Central Sterile Supply Department CSSD

29 keuntungan ataupun kerugian yang diperoleh. Hal ini juga berguna untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dari sistem yang telah dijalankan selama ini.

2.9.2 Pelayanan Farmasi yang Berorientasi pada PasienKlinis

Pelayanan farmasi yang berorientasi pada pasienklinis meliputi: 1. Mewujudkan perilaku sehat melalui penggunaan obat yang rasional. 2. Mengidentifikasi permasalahan yang berhubungan dengan obat melalui kerjasama dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya. 3. Memonitor penggunaan obat dan melakukan pengkajian penggunaan obat yang diberikan kepada pasien. 4. Memberikan informasi yang berhubungan dengan obat. 5. Melakukan konseling kepada pasienkeluarganya maupun tenaga kesehatan lain untuk mendapat terapi yang optimal. 6. Melakukan pelayanan TPN Total Parenteral Nutrition, pelayanan dan pencampuran obat sitostatik. 7. Berperan serta dalam kepanitian seperti Panitia Farmasi dan Terapi PFT.

2.10 Central Sterile Supply Department CSSD

Central Sterile Supply Department CSSD atau Instalasi Pusat Pelayanan Sterilisasi merupakan satu unitdepartemen dari rumah sakit yang menyelenggarakan proses pencucian, pengemasan, sterilisasi terhadap semua alat atas bahan yang dibutuhkan dalam kondisi steril. Central Sterile Supply Department CSSD di rumah sakit bertujuan: - Mengurangi infeksi nosokomial dengan menyediakan peralatan yang telah mengalami pensortiran, pencucian, dan sterilisasi yang sempurna. Universitas Sumatera Utara 30 - Memutuskan mata rantai penyebaran kuman di lingkungan rumah sakit. - Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi produk yang dihasilkan. Fungsi utama CSSD adalah menyiapkan alat-alat bersih dan steril untuk keperluan perawatan pasien di rumah sakit. Secara lebih rinci fungsinya adalah menerima, memproses, mensterilkan, menyimpan serta mendistibusikan peralatan medis ke berbagai ruangan di rumah sakit untuk kepentingan perawatan pasien. Alur aktivitas fungsional CSSD dimulai dari proses pembilasan, pembersihandekontaminasi, pengeringan, inspeksi dan pengemasan, memberi label, sterilisasi, sampai proses distribusi. Lokasi CSSD sebaiknya berdekatan dengan ruangan pemakai alat steril terbesar. Dengan pemilihan lokasi seperti ini maka selain meningkatkan pengendalian infeksi dengan meminimalkan resiko kontaminasi silang, serta meminimalkan lalu lintas transportasi alat steril Hidayat, 2003. Universitas Sumatera Utara 31

BAB III TINJAUAN KHUSUS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. PIRNGADI

MEDAN 3.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan didirikan oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada tanggal 11 Agustus 1928 dengan nama GEMENTA ZIEKEN HUIS dan semenjak tanggal 27 Desember 2001 telah diserahkan kepemilikannya dari Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara kepada Pemerintahan Kota Medan. Pada tanggal 6 September 2002, status kelembagaan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi ditetapkan menjadi Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan. Sesuai Peraturan Daerah Pemerintahan Kota Medan No. 3 Tahun 2009, sejak tanggal 4 Maret 2009 Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan berubah menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan. RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan adalah rumah sakit kelas B Pendidikan yang mempunyai fasilitas dan kemampuan medis spesialis dasar, spesialis luas, dan beberapa subspesialis. RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan terletak di Jalan Prof. Haji Mohammad Yamin No. 47, Kelurahan Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Medan Timur. Kepegawaian RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan meliputi tenaga medis, tenaga penunjang medis, dan tenaga non medis. Universitas Sumatera Utara 32

3.2 Struktur Organisasi