yang sangat penting. Post Weld Heat Treatment biasanya dilakukan pada higher strength carbon magnese steels dan baja paduan rendah yang riskan
retak akibat hydrogen. PWHT dimaksudkan juga untuk stress relieving pelepasan tegangan internal. PWHT ini memiliki multi fungsi selain
menurunkan tegangan sisa, antara lain meningkatkan keuletan di HAZ dan memperbaiki sifat mampu las daerah logam las dan HAZ Sonawan dan
Suratman; 2004 Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengadakan penelitian
mengenai “Pengaruh suhu annealing pada post weld heat treatment pengelasan baja
BOHLER GRADE K-945 EMS 45 terhadap sifat fisis dan mekanis”.
1.2. PERMASALAHAN
Sesuai dengan judul dan alasan pemilihan judul, maka permasalahan yang timbul adalah bagaimanakah pengaruh variasi suhu annealing pada
post weld heat tretment pengelasan baja BOHLER GRADE K-945 EMS-45 terhadap sifat fisis dan mekanis.
1.3. PENEGASAN ISTILAH
Dalam judul skripsi ini terdapat istilah-istilah yang perlu dijelaskan untuk menghindari salah penafsiran di dalam memberikan pengertian yang
ada dalam judul skripsi ini. Oleh karena itu perlu diberi batasan-batasan yang jelas. Adapun istilah yang dianggap perlu ditegaskan antara lain:
a. Pengaruh; yang dimaksud dengan pengaruh disini adalah daya yang ditimbulkan oleh suatu benda orang, dan sebagainya Poerwodarminta,
1989 b. Suhu; yang dimaksud suhu di sini adalah ukuran kuantitatif terhadap
temperatur, panas dan dingin diukur dengan temperatur Kamus besar
bahasa Indonesia; 2002. Suhu yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 750 C, 800
C, 850 C, 900
C, c.
Annealing; yang dimaksud dengan annealing disini adalah merupakan proses pemanasan logam pada suhu tertentu, kemudian dipertahankan
pada waktu tertentu dan selanjutnya didinginkan secara perlahan-lahan Love; 1986
d. Post Weld Heat Treatment; yang dimaksud dengan Post Weld Heat
Treatmen disini adalah perlakuan panas dilakukan setelah pengelasan e.
Pengelasan; yang dimaksud pengelasan di sini adalah menyambung dua buah bendalogam dengan cara memanasi sampai titik cairnya dimana
pada benda kerja yang mencair akan akan menyatu dengan bantuan bahan tambah sehingga terbentuklah suatu sambungan Widharto;1996.
f. Baja BOHLER GRADE K-945 EMS 45; yang dimaksud baja di sini
adalah baja yang diproduksi oleh PT. BOHLER yang mempunyai kandungan C 0,48, Si 0,30, Mn 0,70. Dimana huruf K- 945 EMS
45 adalah merktipe dari baja itu sendiri dan baja ini mempunyai kekuatan tarik 60-70 Kgmm
2
katalog
g. Sifat fisis baja K-945 EMS-45; adalah keadaan yang tampak pada suatu
benda dilihat dari perubahan fisik badan dengan menggunakan mikroskop logam serta pengamatan foto mikro dan penampang patah
logam. h.
Sifat mekanis suatu logam; yang dimaksud sifat mekanis disini adalah keadan yang tampak pada suatu benda dilihat dari kemampuan mesin
sifat mampu mesin diketahui dengan pengujian tarik dan kekerasan..
1.4. TUJUAN PENELITIAN