Kebanyakan pupuk yang digunakan untuk tanaman tebu adalah pupuk anorganik yaitu pupuk buatan seperti Urea CONH
2 2
, Kalium Chlorida KCL, dan Tripple Phospate TSP, karena banyak menguntungkan bagi
pabrik, diantaranya adalah : 1. Pemakaian yang lebih mudah daripada pupuk organik
2. Bentuk yang lebih memungkinkan untuk diangkut dalam pengangkutan jarak jauh terutama apabila areal yang dimiliki cukup luas
3. Kandungan haranya sudah tentu, sehingga memudahkan dalam menetukan atau memperhitungkan dosis yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan
tanaman. Misalnya TSP kandungan utamanya adalah P
2
O
5
dengan kadar anatara 25-28, mudah larut dalam asam keras
B. ALAT PEMUPUK MEKANIS
Berdasarkan pupuk yang digunakan, alat pemupuk sendiri dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu penebar pupuk kandang, penebar pupuk butiran
granular dan penebar pupuk cair. Komponen utama dari alat pemupuk itu sendiri, yaitu pembuka alur, tempat penyimpanan pupuk, penjatah pupuk,
agitator atau pengaduk pupuk dan penutup alur. Smith, et al. 1977 menyatakan bahwa alat pemupuk harus mempunyai
bagian-bagian penting seperti kotak pupuk, pengatur pengeluaran, tabung pengeluaran, serta penutup alur.
Aplikator pupuk cair sendiri mempunyai bagian-bagian penting seperti pisau pembuka alur, tangki penampungan pupuk, mekanisme penyalur pupuk
dan saluran penyalur pupuk.
6
Gambar 1. Aplikator pupuk cair. Smith dan Wilkes, 1990
Gambar 2. Bagian-bagian aplikator pupuk cair Richey, 1961 Menurut Kepner, et al. 1983, kriteria yang harus dimiliki oleh alat
pemupuk, yaitu : 1. Alat mudah mengalirkan pupuk
2. Laju keluaran pupuk tidak tergantung ketinggian pupuk dalam kotak pupuk
3. Pengaturan pupuk menghasilkan keluaran yang tepat 4. Adanya perlengkapan untuk menentukan laju pengeluaran pupuk
7
5. Kotak pupuk dapat dipisahkan dari pengatur pengeluaran pupuk, sehingga mudah dibersihkan
6. Bagian-bagian penting seperti kotak pupuk harus dibuat dari bahan anti karat
Gambar 3. Penyalur amonia anhydrid yang dipasang pada traktor. Kepner 1978
Metode yang digunakan untuk memupuk tanaman diantaranya adalah : 1. Disebar sebelum pembajakan atau diletakkan pada kedalaman pembajakan
pada tiap-tiap alur 2. Peletakkan dengan chisel
3. Disebar dan dicampur dengan tanah setelah pembajakan sebelum tanam 4. Pemupukan bersama dengan tanaman
5. Diletakkan di sisi tanaman biasa dilakukan bersamaan dengan kegiatan penyiangan
6. Diletakkan di bawah permukaan tanah dengan alat khusus
C. ASPEK ERGONOMI
Istilah “ergonomi” berasal dari bahasa latin, yaitu ERGON KERJA dan NOMOS HUKUM ALAM dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang
aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan disainperancangan.
Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah dan tempat rekreasi. Didalam
ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia , fasilitas kerja dan
8
lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan manusia dengan lingkungan kerjanya.
Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas rancang bangun desain maupun rancang ulang re-desain. Hal ini dapat meliputi
perangkat keras seperti misalnya perkakas kerja tools, bangku kerja benches, platform, kursi, pegangan alat kerja workholders, sistem kendali
controls, alat peraga displays dan lain-lain. Menurut Dieter dalam Nurmianto 1996, aspek ergonomika terhadap
ketepatan gerak manusia sangat penting dalam disain. Faktor manusia dalam disain mempunyai peranan yang penting dalam mengurangi kesalahan
operator. Hal ini jelas diperlihatkan ketika terdapat rangsangan fisik dan psikologi ketika melakukan pekerjaan dalam keadaan normal.
Dalam batas tertentu, manusia dituntut mampu beradaptasi dengan fasilitas dan lingkungan kerjanya, tetapi yang terpenting adalah menyesuaikan
lingkungan kerja dan fasilitas kerja sehingga tidak melampui batas kemampuan manusia Sastrowinoto, 1985, dalam Nurmianto, E., 1996.
Ergonomi juga memberikan peranan penting dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja. Penerapan faktor ergonomi lainnya yang
tidak kalah penting adalah desain dan evaluasi produk. Produk-produk ini haruslah dapat dengan mudah diterapkan dimengerti dan digunakan pada
sejumlah populasi masyarakat tanpa mengakibatkan resiko dalam penggunaannya.
Beban Kerja
Mekanisasi pekerjaan pada akhir dekade ini telah semakin bertambah maju, dan jenis pekerjaan dengan menggunakan kekuatan otot telah berangsur
diganti dengan kekuatan mesin yang dapat mengganti pekerjaan berat, seperti misalnya: pemindahan material pada pembangunan gedung dengan alat-alat
berat, alat penggali pada eksplorasi minyak, operasi mesin berat pada wilayah areal pertambangan, dan lain-lain.
Perlunya menganalisa konsumsi energi atau yang dipakai pada beberapa pekerjaan tertentu masih menduduki prioritas utama yang bertujuan untuk:
9
a. Pemilihan frekwensi dan periode istirahat pada manajemen waktu kerja b. Perbandingan metode, alternatif pemilihan peralatan untuk mengerjakan
suatu jenis pekerjaan.
Gambar 4. Denyut jantung dari dua kondisi kerja yang berbeda. Grandjean 1978, dalam Sanders, M 1987
Hal yang tidak kalah penting adalah hubungannya antara pengukuran fitness dengan penerapan perancangan untuk aktifitas kerja maupun pekerjaan
lainnya Nurmianto, E. 1996. Dengan bertambah kompleksnya aktivitas otot, maka beberapa hal yang
patut dijadikan pokok bahasan dan analisis terhadap manifestasi konsumsi energi adalah :
a. Denyut jantung Heart rate b. Tekanan darah Blood pressure
c. Cardiac Output Keluaran paru-paru dengan satuan liter per menit d. Komposisi kimia darah Kandungan asam laktat
e. Temperatur tubuh Body temperature f. Kecepatan keringat Sweating rate
g. Pulmonary ventilation Kecepatan membuka dan menutup ventilasi udara dengan satuan liter per menit
h. Konsumsi oksigen
10
Diantara sekian banyak kriteria tersebut, maka denyut jantung adalah variabel yang paling mudah diukur. Metode denyut jantung mempunyai
kelemahan, yaitu sering diperolehnya hubungan yang tidak mantap antara hasil pengukuran dengan pengeluaran energi. Pada dasarnya ada dua hal yang
mempengaruhi kemampuan kerja fisik manusia dalam setiap aktivitasnya, yaitu faktor personal dan faktor lingkungan Bridger, 1995, dalam Nurmianto,
E., 1996. Faktor personal antara lain : umur, berat badan, jenis kelamin, konsumsi temabkau atau rokok, gaya hidup, olahraga, latihan, status nutrisi
dan motivasi. Faktor lingkungan antara lain : polusi udara, kualitas udara ringan, ventilasi, ketinggian tempat, kebisingan, dan temperatur udara yang
ekstrim. Untuk menghindari subyektifitas nilai denyut jantung HR yang
umumnya sangat dipengaruhi faktor-faktor personal, psikologis dan lingkungan, maka perhitungan nilai HR harus dinormalisasi agar diperoleh
nilai HR yang lebih objektif Syuaib, 2003 Normalisasi nilai denyut jantung dilakukan dengan cara perbandingan HR relatif saat kerja terhadap HR saat
istirahat. Nilai perbandingan HR tersebut dinamakan IRHR Increase Ratio of Heart Rate.
Tabel 2. Kategori pekerjaan berdasarkan IRHR Syuaib, 2003
Kategori Nilai IRHR
Ringan 1.00 IRHR 1.25
Sedang 1.25 IRHR 1.50
Berat 1.50 IRHR 1.75
Sangat berat 1.75 IRHR 2.00
Pengukuran denyut jantung merupakan salah satu alat untuk mengetahui beban kerja, hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah :
a. Merasakan denyut jantung pada arteri radial di pergelangan tangan b. Mendengarkan denyut dengan stethoscope
c. Menggunakan ECG Electrocardiogram
11
Muller,1962, dalam Nurmianto, E., 1996 memberikan beberapa definisi sebagai berikut:
a. Denyut jantung pada saat istirahat resting pulse adalah rata-rata denyut jantung sebelum suatu pekerjaan dimulai
b. Denyut jantung selama bekerja working pulse adalah rata-rata denyut jantung pada saat seseorang bekerja
c. Denyut jantung untuk kerja work pulse adalah selisih antara denyut jantung saat bekerja dan saat istirahat
d. Denyut jantung selama istirahat total total recovery adalah jumlah aljabar denyut jantung pada saat pekerjaan selesai sampai pada saat denyut berada
pada kondisi istirahat e. Denyut jantung total total work pulse adalah jumlah denyut jantung dari
mulainya suatu pekerjaan selesai sampai pada saat denyut berada pada kondisi istirahat resting level
12
III. METODE PENELITIAN