama, yaitu tahap persiapan dan tahap penilaian (Mulyadi, 2001:420).

a. Tahap persiapan terdiri dari tiga tahap rinci yaitu :

1. Penentuan daerah pertanggungjawaban dan atasan yang bertanggungjawab. 2. Penetapan kriteria yang dipakai untuk mengukur kinerja.

3. Penilaian kinerja sesungguhnya.

b. Tahap penilaian terdiri dari tiga tahap rinci yaitu :

1. Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan kinerja sesungguhnya dari yang ditetapkan dalam standar.

3. Penegakan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk mencegah perilaku yang tidak diinginkan.


(32)

C. Hasil Kuesioner

A. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik responden berdasarkan jenis usia dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi Persentase (%)

1. 26-35 tahun 5 20 %

2. 36-45 tahun 8 32 %

3. ≥ 46 tahun 12 48 %

Jumlah 25 100%

Sumber: Hasil Penelitian 2014 (Data Diolah)

Dari Tabel 3.1 diatas menunjukkan bahwa responden berusia 26-35 tahun berjumlah 5 responden (20%), responden berusia 36-45 tahun berjumlah 8 responden (32%), dan responden berusia ≥ 46tahun berjumlah 12 responden (48%). Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa responden yang paling banyak adalah berusia ≥ 46 tahun yaitu berjumlah 12 responden (48%).

B. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1. Laki-laki 16 64%

2. Perempuan 9 36%

Jumlah 25 100 %


(33)

Dari Tabel 3.2 diatas menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin laki-laki berjumlah 16 responden (64%), dan responden berjenis kelamin perempuan berjumlah 9 responden (36%). Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa responden yang paling banyak adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu berjumlah 16 responden (64%).

C. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir No Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1. SMA 9 36%

2. Diploma 6 24%

3. Sarjana 10 40%

Jumlah 25 100 %

Sumber: Hasil Penelitian 2014 (Data Diolah)

Dari Tabel 3.3 diatas menunjukkan bahwa responden pendidikan SMA berjumlah 9 responden (36%), pendidikan Diploma berjumlah 6 responden (24%) dan pendidikan Sarjana berjumlah 10 responden (40%). Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa responden yang paling banyak adalah pendidikan Sarjana yaitu berjumlah 10 responden (40%).


(34)

D. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

No Lama Bekerja Frekuensi Persentase (%)

1. 1-10 tahun 5 20%

2. 11-20 tahun 10 40%

3. 21-30 tahun 10 40%

Jumlah 25 100 %

Sumber: Hasil Penelitian 2014 (Data Diolah)

Dari Tabel 3.4 diatas menunjukkan bahwa responden lama bekerja 1-10 tahun berjumlah 5 responden (40%), 11-20 tahun berjumlah 10 responden (40%), 21-30 tahun berjumlah 10 responden (40%). Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa responden yang paling banyak adalah lama bekerja 11-20 tahun dan 21-30 tahun yaitu berjumlah 10 responden (40%).


(35)

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada kantor Perum BULOG Divisi Regional Sumatera Utara menunjukkan bahwa Pengawasan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan pada kantor Perum BULOG Divisi Regional Sumatera Utara.

Pada kantor Perum BULOG Divisi Regional Sumatera Utara pengawasan memiliki hubungan yang erat dengan kinerja karyawan. Kinerja karyawan tidak hanya dilihat dari skill saja namun juga dilihat dari bidang pengawasan yang mengawasi hasil kinerja karyawan untuk mencapai tujuan yang menguntungkan perusahaannya. Dalam hal ini pengawasan didalam perusahaan juga dituntut untuk memotivasi bawahannya agar mereka mempertahankan prestasinya dalam dunia kerja dan terus menghasilkan hasil kinerja yang efektif. Berikut ini terdapat aspek-aspek antara hubungan pengawasan dan kinerja karyawan :

1. Kualitas kerja adalah mutu hasil kerja yang didasarkan pada standar yang ditetapkan. Kualitas kerja diukur dengan indikator ketepatan, ketelitian, keterampilan dan keberhasilan kerja. Kualitas kerja meliputi ketepatan, ketelitian, kerapihan dan kebersihan hasil pekerjaan. 2. Kuantitas kerja yaitu banyaknya hasil kerja sesuai dengan waktu kerja yang ada, yang perlu diperhatikan bukan hasil rutin tetapi seberapa cepat pekerjaan dapat terselesaikan. Kuantitas kerja meliputi output, serta perlu diperhatikan pula tidak hanya output yang rutin saja, tetapi juga seberapa cepat dia dapat menyelesaikan pekerjaan yang ekstra.

3. Dapat tidaknya diandalkan termasuk dalam hal ini yaitu mengikuti instruksi, inisiatif, rajin, serta sikap hati-hati.


(36)

Pada kantor Perum BULOG Divisi Regional Sumatera Utara, penilaian di pergunakan untuk membuat karyawan memandang diri sendiri seperti adannya, mengenal keutuhan perbaikan kinerja kerja, dan untuk berperan serta membuat rencana perbaikan kerja, tanggung jawab juga dalam hubungan keseharian. Maka dapat menumbuhkan semangat dalam karyawannya, sehingga karyawan cenderung untuk lebih meningkatkan kinerja. Artinya, apabila pengawasan bersikap sesuai standar kerja pada perusahaan dalam membimbing kinerja karyawan, maka karyawan juga akan berprilaku sebagaimana yang diharapkan,sehingga sikap karyawan tersebut dapat meningkatkan hasil kinerja perusahaan yang lebih baik ke depannya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, Pengawasan yang terdapat pada kantor Perum BULOG Divisi Regional Sumatera Utara sudah sangat baik, sehingga hasil kinerja karyawan pada kantor Perum BULOG Divisi Regional Sumatera Utara meningkat.


(37)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pengawasan merupakan suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan tujuan, dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan. Pengawasan sangat penting disebabkan karena perubahan lingkungan organisasi/perusahaan, peningkatan kompeksitas organisasi, meminimalisasikan tingginya kesalahan-kesalahan dan mengambil tindakan koreksi.

Dengan adanya pengawasan, harta kekayaan perusahaan dapat diawasi dengan baik dan terjaga demi kemajuan perusahaan pada masa yang akan datang. Pengawasan juga berperan penting demi terwujudnya standar kinerja karyawan yang semakin baik dan semakin termotivasi dalam kegiatan yang dijalankan dalam perusahaan, terutama dalam pencapaian target-target yang telah ditetapkan perusahaan.


(38)

B. Saran

Pengawasan merupakan salah satu bidang yang sangat dibutuhkan dalam suatu perusahaan. Apabila pengawasan di tiadakan dalam suatu perusahaan maka akan menimbulkan banyaknya kesalahan-kesalahan yang terjadi di perusahaan, baik yang berasal dari bawahan maupun lingkungan. Pengawasan merupakan salah satu bidang yang sangat dibutuhkan di perusahaan agar dapat membangun suatu komunikasi yang baik antara pemimpin perusahaan dengan anggotanya. Pengawasan berhak mengambil suatu tindakan pengoreksian yang tepat dalam merumuskan dan menyelesaikan suatu masalah yang terjadi dalam perusahaan atau antar karyawan perusahaan.

Pengawasan lebih baik dilakukan secara langsung oleh pemimpin perusahaan kepada anggotanya. Oleh sebab itu, pengawasan sangat dibutuhkan dalam peningkatan standar kinerja karyawan demi kemajuan perusahaan dimasa yang akan datang. Pengawasan harus dilakukan secara rutin agar dapat merubah suatu lingkungan perusahaan dari yang baik menjadi lebih baik lagi.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

BULOG, (2008) Audit Kecurangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Perum) BULOG,

Jakarta: Lembaga Pendidikan Yayasan Dharma Satya Parahita

BULOG, (2004) Kebijakan Umum, Jakarta: Audit Internal Perusahaan Umum BULOG

Gordon, (2003) Tingkat Pengukuran Kinerja, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Harahap , Sofyan Syafri (2000) Sistem Pengawasan Manajemen, Jakarta: Pustaka Quantum

Kadarman, (2001) Pengawasan Internal, Jakarta : PT Prenhallindo

Mulyadi, Setyawan (2001) Kinerja Perusahaan, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Norton, Kaplan (2002) Pengukuran dan Pengendalian Kinerja Perusahaan, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Schermerhorn, (2002) Pengawasan dalam Manajemen, Jakarta : Bina Aksara

Terry, George R. (2006) Pengendalian dan Pengawasan dalam Manajemen,

Jakarta : Ghalia Indonesia


(1)

D. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

No Lama Bekerja Frekuensi Persentase (%)

1. 1-10 tahun 5 20%

2. 11-20 tahun 10 40%

3. 21-30 tahun 10 40%

Jumlah 25 100 %

Sumber: Hasil Penelitian 2014 (Data Diolah)

Dari Tabel 3.4 diatas menunjukkan bahwa responden lama bekerja 1-10 tahun berjumlah 5 responden (40%), 11-20 tahun berjumlah 10 responden (40%), 21-30 tahun berjumlah 10 responden (40%). Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa responden yang paling banyak adalah lama bekerja 11-20 tahun dan 21-30 tahun yaitu berjumlah 10 responden (40%).


(2)

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada kantor Perum BULOG Divisi Regional Sumatera Utara menunjukkan bahwa Pengawasan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan pada kantor Perum BULOG Divisi Regional Sumatera Utara.

Pada kantor Perum BULOG Divisi Regional Sumatera Utara pengawasan memiliki hubungan yang erat dengan kinerja karyawan. Kinerja karyawan tidak hanya dilihat dari skill saja namun juga dilihat dari bidang pengawasan yang mengawasi hasil kinerja karyawan untuk mencapai tujuan yang menguntungkan perusahaannya. Dalam hal ini pengawasan didalam perusahaan juga dituntut untuk memotivasi bawahannya agar mereka mempertahankan prestasinya dalam dunia kerja dan terus menghasilkan hasil kinerja yang efektif. Berikut ini terdapat aspek-aspek antara hubungan pengawasan dan kinerja karyawan : 1. Kualitas kerja adalah mutu hasil kerja yang didasarkan pada standar yang ditetapkan. Kualitas kerja diukur dengan indikator ketepatan, ketelitian, keterampilan dan keberhasilan kerja. Kualitas kerja meliputi ketepatan, ketelitian, kerapihan dan kebersihan hasil pekerjaan. 2. Kuantitas kerja yaitu banyaknya hasil kerja sesuai dengan waktu kerja yang ada, yang perlu diperhatikan bukan hasil rutin tetapi seberapa cepat pekerjaan dapat terselesaikan. Kuantitas kerja meliputi output, serta perlu diperhatikan pula tidak hanya output yang rutin saja, tetapi juga seberapa cepat dia dapat menyelesaikan pekerjaan yang ekstra.

3. Dapat tidaknya diandalkan termasuk dalam hal ini yaitu mengikuti instruksi, inisiatif, rajin, serta sikap hati-hati.

4. Sikap, yaitu sikap terhadap karyawan perusahaan dan pekerjaan serta kerjasama.


(3)

Pada kantor Perum BULOG Divisi Regional Sumatera Utara, penilaian di pergunakan untuk membuat karyawan memandang diri sendiri seperti adannya, mengenal keutuhan perbaikan kinerja kerja, dan untuk berperan serta membuat rencana perbaikan kerja, tanggung jawab juga dalam hubungan keseharian. Maka dapat menumbuhkan semangat dalam karyawannya, sehingga karyawan cenderung untuk lebih meningkatkan kinerja. Artinya, apabila pengawasan bersikap sesuai standar kerja pada perusahaan dalam membimbing kinerja karyawan, maka karyawan juga akan berprilaku sebagaimana yang diharapkan,sehingga sikap karyawan tersebut dapat meningkatkan hasil kinerja perusahaan yang lebih baik ke depannya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, Pengawasan yang terdapat pada kantor Perum BULOG Divisi Regional Sumatera Utara sudah sangat baik, sehingga hasil kinerja karyawan pada kantor Perum BULOG Divisi Regional Sumatera Utara meningkat.


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pengawasan merupakan suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan tujuan, dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan. Pengawasan sangat penting disebabkan karena perubahan lingkungan organisasi/perusahaan, peningkatan kompeksitas organisasi, meminimalisasikan tingginya kesalahan-kesalahan dan mengambil tindakan koreksi.

Dengan adanya pengawasan, harta kekayaan perusahaan dapat diawasi dengan baik dan terjaga demi kemajuan perusahaan pada masa yang akan datang. Pengawasan juga berperan penting demi terwujudnya standar kinerja karyawan yang semakin baik dan semakin termotivasi dalam kegiatan yang dijalankan dalam perusahaan, terutama dalam pencapaian target-target yang telah ditetapkan perusahaan.


(5)

B. Saran

Pengawasan merupakan salah satu bidang yang sangat dibutuhkan dalam suatu perusahaan. Apabila pengawasan di tiadakan dalam suatu perusahaan maka akan menimbulkan banyaknya kesalahan-kesalahan yang terjadi di perusahaan, baik yang berasal dari bawahan maupun lingkungan. Pengawasan merupakan salah satu bidang yang sangat dibutuhkan di perusahaan agar dapat membangun suatu komunikasi yang baik antara pemimpin perusahaan dengan anggotanya. Pengawasan berhak mengambil suatu tindakan pengoreksian yang tepat dalam merumuskan dan menyelesaikan suatu masalah yang terjadi dalam perusahaan atau antar karyawan perusahaan.

Pengawasan lebih baik dilakukan secara langsung oleh pemimpin perusahaan kepada anggotanya. Oleh sebab itu, pengawasan sangat dibutuhkan dalam peningkatan standar kinerja karyawan demi kemajuan perusahaan dimasa yang akan datang. Pengawasan harus dilakukan secara rutin agar dapat merubah suatu lingkungan perusahaan dari yang baik menjadi lebih baik lagi.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

BULOG, (2008) Audit Kecurangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Perum) BULOG, Jakarta: Lembaga Pendidikan Yayasan Dharma Satya Parahita

BULOG, (2004) Kebijakan Umum, Jakarta: Audit Internal Perusahaan Umum BULOG Gordon, (2003) Tingkat Pengukuran Kinerja, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Harahap , Sofyan Syafri (2000) Sistem Pengawasan Manajemen, Jakarta: Pustaka Quantum Kadarman, (2001) Pengawasan Internal, Jakarta : PT Prenhallindo

Mulyadi, Setyawan (2001) Kinerja Perusahaan, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Norton, Kaplan (2002) Pengukuran dan Pengendalian Kinerja Perusahaan,

Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Schermerhorn, (2002) Pengawasan dalam Manajemen, Jakarta : Bina Aksara

Terry, George R. (2006) Pengendalian dan Pengawasan dalam Manajemen, Jakarta : Ghalia Indonesia

Ukas, Maman (2004) Sistem Pengawasan, Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama