Pengawasan internal dan eksternal
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Artinya UUPLH mengakui jenis perizinan dan wewenang pemberiannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, baik menurut ketentuan UUPLH dan peraturan pelaksanaannya maupun ketentuan dalam undang-undang sektor. Hasil
kajian terhadap beberapa ketentuan perundang-undangan yang berlaku saat ini dikenal berbagai jenis izin yang kewenanganya berbeda-beda antara lain :
a. Izin pembuangan limbah ke media lingkungan diberikan oleh Menteri Negara
Lingkungan Hidup. b.
Izin tempat usaha Hinder Ordonnantie HO diberikan oleh bupatiwalikota. c.
Izin usaha industri diberikan oleh menteri perindustrian d.
Izin usaha pemanfaatab hutan dan penggunaan kawasan hutan diberikan oleh menteri kehutanan, gubernur, bupatiwalikota
e. Izin usaha dibidang minyak gas dan bumi diberikan oleh menteri yang bidang
tugas dan tanggung jawabnya meliputi kegiatan usaha minyak gas dan bumi. Oleh karena itu, wewenang pengawasannya selain menjadi tanggung jawab
menteri negara lingkungan hidup, juga menjadi tanggung jawab menteri departemen sektoral atau pejabat yang ditunjuknya dan tanggung jawab gubernur
dan bupatiwalikota sesuai dengan kewenangan masing-masing. Dalam pasal 22 UUPLH ditegaskan, bahwa wewenang pengawasan ada pada
menteri negara lingkungan hidup atau pejabat yang ditunjuknya dan dalam hal wewenang pengawasan diserahkan kepada pemerintah daerah, maka kepala
daerah menetapkan pejabat yang berwenang melakukan pengawasan. Apa yang menjadi wewenang pengawas diatur dalam pasal 24 UUPLH bahwa dalam
melakukan pengawasan, pengawas dapat meminta keterangan, membuat salinan dari dokumen, atau membuat catatan yang diperlukan, memasuki tempat tertentu,
mengambil contoh, memeriksa peralatan, memeriksa instalasi atau alat transpotasi, serta meminta keterangan dari pihak yang bertanggung jawab atas
usaha atau kegiatan.
26
Secara teoritis, pengawasan terhadap pemerintah dalam konteks pengelolaan
lingkungan hidupmengandung beberapa hal yaitu pertama, pengawasan lingkungan bermakna sasaran pengawasan terhadap pemerintah adalah
pemeliharaan atau penjagaan agar negara hukum kesejahteraan dapat berjalan dengan baik dan dapat pula membawa kekuasaan pemerintah sebagai
penyelenggara kesejahteraan masyarakat kepada pelaksanaan yang baik pula dan tetap dalam batas kekuasaannya. Kedua, tolak ukurnya adalah hukum yang
mengatur dan membatasi kekuasaan dan tindakan pemerintah dalam bentuk hukum material maupun formal serta manfaatnya bagi kesejahteraan takyat.
Ketiga, adanya pencocokan antara perbuatan dan tolak ukur yang telah ditetapkan. Keempat, apabila terdapat tanda-tanda akan terjadi suatu penyimpangan terhadap
tolok ukur tersebut maka dapat dilakukan tindakan pencegahan. Dan kelima, apabila dalam pencocokan menunjukan telah terjadi penyimpangan dari tolok
ukur, kemudian di adakan koreksi melalui suatu tindakan hukum yang berupa pembatalan, pemilihan terhadap akibat yang ditimbulkan dan mendisiplinkan
pelaku kekeliruan tersebut.
26
Muhamad Akib, HUKUM LINGKUNGAN kebijakan dan pengaturan hukum global dan nasional, pusat penerbitan lembaga penelitian unila, Bandar Lampung, 2008, hlm