IV. RANCANGAN STRUKTURAL
A. SPESIFIKASI ALAT
Aplikator pupuk cair ini terdiri atas beberapa bagian utama, yaitu : 1. Rangka utama
Rangka utama ini berfungsi sebagai dudukan semua mekanisme pengangkat pada aplikator pupuk cair. Rangka ini berbentuk segitiga yang
tersambung dengan trailer pada bagian belakang dan drawbar hitch traktor pada bagian depan. Untuk memperkuat rangka dari gaya samping, pada
bagian ketiga sudutnya dibuat batang penguat sehingga membentuk struktur segitiga. Dengan struktur ini diharapkan rangka lebih stabil saat
menerima beban samping saat pengoperasian di lapangan misalnya saat belok.
Bagian rangka ini terdapat di PG. Jatitujuh, sehingga pada saat pengujian pendahuluan di Lab. Leuwikopo dibuatkan rangka utama yang
memiliki ukuran sesuai dengan di PG. Jatitujuh.
Gambar 5. Rangka utama Aplikator Pupuk Cair Tipe Trailing APIC
2. Tangki pupuk Tangki pupuk berfungsi untuk menampung sementara pupuk cair
sebelum pupuk tersebut didistribusikan. Tangki ini berbentuk silinder dan memiliki kapasitas volume penampungan sebesar 2474,36 l. Gambar
tangki pupuk dapat dilihat pada Gambar 6.
19
Gambar 6. Tangki pupuk Aplikator Pupuk Cair Tipe Trailing APIC 3. Pipa
Penyalur Pipa ini berfungsi sebagai saluran pendistribusi pupuk dari selang
pompa menuju ke selang penjatah. Pipa berdiameter 2” ini ditempelkan pada rangka penyokong chisel dan ditempelkan dengan menggunakan
palt besi yang dilengkungkan sesuai dengan ukuran diameter pipa, kemudian di klem.
Pipa ini memiliki 4 buah pipa berdiameter 1” dengan panjang 15 cm yang langsung dihubungkan dengan selang penjatah. Ukuran antar
pipa ini 65 cm dan penyambungan dengan pipa utama dilakukan dengan cara di las. Selang penyalur akan menyalurkan pupuk cair dari tangki
menuju pompa dengan diameter sebesar 2” kemudian disalurkan kembali menuju masing-masing nozel melalui pipa penyalur yang akan
menyalurkan pupuk tersebut menuju tanah. Selang penyalur pada masing-masing nozel berdiameter 1”.
Gambar 7. Pipa penyalur Aplikator Pupuk Cair Tipe Trailing APIC
20
4. Selang Penyalur
Selang penyalur yang digunakan terdiri dari ada 2 jenis, kedua jenis ini ini sama fungsinya yaitu menyalurkan cairan dari pompa. Tetapi,
yang membedakan adalah ukuran dan letaknya. Selang utama berukuran 2” yang langsung terhubung antara pompa dengan tangki cairan pupuk.
Pemasangan pada pompa menggunakan sok drat dalam 2” atau lebih dikenal dengan sebutan ”nepel selang”. Panjang keseluruhan selang yang
dibutukan adalah 4 m. Sedangkan selang kedua berukuran lebih kecil dari selang utama yaitu 1” dan berfungsi untuk menyalurkan pupuk cair ke
dalam tanah melalui pipa penyalur berukuran 1”.Selang kedua ini langsung terhubung dengan nozel. Untik pemilihan selang harus
menggunakan selang elastis dikarenakan banyaknya mekanisme pergerakan pada aplikator pupuk cair ini.
a b
Gambar 8. a Selang penyalur berdiameter 2” dan b selang penyalur berdiameter 1”
4. Pompa Pompa digunakan sebagai pengatur pendistribusian pupuk cair agar
didapatkan debit pupuk yang seragam pada tiap-tiap nozelnya. Pompa ini menggunakan gearbox untuk menaikkan putaran tenaga PTO dari traktor.
Pompa ini termasuk jenis pompa sentrifugal. Pompa ini terdiri dari impeler, difuser dan gulungan rumah volut.
Pompa ini bermerk Koshin, Hidels Pump Koshin Ltd. Dengan debit sebesar 600 ltmenit 10 ltdetik dengan total head 30 m ±98 ft,
daya total pompa 2.6 Kw dan putaran optimal 3600 rpm. Gambar pompa yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 9.
21
Gambar 9. Pompa dan gearbox Aplikator Pupuk Cair Tipe Trailing APIC
5. Gearbox Gearbox digunakan untuk meningkatkan putaran PTO traktor agar
putarannya sesuai dengan kebutuhan pompa. Selain itu juga, gearbox digunakan untuk menyamakan arah putaran antara arah putaran PTO
dengan arah putaran pompa. Dalam aplikasinya, rumah gearbox disambungkan dengan rumah pompa yang kemudian diletakkan pada
dudukan yang telah dibuat pada traktor. Jumlah gigi roda gigi penggerak sebanyak 18 buah dan roda gigi yang digerakan sebanyak 42 buah.
Gearbox ini mempunyai nilai perbandingan sebesar 3:7. Jika yang digunakan putaran PTO 1000 rpm maka pompa akan menghasilkan
putaran 2336.67 rpm.
Gambar 10. Gearbox Aplikator Pupuk Cair Tipe Trailing APIC
22
6. Sistem Hidrolik Hidrolik berfungsi sebagai tenaga pengangkat mekanisme tiga titik
gandeng, sedangkan untuk menurunkannya menggunakan gaya berat dari keseluruhan rangka chisel beserta chiselnya. Sistem hidrolik ini terdiri
dari silinder hidrolik, selang hidrolik dan konektor. Pada sistem ini digunakan silinder hidrolik single action double clevis yang hanya
terdiri dari satu ruang kerja dihubungkan dengan selang penyaluran fluida hose. Silinder yang digunakan dengan diameter batang torak rod 38
mm dan diameter bore 50 mm. Langkah stroke silinder hidrolik sebesar 20 cm. Silinder hidrolik ini berposisi miring 7
o
dari bidang vertikal. Sebagai dudukan hidrolik ini, dibuatkan dua buah plat dengan lubang
poros 20 mm yang kemudian dilaskan pada rangka komponen tiga titik gandeng.
Gambar 11. Silinder hidrolik single action
7. Rangka Penyokong
Chisel Rangka ini berfungsi sebagai dudukan chisel. Rangka ini dibuat
menggunakan material besi kanal dengan ketebalan 10 mm, yang kemudian dilaskan sehingga berbentuk persegi dengan panjang 2200 mm.
Pada rangka ini dibuat dudukan chisel dengan jarak 65 cm. Bahan dudukan dibuat dari empat buah plat besi yang disambungkan dengan las
membentuk kotak berongga. Ukuran rongganya disesuaikan dengan
23
ukuran batang chisel yaitu 100 x 25 mm dengan clearance ± 1 mm. Pada bagian samping dudukan dibuat 2 buah lubang untuk baud pengunci.
Gambar 12. Rangka penyokong chisel 8. Chisel
Chisel pembuka alur berfungsi untuk memotong tanah sehingga pupuk dapat masuk kedalam tanah. Chisel ini memiliki ketebalan 25 mm
dan panjang 100 mm. Untuk memperlebar alur, pada bagian ujung depan chisel dilengkapi sepatu chisel dengan lebar 6 cm dan sudut kemiringan
45
o
. Sepatu chisel ini disambungkan dengan batang chisel menggunakan 2 buah baud M 10. Hal ini dilakukan untuk memperlambat kerusakan
pada batang chisel sehingga apabila sepatu chisel tesebut telah rusak maka yang perlu diganti hanya sepatunya saja.
Pada bagian belakang chisel ini terdapat sayap pelebar alur untuk mencegah tersumbatnya nozel pengeluaran pupuk oleh tanah. Sayap
pelebar alur dibuat dari plat besi ketebalan 2 mm.
24
Gambar 13. Batang chisel 9. Komponen tiga titik gandeng
Komponen tiga titik gandeng terdiri dari 2 buah lowerlink, 2 upperlink, 4 batang perantara, 1 toplink, dan poros pengangkat beserta
dudukan untuk batang torak hidrolik. Bahan yang digunakan adalah plat besi dengan ketebalan 20 mm. Komponen ini merupakan menyalurkan
sekaligus menggandakan gaya yang dikeluarkan oleh silinder hidrolik sehingga chisel dapat terangkat. Pada bagian lowerlink ditambahkan
rantai pengencang yang menghubungkan kedua buah lowerlink dengan dudukan rantai, sehingga dapat mencegah pergerakan ke samping dari
lowerlink tersebut.
Gambar 14. Komponen tiga titik gandeng
25
B. PRINSIP KERJA ALAT