Ultrasonografi mengukur diameter biparietal ditentukan oleh X…..X dan lingkaran kepala tengah. Ultrasografi mengukur lingkaran abdominal bawah.
Ultrasonografi mengukur panjang femur ditentukan oleh X….X
c. Diagnosis
Pemeriksaan klinis pertumbuhan janin terhambat dapat dilakukan dengan cara: 1. anamnese riwayat ibu hamil, 2. palpasi abdomen, 3. kardiotokografi,
4. ultrasound, 5. amnionsentesis. Anamnese riwayat ibu hamil adalah penting untuk mengetahui status sosio
ekonomi, termasuk sebelumnya apakah mempunyai janin yang kecil saat dikandungnya, termasuk abortus dan lahir mati, ibu dengan hipertensi, kehamilan
ganda, diabetes mellitus, ibu yang merokok, alkoholis dan penyalagunaan obat- obatan, terpajan sinar radiasi, riwayat dari menstruasinya untuk menentukan
perkiraan hari melahirkan, riwayat kehamilan sekarang termasuk tanda pergerakan janin pertama Quickening normal 16 - 20 minggu dan detak jantung pertama
janin terdengar pada auskultasi, normal 20 - 24 minggu tanda dari Pinard atau 10 - 14 minggu memakai alat Doppler Sonic Aid, dengan USG terlihat pertama
sakus dari janin dan denyut pertama dari janin pada umur kehamilan 8 minggu. Berat badan, tinggi ibu, status gizi, apakah ada malnutrisi? Pada kunjungan
pertama kurang dari 50 kg, berat badan tidak bertambah atau kurang dari 0,2 kgminggu dan kalau ada indikasi dilakukan tes untuk sifilis.
Palpasi Abdomen: perkiraan ukuran berat badan janin, perbandingan antara perkiraan partus dan tinggi fundus rahim, perbandingan tinggi fundus rahim
dengan pertambahan berat badan pada kunjungan sebelumnya, janin terasa lebih kecil dari pada umur kehamilan, tetapi tengkorak janin terasa lebih keras
paradoxical maturity, palpasi bagian-bagian janin diperkirakan ukuran kepala dengan umur kehamilan dan ukuran kepala dibandingkan dengan ukuran tubuh
janin. Sering pada PJT kepala lebih kecil dan pada tubuh janin lemak subkutaneus dan jaringan otot menipis. Kepala agaknya lebih besar dibandingkan dengan masa
tubuh janin, ukuran lingkaran perut setinggi umbilikus, tidak bertambah 2.5 cm minggu. Ukuran melebihi 100 cm kemungkinan gmelli, polihidramnion atau janin
besar, rahim terasa lebih sensitif, cairan amnion berkurang, pergerakan janin
lambat, atau kemungkinan kepala sudah masuk pintu atas panggul, kemungkinan permulaan pembentukan dari segmen bawah rahim dan pematangan dari serviks.
Pergerakan janin: pergerakan janin dan tendangan kick counts, hal ini dapat terjadi berhubungan apabila keadaan ibu dan janin sehat. Ibu dapat ditanya berapa
kali pergerakan janin selama 30 menit, 2 kali sehari. Pemeriksaan Vaginal: serviks lebih dini matang, serviks lunak dan mulai membuka dari 30 minggu
Kardiotokografi: adalah berguna untuk “non stress test” untuk janin yang sehat adalah sangat berguna untuk kasus berisiko tinggi. Tes ini menentukan
kepada dokter indikasi untuk mengakhiri kehamilan secara dini untuk melindungi kematian didalam rahim Sellers 1993
Ultrasound : adalah cara yang tidak invasif dan sangat berguna untuk
mengamati perkiraan umur kehamilan dari pada janin, terutama bila dilakukan pada kehamilan yang dini. Ultrasound juga berguna untuk menentukan janin yang
sehat, secara penampilan biofisikal. Ultrasound tidak berguna untuk seluruh wanita hamil Sellers PM. 1993 Ultrasound berguna untuk data umur kehamilan:
tanda-tanda pertama dari janin didalam kantong umur 6 - 7 minggu, pergerakan jantung yang pertama 6.5 minggu, ukuran kepala dari 8 minggu, diameter
biparietal dari kepala dari umur 13 minggu, diameter biparietal, lingkaran kepala janin, lingkaran perut janin dan panjang femur pada semester ke III, dan derajad
fungsi plasenta. Kardiotokografi dan ultrasound berguna untuk menentukan profil biofisik memberikan gambar yang bagus pada janin yang sehat.
Amnionsentesis: adalah cara untuk menentukan kelainan pada janin, fasilitas pemeriksaan ini tepat dikerjakan pada kehamilan antara 13 - 16 minggu, untuk
menentukan kasus risiko tinggi dan janin yang abnormal, tetapi amnionsentesis tidak dipakai untuk mendiagnosis PJT. Amnionsentesis dikerjakan untuk
mendeteksi mekonium didalam cairan amnion dan untuk menentukan kematangan paru-paru janin dengan memperkirakan perbandingan lesithin dan sfingomielin.
Persentil indeks cairan amnion dibandingkan dengan umur kehamilan menurut Peleg et al. 1998 pada Gambar 8.
Gambar 8 Persentil indeks cairan amnion dibandingkan dengan umur
kehamilan Peleg et al. 1998. d. Penatalaksanaan.
Penatalaksanaan pada ibu hamil dengan pertumbuhan janin terhambat dapat dilakukan dengan mencari sebab apakah ada kekurangan zat gizi, hal ini dapat
ditanggulangi dengan Antenatal Care kehamilan, apakah ada kehamilan dengan risiko tinggi, fasilitas perawatan neonatus yang baik, Kapan janin harus dilahirkan
pervaginam atau seksio sesaria. Bila janin dicurigai PJT dokter harus mengambil keputusan untuk
menentukan waktu dilahirkan cara per vaginam atau seksio Saesaria. Harus dipertimbangkan bahaya antara kematian intrauterin dengan bahaya prematur
pada saat menentukan kelahiran. Dicoba pemberian makanan yang bergizi pada wanita dengan status ekonomi yang rendah, untuk memperbaiki kemungkinan
risiko berat lahir rendah. Pemberian makanan bergizi untuk mencegah PJT dan lahir preterm dengan jangka waktu yang lama. Pada sosial ekonomi yang rendah,
memerlukan biaya yang besar untuk memberikan pertolongan ibu dan anak yang berisiko tinggi ini. Setiap minggu dievaluasi dengan USG diameter biparietal dan
diameter toraks. Bila dengan tes tersebut menunjukkan kemajuan janin kehamilan dapat diteruskan dan waspada pada komplikasi yang lain. Obyek untuk
membiarkan janin hidup sampai matur adalah dirahim ibu tanpa diikuti suatu stress.
Mencoba mengobati penyakit ibu seperti hipertensi dan mengkontrol diabetes, mencoba memperlancar aliran darah kerahim ibu dengan cara istirahat
dan berbaring pada sisi untuk menghindari kompresi aorta – kava. Harus berani melarang ibu merokok, minum alkohol dan obat-obatan. Pemberian diet
suplemen. Kehamilan harus dihentikan bila ada tanda janin atau ibu distres, dengan hasil neonatal yang prematur tidak memberi keuntungan. Apabila
diagnosis PJT ditegakkan kehamilan biasanya harus diahkiri pada minggu ke 38. jika bayi tidak tumbuh lagi dan lebih baik dirawat diluar kandungan. Kebanyakan
janin meninggal dalam rahim setelah minggu ke 36 dan sebelum dilahirkan. Pada pasien dengan pre-eklampsia, atau diabetes sering diinduksi kelahiran dengan
seksio saesaria pada minggu ke 37. Pada keadaan sosial ekonomi yang kurang, berkaitan dengan kemampuan
memenuhi kebutuhan gizi, ibu dengan berat badan kurang dari 45 kg dan pertambahan berat yang kurang dari 7 kg selama kehamilan patut diberikan
bantuan dan pengetahuan gizi Wiknjosastro 1993. Tinggi fundus uteri yang berada dibawah 10 persentil dari kurva normal
merupakan cara yang sederhana namun cukup peka yaitu dengan sensivitas 64 – 89, prediksi mencapai 79.Pemeriksaan ultrasonografi serial dan perhitungan
velositas darah arteri umbilikalis dan arteri arkuata dapat memberikan 68 untuk mendeteksi PJT. Pemeriksaan kardiotokografi umumnya dilakukan dengan tes
tanpa tekanan TTT, hanya sebagian kecil yang menggunakan tes dengan tekanan TDT mengingat adanya efek samping dan kurang praktis. Gejala insufisiensi
plasenta dapat diketahui dengan perubahan pada karditokografi yaitu: hasil non reaktif, berkurangnya gerakan janin, berkurangnya variabilitas dan timbul
deselerasi lambat. Arus darah janin merupakan cara yang non invasif dalam pemantauan dan
deteksi PJT. Penurunan dari velositas darah pada diastolik mencerminkan pengurangan arus darah atau resistensi yang tinggi. Hal ini berkaitan dengan
kejadian PJT dan asfiksia. Stres atau his dalam persalinan akan mempengaruhi arus darah uteroplasenta yang sudah berkurang. Hipoksia dan asidosis dijumpai
pada 50 janin dengan PJT. Untuk menghindari gawat janin dilakukan pengobatan pada patologi ibu misalnya anemia, hipertensi. Bila timbul gejala
gawat janin maka ibu diberikan oksigen 6 Lmenit, tidur miring kekiri dan pemberian tokolisis dengan terbutalin 0.25 mg subkutan dilanjutkan dengan drip
2.5 mg500 ml glukosa 5 Wiknjosastro 1993.
e. Ringkasan skema pemantauan dan penanganan PJT