PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN FISIK DI DESA SUKANEGARA KECAMATAN TANJUNG BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

(1)

PUBLIC PARTICIPATION IN THE DEVELOPMENT OF PHYSICAL IN THE VILLAGE SUKANEGARA DISTRICT DISTRICT LAMPUNG

TANJUNG SOUTH STAR By

TRI UMPU KIRATON

The lack of public participation makes the physical development in the Village Sukanegara be running. It is known from the lack of public attendance at meetings or meetings related to rural development and the absence of public funding contribution towards the physical development budgeting Sukanegara village.

The purpose of this study was to determine the community's participation in physical development in the village district of TanjungBintangSukanegara South Lampung regency. While this research using quantitative descriptive research type, with respondents is Sukanegara Village community with the number of 95 people.

The results of this study indicate that the at the planning stage, most respondents stated that always participate actively in the process of planning and rural development. In the budgeting stage, most respondents stated that it is not always participate in the budgeting process of rural development. During the implementation phase, nearly the whole of respondents said always follow and actively provide assistance in the implementation process of building the village. At the monitoring stage, the majority of respondents said that always helped, and oversees development in the Village Sukanegara. At this stage of the evaluation, most respondents stated that less active in providing evaluations to Village Government related development outcomes that have been implemented.


(2)

ABSTRAK

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN FISIK DI DESA SUKANEGARA KECAMATAN TANJUNG BINTANG

KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Oleh

TRI UMPU KIRATON

Kurangnya partispasi masyarakat menjadikan pembangunan fisik di Desa Sukanegara menjadi tidak berjalan. Hal tersebut diketahui dari masih kurangnya kehadiran masyarakat pada saat rapat atau pertemuan terkait pembangunan desa dan tidak adanya sumbangsih dana dari masyarakat terhadap penganggaran pembangunan fisik Desa Sukanegara.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui partisipasi masyrakat dalam pembangunan fisik di Desa Sukanegara Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan. Sedangkan penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kuantitatif, dengan responden yaitu masyarakat Desa Sukanegara dengan jumlah 95 orang.

Hasil penelitian ini menunujukkan bahwa pada tahapan perencanaan, sebagian besar responden menyatakan bahwa selalu ikutserta dan aktif pada proses perencanaan pembangunan desa. Pada tahap penganggaran, sebagian besar responden menyatakan bahwa tidak selalu ikutserta dalam proses penganggaran pembangunan desa. Pada tahap pelaksanaan, hampir secara keseluruhan responden menyatakan selalu mengikuti dan aktif memberikan bantuan pada proses pelaksanaan pembangunan desa. Pada tahap pengawasan, sebagian besar responden menyatakan bahwa selalu turut serta mengawasi jalannya pembangunan di Desa Sukanegara. Pada tahap evaluasi, sebagian besar responden menyatakan bahwa kurang aktif dalam memberikan evaluasi kepada Pemerintah Desa terkait hasil pembangunan yang telah dilaksanakan.


(3)

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN FISIK DI DESA SUKANEGARA KECAMATAN TANJUNG BINTANG

KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

(Skripsi)

Oleh

TRI UMPU KIRATON

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2016


(4)

PUBLIC PARTICIPATION IN THE DEVELOPMENT OF PHYSICAL IN THE VILLAGE SUKANEGARA DISTRICT DISTRICT LAMPUNG

TANJUNG SOUTH STAR By

TRI UMPU KIRATON

The lack of public participation makes the physical development in the Village Sukanegara be running. It is known from the lack of public attendance at meetings or meetings related to rural development and the absence of public funding contribution towards the physical development budgeting Sukanegara village.

The purpose of this study was to determine the community's participation in physical development in the village district of TanjungBintangSukanegara South Lampung regency. While this research using quantitative descriptive research type, with respondents is Sukanegara Village community with the number of 95 people.

The results of this study indicate that the at the planning stage, most respondents stated that always participate actively in the process of planning and rural development. In the budgeting stage, most respondents stated that it is not always participate in the budgeting process of rural development. During the implementation phase, nearly the whole of respondents said always follow and actively provide assistance in the implementation process of building the village. At the monitoring stage, the majority of respondents said that always helped, and oversees development in the Village Sukanegara. At this stage of the evaluation, most respondents stated that less active in providing evaluations to Village Government related development outcomes that have been implemented.


(5)

ABSTRAK

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN FISIK DI DESA SUKANEGARA KECAMATAN TANJUNG BINTANG

KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Oleh

TRI UMPU KIRATON

Kurangnya partispasi masyarakat menjadikan pembangunan fisik di Desa Sukanegara menjadi tidak berjalan. Hal tersebut diketahui dari masih kurangnya kehadiran masyarakat pada saat rapat atau pertemuan terkait pembangunan desa dan tidak adanya sumbangsih dana dari masyarakat terhadap penganggaran pembangunan fisik Desa Sukanegara.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui partisipasi masyrakat dalam pembangunan fisik di Desa Sukanegara Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan. Sedangkan penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kuantitatif, dengan responden yaitu masyarakat Desa Sukanegara dengan jumlah 95 orang.

Hasil penelitian ini menunujukkan bahwa pada tahapan perencanaan, sebagian besar responden menyatakan bahwa selalu ikutserta dan aktif pada proses perencanaan pembangunan desa. Pada tahap penganggaran, sebagian besar responden menyatakan bahwa tidak selalu ikutserta dalam proses penganggaran pembangunan desa. Pada tahap pelaksanaan, hampir secara keseluruhan responden menyatakan selalu mengikuti dan aktif memberikan bantuan pada proses pelaksanaan pembangunan desa. Pada tahap pengawasan, sebagian besar responden menyatakan bahwa selalu turut serta mengawasi jalannya pembangunan di Desa Sukanegara. Pada tahap evaluasi, sebagian besar responden menyatakan bahwa kurang aktif dalam memberikan evaluasi kepada Pemerintah Desa terkait hasil pembangunan yang telah dilaksanakan.


(6)

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN FISIK DI DESA SUKANEGARA KECAMATAN TANJUNG BINTANG

KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Oleh

TRI UMPU KIRATON

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA ILMU PEMERINTAHAN

pada

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2016


(7)

(8)

(9)

(10)

RIWAYAT HIDUP

Tri Umpu Kiraton, dilahirkan di Bandar Lampung Kecamatan Tanjung Karang Pusat pada tanggal 8 Febuari 1994, merupakan putra dari pasangan Bapak Iskandar Zain (Alm) dan Ibu Fadillah. Peneliti merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, yakni Andika Eka Putra dan Fiska Dwi Saputri.

Jenjang akademis peneliti dimulai dengan menyelesaikan pendidikan TK Taruna Jaya pada tahun 2000, dilanjutkan di Sekolah Dasar (SD) AL-Azhar tahun 2000 hingga 2006, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4 Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun yang sama peneliti melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 12 Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2012. Selanjutnya pada tahun 2012 peneliti terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Lampung.


(11)

MOTO

Salah satu alasan utama mengapa seseorang tidak sukses dalam hidupnya adalah karena ketakutannya akan apa yang bakal terjadi”

(Robert.T.Kiyosaki)

Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalatmu Sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar

(Al-Baqarah: 153)

"Talenta tanpa kerja keras adalah tragedi" (Robert Half)

Mimpi adalah jawaban hari ini untuk pertanyaan hari esok” (Tri Umpu Kiraton)


(12)

PERSEMBAHAN

Segala puji dan syukur kehadiral ALLAH SWT penguasa alam semesta, yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani, memberikan akal

dan semangat untuk senantiasa bertawakal.

Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.

Kupersembahkan karya yang sederhana ini untuk....

Kedua orang tuaku, Ibu yang telah melahirkan ku, yang selalu sabar dan mendoakan setulus hati disetiap langkahku, memberi nasihat serta semangat

di kala ku terjatuh, Bu, kau sumber kekuatanku dalam menjalani hidup ini. Untuk Ayah yang senantiasa memberikan motivasi dalam setiap kehidupanku semasa kecil, aku berharap kau melihat tumbuh dan berusaha

membanggakanmu. Untuk Ibu dan Ayah maaf karena aku belum bisa menanam bahagia di wajah kalian, maaf karena aku belum bisa menanam bangga di hati kalian, terimakasih kepada Ibu dan Ayah untuk cinta dan doa

kepadaku.

Terimakasih untuk kedua saudara dan saudari ku terimakasih atas doa dan bantuan kalian serta sudah meberikan motivasi kepadaku dan menjadi

teladan bagiku.

bapak pembimbing dan penguji yang selama ini telah tulus dan ikhlas meluangkan waktunya untuk menuntun dan mengarahkan saya, memberikan bimbingan dan pelajaran yang tiada ternilai harganya, agar saya menjadi lebih baik, terimakasih bapak pembimbing dan penguji jasa


(13)

dan perjuangan yang kita lewati bersama dan terimakasih untuk kenangan manis yang telah mengukir selama ini.

Terimakasih yang sebesar-besarnya untuk kalian semua, akhir kata saya persembahkan skripsi ini untuk kalian semua, orang-orang yang sayang-

sayangi dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang. Aminn


(14)

SANWACANA

Bismillahirahmanirrahim.

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahn-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada baginda Rosulullah SAW, para sahabat, keluarga serta pengikutnya.

Penulis skripsi ini berjudul “Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Fisik di Desa Sukanegara Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan” ini merupakan syarat bagi peneliti untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan pada Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung.

Peneliti sadar bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan peneliti. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun terhadap skripsi yang sederhana ini guna lebih bermanfaat di kemudian hari.

Skripsi ini dapat terselesaikan tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:


(15)

2. Bapak Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan dan selaku dosen pembimbing skripsi ini, terimakasih atas semangat, waktu, arahan, bimbingan, solusi dan masukan selama penulis menjalani proses bimbingan, terimakasih banyak pak.

3. Bapak Drs. R. Sigit Krisbintoro, M.IP. selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Pemerintahan.

4. Seluruh Jajaran Dosen Pengajar, Ibu Feni, Ibu Ari Darmastuti, Ibu Dwi Wahyu, Pak Denden, Pak Sigit, Pak Budi Harjo, Pak Piping, Pak Budi Kurniawan, Pak Syafar, Pak Robi, Pak Wondo, Pak Himawan, Bang Ariska, Bang Darma, dan Bang Andri Marta serta dosen-dosen lain, terimakasih atas wawasan ilmu yang diberikan, mohon maaf apabila banyak hal yang kurang berkenan;

5. Bapak Drs. Amantoto Dwiyono, M.H selaku dosen pembahas dan penguji, terimakasih telah memberikan kritik dan saran, serta masukan yang membangun skripsi ini agar menjadi lebih baik, terimakasih banyak pak. 6. Ibu Dwi Wahyuhandayani, S.IP,M.Si selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang telah bersedia peneliti dalam menyelesaikan perkuliahan. 7. Seluruh Staf Jurusan Ilmu Pemerintahan, Ibu Rianti dan Staf Fisip

Universitas Lampung tang tidak dapat ditulis satu persatu, terima kasih telah banyak membantu Penulis selama menuntut ilmu di Jurusan Ilmu Pemerintahan.


(16)

terimaksih atas ilmu, doa, dan motivasi yang telah diberikan.

9. Bapak Lurah Desa Sukanegara dan jajarannya, terima kasih banyak atas bantuannya yang telah memberikan izin untuk penelitian di Desa Sukanegara dan informasi dan data sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 10.Kedua orangtuaku, yang telah membesarkanku, memdidik, membimbing

serta memberikan cinta dan kasih sayangnya dengan penuh kesabaran. Untuk Ibu yang telah melahirkanku, yang senantiasa mendoakanku dalam setiap langkahku, maaf karena belum bisa mengukir kebahagiaan di wajah ibu, maaf untuk semua airmata yang kau tumpahkan karena aku, Bu, terimakasih untuk cinta dan doamu kepadaku. Untuk Ayah, yang telah damai bersama Nya, semoga ayah dapat melihat aku menjadi seperti sekarang dan berusaha untuk membanggakan keluarga.

11.Untuk abang dan kakaku, Andika Eka Putra dan Fiska Dwi Saputri terimakasih sudah memberikan semangat dan motivasi untuk mengerjakan skripsi ini, kalian saudara yang terbaik yang aku punya.

12.Untuk seseorang wanita yang setia menemaniku saat aku berjuang dengan perkuliahan dan penulisan skripsi ini, yang tidak pernah bosan mendengarkan keluhanku tentang sulitnya ini dan itu, dan yang tidak pernah lelah menyemangatiku saat semangatku mulai goyah, terimakasih kekasihku Ulima Islami S.IP untuk semua kesabaranmu selama ini.


(17)

M. Ichsan Nuryanda, Vico Bagja, I Wayan Surya Mahendra, M. Hezby Fauzan, Saiful Zuhri, Yogi Irawan, Okta Subekti Widi, Astari Puja Seraya, Agustin Darma Putri, Juni Renaldhu, Rendi Noverdi, Metta Fitriani, Adel Rianti, Aulia Kartika, Winda Dwi Astuti terimakasih atas kebahagian canda tawa selama ini semoga kelak kita dapat mencapai kesukseskan bersama, Amin.

14.Sahabat, teman, saudara yang selalu mendukung saya dalam penulisan skripsi ini Gagah Ragil Triatmojo, Willy Andika Putra, M. Hajriantoso semoga kita selalu diberikan kesuksesan. Amin

15.Teman-teman angkatan 2012 yang tidak bisa di sebutkan satu-persatu, kenal kalian serasa punya keluarga baru dan sama-sama membagi pengalaman, makasih ya buat semuanya sukses buat kita semua. Amin 16.Seluruh keluarga besar Ilmu Pemerintahan angkatan 2010, 2011, 20012,

2013, 2014, 2015, terimakasih atas kebersamaan yang pernah terjalin selama peneliti menempuh studi dikampus tercinta.

17.Teman-teman KKN Gunung Tiga yang sudah menjadi saudara dan saudari saya terimakasih telah mendukung saya selama pengerjaan skripsi ini Okta Suwarna Perdana, Ulung Purba, Maulidiyanti, Tiffany Marvin, Istighfariza Shaqina, Dwika Putri Suri, Kadek Ariani semoga kita selalu diberikan kesuksesan. Amin


(18)

Allah Maha Melihat semua yang ada di dunia ini, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kalian, dan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aaamin

Bandar Lampung, 17 Juni 2016 Peneliti

Tri Umpu Kiraton NPM: 1216021108


(19)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Kegunaan Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Partisipasi ... 8

1. Pengertian Partisipasi ... 8

2. Jenis Partisipasi ... 12

3. Bentuk/Tahapan Partisipasi ... 13

B. Tinjauan Tentang Perencanaan ... 18

C. Tinjauan Tentang Penganggaran ... 20

D. Tinjauan Tentang Pelaksanaan ... 22

E. Tinjauan Tentang Pengawasan ... 24

F. Tinjauan Tentang Evaluasi ... 26

G. Tinjauan Tentang Pembangunan ... 27

1. Pembangunan ... 27

2. Pembangunan Fisik ... 30

3. Pembangunan Desa ... 31

H. Tinjauan Tentang Pemerintah Desa ... 32

1. Pengertian Desa ... 32

2. Pemerintah Desa ... 34

I. Kerangka Pikir ... 35

III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian ... 41

B. Lokasi Penelitian ... 42

C. Definisi Konsep ... 43

D. Definisi Operasional ... 45

E. Populasi dan Sampel ... 47

F. Jenis Data ... 53

G. Teknik Pengumpulan Data ... 53

H. Teknik Pengolahan Data ... 56


(20)

IV. GAMBARAN UMUM DANLOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Desa Sukanegara ... 60

B. Kondisi Desa Sukanegara ... 61

C. Sejarah Pemerintahan Desa Sukanegara ... 62

D. Kondisi Umum Desa Sukanegara ... 62

1. Luas dan Batas Wilayah ... 62

2. Kondisi Geografis ... 62

3. Orbitasi Desa ... 63

4. Jumlah Dusun ... 63

5. Kependudukan Desa Sukanegara ... 63

6. Sarana dan Prasarana Desa Sukanegara ... 66

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden ... 67

B. Hasil dan Pembahasan Tentang Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Fisik di Desa Sukanegara Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan ... 72

1. Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan Fisik ... 72

2. Partisipasi Masyarakat Dalam Penganggaran Pembangunan Fisik ... 81

3. Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Pembangunan Fisik ... 88

4. Partisipasi Masyarakat Dalam Pengawasan Pembangunan Fisik ... 96

5. Partisipasi Masyarakat Dalam Evaluasi Pembangunan Fisik ... 101

VI. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 110

B. Saran ... 111 DAFTAR PUSTAKA


(21)

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Definisi Operasional... 45

2. Jumlah KK Desa Sukanegara ... 48

3. Jumlah Sampel per Dusun ... 52

4. Skor Metode Skala Likert ... 58

5. Sejarah Pemerintahan Desa ... 62

6. Jumlah Penduduk Desa Sukanegara Berdasarkan Kelamin ... 63

7. Jumlah Penduduk Desa Sukanegara Berdasarkan Agama ... 64

8. Jumlah Penduduk Desa Sukanegara Berdasarkan Usia Kerja ... 72

9. Jumlah Penduduk Desa Sukanegara Berdasarkan Tingkat Pendidikan 65 10.Jumlah Penduduk Desa Sukanegara Berdasarkan Mata Pencaharian .. 65

11.Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 68

12.Jumlah Responden Berdasarkan Usia ... 69

13.Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 70

14.Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 71

15.Keikutsertaan Masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan Fisik ... 73

16.Keaktifan Masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan Fisik ... 76

17.Hambatan Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan Fisik ... 78

18.Keikutsertaan Masyarakat dalam Penganggaran Pembangunan Fisik . 81 19.Keaktifan Masyarakat dalam Penganggaran Pembangunan Fisik ... 83

20.Hambatan Partisipasi Masyarakat dalam Penganggaran Pembangunan Fisik ... 85

21.Keikutsertaan Masyarakat dalam Pelaksanaan Pembangunan Fisik .... 89

22.Keaktifan Masyarakat dalam Pelaksanaan Pembangunan Fisik ... 91

23.Hambatan Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Pembangunan Fisik ... 93

24.Keikutsertaan Masyarakat dalam Pengawasan Pembangunan Fisik .... 96

25.Keaktifan Masyarakat dalam Pengawasan Pembangunan Fisik ... 98

26.Hambatan Partisipasi Masyarakat dalam Pengawasan Pembangunan Fisik ... 99

27.Keikutsertaan Masyarakat dalam Evaluasi Pembangunan Fisik ... 102

28.Keaktifan Masyarakat dalam Evaluasi Pembangunan Fisik ... 103

29.Hambatan Partisipasi Masyarakat dalam Evaluasi Pembangunan Fisik ... 104


(22)

DAFTAR GAMBAR


(23)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada masa sebelum reformasi, pembangunan di seluruh wilayah Indonesia lebih banyak dilaksanakan dengansistem yang sentralistik serta diterapkan secara seragam khususnya didaerah pedesaan, dengan sering mengesampingkan nilai-nilai budaya dan pranata sosial yang berkembang di masyarakat, dengan kata lain upaya pembangunan pada saat itu diwamai dengan pendekatan top down (atas ke bawah). Sejumlah kasus yang terjadi dengan pola pelaksanaan seperti itu, menunjukkan bahwa penekanan alokasi dana dan program yang sentralistik telah menekan partisipasi masyarakat, memunculkan sikap ketergantungan, serta mengurangi kreatifitas dan daya inovasi masyarakatnya.

Pada saat ini, pembangunan daerah sebagai bagian yang integral dan pembangunan nasional tidak lepas dari prinsip-prinsip otonomi, yang diwujudkan dengan memberi kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab secara proporsional dengan lebih menekankan pada prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan serta dengan memperhatikan potensi dan keanekaragaman


(24)

daerah, dengan memberikan pelayanan yang prima dan memberdayakan masyarakat adalah suatu aspek yang sangat fundamental dalam pelaksanaan otonomi daerah agar masyarakat dapat merasakan manfaatnya, dan ikut berperan aktif dalam setiap proses pembangunan daerah.

Belajar dari penyelenggaraan pembangunan yang telah dilakukan selama ini, ada kecenderungan bahwa partisipasi masyarakat semakin lemah. Kata pembangunan seolah-olah menjadi milik orang luar. Setiap anggota masyarakat wajib berpartisipasi, tetapi dalam banyak kasus mereka tidak dilibatkan terutama dalam perencanaan pembangunan di desanya. Masyarakat desa harus turut berpartisipasi walaupun seringkali bagi mereka tidak terlalu jelas mengapa pembangunan tersebut perlu dan untuk siapa. Pasca pembangunan orang wajib memelihara hasil-hasil walaupun adakalanya kurang jelas apa manfaatnya bagi mereka.

Pembangunan yang berlangsung di Desa Sukanegara Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan juga mengalami hambatan-hambatan yang menjadikan pembangunan tersebut tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan, terutama pada pembangunan fisik. Pembangunan Fisik seperti jalan masih terhambat, jalan yang telah di perbaiki beberapa bulan lalu kembali menjadi rusak dikarenakan kendaraan berat milik warga yang selalu melintas dijalan tersebut menjadikan jalan tersebut kembali rusak. Hal itu dikarenakan tidak adanya kesadaran dari masyarakat Desa Sukanegara untuk menjaga hasil pembangunan fisik Desa Sukanegara.


(25)

Permasalahan tersebut diduga muncul akibat dari kurangnya partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan fisik Desa Sukanegara.

Kondisi di Desa Sukanegara dalam perencanaan pembangunan di desanya, selalu ada musyawarah dan rapat pertemuan setiap bulan sekali. Rapat tentang bagaimana program pembangunan kedepannya yang terdiri dari Kepala Desa Sukanegara, BPD, para tokoh masyarakat dan pihak warga Desa Sukanegara mengikuti acara tersebut dalam membahas perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. Namun, hanya sedikit warga saja ikutserta dalam mengikuti pertemuan untuk membahas tentang pembangunan melalui perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi.

Hal tersebut dibuktikan dengan pernyataan salah satu warga Desa Sukanegara bernama Didik yang mengatakan bahwa masih banyak warga di Desa Sukanegara yang tidak menghadiri rapat tersebut dikarenakan sibuk dengan pekerjaannya (Wawancara pada tanggal 12 November 2015 jam 11.00 WIB). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa sebagian warga Desa Sukanegara masih belum menyadari pentingnya partisipasi dalam penyelenggaraan pembangunan di desanya.Padahal partisipasi mereka dalam bentuk ikut serta dalam proses perencanaan pembangunan dan pengawasan dalam pelaksanaan pembangunan fisik akan sangat membantu terealisasikannya pembangunan tersebut dan tentu juga akan mengurangi penyimpangan kekuasaan yang mungkin dilakukan oleh aparat desa. Untuk itu Pemerintah Desa Sukanegara harus lebih


(26)

menjalin komunikasi yang baik kepada masyarakat nya demi menyakinkan masyarakat tentang pentingnya partisipasi mereka dalam pembangunan di Desa, karena meningkatnya partisipasi masyarakat diharapkan pembangunan fisik akan berorientasi pada masyarakat yang betul-betul sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh mereka.

Pembangunan fisik di Desa Sukanegara masih terdapat fasilitas-fasilitas umum dan bangunan-bangunan yang belum memadai dikarenakan oleh terhambatnya proses pembangunan, kurangnya dana untuk membiayai proses pembangunan tersebut, serta tidak adanya kesadaran dari masyarakat untuk menjaga hasil dari pembangunan yang sudah ada. Pembangunan fisik memang sering terjadi hal-hal atau kendala seperti pembangunan fisik berupa jalan. Masyarakat memberikan input sumbangan pada pembangunan berupa dana maupun tenaga dalam proses pelaksanaannya, namun tidaklah semua masyarakat ikut berpartisipasi dalam pembangunan tersebut, padahal pembangunan tersebut dimaksudkan untuk memajukan desanya.

Pada kenyataannya apakah warga yang sudah berkorban dana dan tenaga tersebut ikut menikmati jalan itu? Disisi lain, ada banyak warga yang tidak menyumbang pada pembangunan, baik secara langsung seperti pembangunan jalan tersebut, ataupun tidak secara langsung dengan tidak membayar iuran untuk pembangunan, tetapi memanfaatkan hasil pembangunan bahkan cenderung merusak hasil pembangunan tersebut. Oleh sebab itu, hal terpenting dalam menumbuhkan partisipasi


(27)

pembangunan adalah dengan membuat seluruh masyarakat sadar akan kewajibannya untuk ikut berpartisipasi dan menjaga hasil pembangunan tersebut.

Pembangunan desa seringkali dikaitkan dengan swadaya masyarakat yang berarti iuran dari keluarga-keluarga anggota masyarakat desa atau sumbangan dari pengusaha desa, dan dari elit desa. Pembangunan desa seharusnya membantu masyarakat mengurangi beban ekonomi mereka dengan memberikan berbagai kemudahan pada sumber-sumber ekonomi, bukan sebaliknya. Otonomi sebagai wujud dari desentralisasi dapat dipandang sebagai suatu asas atau cara pemberian kesempatan yang relatif luas bagi tumbuhnya partisipasi masyarakat.

Menurut keterangan Kepala Desa selaku pemimpin aparat pemerintahan desa sering mengajukan beberapa pemohonan / proposal bantuan kepada pemerintah kabupaten dan pemerintah provinsi untuk memfasilitasi pendanaan dalam meningkatkan pembangunan fisik di Desa Sukanegara, namun respon dari pemerintah kabupaten maupun provinsi sangat lambat, sering ditunda-tunda dalam memberikan bantuan dananya, sehingga pembangunan fisik yang telah diprogramkan menjadi terhambat (Wawancara pada tanggal 12 November 2015 jam 13.30 WIB). Untuk itu partisipasi masyarakat dalam pembangunan sangatlah penting, dan sangat dibutuhkan dalam kondisi sekarang ini, seperti dengan adanya swadaya dari masyarakat, dapat diatasi sementara meskipun masih banyak kekurangan terutama masalah dana. Jika partisipasi dari masyarakat sangat


(28)

minim, maka pembangunan desa akan menjadi sangat lamban menuju yang diharapkan berdasarkan rencana yang sudah diprogramkan, dengan tidak tergantung pada pemerintah kabupaten maupun provinsi.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis tertarik meneliti tentang bagaimana Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Fisik di Desa Sukanegara Kabupaten Lampung Selatan. Sebab desa ini merupakan salah satu desa yang mengalami masa transisi menuju kearah pembangunan yang lebih baik lagi, sehingga secara otomatis perlu adanya partisipasi yang berupa keterlibatan masyarakat dalam perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi dalam pembangunan fisik, serta kinerja yang maksimal menuju pembangunan yang diinginkan masyarakat Desa Sukanegara, melalui pendekatan bottom-up, dari bawah terlebih dahulu yaitu partisipasi masyarakatlah yang sangat menunjang bagi pembangunan desa khususnya pembangunan fisik desa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah : Bagaimana Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Fisik di Desa Sukanegara Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan?


(29)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ialah untuk mengetahui Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Fisik di Desa Sukanegara Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan.

D. Kegunaan Penelitian

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam pengembangan pengetahuan pemerintahan khususnya yang berkenaan dengan partisipasi masyarakat desa dalarn pembangunan.

2. Secara praktis

Sebagai bahan masukan dan informasi bagi masyarakat dan pihak-pihak lain yang berkaitan dengan kegiatan partisipasi.


(30)

II.TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Partisipasi 1. Pengertian Partisipasi

Proses pembangunan saat ini, partisipasi merupakan syarat utama untuk memperlancar pembangunan tersebut, tanpa adanya partisipasi dari masyarakat maka pembangunan akan sulit untuk berjalan dengan baik. Partisipasi menurut Santoso Sastro Putro:1986, adalah keterlibatan mental dan emosional yang mendorong untuk memberikan sumbangan terhadap tujuan dan cita-cita kelompok untuk turut bertanggung jawab terhadap pembangunan.

Partisipasi yang ada dalam masyarakat, muncul sebagai respon dan suatu permasalahan bersama, seperti yang dikemukakan oleh Hamzah (1983), partisipasi adalah ikut sertanya suatu kesatuan untuk mengambil bagian dalam aktifitas yang dilaksanakan oleh kesatuan yang lebih besar, partisipasi adalah suatu respon dalam menghadapi permasalahan dan kegiatan partisipasi perlu disertai dengan tanggung jawab dalam proses berlangsungnya suatu kegiatan, demi terwujud dan tercapainya kepentingan dan tujuan bersama.


(31)

Menurut Ach. Wazir Ws., et al. (1999: 29) partisipasi bisa diartikan sebagai keterlibatan seseorang secara sadar ke dalam interaksi sosial dalam situasi tertentu. Dengan pengertian itu, seseorang bisa berpartisipasi bila ia menemukan dirinya dengan atau dalam kelompok, melalui berbagai proses berbagi dengan orang lain dalam hal nilai, tradisi, perasaan, kesetiaan, kepatuhan dan tanggungjawab bersama.

Partisipasi masyarakat menurut Isbandi (2007: 27) adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi.

Mikkelsen (1999: 64) membagi partisipasi menjadi 6 (enam) pengertian, yaitu:

1) Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa ikut serta dalam pengambilan keputusan;

2) Partisipasi adalah “pemekaan” (membuat peka) pihak masyarakat untuk meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan untuk menanggapi proyek-proyek pembangunan;

3) Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang ditentukannya sendiri;


(32)

4) Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan hal itu;

5) Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan para staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek, agar supaya memperoleh informasi mengenai konteks lokal, dan dampak-dampak sosial;

6) Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan, dan lingkungan mereka.

Margono Slamet (2003:47) menyebutkan, syarat agar masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan adalah ada kesempatan ikut dalam pembangunan, ada kemampuan ikut dalam pembangunan, ada kemampuan memanfaatkan kesempatan itu, dan ada kemauan berpartisipasi. Sebagaimana dikatakan juga oleh Sondang P. Siagian (1972:26), bahwa partisipasi dari masyarakat mutlak diperlukan, oleh karena mereka itulah yang pada akhirnya melaksanakan berbagai kegiatan pembangunan, rakyat banyak memegang peranan sekaligus objek dan subjek pembangunan.

Upaya pembangunan yang berorientasi kepada masyarakat hendaknya didukung oleh partisipasi masyarakat. Kartasasmita dalam Koirudin (2005:149) mengatakan, dalam kaitannya dengan adanya pembangunan yang berorientasi pada masyarakat, keterlibatan (partisipasi) seluruh masyarakat sebagai pelaku (aktor) pembangunan adalah hal yang tidak dapat dielakkan. Seperti halnya pengertian partisipasi menurut Ram P.


(33)

Yadop dalam Alhusniduki Hamim dkk (1996:156), yang lebih ditujukan pada partisipasi dalam pembangunan adalah keterlibatan anggota masyarakat dalam proses pembangunan secara sukarela dan atas kemauannya sendiri.

Partisipasi masyarakat dapat ditunjukan melalui ide-ide pembangunan yang akan dijalankan, ketanggapan masyarakat akan fenomena yang akan dijalankan, ketanggapan masyarakat akan fenomena-fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat, hal ini yang dibutuhkan dalam setiap pembangunan yang berbasis pada partisipasi aktif masyarakat. Oleh karena itu partisipasi merupakan suatu alat untuk penyelesaiaan masalah dalam pembangunan, yaitu dengan adanya partisipasi yang dibangun oleh masyarakat maka dengan menjalankan pembangunan sesuai yang direncanakan.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa partisipasi adalah keterlibatan masyarakat secara aktif dan secara langsung dalam pembangunan untuk mempengaruhi dan menjalankan suatu pembangunan yang merupakan prakarsa masyarakat itu sendiri, dengan harapan pembangunan yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik serta sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Masyarakat secara penuh memberikan tenaga, pikiran dan dana dalam tahapan-tahapan pembangunan, dari tahap perencanaan, penganggaran, pelaksanaa, pengawasan dan evaluasi.


(34)

2. Jenis Partisipasi

Menurut Santoso S Humijoyo (1986:32) jenis partisipasi masyarakat dalam pembangunan adalah:

a. Partisipasi buah pikiran, b. Partisipasi ketrampilan. c. Partisipasi tenaga. d. Partisipasi harta benda. e. Partisipasi uang.

Sedangkan menurut Madrie (1996:157), jenis partisipasi dalam pembangunan adalah:

a. Partisipasi dalam pengambilan keputusan, menentukan masalah, dan menentukan tujuan yang ingin dicapai.

b. Partisipasi dalam melaksanakan rencana-rencana yang telah ditetapkan bersama.

c. Partisipasi dalam menerima hasil, menikrnati hasil pembangunan yang telah dilaksanakan.

d. Partisipasi dalam memantau hasil-hasil kegiatan yang telah dilaksanakan.


(35)

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui jenis-jenis partsipasi dalam pembangunan yaitu:

1. Partisipasi dalam memberikan sumbangan terhadap kegiatan pembangunan yaitu:

a. Menyumbangkan tenaga. b. Menyumbangkan keterampilan. c. Menyumbangkan buah pikiran. d. Menyumbangkan Materi dan uang.

2. Partisipasi dalam proses kegiatan pembangunan yang sedang berlangsung yaitu:

a. Partisipasi dalam perencanaan. b. Partisipasi dalam pelaksanaan.

c. Partisipasi dalam menerima hail pembangunan. d. Partisipasi dalam menilai hasil pembangunan.

e. Partisipasi dalam pemanfaatkan, pemeliharaan, dan perawatan hasil pembangunan.

3. Bentuk/Tahapan Partisipasi

Bentuk/Tahapan partisipasi menurut Talizuduhu Ndraha (1990:103-104) meliputi :

1. Partisipasi dalam/melalui kontak sosial dengan pihak lain (contact change) sebagai suatu titik awal dalam perubahan sosial.


(36)

2. Partisipasi dalam memperhatikan/menyerap dan memberikan tanggapan tahapan informasi, baik dalam arti menerima atau menerima dengan syarat maupun dalam arti menolaknya

3. Partisipasi dalam perencanaan pembangunan, termasuk dalam pengambilan keputusan, Perasaan terlibat dalam perencanaan perlu ditumbuhkan sedini mungkin di dalam masyarakat.

4. Partisipasi dalam pelaksanaan operasional pembangunan.

5. Partisipasi dalam menerima, memelihara dan mengembangkan hasil pembangunan.

6. Partisipasi dalam menilai pambangunan yaitu keterlibatan masyarakat dalam menilai sejauh mana pelaksanaan pambangunan sesuai dengan rencana dan sejauh mana hasilnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Berdasarkan UU No.25 Tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional, dibutuhkan keikutsertaan/partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan desa yaitu melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Perencanaan

Dalam proses pembangunan desa, tahapan perencanaan ini merupakan tahap yang sangat penting. Perencanaan pembangunan desa harus melibatkan masyarakat desa agar kebijakan yang akan disusun benar-benar sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat desa setempat (bottom up), sehingga masyarakat akan merasa terikat dan memiliki serta


(37)

bertanggung jawab akan proses maupun hasil pembangunan tersebut karena merasa menjadi bagian dalam proses pembangunan desa.

2. Penganggaran

Tahap selanjutnya adalah pendanaan yaitu penganggaran perencanaan pembangunan desa yang telah disusun kemudian dilakukan proses penganggaran melalui RAPBDes yang disusun dan diajukan oleh pemerintah desa untuk kemudian dimintai persetujuan dan disahkan bersama BPD. Tahap penganggaran ini harus dilakukan dengan mempertimbangkan kemungkinan keuangan dalam pendanaan yang berpihak pada masyarakat, serta kebutuhan desa agar pembangunan desa menjadi efektif dan efisien.

3. Pelaksanaan

Apabila tahap perencaanaan dan penganggaran telah dilalui, proses pembangunan desa dapat diimplementasikan dan dianggarkan sesuai dengan yang telah direncanakan. Tahap pelaksanaan pembangunan desa ini diharapkan diselenggarakan sesuai dengan apa yang telah disepakati bersama dengan memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan desa dengan melibatkan masyarakat desa setempat agar masyarakat dapat diberdayakan dan juga agar masyarakat merasa bertanggung jawab terhadap hasil pembangunan desa tersebut. Pelaksanaan kebijakan pembangunan desa yang telah direncanakan ini diharapkan dilaksanakan dengan menjunjung tinggu asas partisipatif, transparan, dan akuntabel.


(38)

4. Pengawasan

Apabila pelaksanaan pembangunan desa telah dilaksanakan, tahap pengawasan ini sangat penting dilakukan untuk dapat melihat apakah pelaksanaan pembangunan desa telah benar-benar dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pengawasan ini dapat dilakukan oleh pemerintah yang lebih tinggi (Kecamatan/Kabupaten), lembaga-lembaga independen, maupun oleh segenap masyarakat.

5. Evaluasi

Tahap akhir yang perlu dilaksanakan dalam pembangunan desa adalah evaluasi pembangunan. Evaluasi ini dilaksanakan dengan maksud untuk menilai apakah pembangunan desa ini benar-benar sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat setempat. Evaluasi pembangunan ini dianggap penting karena dapat dijadikan pedoman atau acuan dalam merencanakan pembangunan desa selanjutnya, karena pembangunan desa dapat berjalan efektif apabila dilaksanakan secara berkesinambungan.

Seperti halnya partisipasi menurut Tjokroamidjojo dalam Josef (1988:114) menyatakan :

1. partisipasi dalam perencanaan

Setiap proses penyelenggaraan, terutama dalam kehidupan bersama masyarakat, pasti melewati tahapan perencanaan dan penentuan kebijaksanaan, yang tentunya harus berpihak kepada kepentingan masyarakat. Partisipasi masyarakat pada tahap ini sangat mendasar sekali, terutama keputusan yang diambil menyangkut nasib mereka secara


(39)

keseluruhan. Semakin besar untuk menentukan nasib sendiri semakin besar partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

2. Partisipasi dalam pelaksanaan

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan ini, dapat dilakukan melalui keikutsertaan masyarakat dalam memberikan kontribusi guna menunjang pelaksanaan pembangunan yang berwujud tenaga, uang, material berat, ataupun informasi yang berguna bagi pelaksanaan pembangunan.

3. Partisipasi dalam pengawasan dan pemanfaatan hasil

Setiap usaha pembangunan ditujukan untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama anggota masyarakat. Oleh sebab itu, anggota masyarakat berhak untuk berpartisipasi dalam menikmati setiap usaha bersama yang ada. Dan perlu adanya bentuk pengawasan dalam pemanfaatan hasil pembangunan, sehingga tidak disalahgunakan dari hasil pembangunan tersebut.

4. Partisipasi dalam evaluasi

Sudah umum disepakati bahwa setiap penyelenggaraan apapun dalam kehidupan bersama, hanya dapat berhasil apabila dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Untuk mengetahui hal ini, sudah sepantasnya masyarakat diberi kesempatan menilai hasil yang telah dicapai.

Berdasarkan beberapa bentuk di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk partisipasi masyarakat merupakan suatu keikutsertaan masyarakat secara penuh dengan memberikan tenaga, masukan pendapat, pikiran, dan dana dalam tahapan-tahapan pembangunan, yang terdiri dari tahap perencanaan,


(40)

pengganggaran, pelaksanaan kegiatan, pengawasan dan evaluasi yang merupakan bentuk dari partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

B. Tinjauan Tentang Perencanaan

Perencanaan adalah proses continue, yang terdiri dari keputusan atau pilihandan berbagai cara untuk menggunakan sumber daya yang ada, dengan sasaran untuk mencapai tujuan tertentu dimasa mendatang. Pada dasarnya segala kegiatan pembangunan itu baru akan terarah apabila dilandaskan pada suatu perencanaan pembangunan dan dikontrol, serta dievaluasi. Banyak pendapat tentang perncanaan pembangunan, antara lain pendapat yang dikemukakan oleh Sondang P Siagian (1983:18), menurutnya perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran penentuan secara matang dari hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka yang telah ditentukan.

Sementara itu menurut Pariata Westra (1982:26) dalam bukunya Ensklopedia Administrasi, perencanaan adalah :

“Aktivitas pokok dalam manajemen yang menggambarkan hal-hal yang akandikerjakan dan cara mengerjakannya dalam rangka mencapai tujuan yang telahditentukan. Perkerjaaan perencanaan ini merupakan salah satu fungsi manajer,disamping fungsi-fungsi pokok lainnya, yaitu penggerakan dan pengontrolan.”

Sebagaimana dikemukakan oleh Soul M. Ketz, dalam bukunya A. Sistem Approach to Development Administration, yang dikutip Bintaro Tjokroamidjojo, bahwa perencanaan merupakan suatu hal yang sangat penting, yaitu :


(41)

1) Dengan adanya perencanaan diharapakan terdapatnya suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan bagi kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan.

2) Dengan perencanaan maka dilakukan suatu perkiraan terhadap hal-hal dalam pelaksanaan yang akan dilalui. Perkiraan dilakukan mengenai potensi-potensi dan prospek-prospek perkembangan tetapi juga mengenai hambatan-hambatan dan resiko-resiko yang mungkin dihadapi. Perencanaan mengusahakan supaya ketidakpastian dapat dibatasi sedikit mungkin.

3) Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara yang terbaik (the best alternative) atau kesempatan untuk memiliki kombinasi cara yang terbaik (the best combinasition)

4) Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas, memilih urutan-urutan dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan usahanya.

5) Dengan adanya rencana maka akan ada suatu alat pengukur atau standar untuk mengadakan pengawasan/kontrol. (1987:17 )

Sedangkan dalam proses pembangunan desa, tahapan perencanaan ini merupakan tahap yang sangat penting. Perencanaan pembangunan desa harus melibatkan masyarakat desa agar kebijakan yang akan disusun benar-benar sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat desa setempat (bottom up), sehingga masyarakat akan merasa terikat dan


(42)

memiliki serta bertanggung jawab akan proses maupun hasil pembangunan tersebut karena merasa menjadi bagian dalam proses pembangunan desa. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa tersebut dapat dilakukan dengan cara ikutserta dalam rapat perencanaan pembangunan desa dan turut memberikan ide-ide pembangunan desanya.

C.Tinjauan Tentang Penganggaran

Menurut Ellen Christina dkk (2001:1), Penganggaran (budgeting) merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan organisasi untuk jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang dan diperlukan pada saat implementasi dari rencana tersebut, sampai pada akhirnya tahap pengawasan dan evaluasi dari hasil rencana itu. Hasil dari kegiatan penganggaran (budgeting) adalah anggaran (budget).

Menurut Gomes (1995:87-88), anggaran merupakan dokumen yang berusaha untuk mendamaikan prioritas-prioritas program dengan sumber-sumber pendapatan yang diproyeksikan. Anggaran menggabungkan suatu pengumuman dari aktivitas organisasi atau tujuan untuk suatu jangka waktu yang ditentukan dengan informasi mengenai dana yang dibutuhkan untuk aktivitas tersebut atau untuk mencapai tujuan tersebut.


(43)

Sedangkan menurut Mulyadi ( 2001:488), anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain yang menvakup jangka waktu satu tahun.

Menurut Supriyono ( 1990:15), penganggaran merupakan perencanaan keuangan perusahaan yang dipakai sebagai dasar pengendalian (pengawasan) keuangan perusahaan untuk periode yang akan datang.

Berdasarkan pendapat di atas, anggaran merupakan suatu rencana jangka pendek yang di susun berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang telah ditetapkan dalam proses penyusunan program. Dimana anggaran di susun oleh manajemen untuk jangka waktu satu tahun, yang nantinya akan membawa perusahaan kepada kondisi tertentu yang diinginkan dengan sumber daya yang ditentukan.

Sedangkan pada penganggaran pembangunan desa harus dilakukan dengan mempertimbangkan kemungkinan keuangan yang bersifat swadaya atau berasal dari masyarakat sehingga desa dapat mandiri tanpa harus menunggu bantuan dari pemerintah pusat agar pembangunan desa menjadi efektif dan efisien. Partisipasi masyarakat dalam penganggaran ini dapat dilakukan dengan ikut memberikan sumbangan berupa uang atau material pembagunan yang dapat digunakan untuk proses pembangunan sarana dan prasarana desa tersebut.


(44)

D.Tinjauan Tentang Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yangsudah disusun secara matang dan terperinci, implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap siap. Secara sederhana pelaksanaan bisa diartikan penerapan. Majone dan Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky dalam Nurdin Usman ( 2002:70 ) mengemukakan bahwa Pelaksanaan adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan.

Pengertian-pengertian di atas memperlihatkan bahwa kata pelaksanaan bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa pelaksanaan bukan sekedar aktivitas, tetapisuatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.

Pelaksanaan merupakan aktifitas atau usaha-usaha yang dilaksanakan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah dirimuskan dan ditetapkan dengan dilengkapi segala kebutuhan, alat-alat yang diperlukan, siapa yang melaksanakan, dimana tempat pelaksanaannya mulai dan bagaimana cara yang harus dilaksanakan, suatu proses rangkaian kegiatan tindak lanjut setelah program atau kebijaksanaan ditetapkan yang terdiri atas pengambilan keputusan langkah yang strategis maupun operasional atau kebijaksanaan menjadi kenyataan


(45)

guna mencapai sasaran dari program yang ditetapkan semula. (Abdullah Syukur, 1987:40)

Berdasarkan pengertian yang dikemukakan di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa pada dasarnya pelaksanaan suatu program yang telah ditetapkan olehpemerintah harus sejalan dengan kondisi yang ada, baik itu di lapangan maupun di luar lapangan, yang mana dalam kegiatannya melibatkan beberapa unsur disertai dengan usaha-usaha dan didukung oleh alat-alat penunjang.

Proses pelaksanaan pembangunan desa dapat diimplementasikan dan dianggarkan sesuai dengan yang telah direncanakan. Tahap pelaksanaan pembangunan desa ini diharapkan diselenggarakan sesuai dengan apa yang telah disepakati bersama dengan memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan desa dengan melibatkan masyarakat desa setempat agar masyarakat dapat diberdayakan dan juga agar masyarakat merasa bertanggung jawab terhadap hasil pembangunan desa tersebut. Pelaksanaan kebijakan pembangunan desa yang telah direncanakan ini diharapkan dilaksanakan dengan menjunjung tinggu asas partisipatif, transparan, dan akuntabel. Partisipasi masyarakat pada tahap pelaksanaan ini dapat dilakukan dengan cara ikut memberikan sumbangan berupa tenaga atau keterampilan yang dimiliki dalam proses pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana desa tersebut.


(46)

E.Tinjauan Tentang Pengawasan

Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang sangat berkaitan erat dengan pencapaian tujuan organisasi, sehingga pengawasan dalam organisasi apapunmenjadi mutlak dilakukan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh G.R. Terry,yang mengatakan bahwa:

“Dalam rangka pencapaian tujuan suatu organisasi,termasuk negara sebagai organisasi kekuasaan terbesar seyogyanya menjalankan fungsi-fungsi manajemen yang terdiri dari: perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), memberi dorongan (actuating), dan pengawasan(controlling).” (G.R Terry, 1991:15)

Menurutnya, pengawasan sebagai upaya kontrol birokrasi ataupun organisasi harus dilaksanakan dengan baik, karena: “Apabila tidak dilaksanakan, cepat ataulambat akan mengakibatkan mati/hancurnya suatu organisasi atau birokrasi itusendiri.” (Terry, 1991:137)

Hal tersebut juga didukung oleh Victor Situmorang dalam bukunya Aspek Hukum Pengawasan Melekat dalam Lingkungan Aparatur Pemerintah, yang mengatakan bahwa:

“Sebagai salah satu fungsi manajemen, mekanisme pengawasan suatuorganisasi memang mutlak diperlukan. Pelaksanaan suatu rencana dan programtanpa diiringi dengan suatu sistem pengawasan yang intensif danberkesinambungan jelas akan mengakibatkan lambatnya, atau bahkan tidaktercapainya sasaran dan tujuan yang telah ditentukan.” (Situmorang, 1994:8)


(47)

Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Mc. Farland seperti yang di kutip Handayaningrat sebagai berikut:

Control is the process by which an executive gets the performance of his subordinate to correspond as closely as posible to chosen plans, orders, objectives, or policies. (Pengawasan ialah suatu prosesdimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yangdilakukan oleh bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan ataukebijaksanaan yang telah ditentukan).” (1985:143)

Jadi pengawasan penting untuk dilaksanakan, mengingat pengawasan tersebut dapat mempengaruhi hidup/matinya suatu organisasi atau birokrasi, dan untuk melihat apakah pelaksanaan pekerjaan telah sesuai dengan rencana, perintah,tujuan, dan kebijaksanaan dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan dalam proses pengawasan pembangunan desa, partisipasi masyarakat dapat dituangkan dengan cara ikut mengawasi proses pelaksanaan pembangunan tersebut agar sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

Pada tahap ini partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan agar tidak terjadi penyimpangan atau penyelewengan anggaran yang terjadi pada proses pembangunan tersebut. Masyarakat harus berperan aktif dalam proses pengawasan ini dari awal hingga tercapainya proses pembangunan yang sudah direncanakan itu. Masyarakat desa juga dapat berkordinasi dengan pihak Kecamatan selaku pihak pengawasan pelaksanaan pembangunan di Desa.


(48)

F. Tinjauan Tentang Evaluasi

Secara umum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:272) evaluasi berarti penilaian. Sedangkan menurut Wirawan (2012:7)evaluasi adalah:

“Riset untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan informasi yang bermanfaat mengenai objek evaluasi, selanjutnya menilainya dan membandingkannya dengan indikator evaluasi dan hasilnya dipergunakan untuk mengambil keputusan mengenai objek evaluasi tersebut”.

Menurut buku Metode Riset Evaluasi, Hadi (2011:13) mendefinisikan evaluasi sebagai proses mengumpulkan informasi mengenai suatu objek, menilai suatu objek, dan membandingkannya dengan kriteria, standar danindikator. Selanjutnya dalam buku yang sama Hadi (2011:13-14) memaparkan riset evaluasi sebagai:

“Aplikasi sistematis dari prosedur riset sosial untuk menaksir ataumenilai konseptualisasi dan desain, implementasi serta utilitasprogram intervensi sosial. Menurut definisi ini, riset evaluasimelibatkan pemakaian metodologi riset sosial untuk memberikanputusan atau penilaian dan untuk meningkatkan perencanaan,pemantauan, efektivitas, dan efisiensi suatu program sosial.Program sosial tersebut beragam diantaranya ialah, programkesehatan, pendidikan, kesejahteraan, dan program layananmanusia lainnya”.

Pendapat selanjutnya muncul dari Husni (2010: 971), yang menyatakan bahwa evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan informasi mengenai hasil penilaian atas permasalahan yang ditemukan. Sedangkan menurut Arikunto (2010:1) evaluasi sebagai sebuah proses


(49)

menentukanhasil yang telah dicapai dari beberapa kegiatan yang direncanakan untukmendukung tercapainya tujuan.

Sejalan dengan definisi evaluasi menurut Wirawan dan Hadi, secara sederhana menurut peneliti evaluasi dapat diartikan sebagai sebuah tahapan penilaian yang ditujukan kepada objek evaluasi, untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dideskripsikan dalam bentuk informasi.

Evaluasi pembangunan ini dilaksanakan dengan maksud untuk menilai apakah pembangunan desa ini benar-benar sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat setempat. Evaluasi pembangunan ini dianggap penting karena dapat dijadikan pedoman atau acuan dalam merencanakan pembangunan desa selanjutnya, karena pembangunan desa dapat berjalan efektif apabila dilaksanakan secara berkesinambungan.

G.Tinjauan Tentang Pembangunan

1. Pembangunan

Hakekat pembangunan adalah proses perubahan yang terus menerus yang merupakan kemajuan dan perbaikan menuju ke arah yang ingin dicapai. Pembangunan itu diartikan sebagai pertumbuhan, perkembangan, demokrasi, perubahan, produktivitas, industrilisasi, atau modernisasi. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh S.P. Siagian sebagai berikut :


(50)

“Pembangunan adalah suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, Negara dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa.” (Siagian: 13) Pengertian tersebut menunjukkan bahwa dalam pembangunan itu sendiri terdapat inti pokok-pokok pengertian sebagai berikut :

- Pembangunan adalah merupakan suatu proses, berarti suatu keinginan yang terus menerus dilaksanakan.

- Pembangunan merupakan usaha sadar yang dilakukan.

- Pembangunan mengarah kepada modernitas, yang di artikan sebagai cara hidup yang baru dan lebih baik dari sebelumnya serta kemampuan untuk lebih menguasai alam lingkungan dalam rangka peningkatan swasembada dan mengurangi ketergantungan dari pihak lain.

- Pembangunan dilaksanakan secara berorientasi pada pertumbuhan dan Perubahan.

- Bahwa modernitas yang dicapai melalui pembangunan itu bersifat multi dimensional.

- Bahwa kelima hal tersebut di atas ditunjukkan kepada usaha pembinaan bangsa (Nation Building) yang terus menerus harus silaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan bangsa dan Negara yang telah ditentukan sebelumnya.


(51)

Selanjutnya dijelaskan oleh Bintoro Tjokroamidjojo Bahwa :

“Pembangunan adalah suatu proses dinamis, kebijaksanaan harus memberi peluang kepada kenyataan tetapi harus mengandung kepastian dan kesinambungan bagi pelaksanaan yang fiktif menuju terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dengan keridhoan dari Tuhan Yang Maha Esa.” (1987:67)

Pengertian pembangunan seperti yang telah di uraikan pada kutipan tersebut memberikan kejelasan bahwa pembangunan itu adalah proses kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat dengan memanfaatkan potensi yang di milik. Semua itu dimaksudkan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat, baik dari segi kesejahteraan rohani maupun jasmani.

Pembangunan sebagai upaya memperbaiki keadaan, dalam arti yang lebih buruk menjadi baik dikemukakan oleh Kirdi dipoyudo bahwa :

“Pembangunan nasional adalah rangkaian usaha secara sadar berencana untuk memperbaiki keadaan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan yang meliputi program-program pembangunan yang dilaksanakan secara terus-menerus untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.”(Bintoro Tjokrpamidjojo;3-4)

Selain di lihat sebagai upaya memperbaiki keadaan, pembangunan juga dapat di lihat sebagai salah satu jalan untuk mengetahui segala potensi kreatif yang dimiliki oleh masyarakat seperti yang dikemukakan oleh Jakob Oetama sebagai berikut :

“Pembangunan berusaha menggerakkan dan menguakkan potensi kreatif yang ada dalam masyarakat. Untuk merangsang potensi kreatif itu maka pembangunan mempertimbangkan system nilai struktur yaitu hubungan-hubungan dan peranan-peranan yang ada dalam masyarakat.” (Jakob Oetomo 1984:54)


(52)

Potensi yang dimiliki masyarakat seringkali terpendam dan untuk membangkitkan kembali harus melalui pembangunan. Potensi yang telah muncul melalui pembangunan tersebut sekaligus merupakan salah satu factor yang dapat memperlancar jalannya roda pembangunan. Potensi-potensi yang dimaksudkan berupa budaya, ekonomi, nilai dan sebagainya. Kesimpulannya adalah bahwa pembangunan itu mempunyai 3 tujuan : 1. Meningkatkan tersedianya serta memperluas distribusi kebutuhan dasar rakyat banyak

2. Meningkatkan taraf hidup, antara lain pendapatan yang meningkat, kesempatan kerja yang cukup, pendidikan yang lebih baik, perhatian lebih besar kepada nilai-nilai kebudayaan dan kemanusiaan (dalam arti kesejahteraan sosial, jasmani, dan rohani)

3. Memperluas pilihan-pilihan sosial ekonomi dari perorangan dan bangsa, dengan memberikan kebebasan dari ketergantungan.

2. Pembangunan Fisik

Pembangunan fisik yang dimaksud adalah pembangunan sarana dan prasarana yang dilakukan di Desa Sukanegara Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan. Setiap kegiatan atau rentetan dari usaha proses pembangunan harus dikembangkan untuk meningkatkan nilai-nilai dan objek yang dilaksanakan agar dapat berubah kearah yang lebih baik sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. Jadi pembangunan fisik adalah rentetan kegiatan atau proses yang bisa meningkatkan nilai-nilai suatu objek yang lebih tinggi dengan mengarah kepada hal yang lebih


(53)

tinggi lagi baik itu berupa pengadaan prasarana di desa Sukanegara Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan..

Untuk mencapai target dan sasaran yang telah ditentukan dalam pembagunan fisik harus memperhatikan dan menentukan sifat dan bentuk dari objek, demikian pula dengan informasi yang jelas tentang hal-hal yang menyangkut tentang pembangunan fisik. Setiap pembangunan fisik yang dilaksanakan harus memperhatikan hal-hal yang terdapat dalam perencanaan seperti dana, lokasi dan waktu pelaksanaan, keuntungan yang diterima masyarakat, sifat dan bentuk dari proyek itu sendiri, agar apa yang diharapkan dalam pelaksanaan kegatan akan berdaya guna dan berhasil guna bagi masyarakat.

3. Pembangunan Desa

Menurut C.S.T.Kansil (1985:253), Pembangunan Desa adalah pembangunan yang dilakukan di Desa secara menyeluruh dan tepadu dengan imbangan kewajiban yang serasi antara pemerintah dan masyarakat, dimana pemerintah memberikan bimbingan, pengarahan, hantuan dan fasilitas yang diperlukan dan masyarakat memberikan partisipasinya dalam bentuk swakarsa dan swadaya gotong royong pada setiap pembangunan yang diinginkan.

Sedangkan Dirjen Pembangunan Desa (1997:4), Mengemukakan bahwa pembangunan desa adalah seluruh kegiatan pembangunan yang berlangsung di pedesaan dan meliputi aspek kehidupan masyarakat yang


(54)

dilaksanakan secara sadar dengan mengembangkan swadaya gotong royong. Dengan demikian, maka pembangunan desa itu pada hakekatnya merupakan suatu proses perubahan menuju kearah yang Iebih baik dengan memadukan rencana pemerintah dan masyarakat desa itu sendiri untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang dilaksanakan secara sadar, terus menerus, sisternatis dan terarah dengan mengembangkan swadaya gotong royong.

Atas dasar pengertian tersebut, maka terdapat lima unsur pokok yang penting dalam pembangunan desa, yaitu:

1. Kegiatan tersebut berlagsung di desa. 2. Kegiatan tersebut meliputi seluruh sektor. 3. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara terpadu.

4. Kegiatan tersebut meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat.

5. Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan mengembangkan swadaya gotong royong masyarakat.

H. Tinjauan Tentang Pemerintah Desa

1. Pengertian Desa

Mendiskusikan kembali masalah desa sebagai unit pemerintahan mengantarkan pada pemahaman klasik tentang desa, sebagaimana anggapan para sosiolog yang menganggap desa sebagai daerah pedesaan (rural) maupun sebagai lingkungan masyarakat (community). Para ahli sejarah memandang desa sebagai sumber kekuatan dan ketahanan dasa


(55)

dalam mempertahankan kemerdekaan (community power). Bahkan menurut Ndara dalam Widjaja (2003: 3) desa dianggap sebagai sumber nilai luhur yang memiliki karakteristik seperti kegotongroyongan, musyawarah, mufakat dan kekeluargaan sehingga menimbulkan berbagai semboyan.

Menurut Mutty dalam Widjaja (2003: 3) desa sebagai suatu lembaga pemerintahan dengan hak otonomi yang dimilikinya telah mendapatkan pengakuan jauh sebelum dilaksanakan pemerintahan dengan asas desentralisasi.

Desa menurut Widjaja (2003: 3.) dalam bukunya yang berjudul “Otonomi

Desa” menyatakan bahwa Desa adalah sebagai kesatuan masyarakat

hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal usul yang bersifat istimewa. Landasan pemikiran dalam mengenai Pemerintahan Desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat.

Desa menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa mengartikan Desa sebagai berikut: “ Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.


(56)

Pengertian Desa menurut Widjaja (2003: 5) dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 di atas sangat jelas sekali bahwa Desa merupakan self community yaitu komunitas yang mengatur dirinya sendiri. Melalui pemahaman bahwa Desa memiliki kewenangan untuk mengurus dan mengatur kepentingan masyarakatnya sesuai dengan kondisi dan sosial budaya setempat, maka posisi Desa yang memiliki otonomi asli sangat strategis sehingga memerlukan perhatian yang seimbang terhadap penyelenggaraan Otonomi Daerah. Karena dengan Otonomi Desa yang kuat akan mempengaruhi secara signifikan perwujudan Otonomi Daerah.

2. Pemerintahan Desa

Pemerintahan Desa menurut Widjaja (2003: 5) dalam bukunya “Otonomi

Desa” Pemerintahan Desa diartikan sebagai penyelenggaraan

Pemerintahan Desa merupakan Subsistem dari sistem penyelenggaraan Pemerintah, sehingga Desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya. Kepala Desa bertanggung jawab kepada Badan Permusyawaratan Desa dan menyampaikan laporan pelaksanaan tersebut kepada Bupati.

Berdasarkan konteks otonomi desa, yang menjadi urusan pemerintah desa ialah urusan dekonsentratif, urusan partisipatif dan urusan rumah tangga desa. Urusan dekonsentratif merupakan urusan-urusan yang menjadi tanggung jawab pemerintah yang lebih atas. Pemerintah itulah yang merencanakan, membiayai, mengawasi, dan yang bertanggung jawab secara keseluruhan. Pelaksanaan operasionalnya ditugaskan kepada


(57)

pemerintah desa sebagai aparat pelaksana di tingkat bawah. Untuk urusan ini, pemerintah desa mendapat biaya, sarana, peralatan, bahan, pedoman, dan fasilitas operasional dari pemerintah yang lebih atas atau pemerintah pusat melalui pemerintah daerah. Dalam urusan dekonsentratif, masyarakat desa relatif tidak memiliki peranan berarti, meskipun relatif responsible atas tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.

Sedangkan urusan partisipatif merupakan urusan yang ditetapkan pemerintah, tetapi pelaksanaannya diserahkan kepada masyarakat desa yang bersangkutan sebagai sarana pembangunan. Di dalam melaksanakan urusan itu, masyarakat desa memegang peranan penting dan responsible, tanpa peranan itu urusan yang berkenaan tidak dapat berfungsi sebagai sarana pendidikan pembangunan. Dalam melaksanakan urusan partisipatif ini, pemerintah pusat memberikan pembinaan dalam berbagai bentuk dan cara, misalnya bantuan dana, rencana, perlombaan desa, peraturan, sarana kelembagaan seperti LSD, kredit, dan sebagainya.

I. Kerangka Pikir

Ada beberapa hal pokok yang menjadi landasan berpikir dalam penelitian yang akan dilakukan nantinya. Untuk itu penelitian yang akan dilakukan ini, mengutip beberapa pendapat para ahli yang berhubunganlangsung dengan permasalahan yang nantinya akan dikaji secara mendalam.

Partisipasi adalah hal ikut sertanya setiap orang suatu kegiatan Merupakan aktivitas dalam organisasinya untuk mencapai tujuan yang mereka


(58)

inginkan. Bila kita hubungkan dengan pembangunan untuk mencapai tujuan pembangunan nasional yakni meningkatkan taraf hidup masyarakat menuju terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Masyarakat dalam kedudukannya sebagai subyek pembangunan dituntut dalam memberikan sumbangan terhadap apa yang dibutuhkan dalam pembangunan. Kesediaan memberikan sumbangan ini bukan lahir begitu saja, akan tetapi terdorong oleh motivasi-motivasi tertentu yang dicapai. Disamping juga adanya upaya-upaya yang kita lakukan oleh pemerintah dalam membangkitkan kesadaran masyarakat dalam pembangunan adalah fungsi pemerintah, sebagaimana dijelaskan oleh S.P Siagaan bahwa :

“Penggerakan adalah merupakan keseluruhan dari proses pemberian motivasi bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien seta ekonomis.”(Sp.Siagian :99)

Menurut Ach. Wazir Ws., et al. (1999: 29) partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan seseorang secara sadar ke dalam interaksi sosial 31 dalam situasi tertentu. Dengan pengertian itu, seseorang bisa berpartisipasi bila ia menemukan dirinya dengan atau dalam kelompok, melalui berbagai proses berbagi dengan orang lain dalam hal nilai, tradisi, perasaan, kesetiaan, kepatuhan dan tanggungjawab bersama.

Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program pembangunan merupakan salah satu wujud kepedulian masyarakat terhadap pelaksanaan pembangunan. Partisipasi masyarakat juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap berhasil tidaknya program pembangunan


(59)

dalam suatu wilayah.Partisipasi masyarakat di perlukan karena program pemerintah yang di laksanakan tidak lain adalah untuk masyarakat. Masyarakat seharusnya ikut bersama-Sama dengan pemerintah memberikan peran guna meningkatkan serta mempermudah jalannya pelaksanaan program pembangunan. Berdasarkan UU No.25 Tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional, dibutuhkan keikutsertaan/partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan desa yaitu melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :

1) Perencanaan

Dalam proses pembangunan desa, tahapan perencanaan ini merupakan tahap yang sangat penting. Perencanaan pembangunan desa harus melibatkan masyarakat desa agar kebijakan yang akan disusun benar-benar sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat desa setempat (bottom up), sehingga masyarakat akan merasa terikat dan memiliki serta bertanggung jawab akan proses maupun hasil pembangunan tersebut karena merasa menjadi bagian dalam proses pembangunan desa.

2) Penganggaran

Tahap selanjutnya adalah pendanaan yaitu penganggaran perencanaan pembangunan desa yang telah disusun kemudian dilakukan proses penganggaran melalui RAPBDes yang disusun dan diajukan oleh pemerintah desa untuk kemudian dimintai persetujuan dan disahkan bersama BPD. Tahap penganggaran ini harus dilakukan dengan mempertimbangkan kemungkinan keuangan dalam pendanaan yang


(60)

berpihak pada masyarakat, serta kebutuhan desa agar pembangunan desa menjadi efektif dan efisien.

3) Pelaksanaan

Apabila tahap perencaanaan dan penganggaran telah dilalui, proses pembangunan desa dapat diimplementasikan dan dianggarkan sesuai dengan yang telah direncanakan. Tahap pelaksanaan pembangunan desa ini diharapkan diselenggarakan sesuai dengan apa yang telah disepakati bersama dengan memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan desa dengan melibatkan masyarakat desa setempat agae masyarakat dapat diberdayakan dan juga agar masyarakat merasa bertanggung jawab terhadap hasil pembangunan desa tersebut. Pelaksanaan kebijakan pembangunan desa yang telah direncanakan ini diharapkan dilaksanakan dengan menjunjung tinggu asas partisipatif, transparan, dan akuntabel. 4) Pengawasan

Apabila pelaksanaan pembangunan desa telah dilaksanakan, tahap pengawasan ini sangat penting dilakukan untuk dapat melihat apakah pelaksanaan pembangunan desa telah benar-benar dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pengawasan ini dapat dilakukan oleh pemerintah yang lebih tinggi (Kecamatan/Kabupaten), lembaga-lembaga independen, maupun oleh segenap masyarakat.

5) Evaluasi

Tahap akhir yang perlu dilaksanakan dalam pembangunan desa adalah evaluasi pembangunan. Evaluasi ini dilaksanakan dengan maksud untuk menilai apakah pembangunan desa ini benar-benar sesuai dengan aspirasi


(61)

dan kebutuhan masyarakat setempat. Evaluasi pembangunan ini dianggap penting karena dapat dijadikan pedoman atau acuan dalam merencanakan pembangunan desa selanjutnya, karena pembangunan desa dapat berjalan efektif apabila dilaksanakan secara berkesinambungan.

Keberhasilan pembangunan tidak hanya diukur oleh proses penyelenggaraannya yang lancar tetapi juga manfaat atau hasil yang diperoleh dari pembangunan tersebut, serta masyarakat yang ikut berpartisipatif dalam pembangunan. Pembangunan tidak hanya dilaksanakan oleh pemerintah desa saja, namun masyarakatlah yang harus berperan besar dalam pembangunan desa. Untuk itu perlu kerjasama antara pemerintah desa dan masyarakat untuk bersama-sama melaksanakan pembangunan terutama pembangunan fisik yang akan langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat desa tersebut.

Membentuk musyawarah untuk mencapai suatu mufakat, dengan tingkat partisipasi masyarakat yang cukup memadai dalam pembangunan fisik desa, maka akan menghasilkan suatu sarana desa yang bermanfaat bagi masyarakat desa itu sendiri, ataupun tingkat partisipasi yang rendah sehingga akan menimbulkan kendala dan tidak bermanfaat bagi masyarakat. Oleh karena itu pasrtisipasi masyarakat dalam pembangunan fisik didesa merupakan faktor utama dalam keberhasilan sebuah pembangunan fisik di Desa yang akan bermanfaat bagi masyarakat itu sendiri.


(62)

Berdasarkan teori tersebut penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui partisipasi masyarakat dalam pembangunan fisik di Desa Sukanegara Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:

Gambar 1. Kerangka Pikir

Partisipasi

Masyarakat

Pembangunan Fisik

Desa Sukanegara

Pengawasan Evaluasi Penganggaran Pelaksanaan


(63)

III.METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Dalam penelitian digunakan sebuah cara atau metode agar penelitian dapat berjalan secara efektif dan efisisen, bahkan keberhasilan sebuah penelitian tergantung kepada metode yang digunakan, metode adalah cara utama yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. (Surahmad, 1978:121). Metode menurut Suyuti (1983:32). adalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan, adapun metode yan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Menurut Singarimbun (1995:4-5), penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu dengan mengembamgkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa. Sedangkan Faisal (1999:20), penelitian deskriptif yang biasa disebut dengan penelitian teksonomik dimaksudkan untuk explorasi dan klasifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti.


(64)

Berdasarkan definisi di atas, dapat dinyatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan suatu penelitian yang meneliti status sekelompok manusia, sifat-sifat individu, keadaan, gejala, objek atau melukiskan secara sistematis, sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki sehingga dapat ditentukan frekuensi penyebaran suatu gejala lainnya dalam masyarakat.

B. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi peneitian ini adalah di Desa Sukanegara Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan. Adapun alasan dipilihnya lokasi ini adalah karena:

1. Desa Sukanegara merupakan desa yang partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan fisiknya masih tergolong lemah.

2. Belum pernah diadakannya penelitian secara ilmiah terkait masalah partisipasi masyarakat tersebut dalam pembangunan fisik, sehingga data yang diperoleh adalah data baru.

3. Pertimbangan waktu, dana, dan fasilitas lain yang dapat mempermudah penelitian ini dalam pengumpulan data yang dibutuhkan.


(65)

C. Definisi Konsep

Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat secara aktif dan secara langsung dalam pembangunan untuk mempengaruhi dan menjalankan suatu pembangunan yang merupakan prakarsa masyarakat itu sendiri, dengan harapan pembangunan yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik serta sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Masyarakat secara penuh memberikan tenaga, pikiran dan dana dalam tahapan-tahapan pembangunan, dari tahap perencanaan, penganggaran, pelaksanaa, pengawasan dan evaluasi.

1. Perencanaan

Dalam proses pembangunan desa, tahapan perencanaan ini merupakan tahap yang sangat penting. Perencanaan pembangunan desa harus melibatkan masyarakat desa agar kebijakan yang akan disusun benar-benar sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat desa setempat (bottom up), sehingga masyarakat akan merasa terikat dan memiliki serta bertanggung jawab akan proses maupun hasil pembangunan tersebut karena merasa menjadi bagian dalam proses pembangunan desa.

2. Penganggaran

Tahap selanjutnya adalah pendanaan yaitu penganggaran perencanaan pembangunan desa yang telah disusun kemudian dilakukan proses penganggaran melalui RAPBDes yang disusun dan diajukan oleh pemerintah desa untuk kemudian dimintai persetujuan dan disahkan bersama BPD. Tahap penganggaran ini harus dilakukan dengan mempertimbangkan kemungkinan keuangan dalam pendanaan yang


(66)

berpihak pada masyarakat, serta kebutuhan desa agar pembangunan desa menjadi efektif dan efisien.

3. Pelaksanaan

Apabila tahap perencaanaan dan penganggaran telah dilalui, proses pembangunan desa dapat diimplementasikan dan dianggarkan sesuai dengan yang telah direncanakan. Tahap pelaksanaan pembangunan desa ini diharapkan diselenggarakan sesuai dengan apa yang telah disepakati bersama dengan memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan desa dengan melibatkan masyarakat desa setempat agar masyarakat dapat diberdayakan dan juga agar masyarakat merasa bertanggung jawab terhadap hasil pembangunan desa tersebut. Pelaksanaan kebijakan pembangunan desa yang telah direncanakan ini diharapkan dilaksanakan dengan menjunjung tinggu asas partisipatif, transparan, dan akuntabel.

4. Pengawasan

Apabila pelaksanaan pembangunan desa telah dilaksanakan, tahap pengawasan ini sangat penting dilakukan untuk dapat melihat apakah pelaksanaan pembangunan desa telah benar-benar dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pengawasan ini dapat dilakukan oleh pemerintah yang lebih tinggi (Kecamatan/Kabupaten), lembaga-lembaga independen, maupun oleh segenap masyarakat.

5. Evaluasi

Tahap akhir yang perlu dilaksanakan dalam pembangunan desa adalah evaluasi pembangunan. Evaluasi ini dilaksanakan dengan maksud untuk menilai apakah pembangunan desa ini benar-benar sesuai dengan aspirasi


(1)

110

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dikemukakan pada bab sebelumnya, maka penulis menyimpulkan gambaran partisipasi di Desa Sukanegara sesuai dengan tahapan pembangunan, yaitu :

1. Partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan pembangunan fisik Desa Sukanegara dikategorikan tinggi. Hal itu dikarenakan masyarakat Desa Sukanegara aktif dalam menyampaikan permasalahan-permasalahan pembangunan yang ingin segera diatasi oleh Pemerintah Desa Sukanegara.

2. Partisipasi masyarakat pada tahap penganggaran pembangunan fisik Desa Sukanegara dikategorikan sedang. Kurang nya partisipasi masyarakat pada tahapan penganggaran itu disebabkan oleh kondisi ekonomi masyarakat yang tidak stabil sehingga jarang masyarakat memberikan bantuan berupa dana terhadap penganggaran pembangunan fisik Desa Sukanegara.


(2)

111

3. Partisipasi masyarakat pada tahap pelaksanaan pembangunan fisik Desa Sukanegara dikategorikan tinggi. Hal itu dikarenakan masih kuat nya budaya gotong royong pada masyarakat Desa Sukanegara sehingga pada saat pelaksanaan pembangunan banyak masyarakat yang ikut serta membantu pelaksanaan tersebut.

4. Partisipasi masyarakat pada tahap pengawasan pembangunan fisik Desa Sukanegara dikategorikan tinggi. Tinggi nya partisipasi masyarakat pada tahap pengawasan tersebut dikarenakan masyarakat tidak ingin adanya penyalahgunaan kekuasaan oleh aparat desa sehingga berdampak kepada pembangunan fisik tersebut.

5. Partisipasi masyarakat pada tahap evaluasi pembangunan fisik Desa Sukanegara dikategorikan tinggi. Pada tahapan evaluasi masyarakat Desa Sukanegara juga cukup berpartisipasi memberikan masukkan untuk Pemerintah Desa agar dapat meningkatkan keberhasilan pembangunan pada masa yang akan datang.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengemukakan beberapa saran, yaitu :

1. Pada tahap perencanaan pembangunan fisik sebaiknya perlu diadakannya pertemuan rutin setiap bulan nya yang dihadiri oleh seluruh aparat desa dan masyarakat untuk membahas masalah sarana dan prasarana desa yang perlu diperbaiki.


(3)

112

2. Pada tahap penganggaran pembangunan fisik sebaiknya pemerintah desa dapat memanfaatkan potensi desa yang dapat dijadikan sumber pemasukan bagi pendapatan desa yang dapat dikelolah oleh masyarakat sendiri, serta kembali mengaktifkan iuran per bulan kepada masyarakat yang akan dipergunakan untuk membantu penganggaran pembangunan sehingga Desa Sukanegara dapat menjadi desa yang mandiri.

3. Pada tahap pelaksanaan pembangunan fisik sebaiknya aparat desa menjaga komunikasi yang baik dengan masyarakat melalui acara keagamaan ataupun acara-acara kemasyarakatan agar partisipasi masyarakat yang sudah baik dapat dipertahankan.

4. Pada tahap pengawasan pembangunan fisik sebaiknya Pemerintah Desa Sukanegara dapat transparan dalam pengelolaan anggaran pembangunan agar masyarakat dapat mengetahui dan mengawasi penggunaan dana pembangunan fisik tersebut.

5. Pada tahap evaluasi pembangunan fisik partisipasi masyarakat yang sudah baik sebaiknya dapat dipertahankan dengan selalu melibatkan masyarakat dalam rapat evaluasi tersebut.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. 2013. Pembangunan Pedesaan; Pendekatan Partisipatif, Tipologi, Strategi, Konsep Desa Pusat Pertumbuhan/GHI. Graha Ilmu. Medan

Mardikanto, T. 2003. Redefenisi Penyuluhan. Penerbit Puspa.Jakarta

H.S.J Somarto. 2009. Inovasi, partisipasi dan good governance penerbit Yayasan Obor Indonesia. Yogyakarta

Eko, Sutoro dkk (2014), Desa Membangun Indonesia, Yogyakarta: FPPD

Eko, Sutoro, 2015. REGULASI BARU, DESA BARU Ide, Misi, dan Semangat UU Desa. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indoneisa. Jakarta Pusat

AAGN Ari Dwipayana, Sutoro Eko (Ed), 2003. Membangun Good Governance di Desa. Yogyakarta: IRE Press

Adi, Fahrudin.2008. Pemberdayaan, partisipasi dan penguatan kapasistas masyarakat. Bandung; Humaniora.

Edi, Suharto.2009. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Bandung; Refik Aditama.

Huda, Ni’matul. 2015. Hukum Pemerintah Desa . Jawa Timur : Setara Pers.


(5)

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Penerbit Alfabeta

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penlitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu

Soemantri, Bambang T . 2011. Pedoman Penyelenggaraan Pemerintah Desa. Bandung: CV. Fokus Media.

Lin Herlina. 2003. Partisipasi sebagai salah satu Determinan dalam Pembangunan Desa.Tesis ITB

Widjaja, Haw. 2008. Otonomi Desa Merupakan Otonomi Yang Asli Bulat Dan Utuh . Jakarta Raja Gravindo Persada.

Yasen TP. 2014. Revolusi Dari Desa : Saatnya Dalam Pembangunan Percaya Sepenuhnya kepada Rakyat. PT. Alex Media Komputindo .

Sondang P Siagian. Administrasi Pembangunan, Gunung Agung, Cetakan 10, Jakarta. 1983.

Westra, Pariata. Ensklopedia Administrasi. Gunung Agung. Jakarta. 1982.

Tjokroamidjojo, Bintaro, Perencanaan Pembangunan, Haji Masagung, Jakarta. 1987.

Abdullah Syukur. 1987. KumpulanMakalah “Study Implementasi Latar Belakang Konsep

Pendekatan dan Relevansinya Dalam Pembangunan”, Persadi, Ujung Pandang.

Nurdin Usman. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.

Nawawi, Hadari. 1995. Pengawasan Fungsional di Lingkungan Aparatur Pemerintahan.


(6)

Handayaningrat, Soewarno. 1986. Pengantar Studi Ilmu Adminstrasi dan Manajemen. Jakarta: CV Haji Masagung.

Tim Balai Pustaka, 1996, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.

Wirawan. 2012. Evaluasi:Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi. Depok PT Raja Grafindo Persada.

Hadi, Samsul. 2011. Metode Riset Evaluasi. Yogyakarta. Lakbang Grafika.

Husni, H.S. 2010. Evaluasi Pengendalian Sistem Informasi Penjualan. Jakarta

Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Undang-Undang:

Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2014 Tentang Desa

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional