LAJU DEKOMPOSISI DAN PRODUKTIVITAS SERASAH JATI PLUS PERHUTANI (JPP) PADA BERBAGAI TINGKAT PERTUMBUHAN DAN LOKASI DI KPH NGAWI

LAJU DEKOMPOSISI DAN PRODUKTIVITAS SERASAH JATI PLUS
PERHUTANI (JPP) PADA BERBAGAI TINGKAT PERTUMBUHAN DAN
LOKASI DI KPH NGAWI

SKRIPSI

Oleh :
ERNI MUKTI RAHAYU
201110320311006

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015

LAJU DEKOMPOSISI DAN PRODUKTIVITAS SERASAH JATI PLUS
PERHUTANI (JPP) PADA BERBAGAI TINGKAT PERTUMBUHAN DAN
LOKASI DI KPH NGAWI

SKRIPSI


Diajukan sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada
Jurusan Kehutanan

Oleh :
ERNI MUKTI RAHAYU
201110320311006

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015

HALAMAN PENGESAHAN

Judul

: LAJU DEKOMPOSISI DAN PRODUKTIVITAS
SERASAH JATI PLUS PERHUTANI (JPP)
PADA
BERBAGAI

TINGKAT
PERTUMBUHAN DAN LOKASI DI KPH
NGAWI
: ERNI MUKTI RAHAYU
: 201110320311006
: KEHUTANAN

Nama
Nim
Jurusan

Skripsi oleh Erni Mukti Rahayu ini telah diperiksa
dan disetujui untuk diuji

Malang,
Pembimbing I

Malang,
Pembimbing II


Ir. Joko Triwanto, MP
NIP. 105.8909.0103

Ir. M. Chanan, MP
NIP. 105.8909.0103

Judul

Nama
Nim
Jurusan

: LAJU DEKOMPOSISI DAN PRODUKTIVITAS SERASAH
JATI PLUS PERHUTANAI (JPP) PADA BERBAGAI TINGKAT
PERTUMBUHAN DAN LOKASI DI KPH NGAWI
: ERNI MUKTI RAHAYU
: 201110320311006
: KEHUTANAN

Skripsi oleh Erni Mukti Rahayu ini telah dipertahankan

di depan dewan penguji pada tanggal 12 November 2015
Dewan Penguji

Penguji I

Penguji II

Drs. Amir Syarifuddin, MP
NIP. 19580410 199003 1 001

Dr. Ir. Nugroho Tri Waskitho, MP
NIP. 19641213 199008 1 001

Penguji III

Penguji IV

Ir. Joko Triwanto, MP
NIP. 105.8909.0103


Ir. M. Chanan, MP
NIP. 105.8909.0105

Mengesahkan,
Dekan

Mengetahui,
Ketua Jurusan Kehutanan

Dr. Ir. Damat, MP
NIP. 19640228 199003 1 003

Tatag Muttaqin, S. Hut, M. Sc
NIP. 105.0907.0473

SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini ;
NAMA

: Erni Mukti Rahayu


NIM

: 201110320311006

JURUSAN

: Kehutanan

FAKULTAS

: PERTANIAN-PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Laju Dekomposisi dan Produktivitas
Serasah Jati Plus Perhutani (JPP) pada Berbagai Tingkat Pertumbuhan dan Lokasi
di KPH Ngawi” adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan
kecuali dalam bentuk kutipan yang diacu dalam naskah ini dan telah dituliskan
sumbernya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila

pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik.

Malang, 09 November 2015
Yang membuat penyataan,

ERNI MUKTI RAHAYU
NIM. 201110320311006

PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat serta
Hidayah-Nya, sehingga penulisan skripsi yang berjudul “ Laju Dekomposisi dan
Produktivitas Serassah Jati Plus Perhutani (JPP) pada Berbagai Tingkat
Pertumbuhan dan Lokasi di KPH Ngawi” telah dapat diselesaikan.
Skripsi ini ditulis dari hasil penelitian yang dilakukan penulis dan diajukan
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S-1)
Kehutanan, pada Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian - Peternakan Universitas
Muhammadiyah Malang.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar –
sebesarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak, Ibu yang telah memberikan do’a dan dorongan baik moral maupun
materi, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Ir. Damat, MP selaku Dekan Fakultas Pertanian Perternakan
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan.
3. Bapak Tatag Muttaqin, S.Hut, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Kehutanan
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan pengarahan
kepada penulis.
4. Bapak Ir. Joko Triwanto, MP, selaku pembimbing utama yang telah
membimbing penulis sehingga bisa menyelesaikan skripsi.
5. Bapak Ir. M. Chanan, MP, selaku pembimbing kedua yang telah
membantu penulis menyelesaikan skripsi
6. Bapak Drs. Amir Syarifuddin, MP dan Bapak Dr. Ir. Nugroho Tri
Waskhito, MP, selaku penguji yang telah memberikan kritik dan saran
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.
7. Pak Heri, mas Agus yang telah membantu peneliti dalam kegiatan
penelitian di lapang, sehingga peneliti dapat melaksankan penelitian sesuai
dengan yang direncanakan.

8. Kakak, Uno yang selalu memberikan semangat,sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi.
9. Wijdan Muhaqqi yang selalu membantu penulis selama penelitian di
Laboratorium

dan

memberikan

semangat

kepada

penulis

dalam

menyelesaikan penulisan skripsi.
10. Teman-teman Kehutanan 2011 yang telah memberikan dukungan untuk
penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan

pembaca pada umumnya. Penulis menyadari bahwa skripsi yang ditulis masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan skripsi.

Malang, 09 November 2015
Penulis

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 15 Agustus 1993 di Bima, sebagai putri
kedua dari pasangan Bapak Tjoyo dan Ibu Siti Rukayah.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDN Sekaran II pada
tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Jatirogo pada tahun 2008,
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Jatirogo tahun 2011. Penulis melanjutkan
pendidikan di Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas
Muhammadiyah Malang.
Semasa di perguruan tinggi penulis aktif pada kegiatan intra, antara lain
Sekretaris HMJ Kehutanan periode 2011-2012 dan periode 2012-2013, Sekretaris
Senat Mahasiswa Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah
Malang periode 2013-2014.


DAFTAR ISI
No.
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................. iii
HALAMAN RIWAYAT HIDUP ................................................................ iv
ABSTRAKSI ................................................................................................ v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
DAFTAR ISI ................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................
1.1 Latar Belakang ........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................
1.4 Hipotesis..................................................................................................
1.5 Manfaat ...................................................................................................

1
1
4
4
5
5

BAB II TINJAUN PUSTAKA ..................................................................... 6
2.1 Sejarah Jati Plus Perhutani ...................................................................... 6
2.2 Klasifikasi Tanaman Jati ........................................................................ 10
2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Jati Plus Perhutani (JPP)................................ 11
2.4 Bahan Organik Tanah ............................................................................. 12
2.5 Unsur Hara .............................................................................................. 14
2.6 Serasah ................................................................................................... 22
2.7 Produktivitas Serasah ............................................................................. 23
2.8 Pengertian Dekomposisi.......................................................................... 28
2.9 Faktor Yang Mempengaruhi Dekomposisi ............................................. 31
BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 36
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ............................................................. 36
3.2 Alat dan Bahan ........................................................................................ 36
3.3 Metode Penelitian.................................................................................... 36
Prosedur Penelitian.................................................................................. 37
Penentuan Kriteria Tingkat Pertumbuhan ........................................... 37
Penentuan Stasiun Penelitian ............................................................... 37
3.4 Peubah Terhadap Serasah ...................................................................... 38
3.4.1 Bobot Basah .................................................................................. 38
3.4.2 Bobot Kering ................................................................................. 38
3.4.3 Kadar Air ........................................................................................ 38
3.4.4 Laju Dekomposisi ......................................................................... 38
3.4.5 Persentase Penguraian Serasah ..................................................... 39
3.5 Analisis Data ........................................................................................... 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 43

4.1 HASIL .................................................................................................... 43
Bobot Basah Produktivitas Serasah .................................................... 43
Bobot Kering Produktivitas Serasah................................................... 45
Kadar Air Serasah ............................................................................... 47
Bobot Basah Serasah ......................................................................... 49
Bobot Kering Serasah ........................................................................ 51
Laju Dekomposisi Serasah JPP .......................................................... 53
Penguraian Serasah JPP ...................................................................... 55
4.2 PEMBAHASAN .................................................................................... 57
Bobot Basah Produktivitas Serasah Jati Plus Perhutani ..................... 57
Bobot Kering Produktivitas Serasah Jati Plus Perhutani ................... 59
Kadar Air Produktivitas Serasah Jati Plus Perhutani.......................... 60
Bobot Basah Laju Dekomposisi Serasah JPP .................................... 61
Bobot Kering Laju Dekomposisi Serasah JPP .................................. 62
Nilai Laju Dekomposisi Serasah JPP ................................................. 62
Penguraian Serasah JPP ...................................................................... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 65
5.1 KESIMPULAN ...................................................................................... 65
5.2 SARAN .................................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR
No.
Halaman
3.1. Prosedur pengukuran Produktivitas Serasah ............................................... 39
3.2. Contoh Litertrap ......................................................................................... 40
3.3. Prosedur pengukuran laju dekomposisi serasah ......................................... 40
3.4 Contoh litterbag .......................................................................................... 41
3.5. Pemasangan Litterbag ................................................................................ 41
4.1. Grafik rerata bobot basah serasah JPP ....................................................... 44
4.2. Grafik pengaruh lokasi terhadap produktivitas serasah JPP pada pengamatan
bulan 1 s/d 5 ................................................................................................ 44
4.3. Grafik rerata pengaruh pertumbuhan terhadap produktivitas serasah JPP . 46
4.4. Grafik pengaruh lokasi terhadap produktivitas serasah JPP ...................... 46
4.5. Grafik rerata kadar air serasah JPP berdasarkan tingkat pertumbuhan ...... 48
4.6. Grafik rerata kadar air berdasarkan lokasi ................................................. 48
4.7. Grafik rerata pengaruh pertumbuhan terhadap bobot basah serasah JPP .. 50
4.8. Grafik rerata pengaruh lokasi terhadap bobot basah serasah JPP .............. 50
4.9. Grafik rerata pengaruh pertumbuhan terhadap bobot kering serasah JPP .. 52
4.10. Grafik rerata pengaruh lokasi terhadap bobot kering serasah JPP ........... 52
4.11. Grafik rerata pengaruh pertumbuhan terhadap laju dekomposisi serasah
JPP ............................................................................................................. 54
4.12. Grafik rerata pengaruh lokasi terhadap laju dekomposisi serasah JPP .... 54
4.13. Grafik rerata pengaruh pertumbuhan terhadap penguraian serasah JPP .. 56
4.14. Grafik pengaruh lokasi terhadap penguraian serasah JPP ........................ 56

DAFTAR TABEL
No.
Halaman
4.1. Rerata bobot basah produktivitas serasah JPP ............................................ 43
4.2. Rerata bobot kering produktivitas serasah JPP .......................................... 45
4.3. Rerata kadar air produktivitas serasah JPP ................................................ 47
4.4. Analisis ragam bobot basah seresah laju dekomposisi JPP ....................... 49
4.5 Analisis ragam bobot kering serasah laju dekomposisi JPP ....................... 51
4.6 Nilai Laju Dekomposisi Serasah JPP .......................................................... 53
4.7 Persentase penguraian serasah JPP pada berbagai umur pengamatan ........ 55

DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.
2011.
Penguguran
daun-absisi.
Online,
http://putuyudiarta.blogspot.com/2011/06/penguguran daun-absisi.html Diakses 29
Agustus 2015
.2012. Pengertian dan Definisi Produktivitas. Online,
http://pengertian-definisi.blogspot.com/2012/09/pengertian-dan-definisiproduktivitas.html Diakses 25 Januari 2015.
.2012. Pengertian Serasah Lantai Hutan Forest. Online,
http://pengertian-serasah-lantai-hutan-forest.html Diakses 25 Januari 2015.
.2014. Unsur Hara Makro dan Mikro yang Dibutuhkan
Tanaman. Online, http://organichcs.com/2014/05/03/unsur-makro-danmikro-yang-dibutuhkan-oleh-tanaman/ Diakses 25 Januari 2015.
.2005. Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Tanaman Jati Plus
Perhutani (JPP). Perum Perhutani. Semarang.
Arief, A. 2003. Hutan Mangrove. Penerbit Kanisius. Jakarta.
Arisandi, P. 2002. Dekomposisi Serasah Mangrove. Lembaga Kajian Ekologi dan
Konservasi Lahan Basah-ECOTON.
Dewanto, Frobel G; Londok; Tuturoong; Kaunang. 2013. Pengaruh Pemupukan
Anorganik dan Organik Terhadap Produksi Tanaman Jagung Sebagai
Sumber Pakan. Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado.
Jurnal Zootek
Eka, D.M. 2008. Pengukuran Laju Dekomposisi Serasah Menggunakan Metode
”Litterbag ” Pada Tiga Tipe Penggunaan Lahan di Desa Situdaun,
Kecamatan Tenjolaya. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Ewusie, J. Y. 1990. Pengantar Ekologi Tropika. (Terjemahan dari Element of
Tropical Ecology). Penerbit ITB. Bandung.
Galaxy, H. 2013. Produksi dan Laju Dekomposisi Serasah Daun Mangrove di
Pulau Los Kota Tanjungpinang. FIKP UMRAH.
Goeswono, Soepardi. 1977. Kesuburan Tanah dan Pupuk. Departemen Ilmu-ilmu
Tanah, IPB. Bogor.
Hardiwinoto, S; Haryono, S; Fasis, M; Sambas, S. 1994. Pengaruh Sifat Kimia
Terhadap Tingkat Dekomposisi. Halaman: 25-36
Handayani, T. 2004. Laju Dekomposisi Serasah Mangrove Rhizophora
Mucronata Lamk di Pulau Untung Jawa, Kepulauan seribu, Jakarta.

Hermita. 2011. Laju Dekomposisi dan Mineralisasi Biomassa Serasah di Lantai
Hutan Hujan Tropik Padang Sumatera Barat. Universitas Andalas. Padang.
Indriani, Y. 2008. Produksi dan Laju Dekomposisi Serasah Daun Mangrove Api –
api (Avicennia Marina Forssk. Vierh) di Desa Lontar, Kecamatan Kemiri,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
Lahuddin. 2007. Aspek Unsur Mikro dalam Kesuburan Tanah. Universitas
Sumatera Utara. Medan
Lestari, P.M. 2011. Produktivitas Serasah Mangrove dan Kontribusi Unsur Hara
di Perairan Mangrove Pulau Panjang Banten. [Tesis] Ilmu
Kelautan.Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor.
Mason, CF. 1977. Decomposition. The Institute of Biology.s Studies in Biology
No. 74. Edward Arnold. London.
Munanto, B. 2013. Manfaat Pengunaan Pupuk Organik. Online,
http://www.kulonprogokab.go.id/v21/Manfaat-Penggunaan-PupukOrganik_3113 Diakses 26 Januari 2015
Nasoetion, A. H. 1990. Pengantar ke Ilmu-Ilmu Pertanian. Untuk Mahasiswa
Baru. Institut Pertanian Bogor. Tahun Ajaran 2000/2001. Litera AntarNusa.
Odum, E.P. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Gadjah Mada University Press.
(Terjemahan).
Prescott, CE; Blevins LL; and Staley C. 2004. Litter Decomposition in British
Columbia Forests: Controlling Factors and Influences of Forestry
Activities. Journal of Ecosystems and Management 5(2):44-57.
Purwowidodo. 1992. Metode Selidik Tanah. Jurusan Manejemen Hutan. Fakultas
Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Raharjo, R. 2006. Studi Terhadap Produktivitas Serasah, Dekomposisi Serasah,
Air Tembus Tajuk Dan Aliran Batang Serta Leaching Pada Beberapa
Kerapatan Tegakan Pinus (Pinus Merkusii), Di Blok Cimenyan, Hutan
Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sastrosumarto, S dan Suhendi, 1985. Tinjauan Mengenai Program Pemuliaan Jati
(Tectona grandis L.f.) Di Indonesia. PPPH Bogor.
Smith, R. L. 1980. Ecology and Field Biology. Harper and Row Publishers New
York.
Subroto dan Yusrani, A. 2005. Kesuburan dan Pemanfaatan Tanah. Banyumedia
Publishing. Samarinda

Sulistiyanto,Y. Rieley, J.O. Limin, S.H. 2005. Laju Dekomposisi dan Pelepasan
Hara Dari Serasah pada Dua Sub-Tipe Hutan Rawa Gambut di
Kalimantan Tengah. Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. XI No. 2 : 114.
Sumarna, Y. 2001. Budidaya Jati. Swadaya. Bogor
Sutanto, R. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Kanisius. Yogyakarta
Sutedjo, M.M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Asdi Mahasatya. Jakarta
.Kartasapoetra; Sastroatmodjo,S. 1991. MikrobiologiTanah. PT Rineka Cipt
a. Jakarta.
Takeda H., Ishida Y. and Tsutsumi T. 1987. Decomposition of Leaf Litter
Relation to Litter Quality and Site Condition. Mem. Coli. Agric. Kyoto
Univ. 130:1 7-38.
Ulqodry, Z.T. 2008. Produktivitas Serasah Mangrove dan Potensi Kontribusi
Unsur Hara di Perairan Mangrove Tanjung Api- api Sumatera Selatan.
[Tesis] Sekolah Pasca Sarjana. IPB. Bogor.
Wibowo, A. 2002. Optimalisasi Kebun Pangkas Jati. Laporan Akhir Penelitian
Kebun Pangkas Pusbang SDH Cepu.
Widyastuti, R. 2002. Soil Fauna In Rainfed Paddy Field Ecosystems: Their Role
In Organic Matter Decompositions and Nitrogen Mineralization.
[Disertation]. University of Bonn.
Wiharto, M. 2004. Produktivitas Vegetasi Hutan Hujan Tropis. Online,
http://rudyct.topcities.com/pps702_71034/m_wiharto.htm. Diakses 28
Agustus 2015.
Winarso. 2005. Kesuburan Tanah; Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Gava
Media. Jogjakarta
Wirjodarmodjo, H dan P.M. Subroto, 1983. Teak Improvement by Perum
Perhutani. Duta Rimba 83-64/IX :3-13. Jakarta

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Adanya ketidakseimbangan antara jumlah kebutuhan dengan kemampuan
penyediaan kayu jati mendorong Perum Perhutani untuk menerapkan silvikultur
intensif guna memenuhi kebutuhan kayu dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai sasaran tersebut diantaranya melalui
pengembangan jati plus perhutani. Jati Plus Perhutani (JPP) adalah tanaman jati unggul
yang dikembangkan oleh Perhutani melalui program pemuliaan pohon. JPP
dikembangkan melalui 2 cara yaitu secara vegetatif (kultur jaringan dan stek) dan
generatif (benih KBK). JPP didapat dari seleksi terhadap koleksi 600 pohon plus pada
populasi hutan jati di Indonesia. Dari berbagai penelitian JPP mempunyai keunggulan
dapat tumbuh lebih cepat, volume yang relatif lebih besar dan kualitas batang lebih
baik, sehingga tegakan mempunyai nilai ekonomis tinggi. Jenis JPP yang saat ini
dikembangkan oleh Perhutani (PHT) ada dua yaitu PHT I dan PHT II. Secara
panampakan fisik kedua jenis JPP ini sama, namun terdapat perbedaan diantara PHT I
dan PHT II. Perbedaan tersebut antara lain : PHT I pertumbuhan diameter lebih cepat
dibandingkan PHT II, terdapat cabang pada PHT II yang bentuknya seperti garputala,
tingkat kelurusan batang lebih bagus pada PHT II, daun pada PHT I arahnya ke atas
sedangkan PHT II ke bawah, PHT II mempunyai warna kulit batang yang agak putih.
Pertumbuhan dan perkembangan JPP sangat dipengaruhi oleh faktor genetik dari
tanaman induk dan faktor lingkungan. Apabila tanaman induk mempunyai faktor
genetik yang bagus, maka akan menghasilkan tanaman Jati Plus Perhutani dengan

2

kualitas bagus, sedangkan faktor eksternal yaitu lingkungan mempunyai pengaruh
yang sangat besar untuk pertumbuhan. Lingkungan yang sesuai akan membuat
tanaman jati plus perhutani tumbuh dengan baik.
Dengan pertumbuhan JPP yang lebih cepat dibandingkan jati lokal, hal ini tentu
saja mengakibatkan tanaman JPP membutuhkan nutrisi yang lebih banyak.
Ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan oleh JPP dapat diperoleh melalui pemberian
pupuk dan serasah dari tanaman. Penggunaan pupuk anorganik selain mahal juga akan
berdampak negatif apabila digunakan dalam jangka panjang dengan dosis yang
melebihi standart anjuran, sehingga dapat menyebabkan residu tanah. Serasah
merupakan lapisan yang terdiri dari bagian tanaman yang telah mati, seperti guguran
daun, ranting, cabang, bunga, buah yang terkumpul di permukaan tanah sebelum
mengalami dekomposisi. Serasah yang telah mengalami dekomposisi merupakan
sumber ketersediaan nutrisi untuk tanaman. Unsur hara yang tersedia melalui serasah
tanaman memiliki manfaat yang lebih baik terutama untuk jangka panjang karena dapat
meningkatkan produktivitas lahan dan mencegah degradasi lahan.
Menurut Hardiwinoto, Haryono, Fasis, dan Sambas, (1994) bahwa, dekomposisi
serasah adalah salah satu dari tingkatan proses terpenting daur biogeokimia dalam
ekosistem hutan. Serasah yang telah membusuk (mengalami dekomposisi) akan
berubah menjadi humus bagi tanah.
Produktivitas tanah merupakan kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan
produk tertentu suatu tanaman di bawah sistem pengelolaan tanah tertentu. Tanah
produktif harus mempunyai kesuburan yang menguntungkan bagi pertumbuhan
tanaman. Seperti dijelaskan oleh (Winarso, 2005), kesuburan tanah adalah kemampuan

3

atau kualitas suatu tanah menyediakan unsur-unsur hara tanaman dalam jumlah yang
mencukupi kebutuhan tanaman.
Produktivitas serasah adalah jumlah serasah yang jatuh ke lantai hutan pada periode
tertentu persatuan luas areal. Produktivitas serasah merupakan hal yang sangat penting
bagi pengembalian unsur hara pokok bagi pertumbuhan tanaman hutan. Produktivitas
serasah sangat berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah. Dalam kehutanan,
produktivitas serasah hutan dinyatakan dalam m³ atau m³/ha, sedangkan dalam ekologi
produksi diukur pada suatu saat dan disebut biomassa dinyatakan dalam satuan bobot
per satuan luas, misalnya g/m² atau kg/ha. Sedangkan produktivitas serasah hutan
biasanya diukur per tahun dengan satuan kg/ha/th atau g/m²/hari (Kurniasari,2009).
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Hermita (2011), tentang laju dekomposisi
dan mineralisasi biomassa serasah di lantai hutan hujan tropik, dinyatakan bahwa
kehilangan bobot serasah dan kecepatan dekomposisi lebih cepat terjadi pada spesies
rendah dan selanjutnya diiringi dengan keragaman spesies sedang dan tinggi.
Kandungan unsur hara yang dihasilkan dari proses dekomposisi terdiri dari unsur N, P,
K, Ca, Mg. Dijelaskan pula oleh Eka (2008), bahwa laju dekomposisi serasah paling
tinggi terdapat pada tipe penggunaan lahan hutan kemudian diikuti oleh pekarangan
dan terendah pada kebun. Rendahnya laju dekomposisi menunjukkan aktivitas fauna
tanah yang rendah dan mendekomposisi serasah, karena pengolahan tanah yang
intensif dan pemupukan serta sedikitnya variasi vegetasi dan bahan organik yang
tersedia.
Berlandaskan pada penelitian terdahulu, maka peneliti akan melakukan penelitian
terhadap laju dekomposisi dan produktivitas serasah JPP pada tingkat pertumbuhan

4

baik, sedang dan kurang. Dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui jumlah unsur
hara yang dihasilkan dari serasah JPP. Penelitian ini penting juga dilakukan karena
dapat digunakan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh serasah
jati dalam mengalami dekomposisi. Unsur hara yang dihasilkan dari serasah JPP akan
berfungsi dalam meningkatkan kesuburan tanah, hal ini juga akan berpengaruh pada
peningkatan pertumbuhan tanaman jati. Apabila kandungan unsur hara yang dihasilkan
dari serasah sudah mampu untuk mencukupi kebutuhan unsur hata tanaman JPP, maka
tidak perlu dilakukan pemupukan secara anorganik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas terdapat beberapa permasalahan yang akan
dikaji antara lain seberapa besar jumlah produksi (serasah) Jati Plus Perhutani (JPP),
seberapa besar laju dekomposisi serasah jati plus perhutani, bagaimana proses
dekomposisi serasah jati plus perhutani.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1) Mengkaji produksi serasah jati plus perhutani (JPP) pada berbagai tingkat
pertumbuhan dan lokasi.
2) Mengkaji laju dekomposisi serasah jati plus perhutani (JPP) pada berbagai
tingkat pertumbuhan dan lokasi.
1.4 Hipotesis
1) Jati plus perhutani pada pertumbuhan baik lebih banyak menghasilkan seresah
dibandingkan pada jati plus perhutani pada pertumbuhan kurang.

5

2) Laju dekomposisi pada tingkat pertumbuhan baik lebih cepat dibandingkan
dengan tingkat pertumbuhan sedang dan kurang.
3) Produktivitas serasah pada lokasi pertama lebih banyak dibandingkan lokasi
yang lain.
1.5 Manfaat
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat untuk pengembangan
ilmu mengenai tanaman jati plus perhutani (JPP) baik tentang proses dan laju
dekomposisi pada serasah JPP maupun jumlah unsur hara yang dihasilkan oleh serasah
JPP dan nutrisi yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan JPP. Selain itu,
diharapakan mampu memberikan masukan bagi pihak pengelola hutan dalam
menentukan kebijakan mengenai pemanfaatan unsur hara organik yang dihasilkan dari
proses dekomposisi serasah jati.