EFEK TOKSIK FORMALDEHID TERHADAP ORGAN REPRODUKSI TIKUS BETINA (Rattus norvegicus) YANG DIBERI EKSTRAK ETANOL DAUN BUASBUAS (Premna pubescens. Blume).

EFEK TOKSIK FORMALDEHID TERHADAP ORGAN
REPRODUKSI TIKUS BETINA (Rattus norvegicus)
YANG DIBERI EKSTRAKETANOL DAUN
BUASBUAS (Premna pubescens Blume)

Oleh :
Yuli Hardiyanti
NIM 4122220013
Program Studi Biologi

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sain

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

i


ii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pematangsiantar, pada tanggal 08 Juli 1994. Ibu
bernama Poni Pawaka dan ayah bernama Paidi, dan merupakan anak pertama dari
tiga bersaudara. Penulis memiliki adik yang benama Agus Prayogi dan Annisa
Khairani. Pada tahun 1999, penulis masuk TK AL-Huda Pematangsiantar dan
lulus pada tahun 2000. Pada tahun 2000, penulis masuk sekolah di SD Negeri
126784 Pematangsiantar dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis
melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Pematangsiantar dan lulus pada tahun
2009. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 2
Pematangsiantar dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di
Program Studi Biologi Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan Medan melalui jalur Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan lulus ujian pada
tanggal 09 Agustus 2016.
Selama kuliah di Universitas Negeri Medan penulis pernah menjadi
asisten laboratorium untuk beberapa mata kuliah yaitu pada mata kuliah
Praktikum Taksonomi Hewan Tingkat Tinggi, Praktikum Ekologi Tumbuhan,

Praktikum Ekologi Hewan, Praktikum Mikrobiologi, Praktikum Anatomi dan
Fisiologi Manusia. Penulis juga melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di
Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Medan,
Sumatera Utara. Selama kuliah penulis aktif menulis dibidang karya ilmiah dan
sempat menjabat sebagai sekretaris Komunitas Ilmuwan Muda Biologi (KIMBI)
serta turut serta aktif berkompetisi dalam ajang lomba karya tulis ilmiah dan
menjabat sebagai bendahara untuk bidang pendidikan di Himpunan Mahasiswa
Jurusan Biologi, dan aktif juga di Pusat Studi Gender dan Perlindungan Anak
Universitas Negeri Medan. Selama kuliah penulis pernah terpilih sebagai salah
satu perwakilan mahasiswa Biologi sebagai salah satu peserta Kuliah Kerja Nyata
(KKN) Kebangsaan 2015 di Riau.

ii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pematangsiantar, pada tanggal 08 Juli 1994. Ibu
bernama Poni Pawaka dan ayah bernama Paidi, dan merupakan anak pertama dari
tiga bersaudara. Penulis memiliki adik yang benama Agus Prayogi dan Annisa
Khairani. Pada tahun 1999, penulis masuk TK AL-Huda Pematangsiantar dan

lulus pada tahun 2000. Pada tahun 2000, penulis masuk sekolah di SD Negeri
126784 Pematangsiantar dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis
melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Pematangsiantar dan lulus pada tahun
2009. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 2
Pematangsiantar dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di
Program Studi Biologi Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan Medan melalui jalur Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan lulus ujian pada
tanggal 09 Agustus 2016.
Selama kuliah di Universitas Negeri Medan penulis pernah menjadi
asisten laboratorium untuk beberapa mata kuliah yaitu pada mata kuliah
Praktikum Taksonomi Hewan Tingkat Tinggi, Praktikum Ekologi Tumbuhan,
Praktikum Ekologi Hewan, Praktikum Mikrobiologi, Praktikum Anatomi dan
Fisiologi Manusia. Penulis juga melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di
Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Medan,
Sumatera Utara. Selama kuliah penulis aktif menulis dibidang karya ilmiah dan
sempat menjabat sebagai sekretaris Komunitas Ilmuwan Muda Biologi (KIMBI)
serta turut serta aktif berkompetisi dalam ajang lomba karya tulis ilmiah dan
menjabat sebagai bendahara untuk bidang pendidikan di Himpunan Mahasiswa
Jurusan Biologi, dan aktif juga di Pusat Studi Gender dan Perlindungan Anak

Universitas Negeri Medan. Selama kuliah penulis pernah terpilih sebagai salah
satu perwakilan mahasiswa Biologi sebagai salah satu peserta Kuliah Kerja Nyata
(KKN) Kebangsaan 2015 di Riau.

iii

EFEK TOKSIK FORMALDEHID TERHADAP ORGAN REPRODUKSI
TIKUS BETINA (Rattus norvegicus) YANG DIBERI EKSTRAK
ETANOL DAUN BUASBUAS (Premna pubescens. Blume)
Yuli Hardiyanti (4122220013)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek toksik formaldehid terhadap (i)
berat badan, (ii) berat ovarium dan berat uterus, (iii) nilai SGPT dan SGOT, (iv)
gambaran histologis ovarium dan uterus tikus putih yang diberi ekstrak etanol
daun Buasbuas (Premna pubescens Blume)/EEP. Jenis penelitian adalah
ekperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial
menggunakan 24 ekor tikus putih betina (Rattus norvegicus) galur wistar yang
dibagi menjadi empat kelompok : (i) kontrol (tanpa pemberian formaldehid dan
EEP), (ii) formaldehid 37% 125mg/kgbb, (iii) formaldehid 37% 125mg/kgbb +
EEP 250 mg/kgbb, (iv) EEP 250 mg/kgbb. Pemberian formaldehid 37% pada

kelompok (ii), (iii), (iv) dilakukan selama 28 hari dengan menggunakan oral
sonde. Pengukuran berat badan tikus putih dilakukan tiap empat hari sekali, dan
diakhir penelitian sebelum adanya pembedahan, dilakukan pengambilan sampel
darah tikus putih dari sinus orbitalis dengan menggunakan pipa hematokrit dan
tabung EDTA untuk dilakukan pengujian besar toksisitas dengan parameter SGPT
dan SGOT. Pengambilan sampel ovarium dan uterus dilakukan untuk pengukuran
berat ovarium dan uterus serta pembuatan preparat histologis dengan pewarnaan
hematoksilin-eosin (HE). Pengamatan histologi menggunakan flouroscence
microscope. Data berat badan, berat ovarium, berat uterus, nilai SGPT dan SGOT
dianalisis dengan menggunakan uji ANAVA dan dilanjutkan dengan uji LSD.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa formaldehid dapat menurunkan berat
badan, berat ovarium dan berat uterus serta menaikkan nilai SGPT dan SGOT.
Dan perbandingan setelah pemberian EEP, maka hasil yang didapat bahwa EEP
mampu menurunkan nilai SGPT dan SGOT. Gambaran histologi ovarium
menunjukkan bahwa pemberian formaldehid mampu menurunkan jumlah dan
diameter corpus luteum, tinggi epitel endometrium serta menaikkan diameter
pembuluh darah. Dan tampak adanya perbaikan pada preparat histologi ovarium
dan uterus setelah pemberian EEP 250 mg/kgbb.
Kata Kunci: Ekstrak Etanol Premna pubescens. Blume (EEP), Formaldehid,
SGPT, SGOT, Gambaran Histologi Ovarium dan Uterus


iv

Effect Formaldehyde Toxic on Reproductive Organ Of Female Rats
(Rattus norvegicus) Given the Ethanolic Extract of
Buasbuas (Premna pubescens. Blume)
Yuli Hardiyanti (4122220013)
ABSTRACT
This experimental research aims to know effect of formaldehyde into (i) the rats
body weight, (ii) the rats ovary and utery weight, (iii) SGPT and SGOT value, (iv)
ovary and utery histopathology overview by given the ethanolic extract of
buasbuas (Premna pubescens. Blume) /EEP. This experimental research with non
factorial Complete Random Design (RAL) involved 24 white female rats (Rattus
norvegicus) strain Wistar that divided into 4 groups: (i) control (without given
formaldehyde and ethanolic extract of buasbuas), (ii) formaldehyde 125mg/kgbw,
(iii) formaldehyde 125mg/kgbw + EEP 250 mg/kgbw, (iv) EEP 250 mg/kgbw.
The treatment of (ii), (iii) and (iv) given for 28 days using sonde needle. The
measurement of body weight coducted every 4 days and the end of research
before the rats were dissected, taking blood sample from orbitalis sinus with tube
hematocrit and EDTA tube to SGPT and SGOT value. Taking ovary and utery

sample to used as a histological prepatations stained with hematoxylin-eosin
(HE). Observe use flouroscence microscope. Data analysed using chart, one way
ANOVA then continued with LSD test. The result showed that formaldeyde can
decreased body weight, ovary and utery weight, increased SGPT and SGOT
value, and comparison after given EEP, EEP decreased SGPT and SGOT value.
Ovary histology show formaldehyde decreased amount and diameter of corpus
luteum, high of epitel endometrium and increased diameter of blood vessel. And
showed improvement at ovary and utery histology after given EEP 250/mgbw.

Key Word: Ethanolic Extract of Buasbuas (Premna pubescens. Blume),
Formaldehyde, SGPT, SGOT, Ovary and Utery Histology

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan Allah SWT atas segala rahmatNya yang
memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga penelitian skripsi
ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Judul
yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2016 ialah

“Efek Toksik Formaldehid terhadap Organ Reproduksi Tikus (Rattus
norvegicus) Betina yang diberi Ekstrak Etanol Daun Buasbuas (Premna
pubescens Blume).
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih
terutama kepada kedua orang tua tercinta yakni Ayahanda Paidi dan Ibunda Poni
Pawaka yang telah memberi doa dan dukungan serta semangatnya serta kepada
beberapa pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, mulai dari
pengajuan proposal penelitian, pelaksanaan sampai penyusunan skripsi, antara
lain Ibu Dr. Martina Restuati, M.Si selaku Dosen Pembimbing, serta Bapak Prof.
Dr. Herbert Sipahutar, M.S., M.Sc., Ibu Dr. Ely Djulia, M.Pd dan Ibu Endang
Sulistyarini Gultom, S.Si., M.Si., Apt selaku Dosen Penguji dan Bapak Drs.
Lazuardi, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak
memberikan saran.
Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Asrin
Lubis, M.Pd selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Bapak Dr. Hasruddin, M.Si selaku kepala jurusan Biologi dan Ibu Dr. Melva
Silitonga M.S selaku kepada prodi Biologi Universitas Negeri Medan, Ibu Dra.
Meida Nugrahalia selaku kepala Laboratorium Biologi dan seluruh staf
administrasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Laboran
Laboratorium Biologi Universitas Negeri Medan serta pegawai Laboratorium

Kesehatan Daerah Sumatera Utara yang turut membantu dalam penyelesaian
skripsi. Penulis juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada Ibu Aida Fitriani
Sitompul, M.Si., Bapak Drs. Puji Prastowo M.Si., Bapak Hendro Pranoto, M.Si,
Ibu Wina Dyah Puspitasari, M.Si yang turut memberikan nasehat dan semangat.

vi

Dan tak luput penulis ucapkan terimakasih kepada Ayunda Pipit Julian
Sari, AMKG, Abangda Muhammad Fadli Yudistira, SE, Adinda Agus Prayogi
dan Adinda Annisa Khairani yang telah memberikan bantuan dan dukungan
semangat yang besar serta ucapan terimakasih kepada para sahabat di kelas
Biologi Nondik A dan B 2012 yang telah memberikan semangatnya kepada
penulis terutama untuk Delly Mariam Valencia Siregar, Dwi Putri Novitasari,
Rafika Khaira, Nira Wati, Siti Hardiyanti, Dwi Puji Asriani Harahap, Nisfa
Hanim, dan Rizki Winitri.
Akhir kata, Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia Biologi.

Medan, 27 Juli 2016


Yuli Hardiyanti
NIM. 4122220013

vii

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Abstract
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

i
ii
iii

iv
v
vii
ix
x
xi

BAB I. PENDAHULUAN

1

1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.

Latar Belakang
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian

1
4
4
5
5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

6

2.1.
Buasbuas (Premna pubescens Blume)
2.2.
Senyawa Bioaktif Buasbuas (Premna pubescens Blume)
2.3.
Ekstraksi
2.4.
Formaldehid
2.4.1. Metabolisme Formaldehid
2.5.
Toksisitas
2.5.1. Jenis Uji Toksisitas
2.5.2. Wujud Efek Toksik
2.6.
Organ Target Toksik Formaldehid
2.6.1. Hati
2.6.2. Ogan Reproduksi Tikus
2.7.
Tikus (Rattus norvegicus)
2.7.1. Perawatan Tikus Putih (Rattus norvegicus)

6
7
9
10
11
12
13
14
15
15
16
18
19

BAB III. METODE PENELITIAN

20

3.1.
3.2.
3.3.
3.3.1.
3.3.2.
3.4.
3.4.1.
3.4.2.
3.4.3.

20
20
20
20
21
21
21
22
22

Tempat dan Waktu Penelitian
Populasi dan Sampel
Alat dan Bahan
Alat
Bahan
Prosedur Kerja
Persiapan dan Pengadaan Tikus
Aklimatisasi Tikus Putih
Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Buasbuas

viii

3.4.4. Penentuan Dosis 37% Formaldehid (Formalin)
3.5.
Perlakuan
3.6.
Variabel Penelitian
3.6.1. Variabel Bebas
3.6.2. Variabel Terikat
3.7.
Parameter Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
3.7.1. Berat Badan
3.7.2. Berat Ovarium dan Uterus
3.7.3. Nilai SGPT dan SGOT
3.7.3.1. Prosedur Pengukuran SGPT
3.7.3.2. Prosedur Pengukuran SGOT
3.7.4. Pembuatan Preparat Histologis
3.7.5. Pengamatan Sediaan Histologis
3.7.5.1. Diameter Corpus Luteum
3.7.5.2. Jumlah Corpus Luteum
3.7.5.3. Diameter Pembuluh Darah
3.7.5.4. Tinggi Epitel Endometrium
3.8.
Rancangan Percobaan
3.9.
Teknik Analisis Data

24
25
26
26
26
26
26
26
26
27
27
27
28
28
29
29
29
29
30

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

31

4.1.
Hasil Penelitian
4.1.1. Efek Toksik Formalin terhadap Berat Badan Tikus
4.1.2. Efek Toksik Formalin terhadap Berat Ovarium
4.1.3. Efek Toksik Formalin tehadap Nilai SGPT dan SGOT
4.1.4. Efek Toksik Formalin terhadap Gambaran Histologis
4.1.4.1. Diameter Corpus Luteum
4.1.4.2. Jumlah Corpus Luteum
4.1.4.3. Diameter Pembuluh Darah
4.1.4.4. Tinggi Epitel Endometrium
4.2.
Pembahasan
4.2.1. Efek Toksik Formaldehid terhadap Berat Badan
4.2.2. Efek Toksik Formaldehid terhadap Berat Ovarium dan Uterus
4.2.3. Efek Toksik Formaldehid terhadap Nilai SGPT dan SGOT
4.2.4. Efek Toksik Formaldehid Gambaran Histologis

31
31
33
34
36
36
38
39
41
42
42
44
44
45

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
5.2.

Kesimpulan
Saran

DAFTAR PUSTAKA

47
47
48

ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Tanaman Buasbuas (Premna pubescens Blume)
Gambar 2.2. Struktur Kimia Apigenin dan Luteolin
Gambar 2.3. Struktur Kimia Formaldehid
Gambar 2.4. Skema Metabolisme Formaldehid
Gambar 2.5. Mekanisme Efek Toksik dalam Tubuh
Gambar 2.6. Organ Reproduksi Tikus Putih
Gambar 2.7. Histologi Ovarium Normal Hewan Rodentia
Gambar 2.8. Histologi Dinding Uterus Normal Tikus Putih
Gambar 2.9. Histologi Vagina dan Uterus Normal Tikus Putih
Gambar 2.10. Cara Memegang Tikus pada Pemberian Secara Oral
Gambar 3.1. Skema Pelaksanaan Penelitian
Gambar 4.1. Efek Formaldehid terhadap Berat Badan
Gambar 4.2. Efek Formaldehid terhadap Selisih Berat Badan
Gambar 4.3. Efek Formaldehid terhadap Berat Ovarium
Gambar 4.4. Efek Formaldehid terhadap Berat Uterus
Gambar 4.5. Efek Formaldehid terhadap Nilai SGPT
Gambar 4.6. Efek Formaldehid terhadap Nilai SGOT
Gambar 4.7. Efek Formaldehid terhadap Diameter Corpus Luteum
Gambar 4.8. Gambaran Histologis Diameter Corpus Luteum
Gambar 4.9. Efek Formaldehid terhadap Jumlah Corpus Luteum
Gambar 4.10. Efek Formaldehid terhadap Diameter Pembuluh Darah
Gambar 4.11. Gambaran Histologis Diameter Pembuluh Darah
Gambar 4.15. Efek Formaldehi1d terhadap Tinggi Epitel Endometrium
Gambar 4.16. Gambaran Histologis Epitel Endometrium

7
8
11
12
13
17
17
17
18
19
25
31
32
33
34
35
36
37
38
39
39
40
41
42

x

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Senyawa Bioaktif Premna dan Aktivitasnya

9

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Berat Badan Tikus
Lampiran 2. Data deskriptif Berat Badan
Lampiran 3. Berat Ovarium Tikus
Lampiran 4. Data deskriptif Berat Ovarium
Lampiran 5. Berat Uterus Tikus
Lampiran 6. Data deskriptif Berat Uterus
Lampiran 7. Nilai SGPT Tikus
Lampiran 8. Data deskriptif, SGPT Tikus
Lampiran 9. Nilai SGOT Tikus
Lampiran 10. Data deskriptif SGOT Tikus
Lampiran 11. Diameter Corpus Luteum
Lampiran 12. Data deskriptif Diameter Corpus Luteum Tikus
Lampiran 13. Jumlah Corpus Luteum
Lampiran 14. Data deskriptif Jumlah Corpus Luteum Tikus
Lampiran 15. Diameter Pembuluh Darah
Lampiran 16. Data deskriptif Diameter Pembuluh Darah Tikus
Lampiran 17. Tinggi Epitel Endometrium
Lampiran 18. Data deskriptif Tinggi Epitel Endometrium Tikus
Lampiran 19. Dokumentasi Alat dan Bahan Penelitian
Lampiran 20. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Lampiran 21. Surat Persetujuan Dosen Pembimbing
Lampiran 22. Surat Penelitian Laboratorium Kimia
Lampiran 23. Surat Pernyataan Selesai Penelitian Laboratorium Kimia
Lampiran 24. Surat Penelitian Laboratorium Kesehatan
Lampiran 25. Surat Pernyataan Selesai Penelitian Lab. Kesehatan
Lampiran 26. Surat Penelitian Laboratorium Biologi
Lampiran 27. Surat Pernyataan Selesai Penelitian Laboratorium Biologi
Lampiran 28. Surat Penelitian Lab. Patologi Anatomi FK-USU
Lampiran 29. Surat Pernyataan Selesai Penelitian Lab. Patologi Anatomi

53
53
54
54
56
56
57
58
59
59
61
61
62
63
64
64
66
66
68
69
71
72
73
74
75
76
77
78
79

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Jenis makanan yang terdapat di masyarakat tidak jarang mengandung bahan
kimia berbahaya serta tidak layak makan, penggunaan bahan kimia berbahaya
yang marak digunakan adalah formalin. Beberapa jenis makanan diantaranya yang
mengandung formalin yakni tahu yang terdapat di daerah Bogor, mie basah yang
terdapat di daerah Pekan Baru, kikil yang terdapat di daerah Jakarta dan beberapa
kalangan nelayan masih marak menggunakan formalin sebagai bahan pengawet
ikan (Warta POM, 2015). Penggunaan bahan tambahan pangan disebabkan oleh
perkembangan bisnis pangan yang semakin pesat sehingga memunculkan
persaingan antar pedagang yang tidak sehat. Persaingan usaha akan menyebabkan
semakin banyak produk yang dibuat dengan harga murah dengan harapan dapat
merebut pasar yang seluas-luasnya. Oleh karena itu diperlukan bahan kimia untuk
membantu kestabilan produk jika target penjualan tidak tercapai (produk tidak
terjual dalam waktu tertentu). Bahan kimia yang saat ini semakin banyak
digunakan dalam masyarakat antara lain adalah formalin. Bahan tersebut pada
dasarnya merupakan zat kimia yang apabila digunakan secara terus menerus akan
memberikan dampak buruk bagi penggunannya (Andrew, 2010).
Penggunaan bahan tambahan pangan, khususnya pengawet telah menjadi
perhatian pemerintah. Ada beberapa pengawet yang diperbolehkan oleh
pemerintah, namun ada pula pengawet yang dilarang penggunaannya (Andrew,
2010). Penggunaan formalin dalam pengawet makanan melanggar Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 033 tahun 2012 tentang Bahan

Tambahan Pangan, yang menyatakan bahwa formalin termasuk salah satu bahan
tambahan makanan yang dilarang dipergunakan karena bersifat karsinogenik dan
membahayakan kesehatan (Menkes, 2012). Penggunaan formalin juga telah
dilarang oleh berbagai badan perundangan antara lain UU No 7/1996 tentang
Pangan, UU No 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen, PP No 28 tahun 2004
tentang Keamanan Pangan (Pramono, 2012).

2

Bahan dasar dari formalin adalah formaldehid yang merupakan senyawa gas
yang mudah larut dalam air dengan bau yang menusuk, lebih reaktif dan
berbahaya jika terhirup karena dapat menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan,
dan dapat menimbulkan kanker. Larutan formalin yang mengandung Formaldehid
apabila masuk kedalam tubuh melalui oral akan mengalami metabolisme dengan
cepat menjadi asam formiat terutama dalam eritrosit dan hati kemudian akan
dikeluarkan melalui urin namun formalin juga bereaksi dengan protein dinding sel
hati (lipoprotein) sehingga dapat merusak dinding sel hati yang dapat
menyebabkan fungsi hati terganggu atau menjadi penyebab terbentuknya radikal
bebas (Jivai, 2008). Biasanya formalin dipergunakan untuk disinfektan
(pembersih lantai, gudang dan pakaian) dan bahan pengawet mayat. Dalam dunia
industri formalin digunakan untuk produksi resin urea-formaldehid dan resin
phenol-formaldehid (Susanti, 2010).
Efek toksisitas ini sudah dibuktikan oleh beberapa penelitian, bahkan
mereka juga membuktikan bahwa formaldehid dapat memberikan efek
karsinogenik. Efek toksik dan efek karsinogenik tersebut telah dibuktikan dengan
cara memberikan formaldehid pada hewan percobaan berupa tikus dengan
beberapa cara yakni inhalasi, oral, paparan pada kulit dan injeksi. Paparan inhalasi
akut formaldehid pada tikus dengan konsentrasi sebanyak 120 mg/m3 memberikan
dampak salivasi, muntah, dan kematian. Pada pemberian formaldehid per oral
dosis 50 – 300 mg/kgBB/hari menyebabkan perubahan patologis pada mukosa
lambung tikus. Perubahan-perubahan patologis tersebut dapat terjadi karena sifat
formaldehid yang mudah larut dalam air sehingga formaldehid diserap dan
dimetabolisme (Sari, 2012). Efek terparah dari induksi toksik formalin dapat
menyebabkan kanker berupa karsinoma nasofaring, karsinoma serviks, karsinoma
payudara dan karsinoma hati. Pemberian formaldehid dengan dosis 150 mg/kgbb
selama 90 hari dapat menurunkan berat gonad pada penelitian sistem reproduksi
betina tikus Sprague-Dawley (NISNAS, 2006).
Pada pengujian efek toksisitas juga diperlukan informasi beberapa tes
sederhana pada organ hati, karena hati sebagai salah satu organ yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi ketoksikan bahan (Sujono, dkk., 2015). Salah satu

3

pengujian yang dilakukan adalah uji nilai Asfatate Aminotranfarase (AST) atau
Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) dan Alanine Aminotransfarase
(ALT) atau Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT). Enzim-enzim ini
biasanya terkandung dalam sel-sel hati. Jika hati terluka, sel hati mengeluarkan
enzim-enzim ini kedalam darah (Sudatri, dkk., 2016). SGOT sangat perlu
dianalisis karena enzim glutamat oksaloasetat transaminase ini selain terdapat di
hati, juga terdapat dalam otot, jantung dan jaringan lain salah satunya adalah
jaringan pada organ reproduksi (Sujono, dkk., 2015).
Penelitian yang membahas tentang efek toksisitas dari formalin yakni
adanya perubahan histopatologis otak (Laymena, 2012), perubahan histopatologis
duodenum (Wahab 2012), perubahan histopatologis esofagus (Sari, 2012),
perubahan histopatologis hepar (Pramono, 2012), perubahan histopatologis ginjal
(Wibowo, 2012).
Efek formalin diduga dapat mempengaruhi masalah kesehatan wanita,
terkhusus masalah kesehatan reproduksi wanita. Formalin diduga dapat
mempengaruhi kerja hormon yang mengatur pengeluaran estrogen dan
progesteron yang dapat menunda terjadinya konsepsi, dan kerentanan sel telur.
Keberhasilan fungsi reproduksi membutuhkan serangkaian reaksi fisiologi
kompleks yang saling bergantung baik seluler maupun molekuler. Terdapat
banyak peristiwa kerentanan akibat gangguan senyawa xenobiotik yang mengarah
kepada kegagalan ovarium. Beberapa penelitian lain tentang pengaruh pemberian
ekstrak tanaman terhadap efek toksik yakni ekstrak meniran dapat mengurangi
kerusakan paru yang disebabkan oleh toksik karbon tetraklorida (Junieva, 2006),
ekstrak mengkudu dapat menghambat nilai malondihaldehida darah yang
disebabkan oleh toksik karbon tetraklorida (Santoso, 2011). Ekstrak tersebut
memiliki senyawa flavonoid yang dapat menurunkan/menghambat toksik yang
diberikan.
Oleh karena itu, berangkat dari kajian ini penulis mengangkat satu
tumbuhan yang memiliki potensi sebagai yakni daun buasbuas (Premna
pubescens Blume). Pada penelitian sebelumnya (Restuati, 2013), yang
menyatakan bahwa buasbuas memiliki kandungan senyawa flavonoid yang dapat

4

meningkatkan titer antibodi pada tikus putih, serta turunan flavonoid yang
dimiliki oleh buasbuas berupa apigenin diduga mampu menurunkan toksik
formaldehid yang diberikan dengan dilihat dari nilai SGOT, SGPT, hematologi
darah tikus putih. Maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengkaji
dari efek toksik formaldehid yang diberi ekstrak etanol daun buasbuas (Premna
pubescens Blume) pada organ reproduksi tikus betina (Rattus norvegicus),
penggunaan tikus dalam penelitian ini karena tikus memiliki kekerabatan yang
dekat dengan manusia dari sudut taksonomi, lebih tenang serta mudah
penanganannya. Untuk itu penulis mengambil judul “efek toksik formaldehid
terhadap organ reproduksi tikus (Rattus norvegicus) betina yang diberi ekstrak
etanol daun bsuasbuas (Premna pubescens Blume)”.

1.2. Batasan Masalah
Masalah pada penelitian ini dibatasi pada pengamatan berat badan tikus,
berat ovarium dan uterus, nilai SGPT dan SGOT serta pengamatan histologi
ovarium dan uterus.

1.3. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana efek formaldehid terhadap berat badan tikus putih (Rattus
norvegicus) betina yang diberi ekstrak etanol daun buasbuas (Premna
pubescens Blume)?
2. Bagaimana efek formaldehid terhadap berat ovarium dan uterus tikus putih
(Rattus norvegicus) betina yang diberi ekstrak etanol daun buasbuas (Premna
pubescens Blume)?
3. Bagaimana efek formaldehid terhadap nilai SGPT dan SGOT tikus putih
(Rattus norvegicus) betina yang diberi ekstrak etanol daun buasbuas (Premna
pubescens Blume)?
4. Bagaimana efek formaldehid terhadap histologi ovarium dan uterus tikus putih
(Rattus norvegicus) betina yang diberi ekstrak etanol daun buasbuas (Premna
pubescens Blume)?

5

1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui efek formaldehid terhadap berat badan tikus putih (Rattus
norvegicus) betina yang diberi ekstrak etanol daun buasbuas (Premna
pubescens Blume).
2. Mengetahui efek formaldehid terhadap berat ovarium dan uterus tikus putih
(Rattus norvegicus) betina yang diberi ekstrak etanol daun buasbuas (Premna
pubescens Blume).
3. Mengetahui efek formaldehid terhadap nilai SGPT dan SGOT tikus putih
(Rattus norvegicus) betina yang diberi ekstrak etanol daun buasbuas (Premna
pubescens Blume).
4. Mengetahui efek formaldehid terhadap histologi ovarium dan uterus tikus putih
(Rattus norvegicus) betina yang diberi ekstrak etanol daun buasbuas (Premna
pubescens Blume).
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah:
1. Sebagai informasi tentang khasiat daun buasbuas (Premna pubescens Blume).
2. Meningkatkan pengkajian senyawa metabolit sekunder khususnya pada ekstrak
etanol tanaman buasbuas (Premna pubescens Blume) sebagai obat tradisional.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah :
1.

Formaldehid memberikan efek berupa penurunan yang tidak signifikan
terhadap berat badan tikus putih, dan EEP mempertahankan berat badan tikus
putih dengan tidak signifikan.

2.

Formaldehid memberikan efek berupa penurunan yang signifikan terhadap
berat ovarium serta uterus tikus putih dan EEP dapat menaikkan berat
ovarium serta berat uterus secara signifikan.

3.

Formaldehid memberikan efek berupa kenaikan yang signifikan terhadap
nilai SGPT, SGOT tikus putih dan EEP dapat menurukan nilai SGPT dan
SGOT secara signifikan.

4.

Formaldehid merusak struktur histologi ovarium, uterus (jumlah dan diameter
corpus luteum, diameter pembuluh darah dan tinggi epitel endometrium)
tidak signifikan dan EEP dapat mempertahankan struktur histologi ovarium,
uterus tidak signifikan.

5.2. Saran
Saran dalam penelitian ini adalah:
1.

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jangka waktu yang lebih lama
sehingga didapatkan data yang lebih lengkap tentang efek formalin terhadap
organ reproduksi tikus putih.

2.

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan pemberian dosis ekstrak daun
buasbuas yang lebih bervariasi sehingga diperoleh data yang lebih akurat.

3.

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan pemberian dosis formalin yang
lebih ditingkatkan agar diperoleh perbandingan dari efek formalin tiap dosis
yang berbeda.

4.

Perlu adanya pemberdayaan daun buasbuas untuk dikonsumsi masyarakat
sebagai sajian lalapan dalam makanan dan sebagai sajian minuman seduhan.

47

DAFTAR PUSTAKA
Andrew, A., Mohammad, A., Sumarno, Aloysius, D.,2010, Pengaruh Paparan
Berulang Ikan Berformalin terhadap Gangguan Fungsional Hepar Mencit,
Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS
Ananda, 2014, Pengaruh Air Seduhan Kopi terhadap Struktur Histologi dan
Fungsi Reproduksi Mencit (Mus musculus) Betina, Skripsi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
Artha, E., 2007, Pemeriksaan Kandungan Formaldehid pada Berbagai Jenis
Peralatan Makan Melamin di Kota Medan, Skripsi, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Sumatera Utara
Asimwe, S., Anna, K., Ndukui, J., 2014, Chemical Composition and
Toxicological Evaluation of The Aqueous Leaf Extract of Plectranthus
amboinicus Lour.Spreng, International Journal of Pharmaceutical Science
Invention, 3(2), 19-27
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2014, Peraturan Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 7 tahun
2014 tentang Pedoman Uji Toksisitas Nonklinik Secara In Vivo, Jakarta
Bihariddin, A., 2004, Pengaruh Minuman Ekstrak daun Katuk Kering dan Katuk
Hijau (Sauropus androgynus (L) Merr) Terhadap Involusi Uterus Mencit
Putih (Mus musculus), Skripsi, Fakultas Kedokteran Hewan Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Dialab, 2006, GOT (AST) Glutamate Oxaloacetate Transaminase dan GPT (ALT)
Glutamate Pyruvate Transaminase Modified IFCC, Wiener Neudorf,
Austria
Ditya, N., 2012, Pengaruh Formalin Peroral Dosis Bertingkat selama 12 Minggu
terhadap Gambaran Histopatologis Esofagus Tikus Wistar, Laporan Hasil
Karya Tulis Ilmiah, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
Fajar, M., Esti, R., Endah, R., 2011, Pengaruh Perbedaan Metode Ekstraksi
terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji Berdaging
Buah Putih, Prosiding SnaPP Sains Teknologi dan Kesehatan
Farhat, 2009, Vascular Endothelial Growth Factor pada Karsinoma Nasofaring,
Majalah Kedokteran Nusantara, 42(1) : 59 – 65
Gates, M., Vitonis, A., Tworoger S., Rosner B., Ernstoff, L.T., Hankinson S.E.,
Cramer D.W., 2009, Flavonoid intake and ovarium cancer risk in a

48

Polution based case-control Study, International Journal of Cancer, 124,
1918 – 1925
Gelgel, A., Rasmayana, N., 2007, Toksikologi Umum, Bali : Universitas Udayana
Giknis, M., Charles, C., 2008, Clinical Laboratory Parameter for Crl:Wl (Han),
Charles River
Gunawan, Enny, T., Bayu, R., Thomas, M, dan Parakkasi, A., 2007, Performansi
Reproduksi Tikus Betina dengan Pemberian Lendir Lidah Buaya, Jurnal
Kedokteran Hewan, 1(1) :1-6
Heffner, Linda, J., Danny, J, Schust, 2006, At a Glance: Sistem Reproduksi Edisi
Kedua. Erlangga, Jakarta
Indah, R, 2013, Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi Etanol Daun Buas-buas (Premna
cordifolia Linn) dengan Metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil),
Skripsi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura
Indraswari, A., 2008, Optimasi Pembuatan Ekstrak daun Dewandaru (Eugenia
uniflora L) mengggunakan Metode Maserasi dengan Parameter Kadar
Total Senyawa Fenolik dan Flavonoid, Skripsi, Universitas Muhamadiyah
Surakarta, Surakarta
Istiqomah, 2013, Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan Sokletasi terhadap
Kadar Piperin Buah Cabe Jawa (Piperis retrofracti fructus), Skripsi, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta
Jivai, J., Nasni, Y., 2008, Pengaruh Pemberian Tahu Berformalin terhadap
Gangguan Fungsi Hati dan Terbentuknya Radikal Bebas dalam Tubuh
Tikus Putih, Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, 13(1), 1-4
Junieva, P. N., 2006, Pengaruh Pemberian Ekstrak Meniran (Phyllanthus sp)
terhadap Gambaran Makroskopik Paru Tikus Wistar yang Diinduksi
Karbon Tetraklorida, Karya Tulis Ilmiah, Fakultas Kedokteran,
Universitas Diponegoro
Kamal, N., 2010, Pengaruh Bahan Aditif CMC (Carboxy Methyl Cellulose)
terhadap Beberapa Parameter pada Larutan Sukrosa, Jurnal Teknologi, 1
(17) : 78-84
Laymena, H.E., 2012, Pengaruh Formalin Peroral Dosis Bertingkat selama 12
Minggu terhadap Gambaran Histopatologis Otak Tikus Wistar, Laporan
Hasil Karya Tulis Ilmiah, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

49

Lembaga
Ilmu
Pengetahuan
Indonesia
Identifikasi/Determinasi Tumbuhan, Bogor

(LIPI),

2012,

Hasil

Lubega, A., Bbosa, G., Musisi, N., Erume, J., dan Okeng, J.O., 2013, Effect of the
total crude extracts of Hibiscus sabdariffa on the immune system in the
wistar albino rats, African journal of Pharmacy and Pharmacology, 7 (28)
: 1942-1949
Mahardikasari, L., 2011, Toksisitas Akut, Skripsi, Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga, Surabaya
Menkes, 2012, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 033
tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan, Jakarta
Muchsin, R., 2009, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamat terhadap
Histologi Endometrium Mencit (Mus musculus L), Tesis, Pascasarjana,
Universitas Sumatera Utara, Medan
Muntiha, M., 2001, Teknik Pembuatan Preparat Histopatologi dari Jaringan
Hewan dengan Pewarnaan Hematoksilin dan Eosin, Temu Teknis
Fungsional Non Peneliti Balai Penelitian Veteriner, 156-163
National Industrial Chemical Notification and Assesment Scheme (NICNAS),
2006, Formaldehyde, Assessment Report No 28, Australia
Norliana, S., Abdulamir, Abu Bakar, Salleh, 2009, The Health Risk of
Formaldehyde to Human Beings, American Journal of Pharmacology and
Toxicology, 4(3) : 98 – 106
Patel, D., Mansoori, A.N., 2012, Cancer-An Ayurvedic Perpective, International
Journal of Advanced Research in Pharmaceutical and Bio Sciences, 2(2) :
179 – 195
Peanasari, A.R.I., Sri, L., Afiana, R., 2015, Pengaruh Formalin Peroral terhadap
Kadar SGOT dan SGPT Tikus Wistar, Jurnal Kedokteran
Muhammadiyah, 2(1) : 34-38
Pilai, P., Suresh, Gayatri, A., Gaurav, D., Vidhi, B., 2011, Pharmacognostical
Standardization and Toxicity Profile of the Methanolic Leaf Extract of
Plectranthus amboinicus (Lour) Spreng, Journal of Applied
Pharmaceutical Science, 01(02) : 75-81
Pramono, S., 2012, Pengaruh Formalin Peroral Dosis Bertingkat selama 12
Minggu terhadap Gambaran Histopatologis Hepar Tikus Wistar, Laporan
Hasil Karya Tulis Ilmiah, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

50

Putra, A.P., 2009, Efektivitas Pemberian Kedelai pada Tikus Putih (Rattus
norvegicus) Bunting dan Menyusui terhadap Pertumbuhan dan Kinerja
Reproduksi Anak Tikus Betina, Skripsi, Fakultas Kedokteran Hewan,
Institut Pertanian Bogor
Ramon, D., Norm, B., 1997, The Effect of Formalin and Freezing on Ovaries of
Albacore Thunus alalunga, Fishery Bulletin, 95(4) : 869-872
Ranasasmita, R., 2008, Aktivitas Antikanker Ekstrak Etanol Daun Aglaia elliptica
Blume pada Tikus Betina yang Diinduksi 7,12 Dimetilbenz (α)Antrasena,
Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institur
Pertanian Bogor
Redha, A., 2010, Flavonoid : Struktur, Sifat Antioksidatif dan Peranannya dalam
Sitem Biologis, Jurnal Berlian, 9(2) : 196 - 202
Restuati, M., 2015, Studi Aktifitas Immunostimulan daun Buasbuas (Premna
pusbecens. Blumue) pada Tikus Putih (Rattus norvegicus), Disertasi,
Universitas Sumatera Utara
Restuati, M., Restianna, E., 2013, Asses Humoral Immunity of Wistar Strains
Rats (Rattus norvegicus L.) which given Ethanol Extract Buasbuas
(Premna pubescens Blume) Leaves, Proceeding of Annual International
Conference Syiah Kuala, 319 - 323
Restuati, M., Syafruddin, I., Salomo, H., Herbert, S., 2014, Study of the Extract
Activities od Buas-buas (Premna pubescens) as Immunostimulant on rats
(Rattus novergicus), American Journal of BioScience, 2(6): 244 – 250
Santoso, 2011, Pemberian Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L)
Menurunkan Kadar Malondihaldehida Darah Mencit yang Diinduksi
Karbon Tetraklorida, Tesis, Universitas Udayana
Sudatri, N., Iriani, S., Ni Made, S., Dwi, A., 2016, Penurunan Fungsi Hati Tikus
Betina (Rattus norvegicus) yang diinjeksi White Vitamin Dosis Tinggi
dalam Jangka Waktu Lama ditinjau dari Kadar SGPT, SGOT, serta
Gambaran Histologi Hati, Jurnal Metamorfosa, 3(1) : 44 – 51
Sujono, T.A., Arifah, S., Da’i, Muhammad, D., Ika, T., Andi, S., Rima, M.,
Nanik, P., Saidatul, F., Riya, R., Siti, L., 2015, Pengaruh Pemberian
Ekstrak Etanol Etanol Meniran (Phyllanthus niruri L) Selama 90 Hari
terhadap Fungsi Hati Tikus, University Research Colloquim, 136-142
Susanti, S., 2010, Penetapan Kadar Formaldehid pada Tahu yang dijual di Pasar
Ciputat dengan Metode Spektofometer UV-Vis disertai Kolorimetri

51

menggunakan Pereaksi Nash, Skripsi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Swenberg, J., Benjamin, C., Kun Lu, Julia, E., Rebecca, C., Thomas, B., 2013,
Formaldehyde Carcinogenicity Research : 30 years and Counting for
Mode of Action, Epidemiology and Cancer Risk Assesment, Toxicology
Pathology, 41 : 181 - 189
Syaifuddin, 2009, Fisiologi Tubuh Manusia, Salemba Medika, Jakarta
Tanjung, M., Alfinda, N., Nanik, S., 2007, Senyawa Antikanker Saccopetalum
heterophylla, Hubungan Struktur Kimia dengan Aktivitas Antikanker,
DP3M Riset Fundamental, 118(8) : 208 – 242
Till, H., Wouutersen, V., Feron, V., 1988, Evaluation of The Oral Toxicity of The
Acetaldehyde and Formaldehyde in a Week Drinking Water Study in Rats,
Food Chem Toxicol, 26 : 447 – 452
Wachidah, L.N., 2013, Uji Aktivitas Antioksidan serta Penentuan Kandungan
Fenolat dan Flavonoid Total dari Buah Mengkudu, Skripsi, Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Wahab, R.A., 2012, Pengaruh Formalin Peroral Dosis Bertingkat Selama 12
Minggu terhadap Gambaran Histopatologis Duodenum Tikus Wistar,
Laporan Hasil Karya Tulis Ilmiah, Fakultas Kedokteran, Universitas
Diponegoro
Warta POM, 2015, Pangan dan Bahan Berbahaya, Biro Hukum dan Hubungan
Masyarakat Badan POM : Jakarta Pusat
Wibowo, M., 2012, Pengaruh Formalin Peroral Dosis Bertingkat Selama 12
Minggu terhadap Gambaran Histopatologi Ginjal Tikus Wistar, Jurnal
Media Medika Karya Tulis Ilmiah, Fakultas Kedokteran, Universitas
Diponegoro
Yerizel, E., Fadil Oenzil, Enrinaldi, 1998, Efek Hepatoprotektor Flavonoid
Terhadap Kerusakan Hepar Tikus, Majalah Kedokteran Andalas, 22:1

52

Dokumen yang terkait

Efek Ekstrak Etanol Daun Keji Beling (Strobilanthus Crispus (L.) Blume) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut Jantan (Cavia Porcellus) Terisolasi Secara Kualitatif

6 88 113

Efek Antidiare Ekstrak Etanol Daun Ranti (Solanum Americanum Mill.) Terhadap Tikus Putih Jantan

2 75 78

Efek Imunostimulator Ekstrak Etanol Umbi Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme (Lodd) Blume.) terhadap Respon Hipersensitivitas Tipe Lambat Dan Titer Antibodi Sel Imun Mencit Jantan

3 29 82

Efek Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrizha Roxb.) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Tikus (Rattus novergicus) Jantan Terisolasi Secara In Vitro

3 42 77

Peran Ekstrak Tempe pada Masa Prapubertas terhadap Kinerja Reproduksi Tikus Betina Rattus norvegicus

0 5 32

PENGARUH EKSTRAK DAUN BUASBUAS (Premna pubescens Blume.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO.

2 22 23

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN BUASBUAS (Premna pubescens. Blume) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH DAN GAMBARAN HISTOLOGI PANKREAS TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI ALOKSAN.

0 3 23

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN BUAS-BUAS (PREMNA PUBESCENS BLUME) TERHADAP JUMLAH ERITROSIT DAN GAMBARAN HISTOLOGI GINJAL PADA TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS L.).

2 31 20

ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI ENDOFIT PENGHASIL ENZIM KATALASE DARI DAUN BUASBUAS (Premna pubescens Blume) Isolation and Characterization of Endophytic Bacteria Producing Catalase Enzyme from Buasbuas (Premna pubescens Blume) Leaves

0 0 9

Analisis Ekstrak Etanol Tangkai Daun Buasbuas (Premna pubescens) Menggunakan Gas Chromatography Mass Spectrophotometer (GCMS)

0 0 12