Faktor Faktor yang Dapat Mempengaruhi Terjadinya Kekambuhan TB Paru Klasifikasi Tuberkulosis .1 Tuberkulosis Paru

14

2.1.4 Faktor Faktor yang Dapat Mempengaruhi Terjadinya Kekambuhan TB Paru

a. Harus ada infeksi. b. Jumlah basil sebagai penyebab infeksi harus cukup. c. Virulensi yang tinggi dari basil tuberkulosis. d. Daya tahan tubuh yang menurun memungkinkan basil berkembangbiak dan keadaan ini menyebabkan timbulnya kembali penyakit TB paru. e. Perilaku kebiasaan merokok dan meminum alkohol. f. Pengobatan yang terlalu pendek. g. Kemungkinan resistensi obat. 2.1.5 Klasifikasi Tuberkulosis 2.1.5.1 Tuberkulosis Paru Tuberkulosis paru adalah TB yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk pleura. 1. Berdasar hasil pemeriksaan dahak BTATB paru dibagi atas: a. Tuberkulosis paru BTA + adalah: 1. Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menunjukkan hasil BTA positif. 2. 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto toraks menunjukkan gambaran tuberkulosis. 3. 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan biakan kuman TB positif. 15 4. 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif, setelah 3 spesimen dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah pemberian non OAT. b. Tuberkulosis paru BTA - 1. Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif. 2. Foto toraks abnormal menunjukkan gambaran tuberkulosis. 3. Tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT. 4. Ditemukan dipertimbangkan oleh dokter untuk diberi pengobatan. 2. Berdasarkan tipe pasien Tipe pasien ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya. Ada beberapa tipe pasien yaitu : a. Kasus baru Adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan 4 minggu. b. Kasus kambuh relaps Adalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakansembuh atau pengobatan lengkap, didiagnosis kembali dengan BTA positif apusan atau kultur. c. Kasus setelah putus berobat Default Adalah pasien yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan atau lebih dengan BTA positif. d. Kasus setelah gagal Failure Adalah pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada bulan kelima atau lebih selama pengobatan. 16 e. Kasus pindahan Transfer In Adalah pasien yang dipindahkan dari sarana pelayanan kesehatan yang memiliki register TB lain untuk melanjutkan pengobatannya. f. Kasus lain Adalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan di atas. Dalam kelompok ini termasuk kasus kronik, yaitu pasien dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah selesai pengobatan ulangan Kepmenkes RI No.364MenkesSKV2009.

2.1.5.2 Tuberkulosis Ekstra Paru

Tuberkulosis ekstra paru adalah tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya pleura, kelenjar getah bening, selaput otak, perikard, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dan lain-lain. Diagnosis sebaiknya didasarkan atas kultur positif atau patologi anatomi. Untuk kasus-kasus yang tidak dapat dilakukan pengambilan spesimen maka diperlukan bukti klinis yang kuat dan konsisten dengan TB ekstra paru aktif Richard, dkk, 2003: 444. 2.1.6 Pemeriksaan Tuberkulosis Paru 2.1.6.1 Pemeriksaan Fisik