Keluhan Konsultasi di luar pekerjaan Frekuensi komunikasi yang dilakukan sebulan terakhir kali Lama berkomunikasi menit

30

3. Minta pendapat

Sebagian besar karyawan PD Dharma Jaya minta pendapat kepada manajer apabila ada hal-hal yang tidak dipahami, laporan hasil kerja, pengumpulan data-data pengeluaran, kebijakan dan penggunaan dana, berhubungan dengan pekerjaan sehari- hari, tagihan sewa menyewa, solusi untuk masalah pekerjaan yang dilakukan, masalah penjualan, aturan yang tidak sesuai di lapangan dan pendapatan karyawan yang dianggap masih kurang.

4. Keluhan

Menyatakan keluhanketidakpuasan kepada manajer dilakukan sebagian besar karyawan PD Dharma Jaya karena menuntut kesejahteraan karyawan, sistem kerja pendapatan usaha, fasilitas pendukung di lapangan yang masih kurang, hasil pemotongan, kegiatan kerja dan harga komoditi.

5. Konsultasi di luar pekerjaan

Hampir seluruh karyawan PD Dharma Jaya tidak melakukan konsultasi di luar kerjaan. Hal ini terjadi karena karyawan merasa kurang dekat dengan manajer dan tidak mempunyai pola pemikiran yang sama serta menganggap tidak baik mencampurkan masalah pribadi dengan masalah pekerjaan yang merupakan rahasia harus selalu dijaga. Intensitas Komunikasi Proses komunikasi karyawan PD Dharma Jaya dengan manajer dapat dilihat juga dari intensitas komunikasi yang terjadi. Yaitu dengan frekuensi komunikasi yang dilakukan sebulan terakhir kali dan lama berkomunikasi menit.

1. Frekuensi komunikasi yang dilakukan sebulan terakhir kali

Sebagian besar karyawan PD Dharma Jaya melakukan komunikasi satu hingga sembilan kali dalam sebulan terakhir dengan manajer dan masuk dalam kategori rendah. Hal ini karena karyawan menganggap komunikasi yang dilakukan hanya sesuai dengan kepentingan saja, adanya tugas tambahan yang diberikan manajer bagian, agar tugas-tugas berjalan dengan lancar, tidak setiap saat ada kendala, penyegaran dalam bekerja dan jika ada kegiatan tertentu saja.

2. Lama berkomunikasi menit

Sebagian besar karyawan PD Dharma Jaya menggunakan waktu berkomunikasi dengan manajer lima hingga 23 menit dan masuk dalam kategori 31 rendah. Hal ini karena karyawan menganggap komunikasi yang dilakukan sesuai kebutuhan masalah yang dihadapi, jika diperlukan atau dibutuhkan, jika terlalu lama akan jenuh, efisiensi waktu, efektif, singkat, jelas dan tepat. Faktor-faktor Penghambat Komunikasi Faktor-faktor penghambat komunikasi dalam penelitian ini menurut Cangara 1998 adalah hal-hal yang menjadi penghambat komunikasi yang disebabkan adanya gangguan komunikasi. Gangguan komunikasi pada dasarnya dapat dibedakan atas tujuh macam, yaitu: 1 gangguan teknis, 2 gangguan semantik, 3 gangguan psikologis, 4 gangguan fisik atau organik, 5 gangguan status, 6 gangguan kerangka berpikir dan 7 gangguan budaya. Hampir seluruh karyawan PD Dharma Jaya tidak merasa terganggu dengan adanya faktor-faktor penghambat komunikasi dengan manajer. Para karyawan menganggap faktor-faktor penghambat komunikasi wajar terdapat dalam suatu perusahaan besar seperti PD Dharma Jaya, namun yang terpenting proses komunikasi antara karyawan dengan manajer dapat berjalan sesuai dengan harapan PD Dharma Jaya. Tabel 5. Faktor-faktor Penghambat Komunikasi Karyawan dengan Manajer PD Dharma Jaya, Provinsi DKI Jakarta No Faktor-faktor Penghambat Persentase Rataan Skor Tidak Pernah Jarang Sering 1. Gangguan Teknis 90,77 3,08 6,15 1,15 2. Gangguan Semantik 93,84 4,62 1,54 1,08 3. Gangguan Psikologis 92,30 3,08 4,62 1,12 4. Gangguan FisikOrganik 93,84 3,08 3,08 1,09 5. Gangguan Status 92,30 3,08 4,62 1,12 6. Gangguan Kerangka Berpikir 89,23 3,08 7,69 1,18 7. Gangguan Budaya 92,30 4,62 3,08 1,11 Seluruh Aspek Faktor-faktor Penghambat - - - 1,12 Keterangan 1 = Tidak Pernah 2 = Jarang 3 = Sering Gangguan Teknis Pada Tabel 5 dapat dilihat para karyawan PD Dharma Jaya tidak mengalami gangguan teknis, yaitu gangguan yang disebabkan jaringan telepon saat berkomunikasi dengan manajer sehubungan dengan masalah yang ada di PD Dharma 32 Jaya. Hal ini dikarenakan penyampaian informasi umumnya menggunakan saluran yang sudah biasa dilakukan karyawan dan mereka menyesuaikan penyampaian informasi berdasarkan jenis dan sifat informasi. Sebagai contoh, informasi yang sangat penting dan bersifat rahasia biasanya disampaikan secara lisan melalui telepon apalagi dengan semakin majunya teknologi komunikasi sehingga semakin memudahkan karyawan dalam berkomunikasi dengan manajer. Gangguan Semantik Berkomunikasi menuntut kesamaan arti atau penafsiran bahasa yang digunakan dan merupakan hal yang sangat penting. Proses komunikasi berjalan lancar, kemampuan berbahasa, ketepatan penggunaan kata serta dialek merupakan hal-hal yang sangat berpengaruh. Sebagian besar karyawan PD Dharma Jaya tidak merasakan adanya faktor-faktor penghambat dalam penggunaan bahasa saat berkomunikasi dengan manajer. Kenyataan ini dikarenakan saat berkomunikasi, karyawan dan manajer menggunakan istilah-istilah yang umum digunakan dan mudah dipahami, selain itu terbina hubungan yang dekat antara karyawan dengan manajer. Gangguan Psikologis Gangguan psikologis dapat disebabkan adanya persoalan-persoalan dalam diri karyawan, seperti timbulnya perasaan curiga. Namun sebagian besar karyawan PD Dharma Jaya tidak merasakan adanya gangguan psikologis karena diantara karyawan dengan manajer memiliki sikap common experience saling mengerti. Selain itu, lingkungan kerja yang penuh rasa kekeluargaan membuat hubungan para karyawan dengan manajer menjadi dekat sehingga tidak timbul perasaan curiga diantara mereka. Gangguan Fisik atau Organik Disebabkan kondisi geografis seperti jarak antara karyawan dengan manajer yang berjauhan. Namun dengan seringnya karyawan dan manajer berada pada ruangan yang berdekatan atau bahkan ada yang berada dalam satu ruangan yang sama membuat sebagian besar karyawan PD Dharma Jaya tidak merasakan adanya gangguan fisik atau organik, bahkan mereka menjadi lebih mudah dalam berkomunikasi. 33 Gangguan Status Timbulnya gangguan status karena jarak sosial diantara karyawan dan manajer. Biasanya karyawan cenderung hormat kepada manajernya. Komunikasi antara karyawan dengan manajer di PD Dharma Jaya tidak mengalami gangguan status karena meskipun secara struktural terdapat perbedaan status diantara karyawan dan manajer, namun hal ini tidak sampai menghambat berkomunikasi mengenai apa saja terutama dalam membahas masalah yang ada di PD Dharma Jaya. Gangguan Kerangka Berpikir Meskipun memiliki pengalaman dan pendidikan yang berbeda, tidak menjadikan komunikasi antara karyawan dengan manajer di PD Dharma Jaya terhambat. Hal ini karena mereka mampu mengatasi perbedaan yang ada dengan cara saling mengerti dan mampu untuk memahami serta mengisi kekurangan diantara karyawan dan manajer. Departemenisasi kerja yang tidak terlalu lebar menyebabkan perbedaan antar unit kerja tidak besar. Gangguan Budaya Beragamnya kultur di Indonesia menyebabkan beragamnya norma atau kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut setiap karyawan dan manajer. Meski demikian, perbedaan tersebut tidak menjadi faktor penghambat komunikasi yang terjadi antara karyawan PD Dharma Jaya dengan manajer. Perbedaan yang ada diminimalisir salah satunya dengan cara menyamakan persepsi diantara mereka sehingga tidak terjadi kesalah pahaman dalam menafsirkan informasi yang disampaikan. Karyawan di PD Dharma Jaya berasal dari berbagai etnis suku bangsa yang berbeda-beda seperti Jawa, Batak, Bugis, Sunda dan lain sebagainya. Hubungan Proses Komunikasi dengan Faktor-faktor Penghambat Komunikasi Peubah proses komunikasi karyawan PD Dharma Jaya yang dianalisis hubungannya dengan faktor-faktor penghambat komunikasi adalah media komunikasi, maksud komunikasi dan intensitas komunikasi. Secara umum proses komunikasi tidak berhubungan dengan faktor-faktor penghambat komunikasi. Hanya maksud komunikasi terbukti nyata berhubungan dengan gangguan teknis, gangguan semantik, gangguan fisikorganik dan gangguan kerangka berpikir. Hubungan yang 34 nyata juga terbukti pada intensitas komunikasi dengan gangguan kerangka berpikir. Lebih jelasnya hubungan proses komunikasi dengan faktor-faktor penghambat komunikasi disajikan dalam Tabel 6 berikut: Tabel 6. Hubungan Proses Komunikasi dengan Faktor-faktor Penghambat Komunikasi berdasarkan Koefisien Korelasi rank Spearman r s dan Chi-square Proses Komunikasi Faktor-faktor Penghambat Komunikasi Koef G.T G.S G.P G.FO G.S G.KB G.B Media Kom 4,632 1,297 11,523 8,040 5,589 12,684 14,395 Maksud Kom 20,081 20,924 17,510 22,571 17,510 21,823 14,874 Intensitas Kom r s 0,113 0,020 0,169 0,128 0,220 0,267 0,167 Keterangan: = berhubungan nyata P0.05 = berhubungan sangat nyata P0,01 GT = Gangguan Teknis, G.S = Gangguan Semantik, G.P = Gangguan Psikologis, G.FO = Gangguan FisikOrganik, G.S = Gangguan Status, G.K.B = Gangguan Kerangka Berpikir, G.B = Gangguan Budaya. Hubungan Media Komunikasi dengan Faktor-faktor Penghambat Komunikasi Pada Tabel 6 menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan nyata antara media komunikasi dengan faktor-faktor penghambat komunikasi secara keseluruhan, yaitu antara media komunikasi dengan gangguan teknis, media komunikasi dengan gangguan semantik, media komunikasi dengan gangguan psikologis, media komunikasi dengan gangguan fisikorganik, media komunikasi dengan gangguan status, media komunikasi dengan gangguan kerangka berpikir dan media komunikasi dengan gangguan budaya. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perbedaan media komunikasi yang digunakan karyawan saat berkomunikasi dengan manajer tidak berhubungan faktor-faktor penghambat komunikasi. Hubungan Maksud Komunikasi dengan Faktor-faktor Penghambat Komunikasi Berdasarkan hasil analisis Chi-square pada Tabel 6 terdapat hubungan nyata antara maksud komunikasi dengan gangguan teknis, maksud komunikasi dengan gangguan semantik, maksud komunikasi dengan gangguan fisikorganik dan maksud komunikasi dengan gangguan kerangka berpikir. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin bertambahnya maksud komunikasi maka semakin merasakan faktor-faktor penghambat komunikasi karyawan dengan manajer yang disebabkan oleh gangguan teknis, gangguan semantik, gangguan fisikorganik dan gangguan kerangka berpikir. Maksud komunikasi dan faktor-faktor penghambat 2 χ 2 χ 2 χ 2 χ 35 komunikasi mempunyai hubungan secara positif, ini berarti semakin bertambahnya maksud komunikasi maka kemampuan teknologi semakin bertambah, kemampuan berbahasa semakin bertambah, jarak semakin bertambah dekat, pengalaman dan pendidikan semakin bertambah. Faktor-faktor penghambat komunikasi yang mungkin terjadi akan semakin rendah. Hubungan Intensitas Komunikasi dengan Faktor-faktor Penghambat Komunikasi Hasil analisis rank Spearman r s menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata antara intensitas pada proses komunikasi dengan faktor-faktor penghambat komunikasi gangguan kerangka berpikir. Intensitas komunikasi dengan gangguan kerangka berpikir menunjukkan hubungan positif. Semakin sering intensitas komunikasi karyawan dengan manajer maka akan semakin bertambah pengalaman dan pendidikan. Hubungan Karakteristik Individu Karyawan dengan Faktor-faktor Penghambat Komunikasi Peubah karakteristik individu karyawan PD Dharma Jaya yang dianalisis hubungannya dengan faktor-faktor penghambat komunikasi adalah jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, masa kerja, jumlah tanggungan keluarga dan jumlah jam kerja. Secara umum karakteristik individu karyawan tidak berhubungan dengan faktor-faktor penghambat komunikasi. Hanya jenis kelamin, umur dan masa kerja terbukti nyata berhubungan dengan faktor-faktor penghambat komunikasi. Selain berhubungan nyata, masa kerja juga berhubungan sangat nyata dengan gangguan kerangka berpikir. 36 Tabel 7. Hubungan Karakteristik Individu Karyawan dengan Faktor-faktor Penghambat Komunikasi berdasarkan Koefisien Korelasi rank Spearman r s dan Chi-square Krk Ind Kar Koef Faktor-faktor Penghambat Komunikasi G.T G.S G.P G.FO G.S G.KB G.B Jns Kel 1,902 3,886 9,426 6,433 3,299 1,207 5,974 Umur r s 0,203 0,282 0,063 0,104 0,063 0,096 0,071 T. Pend 4,492 2,735 9,841 5,500 9,841 7,249 5,044 Ms Ker r s 0,270 0,305 0,282 0,301 0,193 0,333 0,286 Jlh T.K r s -0,008 -0,008 -0,104 -0,113 -0,104 -0,165 -0,098 Jlh J.K 1,202 0,775 0,985 0,775 0,985 0,446 0,985 Keterangan: = berhubungan nyata P0.05 = berhubungan sangat nyata P0,01 Krk Ind Kar = Karakteristik Individu Karyawan, Jns Kel = Jenis Kelamin, T. Pend = Tingkat Pendidikan, Ms Ker = Masa Kerja, Jlh T.K = Jumlah Tanggungan Keluarga, Jlh J.K = Jumlah Jam Kerja. Hubungan Jenis Kelamin dengan Faktor-faktor Penghambat Komunikasi Faktor-faktor penghambat komunikasi yang memiliki hubungan yang nyata dengan jenis kelamin adalah gangguan psikologis dan gangguan fisik atau organik. Hal ini menunjukkan bahwa baik karyawan laki-laki maupun karyawan perempuan mengalami gangguan psikologis, seperti memiliki perasaan curiga ketika berkomunikasi dengan manajer. Selain itu, karyawan laki-laki dan karyawan perempuan mengalami gangguan fisik atau organik, seperti jarak yang jauh saat berkomunikasi dengan manajer. Hubungan Umur dengan Faktor-faktor Penghambat Komunikasi Umur karyawan memiliki hubungan yang nyata dengan faktor-faktor penghambat komunikasi yaitu gangguan semantik. Umur dengan gangguan semantik menunjukkan hubungan positif. Semakin bertambah umur karyawan maka semakin bertambah kemampuan bahasa yang dimiliki oleh karyawan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin bertambahnya umur maka semakin merasakan faktor- faktor penghambat komunikasi karyawan dengan manajer yang disebabkan oleh gangguan semantik. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Faktor-faktor Penghambat Komunikasi Tingkat pendidikan memiliki hubungan tidak nyata dengan faktor-faktor penghambat komunikasi. Hal ini terjadi karena tingkat pendidikan karyawan saat 2 χ 2 χ 2 χ 2 χ 37 berkomunikasi dengan manajer tidak mempengaruhi faktor-faktor penghambat komunikasi. Hubungan Masa Kerja dengan Faktor-faktor Penghambat Komunikasi Masa kerja memiliki hubungan yang nyata dengan gangguan teknis, gangguan semantik, gangguan psikologis, gangguan fisik atau organik dan gangguan budaya. Selain memiliki hubungan yang nyata, masa kerja memiliki hubungan yang sangat nyata dengan gangguan kerangka berpikir. Masa kerja dengan gangguan teknis, gangguan semantik, gangguan psikologis, gangguan fisik atau organik, gangguan kerangka berpikir dan gangguan budaya menunjukkan hubungan positif. Semakin lama masa kerja karyawan maka kemampuan teknologi semakin bertambah, kemampuan berbahasa semakin meningkat, kemampuan berpikir positif semakin tinggi, jarak semakin bertambah dekat, pengalaman dan pendidikan semakin bertambah dan semakin mampu mengatasi perbedaan norma, nilai maupun kebiasaan masing-masing. Hubungan Jumlah Tanggungan Keluarga dengan Faktor-faktor Penghambat Komunikasi Jumlah tanggungan kerja memiliki hubungan yang tidak nyata dengan faktor- faktor penghambat komunikasi. Hal ini terjadi karena ketika berkomunikasi, karyawan maupun manajer tidak mempermasalahkan berapakah jumlah tanggungan keluarga mereka dan jumlah tanggungan keluarga tidak memiliki pengaruh terhadap masalah yang ada di PD Dharma Jaya. Hubungan Jumlah Jam Kerja dengan Faktor-faktor Penghambat Komunikasi Jumlah jam kerja memiliki hubungan yang tidak nyata dengan faktor-faktor penghambat komunikasi. Hal ini menunjukkan jumlah jam kerja tidak berpengaruh terhadap masalah di PD Dharma Jaya karena karyawan dan manajer menikmati pekerjaan mereka masing-masing. KESIMPULAN 1. Sebagian besar karyawan adalah laki-laki dengan kisaran umur 32 hingga 50 tahun, tingkat pendidikan SLTA, masa kerja satu hingga 20 tahun, memiliki jumlah tanggungan keluarga tiga hingga lima orang dan jumlah jam kerja delapan hingga 10 jam. 2. Sebagian besar karyawan melakukan komunikasi dengan manajer secara tatap muka. Media yang banyak digunakan adalah telepon dan sms dengan maksud komunikasi yang disampaikan adalah mengenai laporan tertulislisan, usulide, meminta pendapat dan keluhan. Sebagian besar karyawan melakukan komunikasi dengan manajer tidak menggunakan suratmemo dan tidak melakukan konsultasi di luar pekerjaan dengan intensitas komunikasi yang masih rendah. 3. Tidak ada faktor-faktor penghambat yang dirasakan karyawan dalam berkomunikasi dengan manajer. 4. Jenis kelamin memiliki hubungan yang nyata dengan gangguan psikologis dan gangguan fisikorganik. Sedangkan umur memiliki hubungan yang nyata dengan gangguan semantik. Sementara itu masa kerja memiliki hubungan yang nyata dengan gangguan teknis, gangguan semantik, gangguan psikologis, gangguan fisikorganik dan gangguan budaya serta memiliki hubungan yang sangat nyata dengan gangguan kerangka berpikir. UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas cinta-Nya dan pertolongan-Nya serta rahmat-Nya yang tak terhingga kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda tersayang dan tercinta Ismuhas, SH., MM dan Almarhumah Mamak tersayang dan tercinta Erni Haini Lubis, BA, adik-adikku Isnaini Khairani Has, Putri Febriani Has, M. Rizal Rizqi Has dan Annisa Muharni Has, serta keluarga besar Hasibuan yang telah memberikan do’a, materi, motivasi, maupun kasih sayang. Penulis mengucapkan terima kasih juga kepada Bapak Ir. H. Ismail Pulungan, MSc. dan Bapak Ir. Sutisna Riyanto, MS. sebagai dosen pembimbing skripsi utama dan anggota, atas bimbingan dan nasihat bijak yang selalu diberikan hingga penulis memperoleh wawasan yang luas mengenai penulisan karya ilmiah. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Hadiyanto, MS. sebagai dosen penguji seminar yang telah memberikan saran dan masukan untuk perbaikan skripsi. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Ibu Ir. Lucia Cyrilla, ENSD., Msi. selaku panitia seminar, Bapak Ir. Richard W.E Lumintang, MSEA dan Bapak Ir. Sudjana Natasasmita sebagai dosen penguji sidang yang telah memberikan kritikan dan arahan untuk menambah wawasan penulis serta seluruh staf FAPET IPB Pak Kamto, Pak Tris, Mas Nana, Pak Dodi, Bu Tri, Bu Cicih dan Umi. Dan tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada seluruh manajer dan karyawan PD Dharma Jaya, Provinsi DKI Jakarta. Terima kasih kepada kekasih tersayang dan tercinta Anggia Anggraini, SP atas kesabaran, motivasi, masukan dan kenangan yang telah diberikan selama menyelesaikan skripsi ini. Terakhir penulis ucapkan terimakasih kepada teman- temanku Lenny Maya Sofa, S.Pt, S. Saeful Ridwan, S.Pt, Panji Setiawan, Munawir Jumaidi Syadzali, S.Pt, Ruslan Ruswandani, S.Pt, Disti Lastriani, S.Pt, Dodi Rizal, S.Pt, Suhendra, S.Pt, Achmad Subandy dan Wilujeng dan pihak-pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Bogor, Januari 2008 Penulis DAFTAR PUSTAKA Berlo, David K. 1960. The Process of Communication, An Introduction to Theory and Practice. Holt, Rinehart and Winston, Inc. New York. Chicago. San Francisco. Atlanta. Dallas. Montreal. Toronto. London. Sydney. Cangara, H. 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Effendy, O. 1986. Dinamika Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Effendy, O. 2003. Ilmu Komunikasi “Teori dan Praktek”. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Ensminger, M. E. and R. O. Parker. 1991. Sheep and Goat Science. The Interstate Printers and Publishers. Inc. Illinois. Fraser, T. M. 1992. Stres dan Kepuasan Kerja. PT Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta. Hasibuan, M. S. P. 2001. Manajemen Sumberdaya Manusia. Haji Masagung. Jakarta. Irfan. 2000. Perbandingan hasil pengomposan secara konvensional, vermikomposting dan dengan inkulen EM 4 pada pengolahan limbah padat Rumah Potong Hewan. Skripsi. Program Studi Ilmu Produksi Ternak. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Liliweri, A. 1997. Komunikasi Antar Pribadi. PT Citra Aditya Bakti. Bandung. Lionberger, H. F. dan P. H. Gwin. 1982. Communication Strategies The Interstate Printers and Publishers, Inc. Danville-Illinois. Makmur, A. 1989. Pengelolaan Rumah Potong Hewan Dinas Peternakan Kotamadya Bogor. Muhammad, Arni. 2005. Komunikasi Organisasi. Cetakan ketujuh. PT Bumi Aksara. Jakarta. Newcomb, T. M., R. H. Turner dan D. E. Converse. 1978. Psikologi Sosial. Terjemahan: B.C.V. Diponegoro. Bandung. Perusahaan Daerah Dharma Jaya. 2006. Company Profile. Dharma Jaya. Jakarta. Saendinobrata, M. 1998. Hubungan karakteristik aparat dengan persepsi mereka tentang hambatan-hambatan komunikasi dalam organisasi. Tesis. Fakultas Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Setiawan, A. I. 1998. Memanfaatkan Kotoran Ternak. Penebar Swadaya. Jakarta. 41 Soedirman, A. M. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. CV Rajawali. Jakarta. Stoner, J. A. F. dan R. E. Freeman. 1992. Manajemen. Terjemahan. Edisi ke lima Jilid 2. Intermedia. Jakarta. Suwarto, F. X. 1999. Perilaku Keorganisasian: Buku Panduan Mahasiswa. Atma Jaya. Yogyakarta. Tjiptadi, W. 1990. Pengendalian limbah pertanian. Makalah pada Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup bagi Widya Iswara Sespa Antar Departemen. Jakarta 9 Januari – 9 Februari. Umar, H. 1999. Riset Sumberdaya Manusia dalam Organisasi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Wahyono, S., F. L. Sahwan dan F. Schuchardt. 2003. Pembuatan Kompos dari Limbah Rumah Potong Hewan RPH. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT. Jakarta. Widarto, L. dan Suryantana. 1995. Membuat Bioarang dari Kotoran Lembu. Kanisius. Yogyakarta. Widjaja, A. 1988. Ilmu Komunikasi “ Pengantar Studi”. PT Rineka Cipta. Jakarta. Wikipedia. 2007. Karyawan. http:id.wikipedia.orgwiki Karyawan. [14 September 2007]. Wikipedia. 2007. Manajer. http:id.wikipedia.orgwikiManajer. [14 September 2007]. Wursanto, Ig. 2003. Etika Komunikasi Kantor. Kanisius. Yogyakarta. Zainun, B. 1989. Manajemen dan Motivasi. Balai Aksara. Jakarta. LAMPIRAN 43 Lampiran 1. Kuesioner penelitian faktor-faktor penghambat komunikasi karyawan dengan manajer. FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT KOMUNIKASI KARYAWAN DENGAN MANAJER Kasus pada PD Dharma Jaya, Provinsi DKI Jakarta INI MERUPAKANSALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN SKRIPSI MAHASISWA SEBAGAI TUGAS AKHIR DAN BUKAN UNTUK KEPENTINGAN YANG LAIN KUESIONER NAMA : KODE RESPONDEN : PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 Petunjuk Pengisian: 1. Kuesioner ini disusun untuk tujuan penelitian. 2. Berikan tanda silang X pada jawaban yang Anda pilih. 3. Mohon setiap pertanyaan dijawab dengan benar dan akurat. 4. Jawaban yang Anda berikan tidak akan mempengaruhi penilaian perusahaan terhadap kinerja Anda. 5. Kami menjamin kerahasiaan nama dan identitas Anda. 6. Atas kerja samanya, saya ucapkan terimakasih. 44 KUESIONER A. KARAKTERISTIK INDIVIDU 1. Jenis Kelamin: a. Laki-laki b. Perempuan 2. Umur BapakIbu saat ini…………tahun. 3. Tingkat pendidikan tertinggi BapakIbu yang pernah diikuti: a. SD b. SLTP c. SLTA d. Perguruan Tinggi S1, S2, S3 4. Lama BapakIbu bekerja sebagai karyawan di PD Dharma Jaya, Provinsi DKI Jakarta…………..tahun. 5. Jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan BapakIbu………….orang. 6. Lama waktu yang BapakIbu gunakan untuk bekerja dalam sehari………..jam.

B. PROSES KOMUNIKASI