Dibawah ini akan dipaparkan mengenai pengertian cerita rakyat, ciri-ciri cerita rakyat dan jenis cerita rakyat.
2.2.3.1 Pengertian Cerita Rakyat
Proop 1987:4 menyatakan, cerita rakyat merupakan cerita yang mengandung kejadian-kejadian yang ajaib, dan ceritanya tentang kehidupan
sehari-hari dan tentang kehidupan binatang. Berbeda dengan Propp, Danandjaja 2007:21 menyatakan, cerita rakyat merupakan bagain kebudayaan yang
diwariskan turun temurun dan bentuknya lisan. Jadi, penyebarannya dilakukan secara lisan. Somad, dkk 2007:171 menambahkan, cerita rakyat merupakan
cerita yang mengandung berbagai hal yang menyangkut hidup dan kehidupan masyarakat misalnya mengenai sistem nilai, kepercayaan dan agama, kaidah-
kaidah sosial, dan etos kerja. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan cerita rakyat merupakan cerita
yang disebarkan secara turun-temurun. Cerita rakyat mengandung tradisi-tradisi atau kebudayaan suatu daerah. Penyebarannya dilakukan dengancara dari mulut-
kemulut. Cara penyebarannya yang dilakukan dengan cara demikian membuat satu cerita rakyat memiliki banyak fersi dan banyak mengalami perubahan dari
cerita awalnya. Cerita rakyat bisa menceritakan tentang kehidupan manusia, dewa ataupun binatang.
2.2.3.2 Ciri-ciri Cerita Rakyat
Sebagai salah satu bagian dari warisan budaya, cerita rakyat tentunya memiliki ciri yang berbeda dibandingkan dengan cerita-cerita lainnya. Propp
1987:4 menyatakan ciri cerita rakyat yaitu, ceritanya berkaitan dengan kejadian- kejadian yang ajaib dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Selain Propp, Danandjadja 2007:3-4, Purwadi 2009:5-6 juga merumuskan beberapa ciri cerita rakyat. Ciri pertama yaitu, cerita rakyat
disebarkan secara lisan. Cerita rakyat disebarkan melalui tutur kata dari mulut ke mulut. Cerita rakyat juga hanya disebarkan di masyarakat kolektif tertentu dan
bersifat tradisional. Ciri kedua yaitu, penyebarannya dilakukan dari waktu- kewaktu dan jarang mangalami perubahan. Ciri ketiga yaitu cerita rakyat bersifat
anonim yaitu nama pengarang pertama tidak diketahui. Ciri ke empat yaitu, cerita rakyat merupakan milik bersama dari masyarakat kolektif. Hal tersebut karena ciri
cerita rakyat yang anonim, sehingga setiap masyarakat dalam kolektif tertentu berhak mengembangkan cerita tersebut.
Selain lima ciri di atas, Danandjadja 2007:4 menambahkan bahawa cerita rakyat memiliki versi dan varian yang berbeda. Hal tersebut karena cara
penyebarannya yang secara lisan dan dipengaruhi sifat manusia yang bisa lupa, sehingga menyebabkan cerita rakyat mengalami perubahan. Cerita rakyat juga
mempunyai bentuk yang berumus dan berpola. Contohnya, pada penggunaan bahasanya yang dirumuskan sebaik mugkin dan menggunakan agar terasa indah.
Cerita rakyat berguna bagi kehidupan masyarakat kolektif tertentu, sebagai alat pendidik, dan hiburan. Cerita rakyat juga terkadang bersifat pralogis, yaitu
mempunyai logika sendiri yang tidak sesuai dengan logika pada umumnya. Somad 2007:171 juga menambahkan bahwa cerita rakyat lahir secara turun
temurun. Selain itu cerita rakyat menghubungkan cerita dengan kejadian alam atau tempat berkisah tentang kerajaan istana sentris.
Dari kedua teori di atas dapat disimpulkan bahwa ciri cerita rakyat yaitu disebarkan secara turun-temurun. Cerita rakyat merupakan salah satu peninggalan
tradisi nenek moyang, yang penyebarannya dilakukan secara lisan. Itulah sebabnya cerita rakyat digolongkan kedalam jenis folklor lisan. Penyebarannya
yang secara lisan, menyebabkan pengarang pertama cerita tidak diketahui. Penyebarannya yang secara lisan juga menyebabkan cerita rakyat memiliki
banyak versi dan variasi. Cerita rakyat berguna sebagai alat pendidik dan hiburan.
2.2.3.3 Jenis-Jenis Cerita Rakyat