Model Kinerja Perekonomian Provinsi di Indonesia
Dalam penyusunan model kinerja perekonomian provinsi di Indonesia mempertimbangkan aspek-aspek yang berkaitan dengan investasi, kesempatan
kerja, pengangguran, pertumbuhan ekonomi, dan kemiskinan. Model yang tersusun merupakan abstraksi fenomena keterkaitan kinerja sektor pertanian,
sektor industri dengan perekonomian seluruh sektor. Model Kinerja Perekonomian Provinsi menggunakan persamaan linier diasumsikan bahwa nilai
variabel-variabel yang menyusun persamaan tidak terbatas sehingga perubahan nilai salah satu variabel akan diikuti oleh variabel endogen tanpa adanya titik
maksimum atau minimum.
Model Kinerja Perekonomian Provinsi disusun dalam sistem persamaan simultan dan dinamis. Model dikelompokkan menjadi 5 lima blok, terdiri dari
35 persamaan 22 persamaan struktural dan 13 persamaan identitas. Blok fiskal
menelaah tentang pengeluaran dan penerimaan pemerintah daerah, yang meliputi alokasi belanja dan sumber pendapatan pemerintah daerah.
Blok investasi menjelaskan tentang investasi privat sektor pertanian dan non pertanian, blok
kesempatan kerja mengkaji tentang penyerapan tenaga kerja sektor pertanian, industri dan sektor lain. Semetara itu, blok output menjelaskan tentang nilai
produksi sub-sub sektor pada sektor pertanian, PDRB sektor industri dan sektor lian. Sedangkan blok kemiskinan menelaah tentang jumlah penduduk miskin di
pedesaan dan di perkotaan. Dengan demikian, kinerja perekonomian provinsi yang ditelaah adalah tentang indikator-indikator keberhasilan pembangunan
perekonomian, terdiri dari : investasi, kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi, dan kemiskinan.
A. Blok Fiskal
1. Penerimaan Pendapatan Pemerintah Daerah
Spesifikasi model yang dibentuk untuk penerimaan pendapatan pemerintah daerah dalam kajian ini adalah:
1. Total penerimaan pemerintah daerah :
TREVD
it
= PAD
it
+ TRANS
it
+ PDLL
it
2. Pendapatan asli daerah :
PAD
it
= TXD
it
+ REST
it
+ BUMD
it
+ PADL 3.
Pajak daerah :
it
TXD
it
= a + a
1
PTL
it
+ a
2
TPDRB
it
+ a
3
POP
it
+ a
4
LW
it
+ a
5
D
it
a +
6
LTXD
it
+ u
it
4. Restribusi :
REST
it
= b + b
1
PL
it
+ b
2
TPDRB
it
+ b
3
POP
it
+ b
4
D
it
+ b
5
LREST
it
+ u
it
5. Transfer dari pemerintah pusat :
TRANS
it
= c + c
1
TPDRB
it
+ c
2
POP
it
+ c
3
LW
it
+ c
4
D
it
c +
5
LTRANS
it
+ u
it
keterangan : a.
TREVD = total penerimaan pemeritah daerah riil Rp miliar
b. PAD
= jumlah pendapatan asli daerah riil Rp miliar c.
TRANS = jumlah transfer pemerintah pusat riil Rp miliar
d. PDLL
= jumlah pendapatan lain-lain riil Rp miliar e.
TXD = jumlah pajak daerah riil Rp miliar
f. REST
= jumlah restribusi daerah riil Rp miliar g.
BUMD = jumlah hasil pengelolaan kekayaan daerah riil Rp miliar
h. PADL
= jumlah pendapatan asli daerah lainnya riil Rp miliar i.
PTL = pengeluaran tidak langsung riil Rp miliar
j. TPDRB
= total produk domestik regional bruto riil Rp miliar k.
POP = jumlah penduduk juta jiwa
l. LW
= luas wilayah ribu km
2
m. D
= dummy variable untuk daerah yang PDRB sektor pertanian tinggi dan rendah
n. LTXD
= jumlah pajak daerah riil tahun t-1 Rp miliar o.
PL = pengeluaran langsung riil Rp miliar
p. LREST
= jumlah restribusi daerah riil tahun t-1 Rp miliar q.
LTRANS = jumlah transfer pemerintah pusat riil tahun t-1 Rp miliar r.
i = provinsi ke 1,2, … 20
s. t
= tahun 2003, 2004, … 2011 t.
u = komponen error
Tanda dan besaran parameter estimasi yang diharapkan hipotesis : a
1
, a
2
, a
3
, a
4
0 ; a
6
0 ; dan 0 a
5
b 1
1
, b
2
, b
3
0 ; b
5
0 ; dan 0 b
4
c 1
1
, c
2
, c
3
0 ; c
5
0 ; dan 0 c
4
2. Pengeluaran Belanja Pemerintah Daerah
1
Spesifikasi model pengeluaran pemerintah daerah yang dibentuk adalah:
6. Total pengeluaran pemerintah daerah :
TGE = PL
it
+ PTL 7.
Pengeluaran langsung :
it
PL
it
= PLSA
it
+ PLSIND
it
+ PLSLL 8.
Pengeluaran langsung untuk sektor pertanian :
it
PLSA
it
= PLTSNAK
it
+ PLTPHUT
it
+ PLKAN
it
9. Pengeluaran langsung untuk sub-sektor tanaman semusim dan peternakan :
PLTSNAK
it
= d + a
1
LATS
it
+ d
2
JTB
it
+ d
3
TREVD
it
+ d
4
D
it
d +
5
LPLTSNAK
it
+ u 10.
Pengeluaran langsung untuk sub-sektor perkebunan dan kehutanan:
it
PLTPHUT
it
= e + e
1
LATP
it
+ e
2
LAHUT
it
+ e
3
TREVD
it
+ e
4
D
it
e +
5
LPLTPHUT
it
+ u 11.
Pengeluaran langsung untuk sub-sektor perikanan :
it
PLKAN
it
= f + f
1
JNL
it
+ f
2
TREVD
it
+ f
3
LW
it
+ f
4
D
it
f +
5
LPLKAN
it
+ u
it
12. Pengeluaran langsung untuk sektor industri :
PLSIND
it
= g + g
1
TREVD
it
+ g
2
D
it
+ g
3
LPLSIND
it
+ u
it
13. Pengeluaran langsung untuk sektor lainnya :
PLSLL
it
= h + h
1
LW
it
+ h
2
POP
it
+ h
3
TREVD
it
+ h
4
D
it
h +
5
LPLSLL
it
+ u
keterangan :
it
a. TGE
= total pengeluaran pemeritah daerah riil Rp miliar b.
PLSA = pengeluaran langsung untuk sektor pertanian riil Rp miliar
c. PLSIND
= pengeluaran langsung untuk sektor industri riil Rp miliar d.
PLSLL = pengeluaran langsung untuk sektor lainnya riil Rp miliar
e. PLTSNAK
= pengeluaran langsung untuk sub-sektor tanaman semusim dan peternakan riil Rp miliar
f. PLTPHUT
= pengeluaran langsung untuk sub-sektor perkebunan dan kehutanan riil Rp miliar
g. PLKAN
= pengeluaran langsung untuk sub-sektor perikanan riil Rp miliar h.
LATS = luas areal tanaman semusim ribu hektar
i. JTB
= jumlah ternak besar ribu ekor j.
LPLTSNAK = pengeluaran langsung untuk sub-sektor tanaman semusim dan peternakan riil t-1 Rp miliar
k. LATP
= luas areal tanaman perkebunan ribu hektar l.
LAHUT = luas areal hutan ribu hektar
m. LPLTPHUT
= pengeluaran langsung untuk sub-sektor perkebunan dan kehutanan riil tahun t-1 persen
n. JNL
= jumlah nelayan ribu orang o.
LPLKAN = pengeluaran langsung untuk sub-sektor perikanan riil tahun t-1
Rp milliar p.
LPLSIND = pengeluaran langsung untuk sektor industri riil tahun t-1 Rp
miliar q.
LPLSLL = pengeluaran langsung untuk sektor lainnya riil tahun t-1 Rp
miliar
Tanda dan besaran parameter estimasi yang diharapkan: d
1
, d
2
, d
3
, d
5
0 ; dan 0 d
4
e 1
1
, e
2
, e
3
, e
5
0 ; dan 0 e
4
f 1
1
, f
2
, f
3
, f
5
0 ; dan 0 f
4
g 1
1
, g
2
0 ; g
4
0 ; dan 0 g
3
h 1
1
, h
2
, h
3
0 ; h
6
0 ; dan 0 h
4
1
3. Kesenjangan fiskal