menambah pengetahuan siswa dan guru tentang cerita rakyat di Kabupaten Brebes.
2.2 Landasan Teoretis
Penelitian pengembangan buku bacaan cerita rakyai ini memerlukan beberapa teori yang dijadikan landasan. Teori-teori yang akan dipaparkan
berkaitan dengan penelitian ini meliputi buku pengayaan, pendekatan kontekstual, dan cerita rakyat. Teori tentang buku pengayaan meliputi, hakikat buku
pengayaan, jenis buku pengayaan dan komponen buku pengayaan. Teori mengenai pendekatan kontekstual yaitu pengertian pendekatan kontekstual.
Sementara teori cerita rakyat meliputi, pengertian cerita rakyat, ciri-ciri cerita rakyat, dan jenis-jenis cerita rakyat.
2.2.1 Buku pengayaan
Dalam bagian ini akan dipaparkan mengenai hakikat buku pengayaan, jenis-jenis buku pengayaan, dan komponen pengembangan buku pengayaan.
Adapun rinciannya adalah sebagai berikut.
2.2.1.1 Hakikat Buku Pengayaan
Buku pendidikan menurut ruang lingkup kewenangan dan dalam pegendalian kualitasnya, dikelompokkan menjadi dua, yaitu buku teks pelajaran
dan buku nonteks pelajaran. Buku nonteks digolongkan menjadi empat yaitu, 1 buku pengayaan; 2 buku referensi; 3 buku panduan pendidik. Buku pengayaan
merupakan buku-buku yang tidak digunakan secara langsung sebagai buku untuk
mempelajari salah satu bidang studi pada lembaga pendidikan Depdiknas 2008:2.
Kusmana 2008 menambahkan bahwa buku pengayaan merupakan buku yang memuat materi yang dapat memperkaya dan meningkatkan penguasaan
ipteks dan keterampilan; membentuk kepribadian peserta didik, pendidik, pengelola pendidikan, dan masyarakat lainnya. Buku ini dapat menjadi bacaan
bagi peserta didik, pendidik, pengelola pendidikan, dan masyarakat lainnya. Buku pengayaan di masyarakat biasa dikenal dengan buku bacaan.
Hampir sama dengan Kusmana, buku pengayaan menurut Pusat Kurikulum dan Perbukuan 2008 yaitu buku yang memuat materi yang dapat
memperkaya buku teks pada pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi. Muslich 2010:25 dalam bukunya menyatakan, buku bacaan merupakan buku
yang memuat kumpulan bacaan, informasi, atau uraian yang dapat memperluas pengetahuan siswa tenyang bidang tertentu. Buku ini dapat menunjang bidang
studi tertentu dalam memberikan wawasan kepada siswa. Kusmana 2008, Depdiknas 2008:4 menambahan buku pengayaan
berfungsi sebagai bahan pengayaan, rujukan, atau panduan dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Berdasarkan fungsinya sebagai pengayaan, buku
pengayaan dapat memperkaya pembaca termasuk peserta didik dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan kepribadian. Berdasarkan
fungsinya sebagai referensi, buku nonteks pelajaran dapat menjadi rujukan dan acuan bagi pembaca termasuk peserta didik dalam mendapatkan jawaban atau
kejelasan tentang sesuatu hal secara rinci dan komprehensif yang dapat dicari
dengan cepat. Sementara, berdasarkan fungsinya sebagai panduan, buku pengayaan dapat menjadi pemandu dan tuntunan yang dapat digunakan oleh
pendidik atau pihak lain yang berkepentingan dalam melaksanakan pendidikan. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa buku
pengayaan merupakan buku pendamping, bukan buku wajib, karena penggunaanya tidak secara langsung dalam pembelajaran. Buku pengayaan bisa
disebut sebagai buku bacaan. Buku pengayaan ini berguna untuk menambah pengetahuan siswa. Selain itu buku pengayaan juga membentuk kepribadian
siswa. Buku pengayaan dapat digunakan oleh umum, tidak ditentukan jenjangnya. Buku pengayaan untuk memperkaya pengetahuan pembacanya. Buku pengayaan
berfungsi sebagai panduan jika isinya tentang penduan melakukan sesuatu. Buku pengayaan berfungsi juga sebagai acuan atau referensi bagi pembacanya.
2.2.1.2 Jenis Buku Pengayaan