60 Distribusi ruangan melayani permintaan dari poliklinik rawat jalan dan
ruang perawatan rawat inap. Perbekalan farmasi yang didistribusikan ke poliklinik dan ruang perawatan adalah perbekalan farmasi yang termasuk ke
dalam unit cost. Obat dan alat kesehatan habis pakai yang didistribusikan dari distribusi ruangan ke poliklinik dan ruangan perawatan merupakan kebutuhan
rutin seperti kapas, alkohol, plester, dan sebagainya. Perbekalan farmasi yang didistribusikan ke poliklinik dan ruang rawatan
adalah berdasarkan permintaan pemakaian dengan menggunakan Formulir B2 Daftar Permintaan dan Penggunaan Farmasi yang dapat dilihat pada Lampiran
25. Permintaan ini dilakukan seminggu sekali yaitu pada hari senin. Pengadaan barang berasal dari gudang instalasi farmasi yang biasanya
diamprah pada hari Jumat dengan menggunakan Formulir B2 Daftar Permintaan dan Pengeluaran Farmasi.
Pemasukan barang dari gudang dan pengeluaran ke ruangan didokumentasikan dalam buku pemasukan dan pengeluaran, kemudian
dipindahkan ke kartu apotek dengan sistem alfabet untuk tiap jenis barang.
3.3.4 Sub
Instalasi Farmasi Klinis
Instalasi farmasi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan memiliki sub instalasi farmasi klinis yang dipimpin oleh seorang apoteker, yang merupakan koordinator
farmasi klinik yang membawahi beberapa bidang, diantaranya Pelayanan Informasi Obat PIO, pendidikan dan pengembangan serta konsultasi obat.
3.3.4.1 Pelayanan
Informasi Obat PIO
Pemberian informasi obat dilakukan terhadap pasien yang mengambil obatnya di unit pelayanan farmasi rawat jalan. Dengan adanya informasi,
Universitas Sumatera Utara
61 diharapkan pasien mengerti tentang cara penggunaan obat, mewaspadai efek
samping obat yang mungkin timbul selama penggunaan obat, mengetahui manfaat pengobatan sehingga dapat meningkatkan kepatuhan pasien dan tujuan
pengobatan yang optimal dapat tercapai. Adapun formulir PIO dapat dilihat pada Lampiran 26.
Apoteker juga melakukan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit PKMRS yang merupakan bagian dari Pelayanan Informasi Obat PIO
yaitu di ruang tunggu pelayanan farmasi rawat jalan JamkesmasMedan SehatPempropsu dan Poliklinik THT dengan materi:
a. Cara penggunaan sediaan tetes mata, tetes telinga, tetes hidung dan
semprot hidung. b.
Penggunaan sendok takar yang benar dalam farmasi. c.
Penggunaan Obat Batuk.
3.3.4.2 Pencampuran Obat Sitotoksik
Pelayanan farmasi di ruang sitotoksik dipimpin oleh apoteker sebagai penanggung jawab. Sebelumnya pencampuranpengoplosan obat suntik
dilaksanakan oleh perawat di ruang perawat non aseptis, jadi tidak terjamin sterilitas produk akhir sitotoksiknya. Sekarang sudah ada perubahan paradigma
yang baru bahwa pada pencampuranpengoplosan obat suntik dilaksanakan oleh apoteker atau asisten apoteker di instalasi farmasi di ruang aseptis, jadi bukan
perawat lagi yang mencampurnya. Disini peran apoteker dan asisten apoteker yang diminta dalam menyiapkan obat sitotoksik dan dilakukan di ruang aseptis
sehingga memberikan hasil akhir yang terjamin sterilitasnya. Prosedur kerja di ruang pencampuran sitotoksik yaitu:
Universitas Sumatera Utara
62 a.
Petugas pencampuran obat kanker masuk ke dalam ruang steril dengan memakai alat pelindung khusus yaitu baju pelindung, topi, masker, sarung
tangan dan sepatu khusus. b.
Matikan lampu UV ultra violet dan nyalakan exhaust system, AC dan lampu penerang ruangan sitotoksik.
c. Gunakan desinfeksi untuk kotak aseptis dengan menyemprotkan alkohol
70 ke seluruh permukaan dalam kotak aseptis tersebut. d.
Pasang alas kemoterapi pada meja tempat mencampur obat kanker, pencampuran obat kanker dilakukan secara aseptis, setelah selesai
mencampur, kotak tersebut dibersihkan, lalu alas kemoterapi bekas dan desinfeksi dengan menyemprot alkohol 70.
e. Sampah-sampah dimasukkan dalam tong sampah yang dibagi dalam dua
tempat, tong sampah khusus untuk tempat pembuangan sampah bekas obat sitostatika, tong sampah biasa untuk tempat pembuangan sampah yang
tidak berbahaya. f.
Matikan exhaust system, AC dan lampu penerang kemudian hidupkan lampu UV.
g. Tutup pintu dan antar sampah yang berbahaya dalam bag ke IPAL untuk
dibagi dalam incenerator. Pelayanan perbekalan farmasi untuk pasien sitotoksik berlaku bagi pasien
umum, Askes dan Jamkesmas. Sementara itu, pasien Medan Sehat dan Pemprovsu tidak mendapatkan pelayanan sitotoksik. Prosedur pelayanannya adalah sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara
63 1.
Dokter menulis perbekalan farmasi yang diperlukan oleh pasien di kertas resep. Bagi pasien Askes pemilihan jenis obat berdasarkan standar DPHO,
sedangkan pasien Jamkesmas pemilihan jenis obat berdasarkan formularium Jamkesmas.
2. Perawat ruangan membawa status ke lantai tiga untuk diperiksa oleh
apoteker, kemudian apoteker menghitung dosis pemakaian obat kanker. 3.
Apoteker menuliskan kembali di lembar formulir nama obat-obat sitostatika, kemudian asisten apoteker menyiapkan obat dan mencampur
obat sitotoksik di lantai enam dengan diawasi oleh apoteker. 4.
Setelah selesai apoteker menyerahkan obat sitotoksik ke perawat ruangan untuk diberikan pada pasien.
5. Perawat ruangan menyerahkan kuitansi asli kepada keluarga pasien dan
dilakukan penagihan biaya obat langsung bagi pasien umum sedangkan pasien Askes dan Jamkesmas tidak dipungut biaya.
3.4 Instalasi Central Sterile Supply Department CSSD