F. Kegiatan Terkini Perusahaan Umum Perum BULOG
1.
Public Service Obligation PSO.
a.
Penyaluran beras berdasarkan Printah Logistik Prinlog.
a
Beras untuk Bina Tuna Warga BTW atau Lembaga Pemasyarakatan.
b
Beras untuk TNIPolri Pendidikan, dll.
c
Beras transmigrasi.
b. Penyaluran beras Non Prinlog.
a Melaksanakan operasi pasar beras ketika diperlukan.
b Mendistribusikan beras kepada masyarakat miskin Raskin atas Surat
Permintaan Alokasi SPA dari Pemerintah. 2.
Komersial. a
Perdagangan komoditi bahan pokok beras, gula pasir, minyak goreng, mentega, dan lain lainnya melalui BULOG Mart.
b Perdagangan komoditi palawija beras, gula pasir, jagung, kopi, cabai merah
bila diperlukan melalui Bidang Komersil Perum BULOG.
Universitas Sumatera Utara
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengawasan 1. Defenisi Pengawasan
Pengawasan didefenisikan sebagai proses dalam menetapkan kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja
yang ditetapkan Schermerhorn, 2002. Pengawasan merupakan proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang direncanakan. Pengawasan
pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. Melalui pengawasan
diharapkan dapat membantu melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien.
Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan
kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan
untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan telah digunakan seefektif dan seefesien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan Pedoman Umum Pelaksanaan
Pemeriksaan Dilingkungan Perusahaan Umum Perum BULOG, 2005. Pengawasan merupakan hal penting dalam menjalankan suatu perencanaan. Dengan adanya pengawasan,
maka perencanaan yang diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
Bahkan, melalui pengawasan tercipta suatu aktivitas yang berkaitan erat dengan penentuan atau evaluasi mengenai sejauhmana pelaksanaan kerja dilaksanakan. Pengawasan
juga dapat mendeteksi sejauhmana kebijakan pemimpin dijalankan dan sampai sejauhmana penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kerja tersebut Audit Kecurangan Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Perum BULOG, 2008. Pengawasan merupakan bagian dari fungsi manajemen, dimana pengawasan dianggap sebagai bentuk pemeriksaan atau
pengontrolan dari pihak yang lebih atas kepada pihak dibawahnya. Oleh sebab itu, hasil pengawasan ini harus dapat menunjukkan dimana terdapat
kecocokan dan dapat menemukan penyebab ketidakcocokan yang muncul. Dalam konteks membangun manajemen pemerintahan publik yang bercirikan Good Corporate Governance
tata kelola pemerintahan yang baik, pengawasan merupakan aspek penting untuk menjaga fungsi pemerintahan berjalan sebagaimana mestinya. Dalam hal ini, pengawasan menjadi
sama pentingnya dengan penerapan Good Corporate Governance.
2. Fungsi dan Tujuan Pengawasan
Pengawasan memiliki fungsi yaitu suatu proses untuk menetapkan pekerjaan yang sudah dilakukan, menilai dan mengoreksi agar pelaksanaan pekerjaan itu sesuai dengan
rencana semula George R. Terry, 2006:395. Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian yang telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat
berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan perusahaan yang dihadapi. Kegiatan dalam fungsi pengawasan adalah :
1. Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target perusahaan sesuai dengan
indikator yang telah ditetapkan. 2.
Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan.
Universitas Sumatera Utara
3. Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan
pencapaian tujuan dan target perusahaan. Dengan demikian, pengawasan menekankan tujuan yang hendak dicapai, dan bukan
pada unsur-unsur yang membentuk pengawasan tersebut saja Maman Ukas, 2004:337. Pengawasan memiliki beberapa tujuan yang harus dilaksanakan, yaitu :
1. Untuk menjadikan pelaksanaan dan hasil kegiatan sesuai dengan rencana dan tujuan,
2. Untuk memecahkan masalah di dalam perusahaan.
3. Untuk mengurangi resiko kegagalan suatu rencana.
4. Untuk membuat perubahan-perubahan maupun perbaikan-perbaikan.
5. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan pelaksananya.
3. Manfaat Pengawasan
Bila pengawasan itu dilaksanakan dan berlangsung dengan tepat dan efisien, maka akan memperoleh beberapa manfaat Kadarman, 2001 yaitu :
1. Dapat mengetahui sejauh mana program sudah dilakukan oleh perusahaan , apakah sesuai
dengan standar atau rencana kerja dan apakah sumber daya telah dimanfaatkan sesuai yang telah ditetapkan. Fungsi pengawasan akan meningkatkan efisiensi kegiatan program
pada perusahaan tersebut. 2.
Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman karyawan maupun penyimpangan yang terjadi pada perusahaan dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
3. Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi kebutuhan dan
telah dimanfaat secara efisien. 4.
Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan didalam perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
5. Dapat mengetahui karyawan yang perlu diberikan penghargaan, dipromosikan atau
diberikan pelatihan lanjutan. 6.
Dapat memperbaiki kesalahan kesalahan atau resiko yang akan dihadapi perusahaan kedepannya.
7. Dapat menjaga harta kekayaan perusahaan demi kelangsungan perusahan itu sendiri.
8. Dapat mengevaluasi standar kerja yang sudah ditetapkan perusahaan.
4. Jenis-jenis Pengawasan
Pengawasan memiliki tiga tahap dalam pelaksanaannya Kadarman, 2001 yaitu terdiri dari :
1. Menurut Waktu Pelaksanaan
a. Setelah Kegiatan
Pengawasan ini disebut evaluasi. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui hasil kerja dari setiap anggota kelompok dan untuk mengetahui kesalahan yang terjadi agar
kesalahan-kesalahan itu tidak berulang dimasa yang akan datang. b.
Pada Saat Kegiatan Pengawasan ini lebih bersifat control. Pengawasan ini lebih bertujuan untuk
memberikan pengarahan-pengarahan untuk memperbaiki kinerja para anggota. 2.
Menurut Cara Pelaksanaan a.
Secara Langsung a
Melakukan pemeriksaan atau verifikasi. b
Dengan latar belakang tertentu, seperti ada dugaan penyimpangan atau karena ada kejadian penting seperti pergantian kepengurusan.
Universitas Sumatera Utara
b. Secara Tidak Langsung
a Melakukan review, yaitu mengawasi apa saja yang telah terjadi pada suatu
organisasi. b
Rutin, yaitu pelaksanaan pengawasan itu sendiri sudah diagendakan sebelumnya. 3.
Menurut Subyek Pelaksaannya a.
Pengawasan Melekat Pengawasan yang dilakukan oleh atasan langsung yang memiliki kekuatan dilakukan
secara terus-menerus agar tugas-tugas bawahan dapat dilaksanakan efektif dan efisien. b.
Pengawasan Fungsional
Pengawasan yang dilaksanakan oleh pihak yang memahami substansi kerja objek yang diawasi dan ditunjuk khusus untuk melakukan audit independent terhadap objek
yang diawasi. c.
Pengawasan Masyarakat
Pengawasan yang dilakukan masyarakat pada negara sebagai bentuk sosial kontrol terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang dilakukan pemerintah untuk
mewujudkan masyarakat negara yang demokratis. d.
Pengawasan Legislatif
Pengawasan ini dilakukan oleh DPRDPRD sebagai lembaga legislatif yang bertugas mengawasi kinerja pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
B. Kinerja 1. Defenisi Kinerja
Kinerja adalah keberhasilan personel, tim atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategi yang telah ditetapkan sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan dengan
penentuan secara periodik efektivitas operasional organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya
Mulyadi, 2001. Dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan sering tidak memperhatikan kecualisudah amat
buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering atasan tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga perusahaaninstansi menghadapi krisis serius.
Kesan-kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda-tanda peringatan adanya kinerja yang merosot.
Prinsip-prinsip dalam pengukuran kinerja menurut Hansen dan Mowen 2005 dalam Rosyati dan Hidayati 2004 adalah :
a. Konsistensi dengan tujuan perusahaan.
b. Memiliki adaptabilitas pada kebutuhan.
c. Dapat mengukur aktivitas yang signifikan.
d. Mudah dipublikasikan.
e. Akseptabilitas dari atas ke bawah.
f. Biaya yang digunakan efektif.
g. Tersaji tepat waktu.
Universitas Sumatera Utara
2. Tujuan Pengukuran Kinerja
Tujuan pengukuran kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai tujuan organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya
agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan Mulyadi Setyawan, 2001:227. Pengukuran kinerja dilakukan pula untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk
mendorong perilaku yang semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta imbalan balik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik Mulyadi, 2001:416.
Secara umum tujuan dilakukan pengukuran kinerja adalah untuk Gordon, 2003:36 : 1.
Meningkatkan motivasi karyawan dalam memberikan kontribusi kepada organisasi. 2.
Memberikan dasar untuk mengevaluasi kualitas kinerja masing-masing karyawan. 3.
Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan sebagai dasar untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan dan
pengembangan karyawan. 4.
Membantu pengambilan keputusan dan evaluasi hsil yang berkaitan dengan karyawan, seperti produksi, transfer dan pemberhentian.
3. Manfaat Pengukuran Kinerja
Bagi organisasi atau perusahaan sendiri, hasil penilaian tersebut sangat penting artinya dan peranannya dalam pengambilan keputusan tentang berbagai hal, seperti
identifikasi kebutuhan program pendidikan dan pelatihan, rekruitmen, seleksi, program pengenalan, penempatan, promosi, sistem imbalan dan berbagai aspek lain dari proses
manajemen sumber daya manusia secara efektif.
Universitas Sumatera Utara
Manfaat sistem pengukuran kinerja adalah Mulyadi Setyawan, 2001:212-225 : 1.
Menelurusi kinerja terhadap harapan pelanggannya dan membuat seluruh personil terlibat
dalam upaya pemberi kepuasan kepada pelanggan.
2. Memotivasi karyawan untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari mata-rantai
pelanggan dan pemasok interl.
3. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-upaya pengurangan
terhadap pemborosan tersebut.
4. Membuat suatu tujuan strategi yang masanya masih kabur menjadi lebih konkrit sehingga
mempercepat proses pembelajaran perusahaan.
4. Tahap Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja dilaksanakan dalam dua tahap utama, yaitu tahap persiapan dan tahap penilaian Mulyadi, 2001:420.
a. Tahap persiapan terdiri dari tiga tahap rinci yaitu :
1. Penentuan daerah pertanggungjawaban dan atasan yang bertanggungjawab.
2. Penetapan kriteria yang dipakai untuk mengukur kinerja.
3. Penilaian kinerja sesungguhnya.
b. Tahap penilaian terdiri dari tiga tahap rinci yaitu :
1. Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya. 2.
Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan kinerja sesungguhnya dari yang ditetapkan dalam standar.
3. Penegakan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk mencegah
perilaku yang tidak diinginkan.
Universitas Sumatera Utara
C. Hasil Kuesioner
A. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Karakteristik responden berdasarkan jenis usia dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No Usia
Frekuensi Persentase
1. 26-35 tahun
5 20
2. 36-45 tahun
8 32
3. ≥ 46 tahun
12 48
Jumlah 25
100
Sumber: Hasil Penelitian 2014 Data Diolah
Dari Tabel 3.1 diatas menunjukkan bahwa responden berusia 26-35 tahun berjumlah 5 responden 20, responden berusia 36-45 tahun berjumlah 8 responden 32, dan
responden berusia ≥ 46tahun berjumlah 12 responden 48. Dari data tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa responden yang paling banyak adalah berusia ≥ 46 tahun yaitu berjumlah
12 responden 48. B.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin
Frekuensi Persentase
1. Laki-laki
16 64
2. Perempuan
9 36
Jumlah 25
100
Sumber: Hasil Penelitian 2014 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 3.2 diatas menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin laki-laki berjumlah 16 responden 64, dan responden berjenis kelamin perempuan berjumlah 9
responden 36. Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa responden yang paling banyak adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu berjumlah 16 responden 64.
C. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No Pendidikan
Frekuensi Persentase
1. SMA
9 36
2. Diploma
6 24
3. Sarjana
10 40
Jumlah 25
100
Sumber: Hasil Penelitian 2014 Data Diolah
Dari Tabel 3.3 diatas menunjukkan bahwa responden pendidikan SMA berjumlah 9 responden 36, pendidikan Diploma berjumlah 6 responden 24 dan pendidikan Sarjana
berjumlah 10 responden 40. Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa responden yang paling banyak adalah pendidikan Sarjana yaitu berjumlah 10 responden
40.
Universitas Sumatera Utara
D. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja
No Lama Bekerja
Frekuensi Persentase
1. 1-10 tahun
5 20
2. 11-20 tahun
10 40
3. 21-30 tahun
10 40
Jumlah 25
100
Sumber: Hasil Penelitian 2014 Data Diolah
Dari Tabel 3.4 diatas menunjukkan bahwa responden lama bekerja 1-10 tahun berjumlah 5 responden 40, 11-20 tahun berjumlah 10 responden 40, 21-30 tahun
berjumlah 10 responden 40. Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa responden yang paling banyak adalah lama bekerja 11-20 tahun dan 21-30 tahun yaitu
berjumlah 10 responden 40.
Universitas Sumatera Utara
D. Pembahasan