PSK di Balai Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama” Surakarta. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini diberi judul
“Peran Balai Rehabilitasi Sosial Dalam Pelatihan Kerja dan Pembinaan Mental Perempuan Mantan Pekerja Seks Komersial Studi Kasus di Balai Rehabilitasi
Sosial “Wanita Utama” Surakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang diambil tersebut muncul pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana peran Balai Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama” Surakarta dalam pembinaan mental dan pelatihan keterampilan kerja perempuan mantan
Pekerja seks komersial? 2. Bagaimana faktor penghambat dan pendukung dalam pembinaan mental dan
pelatihan keterampilan kerja perempuan mantan pekerja seks komersial.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang di kemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Mengkaji peran Balai Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama” Surakarta dalam pembinaan mental dan pelatihan keterampilan kerja perempuan mantan
pekerja seks komersial. 2. Mengkaji faktor penghambat dan pendukung dalam pembinaan mental dan
pelatihan keterampilan kerja perempuan mantan pekerja seks komersial.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang di harapkan dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoretis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khusunya Ilmu Sosial. Disamping itu, hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian
yang berkaitan dengan peranan Balai Rehabilitasi Sosial di masa yang akan datang.
2. Secara Praktis a. Bagi instansi terkait penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran yang digunakan dalam upaya peningkatan pembinaan mental dan juga pelatihan kerja yang ada di Balai Rehabilitasi
Sosial”Wanita Utama” Surakarta. b. Bagi masyarakat dan pekerja seks komersial agar mengetahui kinerja dan
gambaran mengenai peran Balai Rehabilitasi Sosial sebagai sarana pelatihan kerja dan pembinaan mental bagi perempuan mantan pekerja
seks komersial.
F. BATASAN ISTILAH
1. Peran Pengertian peran menurut Soerjono Soekanto 2002:243, peran
merupakan aspek dinamis kedudukan status, apabila seseorang
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.
Dalam bahasan ini peran yang diteliti adalah peran dari Balai Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama” Surakarta yang menjalankan tugas dan
perananya dalam melakukan proses pembimbingan mental dan pelatihan keterampilan kerja bagi mantan pekerja seks komersial agar dapat hidup
normal dan sadar akan perbuatanya dan dapat memanfaatkan keterampilan yang sudah diberikan di dalam Balai.
2. Balai Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama” Surakarta Balai Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama” Surakarta adalah Unit
Pelaksana Teknis Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah yang bertugas memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial yang meliputi pembinaan fisik,
mental, sosial, mengubah sikap dan tingkah laku, pelatihan keterampilan dan resosialisasi serta pembinaan lanjut bagi eks WTS.
Dalam penelitian ini Balai Rehabilitasi Sosial yang dimaksudkan yaitu adalah Balai Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama” Surakarta yang menampung
perempuan mantan pekerja seks komersial yang ingin berhenti menjadi pekerja seks komersial lalu memberikan pelatihan keterampilan kerja dan
pembimbingan mental bagi perempuan pekerja seks komersial. 3. Keterampilan Kerja
Keterampilan merupakan segala sesuatu yang dipelajari seseorang, sehingga dia akan dapat melakukannya secara mudah dan tepat. Keterampilan
dapat diartikan sebagai kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan penghidupan secara wajar tanpa
merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya. Menurut Gordon
1994:55 pengertian keterampilan adalah kemampuan untuk mengoperasikan pekerjaan secara mudah dan cermat. Pengertian ini biasanya cenderung pada
aktivitas psikomotor. Keterampilan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keterampilan
kerja yang diberikan pada pekerja seks komersial yang dapat mempengaruhi kehidupan kearah yang lebih baik dan tidak akan kembali ke dunia pelacuran
karena telah di berikan pelatihan kerja dan keterampilan khusus yang di dapat melalui Balai Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama” Surakarta sehingga dapat
bersaing di dunia kerja dengan keahlian yang mereka miliki. 4. Pembinaan Mental
Pembinaan adalah proses belajar melepas hal-hal yang sudah di miliki dan mempelajari hal-hal baru yang belum dimiliki dengan tujuan membantu
orang yang menjalaninya untuk membetulkan dan menegembangkan pengetahuan baru untuk mencapai tujuan hidup dan kerja yang di jalaninya
secara lebih Mangunhardjana, 1996:12 Mental adalah semua unsur-unsur jiwa termasuk pikiran, emosi, sikap
autitude dan perasaan yang dalam keseluruhan dan kebulatannya akan
menentukan corak laku, cara menghadapi suatu hal yang menekan perasaan, mengecewakan, atau mengembirakan, menyenangkan dan sebagainya.
Dengan demikian pembinaan mental dalam penelitian ini adalah usaha untuk memperbaiki dan memperbaharui suatu tindakan atau tingkah laku
seseorang melalui bimbingan mentaljiwanya sehingga memiliki kepribadian yang sehat, akhlak yang terpuji dan bertanggung jawab dalam menjalani
kehidpanya terutama bagi mantan pekerja seks komersial yang mengikuti proses rehabilitasi sosial.
5. Mantan Pekerja Seks Komersial PSK Pekerja seks komersial adalah para pekerja yang bertugas melayani
aktivitas seksual dengan tujuan untuk mendapatkan upah atau imbalan dari yang telah memakai jasa mereka tersebut. Menurut Soekanto 2006:328
pelacuran dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang bersifat menyerahkan diri kepada umum untuk melakukan perbuatan-perbuatan seksual dengan
mendapat upah. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut mantan pekerja seks
komersial PSK yang dimaksud dalam penelitian ini adalah orang yang sudah pensiun atau berhenti menjadi perempuan yang melakukan hubungan seksual
dengan lawan jenisnya di luar pernikahan yang sah dengan tujuan mendapatkan uang, materi atau jasa.
BAB II LANDASAN TEORI