mempunyai varian yang tidak berbeda atau berangkat pada kondisi awal yang sama.
4.2.2 Nilai Post-test
Pada akhir penelitian diberikan post-test untuk mengetahui derajat miskonsepsi kedua kelompok. Dari hasil post-test dapat diperoleh hasil belajar
dan derajat miskonsepsi siswa. Uji yang dilakukan pada nilai post-test yaitu uji normalitas, uji kesamaan dua varian dan uji perbedaan dua rata-rata.
4.2.2.3 Uji Normalitas
Tabel 4.1 Hasil Analisi Uji Normalitas
Hasil Belajar Derajat Miskonsepsi
Eksperimen Kontrol
Eksperimen Kontrol
hitung 2
3,8332
2,1725 2,8525
4,3547
tabel 2
7,8147 7,8147
7,8147 7,8147
Kriteria Normal
Normal Normal
Normal Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh
hitung
untuk setiap data lebih kecil dari
tabel
, hal ini berarti data tersebut berdistribusi normal. Karena data berdistribusi normal maka uji selanjutnya menggunakan statistik parametik.
4.2.2.2 Uji kesamaan dua varian.
Tabel 4.2 Hasil Uji Kesamaan Dua Varian Post-test Kelas Kontrol dan Eksperimen
Kelompok Varians
Dk Pembilang
dk penyebut
F
hitung
F
tabel
kriteria
Eksperimen Hasil Belajar
102,38 35
35 1,31 1,76
Tidak Berbeda
Kontrol Hasil Belajar
78,14 35
35
Kelas
Eksperimen Derajat Miskonsepsi
57,11 35
35 1,23 1,76
Tidak Berbeda
Kontrol Derajat Miskonsepsi
70,12 35
35 Tabel 4.2 menunjukkan besar F
hitung
F
tabel
, maka kedua kelompok mempunyai varian yang tidak berbeda atau penyimpangan rata-rata postes kedua
kelompok tidak berbeda.
4.2.2.3 Uji perbedaan dua rata-rata satu pihak
Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Uji perbedaan dua rata-rata ini menggunakan hasil belajar dan derajat
miskonsepsi. Berdasarkan hasil uji perbedaan dua rata-rata hasil belajar diperoleh t
hitung
= 1,245 dengan dk = 36 + 36 – 2 = 70 dan taraf signifikasi 5 diperoleh
tabel
t = 1,99, oleh karena itu Ha ditolak berarti hasil belajar kelas eksperimen lebih
besar daripada kelas kontrol. Hasil uji perbedaan dua rata-rata derajat miskonsepsi diperoleh t
hitung
= - 2,95 dengan dk = 36 + 36
– 2 = 70 dan taraf signifikasi 5 diperoleh t
tabel
= 1,99, oleh karena itu Ha ditolak berarti rata-rata miskonsepsi kelas eksperimen lebih
kecil dari kelas kontrol. Dengan demikian pendekatan konflik kognitif mempunyai pengaruh yang signifikan untuk meningkatkan hasil belajar dan
mengurangi miskonsepsi fisika.
4.3 Pembahasan