Rangkaian Mikrokontroler AT89S8253 Rangkaian Mikrokontroler AT89S51

fotodioda dan tidak ada sinar yang dikuatkan oleh rangkaian penguat sehingga rangkaian penguat akan mengirimkan logika high 1 ke mikrokontroller. Perubahan logika low 0 menjadi high 1 dikenali oleh mikro sebagai 1 putaran lempengan. KWH yang kita gunakan memiliki spesifikasi 900kwh yang sudah dikalibrasi, artinya bahwa untuk mengukur 1 KWH maka lempeng pelat yang berputar pada meteran tersebut berputar sebanyak 900 kali 1 kwh = 900 putaran lempeng. Sebagai bahan simulasinya disini alat dioprasikan bahwa 1 putaran lempeng diartikan 1 kwh, sehingga dalam perakteknya dapat dengan jelas dilihat. Perhitungan banyaknya putaran lempeng akan dikirim mikro ke display. Selanjutnya nilai tersebut dikalikan dengan nilai harga per KWH dan di tampilkan pada display. Nilai banyaknya putaran akan dikirimkan melaui modul RF transmitter ke modul RF receiver. Modul RF receiver akan mengambil data yang dikirimkan oleh modul RF transmitter, selanjutnya diolah oleh mikrokontroller dan ditampilkan ke display.

3.2. Rangkaian Mikrokontroler AT89S8253

Rangkaian ini berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh sistem yang ada. Komponen utama dari rangkaian ini adalah IC mikrokontroler AT89S8253. Pada IC ini memiliki memori, pada memori inilah semua program diisikan, sehingga rangkaian dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki. Rangkaian mikrokontroler ditunjukkan pada gambar berikut ini: Universitas Sumatera Utara Gambar 3.2 Rangkaian mikrokontroller AT89S8253 Mikrokontroler ini memiliki 4 port IO, yaitu port 0, port 1, port 2 dan port 3. Pin 32 sampai 39 adalah Port 0 yang merupakan saluranbus IO 8 bit. Pin 1 sampai 8 adalah port 1. Pin 21 sampai 28 adalah port 2. Dan Pin 10 sampai 17 adalah port 3 Pin 40 dihubungkan ke sumber tegangan 5 volt. Dan pin 20 dihubungkan ke ground. Rangkaian mikrokontroler ini menggunakan komponen kristal 12 MHz sebagai sumber clocknya. Nilai kristal ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroler dalam mengeksekusi suatu perintah tertentu. Pada pin 9 dihubungkan dengan sebuah kapasitor 10 uF yang dihubungkan ke positip dan sebuah resistor 10 Kohm yang dihubungkan ke ground. Kedua komponen ini berfungsi agar program pada mikrokontroler dijalankan beberapa saat setelah power aktif. Lamanya waktu antara aktifnya power pada IC mikrokontroler dan aktifnya program adalah sebesar perkalian antara kapasitor dan resistor tersebut. Jika dihitung maka lama waktunya adalah : t = RxC ......................................................................................................... 3-1 Dengan : t = Waktu aktif IC setelah power aktif Sekon, artinya waktu jeda antara power dinyalakan dengan mikro mulai mem baca program. R = Hambatan resistor Ohm Universitas Sumatera Utara C = Kapasitas kapasitor F Jadi; 10 10 1 det t R x C K x F m ik µ = =Ω = Jadi 1 milidetik setelah power aktip pada IC kemudian program aktif.

3.3. Rangkaian Mikrokontroler AT89S51

Sama seperti rangkaian AT89S8253, pada mikrokontroller ini program juga dimasukan. Rangkaian mikrokontroler ditunjukkan pada gambar berikut ini: Gambar 3.3 Rangkaian mikrokontroller AT89S51 Mikrokontroler ini memiliki arsitektur yang sama dengan AT89S8253, namun pada mikrokontroller ini tidak memiliki EEPROM.

3.4. Rangkaian Display Seven Segmen