PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP PAHLAWAN NASIONAL MEDAN.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN
PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPS PAHLAWAN NASIONAL MEDAN
Oleh:
Rita Malona br. Butar Butar NIM.4123311047
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2017
(2)
(3)
ii
RIWAYAT HIDUP
Rita Malona br. Butar butar dilahirkan di Balam, Rokan Hilir, Riau pada tanggal 28 Agustus 1993. Ayah bernama J. Butar butar dan Ibu bernama A.br.Hutabarat dan merupakan anak keempat dari lima bersaudara. Pada tahun 2000 penulis masuk SDN 023 Lubuk Jawi dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 3 Bagan Sinembah dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan sekolah ke SMA Negeri 1 Bagan Sinembah dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
(4)
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN
PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP PAHLAWAN NASIONAL MEDAN
RITA MALONA BUTAR BUTAR (4123311047) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Problem Based-Learning dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi pokok persamaan linier dua variabel siswa SMP Pahlawan Nasional Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Objek penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Problem Based-Learning untuk meningkatkan aktivitas dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi pokok persamaan linier dua variabel. Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas VIII-7 SMP Pahlawan Nasional Medan.
Sebelum tindakan dilakukan terlebih dahulu diberikan tes awal untuk mengetahui kemampuan awal dan kesulitan awal siswa. Dari hasil tes awal yang diperoleh menunjukkan bahwa siswa kelas VIII-7 diperoleh 30 orang siswa (71,42%) yang mencapai nilai persentase dan 12 orang siswa (28,68%) yang mencapai nilai persentase (syarat ketuntasan belajar TKPM) dengan rata – rata nilai pada tes awal 37,14.
Setelah pemberian tindakan pengajaran melalui model pembelajaran Problem
Based-Learning, nilai TKPM I di kelas VIII-7 dari 42 orang siswa, jumlah siswa yang masuk dalam
kategori aktif dan sangat aktif ada 14 orang dan untuk kemampuan pemecahan masalah terdapat 32 orang siswa (76,19%) telah mencapai tingkat ketuntasan belajar klasikal (yang mendapat nilai persentase ) sedangkan 10 orang siswa (23,80%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar TKPM dan nilai rata – rata kelasnya mencapai 73,09.
Sedangkan setelah dilakukannya perbaikan dari siklus I pada siklus II di kelas VIII-7, dapat dilihat bahwa aktivitas siswa yang masuk dalam kategorii baik dan sangat baik meningkat menjadi 30 siswa (71,43%) dan nilai TKPM siklus II dari 42 orang siswa siswa, terdapat 37 orang siswa (88,09%) telah mencapai tingkat ketuntasan belajar klasikal (yang mendapat nilai persentase ) dan 5 orang siswa (11,90%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar TKPM dan nilai rata – rata kelasnya mencapai 77,93. Dengan kata lain, nilai dari ketuntasan klasikal tes hasil TKPM I di kelas VIII-7 mengalami peningkatan pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based-Learning di SMP Pahlawan Nasional Medan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi persamaan linier dua variabel.
(5)
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat yang selalu dilimpahkan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP Pahlawan Nasional Medan”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Banjarnahor, M.Pd selaku pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Edi Syahputra, M.Pd, Bapak Dr.Mulyono, M.Si dan Bapak Dr. Togi, M.Pd, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukkan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini.Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED, kepada Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku Ketua Program Studi Jurusan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika dan juga kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta staf pegawai jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan. Juga tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada Bapak Masdianto, S.Pd selaku Kepala sekolah SMP Pahlawan Nasional Medan dan Ibu Masniar,S.Pd sebagai guru SMP Pahlawan Nasional Medan yang telah bersedia memberikan kesempatan kepada penulis melakukan penelitian di SMP Pahlawan Nasional Medan.
(6)
v
Teristimewa penulis mengucapkan terimakasih kepada Mama (A. Br. Hutabarat dan Bapak (J.Butar butar) tersayang yang selalu membimbing, mendoakan, memberi kasih sayang dan semangat serta dukungan dalam segala hal kepada penulis hingga skripsi ini dapat selesai. Semoga Tuhan selalu memberikan kesehatan, panjang umur dan berkat yang melimpah-limpah buat kedua orang tua saya. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Abang tersayang Togar Leonardo Butar-butar, Gunawan Butar-butar, Romario Butar butar dan Adik tersayang Riris Butar butar dan seluruh keluarga besar penulis yang selalu memberikan dukungan dan doa.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman seperjuangan Kelas Eks A 2012, kelas yang luar biasa dan memberi banyak kenangan dan selalu memotivasi kepada penulis dan juga teman-teman lainnya di jurusan matematika khususnya stambuk 2012. Penulis juga mengucapkan terima kasih buat sahabat SMA (Hana, Rensti, Mega, Nurlina, dan Alm. Etha) dan anak kos Jl. Sering 96A (Juni, ester, erna, iyen, nora dan yoko) dan seluruh anak kos 96A yang selalu mendukung, memotivasi dan mendoakan penulis . Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Super team Oriflame khususnya kak Eki manurung, Afrida Tobing dan Lidia Siregar serta para downline-downline tersayang di jaringan Rita butar butar yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.
Medan, januari 2017 Penulis,
Rita Malona butar butar NIM. 4123311047
(7)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 7
1.3 Batasan Masalah 7
1.4 Rumusan Masalah 8
1.5 Tujuan Penelitian 8
1.6 Manfaat Penelitian 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10
2.1 Kerangka Teoritis 10
2.1.1 Hakikat Belajar 10
2.1.2 Aktivitas Belajar 13
2.1.3 Kemampuan pemecahan masalah matematika 17 2.1.4 Model pembelajaran Problem Based Learning 21 2.1.5 Materi menggunakan persmaan linier dua variabel 28 2.1.6 Penyajian Materi Menggunakan Model Pembelajaran Problem Base
Learning 30
2.1.7 Teori Belajar yang Relevan dengan Model Pembelajaran Problem Based
Learning 33
2.2 Penelitian yang Relevan 35
2.3 Kerangka Konseptual 37
(8)
vii
BAB III METODE PENELITIAN 39
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 39
3.2Subjek dan Objek Penelitian 39
3.2.1 Subjek Penelitian 39
3.2.2 Objek Penelitian 39
3.3 Jenis Penelitian 39
3.4 Alat dan Pengumpulan data 41
3.4.1 Tes 41
3.5.2 Observasi 42
3.5 Prosedur Penelitian 45
3.6 Teknik Analisis Data 48
3.6.1 Reduksi Data 48
3.6.2 Analisis Hasil Observasi 49
3.6.2.1Menganalisis Aktivitas Belajar Siswa 49 3.6.2.2 Menganalisis Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 49
3.7 Indikator Keberhasilan 52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 53
4.1 Hasil Penelitian 53
4.1.1 Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Siklus I 53
4.1.1.1 Permasalahan I 53
4.1.1.2 Alternatif Pemecahan I 55
4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 55
4.1.1.4 Analisis Data I 55
4.1.1.4.1 Kemampuan Pemecahan Masalah I 57 4.1.1.4.2 Hasil Observasi aktivitas siswa siklus I 61 4.1.1.4.3Analisis Kemampuan Guru Mengelola Pemb. I 65
4.1.1.5 Refleksi Siklus I 68
4.1.2 Siklus II 69
4.1.2.1 Perencanaan tindakan II 69
4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan II 71
4.1.2.3 Analisis Data II 73
4.1.2.3.1 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika II 74
4.1.2.3.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 78 4.1.2.3.3 Hasil Observasi Terhadap Proses Pembelajaran Siklus II 80
(9)
viii
4.1.2.4 Refleksi Siklus II 83
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 88
5.1 Kesimpulan 89
5.2 Saran 89
(10)
ix
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 4
Tabel 2.1 Hubungan Aktivitas Belajar 15
Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Problem
based learning 25
Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas Belajar Siswa 44 Tabel 3.2 Pedoman Skor Kemampuan Pemecahan Masalah 50 Tabel 4.1. Deskripsi Tingkat Kemampuan Awal Siswa 57 Tabel 4.2 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah I 57 Tabel 4.3 Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada Tes
Kemampuan Pemecahan Masalah I 58
Tabel 4.4 Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 59 Tabel 4.5 Tingkat Kemampuan Siswa Menyelesaikan Pemecahan
Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 59 Tabel 4.6 Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Kembali Hasil
Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 60 Tabel 4.7 Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 62 Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas siswa Siklus I 64 Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I 65 Tabel 4.10 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah II 74 Tabel 4.11 Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 75
Tabel 4.12 Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 75 Tabel 4.13 Tingkat Kemampuan Siswa Menyelesaikan Pemecahan
Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 76 Tabel 4.14 Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Kembali Hasil Pada
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 77 Tabel 4.15 Hasil observasi aktivitas siswa siklus II 78 Tabel 4.16 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I 80
(11)
x
Tabel 4.17 Nilai Rata-Rata Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
Pada Siklus I Dan II 82
(12)
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Berdasarkan Alurnya 48
Gambar 4.1 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siklus I dan Siklus II 83
Gambar 4.2 Tingkat Jumlah Siswa Tuntas Belajar Tes Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika Siklus I dan Siklus II 84 Gambar 4.3 Tingkat Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran pada
Siklus I dan Siklus II 85
Gambar 4.4 Tingkat Persentase Aktivitas Siswa pada Siklus I 83 dan Siklus II
(13)
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus I) 92
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus I) 96 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III (Siklus II) 100
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV (Siklus II) 104
Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa I (Siklus I) 108
Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa II (Siklus I) 111
Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa III (Siklus II) 114 Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa IV (Siklus II) 117
Lampiran 9 Tes Kemampuan Awal 120
Lampiran 10 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Awal 121
Lampiran 11 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I (Siklus I) 123
Lampiran 12 Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I (Siklus I) 124
Lampiran 13 Tes Kemampuan PemecahanMasalah I (Siklus I) 127 Lampiran 14 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan 128
Masalah (Siklus I)
lampiran 15 Kisi-Kisi Kemampuan Pemecahan Masalah II (Siklus II) 132
Lampiran 16 Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I (Siklus I) 133
Lampiran 17 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II (Siklus II) 136 Lampiran 18 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah (Siklus II) 137
(14)
xiii
Lampiran 20 hasil aktivitas belajar siklus I pertemuan pertama 142
Lampiran 21 hasil aktivitas belajar siklus I pertemuan kedua 147
Lampiran 22 hasil aktivitas belajar siklus II pertemuan pertama 150
Lampiran 23 aktivitas belajar siklus II pertemuan kedua 153
Lampiran 24 Pedoman Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah 156
Lampiran 25 Hasil Tes Awal 157
Lampiran 26 Hasil TKPM I 159
Lampiran 27 Hasil TKPM II 161
Lampiran 28 Lembar Observasi Aktivitas Guru siklus I (pert. 1) 163 Lampiran 29 Lembar Observasi Aktivitas guru siklus I (pert. 2) 165
Lampiran 30 Lembar Observasi Aktivitas Guru siklus II (per 3) 167
Lampiran 31 Lembar Observasi Aktivitas Guru siklus II (per 4) 169
(15)
1
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses atau usaha sadar dan penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam membimbing, memimpin, dan mengarahkan peserta didik dengan berbagai persoalan dan pertanyaan yang timbul dalam pelaksanaannya. Pendidikan adalah suatu proses, dimana hasil dalam pelaksanaaanya sangat memerlukan pengkajian yang mendalam dan komprehensif agar hasil yang dicapai dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia sebagai manusia mulia. Hubungan manusia dan pendidikan adalah hubungan antara subjek dan aktivitasnya. Fenomena masa modern ini, makin maju suatu masyarakat maka makin maju pula pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat. Artinya masyarakat akan relatif lebih maju apabila masyarakat itu aktif membina pendidikan atau suatu masyarakat akan lebih maju bila masyarakat itu menyelenggarakan pendidikan yang maju.
Matematika merupakan ilmu Universal yang mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).Oleh sebab itu, matematika dijadikan salah satu dasar yang sangat penting diajarkan di setiap jenjang pendidikan. Dalam pembelajaran matematika dituntut untuk berpikir logis,sistematis,kritis, teliti mengola informasi,serta memecahkan suatu masalah sehingga berguna dalam kehidupan sehari-hari juga sebagai bahasa atau sebagai pengembangan sains dan teknologi. Peranan matematika yang sangat penting menjadi latar belakang perlunya untuk dipelajari. Melalui pelajaran matematika diharapkan siswa semakin mampu berhitung, menganalisa, berpikir kritis, serta menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Ada banyak alasan perlunya siswa belajar matematika seperti pendapat Cornelius (dalam Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan bahwa perlunya matematika diajarkan kepada siswa karena:
(1) selalu digunakan dalam segi kehidupan, (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas, (4)
(16)
2
dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran, dan (6) memberikan kepuasan terhadapa usaha yang menantang.
Namun banyak orang yang memandang matematika sebagai bidang studi yang paling menakutkan bagi siswa. Mujis (2008:332) mengemukakan bahwa, ”Matematika biasanya dianggap sebagai pelajaran yang sulit oleh anak-anak
maupun orang dewasa.” Meskipun demikian, semua orang harus mempelajarinya
karena setiap manusia akan menggunakan matematika di dalam kehidupanya, karena setiap ilmu dan pelajaran akan berhubungan dengan matematika. Selain itu matematika juga merupakan sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan matematika di Indonesia, belum pernah memberikan hal yang menggembirakan baik untuk skala nasional. Indonesia masih jauh tertinggal oleh negara-negara lain walaupun di kancah internasional secara individu siswa di Indonesia ada yang berprestasi namun hal itu bukan merupakan potret dari pendidikan di Indonesia. Bahkan saat ini belum ada sesuatu data atau fakta yang dapat dijadikan bukti bahwa hasil pembelajaran matematika di Indonesia sudah berhasil. Dapat diasumsikan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah atau belum sesuai dengan yang diharapkan.
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai paket program pendidikan sebagai implementasi penggunaan anggaran pendidikan 20% dari APBN. Upaya lain yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan meningkatkan profesionalisme guru (pendidik), menyediakan sarana dan prasarana serta melakukan pergantian kurikulum.
Penyebab kualitas pendidikan rendah khususnya pada pembelajaran matematika tidak terlepas dari kemampuan guru memilih model ataupun metode pembelajaran yang tepat. Metode yang sering digunakan di sekolah adalah metode ceramah. Proses pembelajaran metode ceramah masih banyak dipakai oleh tenaga pendidik. Padahal metode ini kurang efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.Selain itu, metode pembelajaran yang dilakukan guru kurang menciptakan
(17)
3
komunikasi dan interaksi yang baik antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan lingkunganya menyebabkan proses belajar mengajar yang monoton.
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Isjoni (2009:40) menyatakan bahwa:
”Interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi antar siswa dalam kelas sangat berpengaruh besar terhadap hasil belajar. Interaksi yang saling mempengaruhi antar warga dikelas, melahirkan apa yang biasa dinamakan iklim atau suasana kelas.”
Pada umumnya disekolah-sekolah sering dijumpai siswa-siswi yang tidak tertarik belajar matematika. Hal ini terjadi karena pada kenyataannya dalam pelaksanaan pembelajaran matematika, Setiap kegiatan didalam kelas didominasi oleh guru. Pada umumnya metode pembelajaran yang diterapkan disekolah masih konvensional yaitu masih berpusat pada guru.
Hasil observasi yang dilakukan peneliti pada siswa kelas VIII SMP S Pahlawan Nasional Medan pada 3 Agustus 2016, diperoleh bahwa aktivitas belajar siswa masih rendah. Pada saat peneliti mengobservasi proses pembelajaran di kelas, guru menggunakan metode ceramah dan cenderung berkomunikasi satu arah. Metode mengajar konvensional yang digunakan guru memperkecil kemungkinan siswa untuk terlibat aktif dalam bertanya, menjawab pertanyaan, mengeluarkan pendapat dan berdiskusi dengan teman lain. Jika guru memberi pertanyaan sangat jarang siswa yang mau menjawab, bahkan tidak jarang aktivitas yang dilakukan terkesan dipaksakan misalnya siswa baru menjawab pertanyaan gurunya bila sudah mendapat perintah atau ditujuk oleh guru. Ketika menjawab, siswa hanya berusaha menjawab soal dengan cara meniru cara guru menyelesaikan soal atau dengan contoh yang ada.
Berdasakan hasil tes awal kepada 42 orang siswa kelas VIII SMP S Pahlawan Nasional Medan pada materi persamaan linier dua variabel menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah. Pemberian tes awal berisi materi prasyarat bangun datar segi empat. Hasil tes awal terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa ditunjukkan pada tabel tabel 1.1
(18)
4
Tabel 1.1 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Tingkat
Penguasaan
Kategori Banyak Siswa Persentasi
Sangat Rendah 7
Rendah 23
Sedang 10
Tinggi 2
Sangat Tinggi 0
Jumlah 42
Dari data pada tabel 1.1 terlihat jelas bahwa rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa masih rendah. Dari penyelesaian tes pada materi yang diberikan siswa dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan untuk menafsirkan masalah nyata kedalam bentuk matematika. Selain itu siswa juga mengalami kesulitan dalam menentukan konsep matematika yang dapat digunakan untuk menyelesaaikan masalah yang diberikan. Mereka cenderung melakukan operasi hitung pada bilangan-bilangan yang ada dalam soal cerita tanpa memahami dan memikirkan apa yang diminta dalam soal. Berangkat, dari suatu keyakinan, kemampuan daya nalar yang baik akan sangat berguna memecahkan masalah di kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, mengembangkan daya nalar siswa menjadi suatu kebutuhan dan tujuan dari pendidikan yang harus dicapai khususnya pada bidang studi matematika.
Jika siswa mampu memecahkan sendiri masalahnya maka pembelajaran akan lebih bermakna. Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan model-model ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur dan teliti. Tujuannya adalah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas.
Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa dimungkinkan untuk memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki. Bagi siswa, pemecahan masalah haruslah
(19)
5
dipelajari. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Herman Hudojo (2005:129-130)
Dalam menyelesaikan masalah, siswa diharapkan memahami proses menyelesaikan masalah tersebut dan menjadi terampil didalam memilih dan mengidentifikasi kondisi dan konsep yang relevan, mencari generalisasi, merumuskan rencana penyelesaian dan mengorganisasikan keterampilan yang telah dimilikinya sebelumnya.
Banyak guru mengalami kesulitan dalam mengajarkan bagaimana memecahkan permasalahan sehingga banyak siswa juga kesulitan mempelajarinya. Kesulitan ini biasa muncul karena paradigma bahwa jawaban akhir sebagai satu-satunya tujuan dari pemecahan masalah. Siswa seringkali menggunakan teknik yang keliru dalam menjawab permasalahan sebab penekanan pada jawaban akhir. Padahal kita perlu menyadari bahwa proses dari memecahkan masalah yaitu bagaimana kita memecahkan masalah jauh lebih penting dan mendasar. Ketika jawaban akhir diutamakan, anak mungkin hanya belajar menyelesaikan satu masalah khusus. Namun ketika proses ditekankan, siswa tampaknya akan belajar lebih bagaimana menyelesaikan masalah-masalah lainya.
Kondisi ini secara langsung atau tidak, akan melahirkan anggapan bahwa belajar matematika tidak lebih dari sekedar mengingat kemudian melupakan fakta dan konsep, padahal yang menjadi tujuan pembelajaran matematika adalah agar siswa mampu memecahkan masalah yang dihadapi. Oleh karena itu, pemecahan masalah merupakan suatu tingkat aktifitas intelektual yang tinggi dan membutuhkan suatu proses psikologi yang tidak hanya melibatkan aplikasi dalil-dalil atau teorema-teorema yang dipelajari.
Salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh guru sebagai pembimbing peserta didik adalah memilih model pembelajaran yang tepat. Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dapat menimbulkan kebosanan, kurang paham terhadap materi yang diajarkan dan akhirnya dapat menurunkan motivasi peserta didik dalam belajar. Dengan demikian, diperlukan model pembelajaran yang efektif, agar siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Adapun model pembelajaran yang peneliti anggap sesuai adalah model pembelajaran Problem Based Learning, karena model Pembelajaran Problem Based Learning merupakan
(20)
6
salah satu model pembelajaran yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa, melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah, sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.
Pada model pembelajaran Problem Based Learning siswa akan mempelajari masalah yang memiliki konteks dengan dunia nyata, yang akan mengarahkan siswa untuk berpikir dan bernalar serta menyelesaikan masalah tersebut dalam bentuk matematika. Selain itu, model pembelajaran Problem Based Learning memampukan siswa terampil memecahkan masalah, mengembangkan materi pengetahuan melalui bimbingan dan penyediaan sumber belajar. Pembelajaran berdasarkan masalah juga dicirikan oleh siswa yang bekerjasama satu dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan/kelompok kecil. Dengan adanya kerjasama tersebut maka akan memberikan motivasi untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berfikir sehingga mampu meningkatkan aktivitas siswa dalam pelajaran matematika khususnya pada materi .
Pada model Pembelajaran Problem Based Learning siswa dituntut untuk melakukan pemecahan masalah-masalah yang disajikan dengan cara menggali informasi sebanyak-banyaknya. Tujuan dari model ini (M.Hosnan, 2014:299) “Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk secara aktif membangun pengetahuan sendiri”. Pengalaman ini sangat diperlukan dalam kehidupan sehari -hari dimana berkembangnya pola pikir dan pola kerja seseorang bergantung pada bagaimana dia membelajarkan dirinya.
Berdasarkan uraian diatas tampak jelas bahwa pembelajaran dengan model Problem Based Learning dimulai dengan adanya masalah, kemudian siswa memperdalam pengetahuannya tentang apa yang mereka ketahui untuk memecahkan masalah tersebut. Dalam pembelajaran ini masalah-masalah yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran dapat diselesaikan siswa melalui kerja kelompok sehingga dapat memberi pengalaman-pengalaman belajar yang beragam pada siswa seperti kerjasama dan interaksi dalam kelompok, disamping
(21)
7
pengalaman belajar yang berhubungan dengan pemecahan masalah seperti membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan penyelidikan, mengumpulkan data, mengintepretasi data, membuat kesimpulan, mempresentasikan, berdiskusi dan membuat laporan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII SMP S Pahlawan Nasional Medan.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar Belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah dalam penelitian ini yaitu:
1) Matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang paling sulit bagi siswa 2) Kurangnya minat belajar matematika siswa
3) Hasil Belajar Matematika siswa masih rendah
4) Rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran di kelas
5) Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa
6) Model pembelajaran yang dilakukan kurang bervariasi sehingga kurang mampu menarik minat siswa untuk belajar lebih aktif.
1.3Batasan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan ternyata banyak faktor yang diduga menjadi masalah pada penelitian ini. Untuk itu peneliti merasa perlu memberikan batasan terhadap masalah yang akan dikaji agar analisis hasil penelitian ini dapat terlaksana dan terarah. Penelitian yang dilakukan dibatasi pada meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa melalui model pembelajaran Problem Based Learning pada materi pokok di kelas VIII SMP S Pahlawan Nasional Medan Tahun Ajaran 2016/2017.
(22)
8
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan Aktivitas belajar siswa kelas VIII SMP Pahlawan nasional Medan pada pokok bahasan ?
2. Apakah penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah kelas VIII SMP Pahlawan Nasional Medan pada pokok bahasan ?
1.5Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah model Pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan Aktivitas belajar siswa pada pokok bahasan persamaan linier dua variabel di kelas VIII SMP Pahlawan Nasional Medan.
2. Untuk mengetahui apakah penerapan model Pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII SMP Pahlawan Nasional Medan pada pokok bahasan persamaan linier dua variabel.
1.6Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan di atas, maka hasil penelitian yang diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan model pembelajaran matematika melalui model Pembelajaran Problem Based Learning dan sebagai bekal peneliti sebagai calon guru mata pelajaran matematika dalam menjalani praktik mengajar dalam institusi formal yang sesungguhnya.
(23)
9
2. Bagi guru matematika, sebagai alternatif melakukan variasi dalam mengajar dengan menggunakan model Pembelajaran Problem Based Learning.
3. Bagi siswa, diharapakan dapat meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan pemecahan masalah matematika melalui penerapan model Pembelajaran Problem Based Learning
4. Bagi sekolah, sebagai masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran matematika.
5. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan peneliti dan pembaca yang tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan pemecahan masalah siswa SMP.
(24)
87
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Model pembelajaran Problem based learning dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi Persamaan Linier Dua Variabel. Ini dapat dilihat dari tingkat aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I diperoleh aktivitas siswa yang masuk kategori baik dan sangat baik adalah 14 siswa (33,34%) dari 42 siswa dan pada siklus II diperoleh bahwa aktivitas siswa yang masuk kategori baik dan sangat baik meningkat menjadi 30 siswa (71,43%).
2. Model pembelajaran Problem Based-Learning dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi Persamaan linier dua variabel pada siswa kelas VIII-7 SMP Pahlawan Nasional Medan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil tes awal yang diperoleh bahwa dari 42 orang siswa diperoleh rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa hanya 37,14%. Setelah dilakukan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning kemampuan pemecahan masalah yang diberikan pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 73,09 dan meningkat pada siklus II menjadi 77,93. Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas sebanyak 32 siswa atau 76,16% dan pada siklus II meningkat menjadi 37 siswa atau 88,09%. Kemampuan guru mengelola pembelajaran meningkat dari kategori baik pada siklus I menjadi sangat baik pada siklus II. Selain itu, terdapat pula peningkatan persentase aktivitas siswa dari Cukup Aktif pada siklus I menjadi Aktif pada siklus II.
(25)
88
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut.
1. Penggunaan model Problem Based-Learning seperti ini hendaknya dapat diterapkan sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Karena melalui model pembelajaran Problem Based Learning ini siswa mampu berinteraksi dengan guru dan teman-temanya sehingga suasana belajar lebih aktif. Selain itu, siswa juga dapat berbagi ilmu pengetahuan dari tingkat pengetahuan yang berbeda, mampu memecahkan masalah bersama, bertukar ide dan mengemukakan pendapat kepada teman maupun gurunya serta mampu menampilkan hasil diskusinya dengan maju kedepan mempresentasikan hasil kelompok mereka. 2. Dalam proses pembelajaran untuk melibatkan siswa lebih aktif dalam
pembelajaran dan membuat suasana yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar sehingga siswa tertarik dan termotivasi dalam belajar.
(26)
90
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono., (2012) Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Arends, (2008), Belajar untuk Mengajar, Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta
Arikunto, S., (2013), Prosedur Penelitian, Penerbit PT Rineka Cipta, Yogyakarta
Armanto,Dian., (2009), Matematika Menjadi Pelajaran Yang Menyenangakan; //http:p4mriunimed.wordpress.com/2009/10/07/matematika-menjadi-pelajaran-menyenangkan/ (Diakses pada maret 2016)
Daryanto, (2013), Inovasi Pembelajaran Efektif, Penerbit Yrama Widya, Bandung.
Hamalik,Oemar (2011), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta
Hamalik,Oemar (2006), Perencanaan pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Bumi Aksara, Jakarta
Holmes, (2014), Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa antara Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Konvensional pada Pokok Bahasan Statistika bagi Siswa Kelas XI di SMAN 1 Pagaran T.A 2014/2015, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan. Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran
Abad 21. Ghalia Indonesia,Bogor
Istarani., (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Media Persada,Medan
Kunandar., (2008),Guru Profesional Implementasi Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, Penerbit PT.Raja Grafindo Persada,Jakarta
Kunandar., (2012), Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada,Jakarta
(27)
91
Lola, (2013), Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA melalui Model Problem Based Learning Menggunakan Software Autografh, Tesis, FMIPA, UNIMED, Medan. Manik,Derman., (2015), Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Pada Pokok bahasan Peluang Siswa Kelas X SMA N 3 Medan Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Purwanto., (2011), Evaluasi Hasil Belajar, Penerbit Putaka Pelajar, Yogyakarta
Rohani,Ahmad., (2004), Pengelolaan Pengajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi Dua, Penerbit Rajawali pers, Jakarta.
Sanjaya,Wina. (2011) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media, Jakarta
Sardiman., (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta
Slameto., (2012), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta,Jakarta
Sudjana(2001), Metoda statistik, Tarsito,Bandung
Sulistiowaty Runny (2015), Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII SMP Swasta Medan Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan
Trianto Bahri.,(2011), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit PT.Rineka Cipta, Jakarta
Wahyudi, (2012), Pemecahan Masalah Matematika Unit 9, Penerbit Widya Sari, Salatiga.
(1)
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan Aktivitas belajar siswa kelas VIII SMP Pahlawan nasional Medan pada pokok bahasan ?
2. Apakah penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah kelas VIII SMP Pahlawan Nasional Medan pada pokok bahasan ?
1.5Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah model Pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan Aktivitas belajar siswa pada pokok bahasan persamaan linier dua variabel di kelas VIII SMP Pahlawan Nasional Medan.
2. Untuk mengetahui apakah penerapan model Pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII SMP Pahlawan Nasional Medan pada pokok bahasan persamaan linier dua variabel.
1.6Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan di atas, maka hasil penelitian yang diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan model pembelajaran matematika melalui model Pembelajaran Problem Based Learning dan sebagai bekal peneliti sebagai calon guru mata pelajaran matematika dalam menjalani praktik mengajar dalam institusi formal yang sesungguhnya.
(2)
2. Bagi guru matematika, sebagai alternatif melakukan variasi dalam mengajar dengan menggunakan model Pembelajaran Problem Based Learning.
3. Bagi siswa, diharapakan dapat meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan pemecahan masalah matematika melalui penerapan model Pembelajaran Problem Based Learning
4. Bagi sekolah, sebagai masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran matematika.
5. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan peneliti dan pembaca yang tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan pemecahan masalah siswa SMP.
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Model pembelajaran Problem based learning dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi Persamaan Linier Dua Variabel. Ini dapat dilihat dari tingkat aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I diperoleh aktivitas siswa yang masuk kategori baik dan sangat baik adalah 14 siswa (33,34%) dari 42 siswa dan pada siklus II diperoleh bahwa aktivitas siswa yang masuk kategori baik dan sangat baik meningkat menjadi 30 siswa (71,43%).
2. Model pembelajaran Problem Based-Learning dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi Persamaan linier dua variabel pada siswa kelas VIII-7 SMP Pahlawan Nasional Medan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil tes awal yang diperoleh bahwa dari 42 orang siswa diperoleh rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa hanya 37,14%. Setelah dilakukan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning kemampuan pemecahan masalah yang diberikan pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 73,09 dan meningkat pada siklus II menjadi 77,93. Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas sebanyak 32 siswa atau 76,16% dan pada siklus II meningkat menjadi 37 siswa atau 88,09%. Kemampuan guru mengelola pembelajaran meningkat dari kategori baik pada siklus I menjadi sangat baik pada siklus II. Selain itu, terdapat pula peningkatan persentase aktivitas siswa dari Cukup Aktif pada siklus I menjadi Aktif pada siklus II.
(4)
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut.
1. Penggunaan model Problem Based-Learning seperti ini hendaknya dapat diterapkan sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Karena melalui model pembelajaran Problem Based Learning ini siswa mampu berinteraksi dengan guru dan teman-temanya sehingga suasana belajar lebih aktif. Selain itu, siswa juga dapat berbagi ilmu pengetahuan dari tingkat pengetahuan yang berbeda, mampu memecahkan masalah bersama, bertukar ide dan mengemukakan pendapat kepada teman maupun gurunya serta mampu menampilkan hasil diskusinya dengan maju kedepan mempresentasikan hasil kelompok mereka. 2. Dalam proses pembelajaran untuk melibatkan siswa lebih aktif dalam
pembelajaran dan membuat suasana yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar sehingga siswa tertarik dan termotivasi dalam belajar.
(5)
Abdurrahman, Mulyono., (2012) Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Arends, (2008), Belajar untuk Mengajar, Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta Arikunto, S., (2013), Prosedur Penelitian, Penerbit PT Rineka Cipta, Yogyakarta Armanto,Dian., (2009), Matematika Menjadi Pelajaran Yang Menyenangakan;
//http:p4mriunimed.wordpress.com/2009/10/07/matematika-menjadi-pelajaran-menyenangkan/ (Diakses pada maret 2016)
Daryanto, (2013), Inovasi Pembelajaran Efektif, Penerbit Yrama Widya, Bandung.
Hamalik,Oemar (2011), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta
Hamalik,Oemar (2006), Perencanaan pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Bumi Aksara, Jakarta
Holmes, (2014), Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa antara Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Konvensional pada Pokok Bahasan Statistika bagi Siswa Kelas XI di SMAN 1 Pagaran T.A 2014/2015, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan. Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran
Abad 21. Ghalia Indonesia,Bogor
Istarani., (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Media Persada,Medan Kunandar., (2008),Guru Profesional Implementasi Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, Penerbit PT.Raja Grafindo Persada,Jakarta
Kunandar., (2012), Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada,Jakarta
(6)
Lola, (2013), Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA melalui Model Problem Based Learning Menggunakan Software Autografh, Tesis, FMIPA, UNIMED, Medan. Manik,Derman., (2015), Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Pada Pokok bahasan Peluang Siswa Kelas X SMA N 3 Medan Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Purwanto., (2011), Evaluasi Hasil Belajar, Penerbit Putaka Pelajar, Yogyakarta Rohani,Ahmad., (2004), Pengelolaan Pengajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan
Profesionalisme Guru Edisi Dua, Penerbit Rajawali pers, Jakarta.
Sanjaya,Wina. (2011) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media, Jakarta
Sardiman., (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta
Slameto., (2012), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta,Jakarta
Sudjana(2001), Metoda statistik, Tarsito,Bandung
Sulistiowaty Runny (2015), Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII SMP Swasta Medan Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan
Trianto Bahri.,(2011), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit PT.Rineka Cipta, Jakarta
Wahyudi, (2012), Pemecahan Masalah Matematika Unit 9, Penerbit Widya Sari, Salatiga.