hfe I
I
C B
=
I
C
= I
B
. hfe I
C
= 0 . hfe I
C
= 0 Hal ini menyebabkan V
CE
sama dengan Vcc dapat dibuktikan dengan rumus : Vcc = Vc + V
CE
V
CE
= Vcc – Ic . Rc V
CE
R2
R1 A
+ -
Vi = o V0
I
= Vcc
2.5 Rangkaian Penguat
2.5.1 Rangkaian Penguat-Pembalik inverting
Salah satu penggunaan OpAmp adalah sebagai penguat pembalik inverting , yaitu penguat yang keluarannya mempunyai tanda tegangan terbalik dibandingkan dengan
tanda tegangan masukan. Hal ini diakibatkan oleh apa yang akan diuraikan berikut :
V1 V0
R1 R2
A
a Rangkaian Penguat b Rangkaian Ganti
Gambar 2.8 Rangkaian Penguat Pembalik inverting
Salah satu sifat ideal OpAmp adalah bahwa resistansi masuk tak-terhingga besar. Akibatnya tidak ada arus masuk ke kedua terminal masuk. Dan semua arus
Universitas Sumatera Utara
hanya akan melewati R
1
dan R
2
, seperti ditunjukkan dalam gambar 2.8 a .Disamping itu juga dikatakan bahwa perolehan tegangan A
V
tak terhingga. Tegangan keluaran V
= -A
V
V
i
terhingga , V tak terhingga, sehingga A
V
tak terhingga berarti V
i
= 0. Sehingga tegangan dititik A dapat dikatakan nol yang dinamakan bumi semu atau virtual ground. Gambar 2.8.b menunjukkan rangkaian
ganti yang jelas menunjukkan bahwa : A
V
= V V
1
= -R
2
R
1 ..................................................................................................................................
2-3 Dengan :
Av = Penguatan tegangan
Vo = Tegangan output Volt
V1 = Tegangan masukan Volt
R2,R1 = Hambatan ohm
Persamaan di atas meninjukkan bahwa perolehan penguat tergantung pada perbandingan tahanan pararel R
2
dan tahanan seri R
1
dari penguat tersebut. Dari persamaan tersebut juga terlihat bahwa tanda tegangan keluar V
terbalik dibandingkan dengan tanda tegangan masuk V
1
. Karena itu penguat tersebut
dinamakan penguat pembalik inverting.
2.5.2 Rangkaian Penguat-Bukan Pembalik non inverting
Kalau tegangan masukan tidak dimasukkan lewat terminal pertama tetapi langsung keterminal kedua, yaitu sebesar V
2
, maka tegangan hasil penguatannya V akan lain,
tidak lagi terbalik tandanya lihat Gambar 2.9 a. Paga gambar 2.9.b ditunjukkan rangkaian gantinya dengan memahami bahwa karena virtual ground V
i
= 0 , maka tegangan dititik A dianggap sama dengan V
2
, yakni V
A
= V
2
.
Universitas Sumatera Utara
R2
R1 A
+ -
Vi I
V2
V1
V0 R1
R2
V1 A
a Rangkaian Penguat b Rangkaian Ganti
Gambnar 2.9 Rangkaian penguat-bukan pembalik non-inverting
Dari rangkaian ganti Gambar 2.9 b jelas bahwa
A
V
= V V
2
= V V
A
= R
1
+R
2
R
1
= 1+ R
2
R
1
............................................ 2- 4
Dengan : Av
= Penguatan tegangan V0
= Tegamngan output Volt V2
= Tegangan di terminal 2 volt V
A
= Tegangan dititik A Volt R1,R2 = Hambatan ohm
Persamaan 2-4 menunjukkan bahwa perolehan dari penguatan ini selalu satu lebih besar dari pada penguat pembalik inverting dan tanda tegangan hasil penguatan tidak
terbalik. Karena itu penguatan ini dinamakan penguat bukan pembalik non- inverting. Seperti halnya pada penguat pembalik diatas, dari persamaan 2-4 di atas
menunjukkan bahwa perolehan penguat bukan pembalik juga hanya tergantung pada perbandingan tahanan pararel R
2
dan tahanan seri R
1
Dari persamaan 2-4 tersebut juga dapat dilihat bahwa apabila R dari penguat tersebut.
2
disamakan dengan nol, maka perolehan A
V
sama dengan satu. Hal ini dimanfaatkan sebagai penyangga buffer, yang mempunyai resistansi masuk tak terhingga tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Rangkaian ditunjukkan dalam gambar 2.10 yang sering disebut sebagai penguat tegangan voltage follower.
R1 A
+ -
Vi I
V2 V0
+ -
Vi
V2
V0
b a
Gambar 2.10. Rangkaian penguat tegangan Voltage Follower a. R
2
Ilustrasi yang mungkin bisa memberikan gambaran yang jelas dalam penggunaan mikrokontroler adalah aplikasi mesin tiket dalam arena permainan yang
saat ini terkenal di Indonesia. Jika kita sudah selesai bermain, maka akan diberikan suatu nilai, nilai inilah yang menentukan berapa jumlah tiket yang bisa diperoleh dan
jika dikumpulkan dapat ditukar dengan berbagai macam hadiah. Sistem tiket ini ditangani dengan mikrokontroler, karena tidak mungkin menggunakan komputer PC
= 0 b. Penggambaran yang lajim
2.6 Perangkat Keras