hasil benda uji yang presisi dan hasil yang optimal dalam penelitian.
1. Pembuatan kampuh V
Pembuatan kampuh V di lakukan dengan menggunakan mesin skrap, bahan disiapkan di potong potong
dengan ukuran 200 x 20 x 10 mm, sudut kampuh yang dibuat adalah 70
o
, ini berarti tiap ujung bahan di skrap dengan kemiringan 35
o
di laksanakan di Bengkel Bubut Semarang
2. Proses pengelasan
Langkah-langkah yang di lakukan dalam proses pengelasan adalah:
a. Memasang kabel pada mesin las DC sesuai dengan pemasangannya.
b. Menyetel ampere meter yang di gunakan untuk mengukur arus pada posisi jarum angka nol, kemudian salah satu
penjepitnya di jepitkan pada kabel yang di gunkan untuk menjepit elektroda. Mesin las dihidupkan dan elektroda di
gerakan pada masa sampai jarum pada ampere meter menunjuk angka 130 A
c. Setelah semua diatur kemudian lakukan pengelasan dengan posisi mendatar.
3. Pembuatan bentuk specimen menurut standar ASTM E 8
Langkah-langkah yang di lakukan dalam pembuatan specimen adalah:
a. Meratakan alur hasil pengelasan dengan menggunakan mesin frais
b. Bahan di potong-potong sehingga mendapat ukuran panjang 200 x 20 x 10 mm untuk uji tarik, 100 x 10 x 10
mm untuk uji kekerasan dan uji foto mikro c. Membuat spesimen uji tarik sesuai dengan standar ASTM
E8 pada mesin frais. d. Bahan yang sudah terbentuk diratakan dan dirapikan
permukaannya dengan kikir selanjutnya diamplas.
4. Pelaksanaan proses annealing
Gambar 3.5. Tungku pemanas Tungku pemanas digunakan untuk memanaskan
spesimen uji sampai temperatur yang telah di tentukan. Pengujian ini menggunakan tungku merk hofmann
Langkah- langkah proses annealing adalah sebagai berikut: a. Menyisihkan 6 spesimen uji tarik, 3 raw material dan 3
dilas tanpa perlakuan. Menyisihkan 2 spesimen uji
kekerasan, 1 raw material dan 1 dilas tanpa perlakuan. Menyisihkan 2 spesimen uji foto mikro, 1 raw material
dan 1 dilas tanpa perlakuan. b. Memasukkan 3 spesimen uji tarik dan 1 spesimen uji
kekerasan pada tungku pemanas sampai suhu 750
o
C pada penahanan 1 jam, setelah itu di dinginkan lambat di
dalam furnace dengan mematikan power ke furnace c. Memasukkan 3 spesimen uji tarik dan 1 spesimen uji
kekerasan pada tungku pemanas sampai suhu 800
o
C pada penahanan 1 jam, setelah itu di dinginkan lambat di
dalam furnace dengan mematikan power ke furnace d. Memasukkan 3 spesimen uji tarik dan 1 spesimen uji
kekerasan pada tungku pemanas sampai suhu 850
o
C pada penahanan 1 jam, setelah itu di dinginkan lambat di
dalam furnace dengan mematikan power ke furnace e. Memasukkan 3 spesimen uji tarik dan 1 spesimen uji
kekerasan pada tungku pemanas sampai suhu 900
o
C pada penahanan 1 jam, setelah itu di dinginkan lambat di
dalam furnace dengan mematikan power ke furnace f. Setelah dinggin dilakukan pengujian tarik, kekerasan,
foto mikro, dan foto makaro.
3.3.5. Pelaksanaan pengujian a.