PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PAKEM PADA MATA PELAJARAN PPKN DI SDN SUAK PUNTONG KABUPATEN NAGAN RAYA.

(1)

PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PAKEM PADA MATA PELAJARAN PPKn DI SDN SUAK PUNTONG

KABUPATEN NAGAN RAYA

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh : NURJANNAH NIM : 8146182046

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRAK

Nurjannah“ Pengembangan Karakter Siswa Melalui Pembelajaran PAKEM pada

Mata Pelajaran PPKn di SDN Suak Puntong Kabupaten Nagan Raya”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan karakter melalui penerapan pembelajaran PAKEM pada pembelajaran PPKn di SDN Suak Puntong Kabupaten Nagan Raya. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung PAKEM dalam pembelajaran Karakter. Penelitian ini termasuk jenis penelitian Kwalitatif. Populasinya adalah Kepala Sekolah SDN Suak Puntong dan guru mata pelajaran PPKn kelas IV. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil observasi adalah guru mata pelajaran PPKn dalam melakukan proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran PPKn karakter adalah merupakan perubahan tingkah laku, nilai-nilai sikap dalam pembelajaran sebagai penggambaran tingkah laku dengan menonjolkan nilai (benar-salah, baik-buruk ). Pembahasan hasil wawancara dengan guru mata Pelajaran PPKn di SDN Suak Puntong, dalam membentuk karakter siswa tesrsebut melalui metode PAKEM dalam pembelajaran PPKn dengan cara menjelaskan contoh-contoh yang kongrit melalui media gambar, guru menjelaskan materi pembelajaran ada kaitannya dengan lingkungan sehari-hari yang sering dilihat dan diamati oleh siswa, seperti karakter jujur. Jadi karakter dibentuk melalui proses pembelajaran di beberapa tempat, seperti di rumah, dan di lingkungan sekitar tempat tinggal. Faktor penghambat guru dalam metode PAKEM seperti kurangnya buku paket untuk siswa, kurangnya media pembelajaran PPKn yang sesuai dengan materi pembelajaran, kurangnya sosialisasi guru tentang metode PAKEM. Guru kurang memahami model PAKEM. Dengan model Pakem, dapat mengurangi situasi dan kondisi model pembelajaran konvensional yang lebih menitik beratkan pada metode ceramah.


(6)

ii ABSTRACT

Nurjannah "Character Development Through Learning Students PAKEM at SDN Subjects SUAK Puntong PPKn in Nagan Raya"

This study aims to determine the character development through the application of learning on learning PPKn PAKEM at SDN SUAK Puntong Nagan Raya. To determine the factors inhibiting and supporting characters PAKEM in learning. This research includes Qualitative research. Its population is the principal of SDN SUAK Puntong and subject teachers PPKn fourth grade. The instrument used to determine the study are observation, interviews, and documentation. The result of observation is subject teachers PPKn in the process of learning in the classroom by using the method of lecture, discussion, and frequently asked questions. According to interviews with teachers of subjects PPKn character is a change in behavior, valuesattitudes in learning as a depiction of behavior by highlighting the value (right-wrong, good-bad).Discussion of the results of interviews with the teacher's eyes lessons PPKn in SDN SUAK Puntong In shaping the character of students thatt through AJEL in studying PPKn by explaining examples kongrit through media images, the teacher explains the learning materials related to the everyday environment are often seen and were observed by students, such as honest character. So the character is formed through a learning process in some places, such as at home and in the neighborhood place stay. Factors inhibiting teachers in AJEL such as the lack of textbooks for students, the lack of appropriate learning media PPKn with learning materials, lack of socialization teachers about AJEL. Teachers do not understand AJEL. With the model of Pakem, can reduce the circumstances conventional learning model that focuses on the lecture method.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis sampaikan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Tesis ini dengan judul : Pengembangan Karakter Siswa Melalui Pembelajaran PAKEM pada Mata Pelajaran PPKn di SDN Suak Puntong Kabupaten Nagan Raya, merupakan sebagian dari persyaratan dalam menyelesaikan studi pada Prodi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Tesis ini dalam proses penulisan banyak menemui hambatan dan rintangan namun dengan segala upaya maksimal yang dilakukan penulis serta bantuan dari berbagai pihak, akhirnya tesis ini dapat selesai tepat waktu. Atas bantuan yang diberikan, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberikan sarana dan fasilitas selama perkuliahan di Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku Direktur Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memfasilitasi penulis menyelesaikan studi.

3. Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dasar dan

Bapak Dr. Daulat Saragih, M.Hum selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Dasar yang telah banyak membantu penulis khususnya dalam administrasi sampai menyelesaikan studi di Program Pascasarjana Universtas Negeri Medan.

4. Bapak Dr.Deny Setiawan, M.Si dan Bapak Dr. Phil Ichwan Azhari, M,Si selaku pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu dalam mengarahkan, memotivasi serta memberikan nasehat kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

5. Ibu Dr. Reh Bungana Br. Perangin-angin, M.Hum, Bapak Dr. Hidayat, M.Si, dan

Bapak Prof. Dr. Siman, M.Pd, selaku narasumber yang telah banyak memberikan masukan dalam penulisan tesis ini. Saran yang diberikan sangat berguna dan bermanfaat dalam menambah wawasan, pengetahuan kepada penulis.

6. Bapak Mukhtaruddin S,Pd selaku Kepala Sekolah SDN Suak Puntong Kabupaten


(8)

iv

7. Ibu Yeni Puspita Sari,S.Pd guru kelas IV SDN Suak Puntong selaku Responden dalam Penelitian.

8. Suami tercinta yang telah memberikan doa, semangat dan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis mulai dari awal studi hingga akhir dan sampai penyusunan tesis.

9. Keluarga tercinta, yang telah memberikan motivas dari awal studi sampai

penyusnan tesis.

10. Keluarga tercinta dari pihak suami yang telah memberikan semangat, motivasi kepada penulis dari awal studi sampai penyusunan tesis.

11. Teman-teman Program Studi Pendidikan Dasar yang sangat membantu dalam

memberikan mativasi bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan studi dan penulisan tesis.

Dengan segala kerendahan hati penulis mengaku bahwa tesis ini masih banyak perlu perbaikan dalam rangka penyempurnaan, oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sungguh sangat diperlukan. Akhirnya penulis berharap somoga tesis ini bemanfaat bukan hanya kepada penulis tetapi juga kepada pembaca yang membutuhkannya, Amin.

Medan, Oktober 2016

Penulis

Nurjannah


(9)

v DAFTAR ISI

Halaman

BAB I PENDAHULUAN ... I 1.1.Latar Belakang Masalah ... I

1.2.Identifikasi Masalah ... 7

1.3.Batasan Masalah... 7

1.4.Rumusan Masalah ... 8

1.5.Tujuan Penelitian ... 8

1.6.Manfaat Penelitian ... 8

1.7.Batasan Istilah ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

2.1. Kerangka Teoritis ... 11

2.1.1 Hakekat Belajar Mengajar ... 11

2.1.1.1 Pengertian Belajar ... 11

2.1.1.2 Pengertian Pembelajaran ... 12

2.1.1.3 Pengembangan Karakter ... 13

2.1.3 Pembelajaran PAKEM ... 27

2.1.3.1 Pengertian Pembelajaran PAKEM ... 27

2.1.3.2 Ciri-Ciri Pembelajaran PAKEM ... 32

2.1.3.3 Prinsip Pembelajaran PAKEM ... 33

2.1.3.4 Yang Harus Diperhatikan dalam Metode PAKEM ... 34

2.1.3.5. Peran Guru dalam Pembelajaran PAKEM... 38

2.1.3.6 Alasan Penerapan PAKEM ... 40

2.1.3.7 Pembelajaran PAKEM dalam Pengembangan Karakter pada PPKn ... 40

2.1.3.8. Penelitian yang Relevan... .. 42

2.1.3.9 Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn) ... 43


(10)

vi BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian ... 48

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 49

3.3 Subjek Penelitian ... 49

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 49

3.5 Analisis Data ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 54

4.1.1 Profil SDN Suak Puntong ... 54

4.1.1.1 SDN Suak Puntong ... 54

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 63

4.2.1 Hasil Observasi ... 63

4.2.2 Deskripsi Hasil Wawancara ... 65

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 80

4.4 Hasil Observasi ... 80

4.2.3 Hasil Wawancara ... 82

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 91

5.1 Simpulan ... 91

5.2 Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 95


(11)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1.

Lembar Wawancara Kepala Sekolah ... 95

Lembar Wawancara Guru Mata Pelajaran PPKn Kelas IV ... 96

Lampiran 2. Foto Peneliti sedang melakukan Observasi PBM ... 97

Foto Peneliti Sedang melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah ... 98

Foto Peneliti sedang melakukan wawancara dengan Guru mata pelajaran PPKn ... 99

Foto siswa sedang melakukan kegiatan olah raga di halaman sekolah SDN Suak Puntong 100 Foto SDN Suak Puntong ... 101

Foto Ruang Perpustakaan ... 102

Foto Ruang Guru SDN Suak Puntong ... 103

Foto Ruang Kepala Sekolah SDN Suak Puntong ... 104

Lampiran 3. Surat menyurat ... 105


(12)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Contoh Kegiatan Belajar Mengajar PAKEM ... 3

Tabel 4.2 Jumlah Guru PNS dan Jumlah Guru Honor... 59

Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana SDN Suak Puntong ... 62


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dengan demikian, nilai-nilai karakter bangsa senantiasa melekat dalam cita-cita pendidikan nasional serta pendidikan karakter sudah menjadi bagian integral dari pendidikan nasional, bahkan secara historis kurikuler, ada sejumlah mata pelajaran yang khusus mengemban misi pendidikan nilai-nilai karakter, yakni Pendidikan Moral Pancasila, Pendidikan Budi Pekerti, Pendidikan Agama serta Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. (Hakam:2012;161)

Sejumlah pakar mengemukakan, penyebab ketidakberhasilan pendidikan karakter selama ini karena pendidikan “cenderung menitikberatkan pada penguasaan aspek pengetahuan dan mengabaikan pengembangan sikap dan karakter warga negara, dengan menggunakan pendekatan ekspositori yang cenderung indoktrinatif” (Djahiri:2014:4). Senada dengan itu, Winataputra (2013:8) menyatakan bahwa:


(14)

2

“pembudayaan nilai-moral terkesan lebih banyak diajarkan atau tought dan bukan dipelajari atau learned dengan peran guru/dosen/ penatar/manggala yang lebih dominan, sehingga situasi kelasnya lebih bersifat dominative dan bukan

integrative.” Sedangkan Hidayat (2013:2) menyatakan “ada kesan kuat, baik guru,

orang tua, maupun murid, selalu didorong untuk mengejar dan menghimpun informasi keilmuan sebanyak mungkin, namun melupakan aspek pendidikan yang

fundamental, yaitu bagaimana menjalani hidup dengan layak dan terhormat”.

Pada tataran sosial kemasyarakatan, Raths dan Lickona (2011:17) menyatakan bahwa “orang tua hanya memiliki waktu rata-rata dua menit seharinya untuk berdialog secara bermakna dengan anaknya. Akibatnya, kesempatan untuk mendiskusikan kegiatan-kegiatan harian yang bermakna itu hilang, sehingga anak lebih banyak menerima dan menginternalisasi nilai dari luar”, salah satu di antaranya dari teman sebaya. Informasi, sikap dan kebiasaan teman sebaya sangat kuat pengaruhnya, karena di antara mereka relatif lebih terbuka, dan intensitas pergaulannya relatif sering, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

Sejumlah saran untuk memperbaiki Pendidikan Karakter bermunculan, diantaranya: Winataputra (2013:4) menyarankan “perlu ditingkatkannya pembudayaan nilai-moral secara integral melalui proses pendidikan serta melalui proses kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga perlu dirancang (pembudayaan nilai moral) secara sistemik dan utuh dalam sistem pendidikan nasional, dan secara praksis diciptakan jaringan serta iklim sosial


(15)

3

kultural yang memungkinkan terjadinya interaksi fungsional pedagogis antara kegiatan-kegiatan di sekolah dan di luar sekolah.

Dalam catatan perjalanan pendidikan dunia secara umum penulis melihat bahwa penanaman nilai-nilai kebajikan dan pembentukan karakter menjadi salah satu hal yang sangat penting. secara fakta, kita bisa melihat bahwa moralitas maupun karakter bangsa saat ini telah lemah. Lemahnya moralitas dan karakter bangsa tersebut telah mengundang berbagai masalah dan bencana di negeri ini. Musibah dan bencana tersebut pada ranah sosial-keagamaan, hukum, maupun politik. Musibah sosial keagamaan dapat diamati pada hilangnya etika manusia, sehingga penghormatan terhadap jabatan dianggap lebih penting dari pada menghormati pribadi sebagai manusia.

Goncangan hukum dan politik dapat diamati pada kasus korupsi yang terjadi di sebagian instansi, praktik money politik, gelombang krisis ekonomi dapat diamati pada negeri ini, dimana terdapat kekayaan sumber daya alam yang luar biasa, namun rakyat tetap miskin dan sengsara, letusan gunung, spritualitas dapat diihat diamati pada, tsunami aceh, menerjang dunia pendidikan berupa tawuran pelajar antar sekolah, pergaulan bebas dan narkoba yang banyak terjadi di kalangan pelajar saat ini. Hal ini semua terjadi di karenakan krisisnya moralitas.

Terkikisnya karakter bangsa tentu saja dipengaruhi oleh banyak faktor,baik itu yang bersifat internal maupun eksternal. Mencermati fenomena ini, salah satunya adalah melakukan learning revolution untuk mengubah learning style activities yang diprioritaskan ada perubahan paradigma teacher centered


(16)

4

learning menjadi student centered learning yang diaplikasikan melalui model pembelajaran inovatif dan konstruktif.

Untuk itu perlu dilakukan perubahan model pembelajaran konvensional kepada model pembelajaran lain guna meningkatkan karakter dan kemampuan mahasiswa seperti penerapan pembelajaran model

Pakem (Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan).

Kementerian Pendidikan Nasional (KEMENDIKNAS) menjelaskan bahwa bergesernya moralitas disebabkan karena terabaikannya pembentukan karakter dalam dunia pendidikan. Dalam kehidupan sehari-hari penulis melihat moralitas dan karakter itu sudah bangsa pada bangsa ini, akhirnya penulis berkeinginan mengangkat sebuah judul tesis yang berjudul “Pengembangan karakter siswa melalui pembelajaran PAKEM pada mata pelajaran PPKn di SDN Suak

Puntong Kabupaten Nagan Raya”.

Pengertian Karakter

Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan menurut ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem kayakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang individu. Karena itu, jika pengetahuan mengenai karakter seseorang itu dapat diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk kondisi-kondisi tertentu (Singh dan Agwan, 2014:44).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karakter merupakan suatu kualitas setiap individu yang masing-masing berbeda atau unik. Setiap pribadi antara satu dengan lainnya memiliki sikap atau perilaku yang berbeda-beda.


(17)

5

Sehingga, bila berbicara karakter tidak luput dari pembicaraan tentang sikap dan perilaku, karena karakter itu akan terlihat pada pribadi seseorang ketika orang tersebut berinteraksi dengan orang lain atau makhluk lainnya.

PAKEM berasal dari konsep bahwa pembelajaran harus berpusat pada anak ( student-centre learning) dan pembelajaran harus bersifat menyenangkan (learning is fun), agar mereka termotivasi untuk terus belajar sendiri tanpa diperintah dan agar mereka tidak merasa terbebani atau takut. (Rusman, 2012:321). Untuk itu, maka aspek learning is fun menjadi salah satu aspek dalam pembelajaran PAKEM, disamping upaya untuk terus memotivasi anak agar mereka mengadakan eksplorasi, kreatif, dan bereksperimen terus dalam pembelajaran.

Pelajaran PPKn pada mulanya secara lisan, maka bila seorang guru

menggali kemampuan siswa untuk berbicara untuk menceritakan atau menjelaskan sesuatu, hal tersebut sesuai dengan premis teori pengulangan atau latihan terus – menerus.

Latihan yang terus-menerus kadang-kadang sangat membosankan dan melelahkan siswa. Untuk mengatasi hal tersebut guru dalam proses belajar mengajar dengan melakukan bebarapa pendekatan seperti pembelajaran PAKEM. Karena salah satu cirri dalam pembelajaran tersebut siswa yang lebih aktif dalam pembelajaran.

Menurut ( Ngatmini, 2014:56 ) strategi pembelajaran adalah pola umum perbuatan guru mengajar di dalam perwujudan proses belajar mengajar. Dengan


(18)

6

demikian strategi pembelajaran adalah kegiatan belajar mengajar yang dipilih guru yang memberi kemudahan siswa untuk dapat mencapai tujuan pengajaran secara efisien dan efektif.

Guru yang sudah mengenal, mengetahui, menghayati, dan dapat menerapkan berbagai strategi pembelajaran berbahasa lisan memiliki rasa percaya diri yang kuat sehingga kerjanya di dalam kelas lebih meyakinkan. Guru seperti ini akan mampu membangun suasana belajar yang baik dan dapat memusatkan perhatian siswa pada materi pelajaran sehingga hasil belajar yang dicapai siswa lebih bermakna dan optimal.

Menurut Edi Sugito (2011:134) strategi yang digunakan guru harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Relevan dengan tujuan pembelajaran.

b. Menantang dan merangsang siswa untuk belajar.

c. Mengembangkan kreativitas siswa secara individual maupun kelompok.

d. Memudahkan siswa memahami materi pelajaran.

e. Mengarahkan aktivitas belajar siswa kepada tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan.

f. Mudah diterapkan dan tidak menuntut disediakannya peralatan yang rumit.

g. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

I.2. Fokus Penelitian

Penelitian ini memfokuskan kajiannya pada pengembangan karakter melalui pembelajaran PAKEM. Pada dewasa ini pembelajaran karakter menjadi


(19)

7

fokus dalam pembelajaran disekolah supaya siswa memahami cara bersosialisasi dengan masyarakat, orang tua maupaun dengan tetangga.

1.3. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, adapun masalah-masalah yang ditemukan :

1. Kurangnya pemahaman guru terhadap pembelajaran PAKEM

2. Kurangnya pemahaman siswa terhadap pentingnya pembentukan karakter

3. Kurangnya kemampuan guru dalam mengimplementasikan mata pelajaran

PPKn

4. Faktor pendukung dan penghambat PAKEM

1.4. Pembatasan masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, dan melihat keterbatasan peneliti baik dari segi waktu dan kemampuan pengetahuan, peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini yaitu: ’’Pengembangan karakter siswa melalui pembelajaran PAKEM pada mata pelajaran PPKn kelas IV SDN Suak Puntong Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.

1.5. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah :


(20)

8

1. Bagaimana pengembangan karakter siswa melalui penerapan

pembelajaran PAKEM pada pembelajaran PPKn di SDN Suak Puntong Kabupaten Nagan Raya ?

2. Apa Faktor penghambat dan pendukung pembelajaran PAKEM dalam

pengembangan karakter.

1.6. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah :

1. untuk mengetahui pengembangan karakter melalui penerapan

pembelajaran PAKEM pada pembelajaran PPKn di SDN Suak Puntong Kabupaten Nagan Raya.

2. Untuk mengetahui Faktor penghambat dan pendukung pembelajaran

PAKEM dalam pengembangan karakter

1.7. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi siswa, setelah mempelajari bagaimana pengembangan karakter siswa bisa mengaplikasikan didalam kehidupan sehari-hari.

2. Bagi guru, dalam mengaplikasikan mata pelajaran PPKn guru bisa menggunakan pembelajaran PAKEM, supaya siswa dalam pembelajaran tidak membosankan.


(21)

9

3. Bagi sekolah, pegembagan karakter ini dapat meningkatan moralitas siswa di dalam kehidupan sehari-hari.

4. Bagi instansi

1.8. Batasan Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman dan salah penafsiran dalam penelitian ini perlu ada penegasan istilah dalam judul penelitian ini.

1. PAKEM merupakan suatu usaha guru untuk bisa menciptakan

suasanasedemikian rupa sehingga siswa aktifbertanya dan mengeluarkan gagasan. Sedangkan kreatif, seorang guru harus mampu menciptakan suasana beragam sehingga memenuhi tingkat kemampuan siswa dan menyenangkan suasanabelajar siswa diharapkan memusatkanperhatiannya secara penuh terhadap pembelajaran

2. Pendidiakan Kewarganegaraan merupakan suatu bidang studi yang

mencakup dimensi pengetahuan, keterampilan, dan nilai. Pendidikan kewarganegaraan ingin membentuk warga negara yang ideal, yakni mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan nilai ya sesuai dengan konsep dan prinsip-prinsip Pendidikan Kewarganegaraan (Untari, 2005/2006:3). 3. karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan menurut ahli psikologi,

karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang individu. Karena itu, jika pengetahuan mengenai karakter seseorang itu dapat diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk kondisi-kondisi tertentu.


(22)

90

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 . Simpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian tentang Pengembangan Karakter Melalui Pembelajaran PAKEM pada Pembelajaran PPKn siswa SDN Suak Puntong Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.

1. Pengembangan karakter siswa melalui penerapan pembelajaran PAKEM

pada pembelajaran PPKn di SDN Suak Puntong Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.

Dari hasil penelitian tentang pengembangan karakter melalui pembelajaran PAKEM pada Pelajaran PPKn dapat diketahui bahwa :

Guru dalam implementasi pembelajaran PPKn dengan menggunakan media ajar, guru menjelaskan materi dengan menggunakan contoh-contoh yang berkaitan dengan lingkungan. Seperti contoh gambar siswa yang tidak disiplin. Berdasarkan contoh-contoh tersebut guru lebih efektif dalam menjelaskan materi, kemudian pengembagan karakter melalui pembelajaran PAKEM berdasarkan matriks yaitu dengan memberikan kegiatan-kegiatan seperti karakter jujur, melaporkan prestasi apa saja yang telah diraih, kemudian memberikan tugas ulangan guru mengawasi siswa dalam mengerjakan tugasnya.

Karakter disiplin berdasarkan matrik siswa hadir kesekolah tepat waktu, guru mata pelajaran PPKn mengawasi supaya siswa tidak ada yang kerterlambatan. Pemberian program tentang pemberian bantuan kepada musibah


(23)

91

banjir. guru mata pelajaran PPKn guru mata pelajaran PPKn mengawasi siswa yang memberikan sumbangan kepada siswa yang terkena musibah banjir, guru menjelaskan pentingnya hidup saling tolong menolong.

2. Untuk mengetahui Faktor penghambat dan pendukung Pembelajaran PAKEM dalam pengembangan karakter.

A. Faktor Penghambat Pembelajaran PAKEM dalam Pengembangan Karakter :

Guru menghadapi siswa dengan bermacam-macam tingkah lakunya. ada beberapa siswa yang masih suka berkeliaran di luar jam belajar, masih suka berkelahi sesama temannya di dalam ruangan belajar, siswa tersebut masih sulit dibina dan di bimbing oleh gurunya. Disaat dibimbing dan diberikan nasehat hanya diam saja.

SDN Suak Puntong masih sulit melakukan pembelajaran PAKEM dikarenakan masih terbatasnya media pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, kemudia masih kurangnya buku paket untuk siswa. kemudian guru, orang tua, teman sabaya, dan lingkungan harus bisa bekerja sama yang baik dalam proses belajar mengajar supaya bisa mengembangkan karakter siswa yang diharapkan.

Kurangnya sosialisasi guru tentang metode PAKEM. Guru kurang memahami model PAKEM. Keterbatasan ilmu yang dimiliki oleh guru dalam mengimplmentasikan pembelajaran PAKEM.Guru masih memerlukan


(24)

pelatihan-92

pelatihan tentang pembelajaran PAKEM, buku panduan dan modul yang berkaitan dengan PAKEM.

B. Faktor Pendukung Pembelajaran PAKEM dalam Pengembangan Karakter

Guru harus kreatif dalam memilih media pembelajaran supaya siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran bisa saja dilakukan dialam terbuka supaya siswa lebih menyenangkan belajar dengan lingkungan sekitar. Guru dalam menyanyikan materi ajar sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dicantumkan dalam kegiatan awal, inti, dan penutup.

Media ajar salah satu materi yang mendukung proses pembelajaran. Buku paket salah satu faktor pendukung dalam proses pembelajaran. Buku panduan untuk guru. PAKEM merupakan strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk termotivasi dalam pembelajaran, sehingga memperoleh hasil yang baik. Dengan model Pakem, dapat mengurangi situasi dan kondisi model pembelajaran konvensional yang lebih menitik beratkan pada metode ceramah.

5.2 Saran 1. Pemerintah

Kepada pemerintah, khususnya Dinas Pendidikan Nagan Raya melalui UPTD memberikan sosialisasi pembelajaran PAKEM secara merata kepada guru-guru yang ada di bawah pemerintahan Kabupaten Nagan Raya, tersedianya Buku paket


(25)

93

untuk sekolah secara memadai.

2. Sekolah

Kepala sekolah terus melakukan pembinaan atau bimbingan kepada guru dalam menggunakan media pembealajaran yang menarik sesuai dengan mata pelajaran.

3. Guru

Saran untu guru mata pelajaran PPKn, guru ini harus banyak lagi mencari tahu tentang pembelajaran PAKEM mealui internet, seminar tentang pendidikan, buku bacaan tentang implementasi PAKEM, supaya penerapan pembelajaran di kelas lebih optimal lagi dalam penerapan metode PAKEM. Hal-hal apa saja yang perlu di terapkan dalam metode PAKEM, bagaimana ciri-ciri pembelajaran PAKEM, bagaimana penilaian dalam pembelajaran PAKEM.


(26)

94

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad D. Marimba, 2007, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta; Bumi Aksara.

Alipandie.2004. Peranan Guru dalam Proses Pembelajaran. Jakarta : Depdikbud. Bogdan. 2011. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Jakarta:Prestasi

Pustaka.

Darsono. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang Press. Dasim Budimansyah, dkk. 2013. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum

2013. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Djahiri. 2014. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimiyati. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Edi Sugito. 2011. Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Hakam. 2012. Ragam Pengembangan Pembelajaran Untuk Peningkatan

Profesionalitas Guru. Jakarta: Kata Pena.

Hamalik, Oemar. 2004. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan

Sistem. Jakarta: Bumi Aksara

Hamdiah dan musdiani (20014) Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam

Pembelajaran IPS Melalui Penerapan Model Pakem. Tunas Bangsa. 1&2

.

Hidayat. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran.Yogyakarta: Aswaja Pressindo. Karli, Y. 2012. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Khiyaruddin. 2015.Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada.

Ittihad. 2011. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta: Depdiknas.

Kementerian Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.


(27)

95

2010. Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta (abdid).

Liesna Andriani.Volume 1. No1. Januari-Juni 2013 ISSN 2337-6192. hal : 11. Margaretha S.Y. 2014. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Moleong. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Mochtar, B. 2012. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta:

Depdiknas.

Miles, H. 2012. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Muhammad. 2011. Strategi Belajar dan Micro Teaching. Ciputat: Ciputat Press.

Mulyasa. 2014. Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Nana Sudjana, 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.Sinar Baru Algensindo

Napitupulu W.P2000. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar Baru Algensindo.

Nasution. 2003. Didaktik Azas-Azas Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Ngatmini. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Nizar. 2012. Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.

Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Raths, L . 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ruminiati. 2013. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta: Depdiknas.


(28)

96

Sardiman, A. M. 2013. Instruksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. Rajawali.

Sugiyono. 2014. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Semiawan. 2013. Pendidikan Karakter Warga Negara. Surakarta: Pustaka Hanif.

Singh, A. 2014. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Jakarta:Prestasi Pustaka.

Sudjana. 2011. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Syukur. 2000. Laporan Action Research. Jakarta: Depdiknas

Tim Khusus. 2000. Pola Pelaksanaan Belajar Tuntas dan Analisis Ketuntasan

Belajar. Jakarta : Depdiknas

Tita, Rosita. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: UT

Wassermen. 2013. Pendidikan Karakter Warga Negara. Surakarta: Pustaka Hanif Wahidin. 2013. Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran, Jakarta: Gaung

Persada Press Group.

Wilis. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:Perpustakaan CSIS

Winataputra. 2013. Materi dan Pembelajaran PKn di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.

Winkel. 2012. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.


(1)

91

banjir. guru mata pelajaran PPKn guru mata pelajaran PPKn mengawasi siswa yang memberikan sumbangan kepada siswa yang terkena musibah banjir, guru menjelaskan pentingnya hidup saling tolong menolong.

2. Untuk mengetahui Faktor penghambat dan pendukung Pembelajaran PAKEM dalam pengembangan karakter.

A. Faktor Penghambat Pembelajaran PAKEM dalam Pengembangan Karakter :

Guru menghadapi siswa dengan bermacam-macam tingkah lakunya. ada beberapa siswa yang masih suka berkeliaran di luar jam belajar, masih suka berkelahi sesama temannya di dalam ruangan belajar, siswa tersebut masih sulit dibina dan di bimbing oleh gurunya. Disaat dibimbing dan diberikan nasehat hanya diam saja.

SDN Suak Puntong masih sulit melakukan pembelajaran PAKEM dikarenakan masih terbatasnya media pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, kemudia masih kurangnya buku paket untuk siswa. kemudian guru, orang tua, teman sabaya, dan lingkungan harus bisa bekerja sama yang baik dalam proses belajar mengajar supaya bisa mengembangkan karakter siswa yang diharapkan.

Kurangnya sosialisasi guru tentang metode PAKEM. Guru kurang memahami model PAKEM. Keterbatasan ilmu yang dimiliki oleh guru dalam mengimplmentasikan pembelajaran PAKEM.Guru masih memerlukan


(2)

pelatihan-pelatihan tentang pembelajaran PAKEM, buku panduan dan modul yang berkaitan dengan PAKEM.

B. Faktor Pendukung Pembelajaran PAKEM dalam Pengembangan Karakter

Guru harus kreatif dalam memilih media pembelajaran supaya siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran bisa saja dilakukan dialam terbuka supaya siswa lebih menyenangkan belajar dengan lingkungan sekitar. Guru dalam menyanyikan materi ajar sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dicantumkan dalam kegiatan awal, inti, dan penutup.

Media ajar salah satu materi yang mendukung proses pembelajaran. Buku paket salah satu faktor pendukung dalam proses pembelajaran. Buku panduan untuk guru. PAKEM merupakan strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk termotivasi dalam pembelajaran, sehingga memperoleh hasil yang baik. Dengan model Pakem, dapat mengurangi situasi dan kondisi model pembelajaran konvensional yang lebih menitik beratkan pada metode ceramah.

5.2 Saran 1. Pemerintah

Kepada pemerintah, khususnya Dinas Pendidikan Nagan Raya melalui UPTD memberikan sosialisasi pembelajaran PAKEM secara merata kepada guru-guru yang ada di bawah pemerintahan Kabupaten Nagan Raya, tersedianya Buku paket


(3)

93

untuk sekolah secara memadai.

2. Sekolah

Kepala sekolah terus melakukan pembinaan atau bimbingan kepada guru dalam menggunakan media pembealajaran yang menarik sesuai dengan mata pelajaran.

3. Guru

Saran untu guru mata pelajaran PPKn, guru ini harus banyak lagi mencari tahu tentang pembelajaran PAKEM mealui internet, seminar tentang pendidikan, buku bacaan tentang implementasi PAKEM, supaya penerapan pembelajaran di kelas lebih optimal lagi dalam penerapan metode PAKEM. Hal-hal apa saja yang perlu di terapkan dalam metode PAKEM, bagaimana ciri-ciri pembelajaran PAKEM, bagaimana penilaian dalam pembelajaran PAKEM.


(4)

94

Alipandie.2004. Peranan Guru dalam Proses Pembelajaran. Jakarta : Depdikbud. Bogdan. 2011. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Jakarta:Prestasi

Pustaka.

Darsono. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang Press. Dasim Budimansyah, dkk. 2013. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum

2013. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Djahiri. 2014. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimiyati. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Edi Sugito. 2011. Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Hakam. 2012. Ragam Pengembangan Pembelajaran Untuk Peningkatan Profesionalitas Guru. Jakarta: Kata Pena.

Hamalik, Oemar. 2004. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara

Hamdiah dan musdiani (20014) Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS Melalui Penerapan Model Pakem. Tunas Bangsa. 1&2 .

Hidayat. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran.Yogyakarta: Aswaja Pressindo. Karli, Y. 2012. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Khiyaruddin. 2015.Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada.

Ittihad. 2011. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta: Depdiknas.

Kementerian Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.


(5)

95

2010. Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta (abdid).

Liesna Andriani.Volume 1. No1. Januari-Juni 2013 ISSN 2337-6192. hal : 11. Margaretha S.Y. 2014. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Moleong. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Mochtar, B. 2012. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta:

Depdiknas.

Miles, H. 2012. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Muhammad. 2011. Strategi Belajar dan Micro Teaching. Ciputat: Ciputat Press. Mulyasa. 2014. Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Nana Sudjana, 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.Sinar Baru Algensindo

Napitupulu W.P2000. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar Baru Algensindo.

Nasution. 2003. Didaktik Azas-Azas Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Ngatmini. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Nizar. 2012. Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.

Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Raths, L . 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ruminiati. 2013. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta: Depdiknas.


(6)

Sardiman, A. M. 2013. Instruksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. Rajawali.

Sugiyono. 2014. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Semiawan. 2013. Pendidikan Karakter Warga Negara. Surakarta: Pustaka Hanif. Singh, A. 2014. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Jakarta:Prestasi

Pustaka.

Sudjana. 2011. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Syukur. 2000. Laporan Action Research. Jakarta: Depdiknas

Tim Khusus. 2000. Pola Pelaksanaan Belajar Tuntas dan Analisis Ketuntasan Belajar. Jakarta : Depdiknas

Tita, Rosita. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: UT

Wassermen. 2013. Pendidikan Karakter Warga Negara. Surakarta: Pustaka Hanif Wahidin. 2013. Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran, Jakarta: Gaung

Persada Press Group.

Wilis. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:Perpustakaan CSIS

Winataputra. 2013. Materi dan Pembelajaran PKn di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.

Winkel. 2012. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.