Menurut Dr. Soeparman Soemahamidjaja
“Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma – norma hokum, guna menutup biaya produksi barang –
barang dan jasa – jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.” dalam Erly Suandy 2002 : 10 – 11
Dari defenisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa unsur – unsur pajak adalah : 1.
Iuran dari rakyat kepada Negara Yang berhak memungut pajak hanyalah Negara. Iuran tersebut berupa uang
bukan barang. 2.
Berdasarkan Undang – Undang Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan Undang – Undang serta
aturan pelaksanaannya. 3.
Tanpa jasa timbal balik atau kontraprestasi dari Negara yang secara langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya
kontraprestasi individual oleh pemerintah. 4.
Digunakan untuk membiayai rumah tangga, Negara, yakni pengeluaran – pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat.
B. Fungsi Pajak
Fungsi pajak terdiri dari dua, yaitu : 1.
Fungsi Budgetair
Universitas Sumatera Utara
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengluaran – pengeluarannya.
2. Fungsi Mengatur regulered
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang social dan ekonomi.
C. Pengelompokan Pajak
1. Menurut Golongannya a.
Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
Contoh : Pajak Penghasilan. b.
Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang ada pada akhirnya dapat diberikan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : Pajak
Pertambahan Nilai. 2. Menurut Sifatnya
a. Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh : Pajak Penghasilan.
b. Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh : Pajak Pertambahan
Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
Universitas Sumatera Utara
3. Menurut Lembaga Pemungutnya
a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara. Pajak Pusat terdiri dari :
1. Pajak Penghasilan
2. Pajak Pertambahan Nilai
3. Pajak Penjualan atas Barang Mewah
4. Pajak Bumi dan Bangunan
5. Bea Materai dalam Mardiasmo 2002 : 1 – 7
b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak Daerah terdiri atas :
1. Pajak Provinsi adalah pajak daerah yang dipungut oleh pemerintah daerah tingkat provinsi. Pajak provinsi yang berlaku sampai saat ini,
terdiri atas : a.
Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di atas Air. b.
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Diatas Air
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
d. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan
Air Permukaan.
Universitas Sumatera Utara
2. Pajak KabupatenKota adalah pajak daerah yang dipungut oleh
pemerintah daerah tingkat kabupatenkota. Pajak KabupatenKota yang berlaku sampai saat ini, terdiri dari :
a. Pajak Hotel
b. Pajak Restoran
c. Pajak Hiburan
d. Pajak Reklame
e. Pajak Penerangan Jalan
f. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C dalam Kesit
Bambang P. 2003 : 72
D. Pengertian Pajak Hotel
Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel. Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapanperistirahatan termasuk jasa terkait lainnya
dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos
dengan jumlah kamar lebih dari 10 sepuluh. Pemungutan pajak hotel ini didasarkan pada Undang – Undang 34 Tahun
2000 tentang Pajak Daerah dan Retibusi Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.
Pengenaan pajak hotel tidak mutlak ada pada seluruh daerah kabupaten atau kota yang ada di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan kewenangan yang diberikan
Universitas Sumatera Utara
kepada pemerintah kabupaten atau kota untuk mengenakan atau tidak mengenakan suatu jenis pajak kebupaten kota. Oleh karena itu, untuk dapat dipungut suatu daerah
harus terlebih dahulu menerbitkan peraturan daerah tentang Pajak Hotel yang akan menjadi landasan operasional dalam teknis pelaksanaan pemungutan Pajak Hotel di
daerah kabupaten atau kota yang bersangkutan. Pemungutan pajak hotel di Indonesia saat ini didasarkan oleh ketentuan
hokum yang jelas dan tepat sehingga harus dipatuhi oleh masyarakat dan pihak yang terkait. Dasar Hukum Pajak Hotel pada suatu kabupaten atau kota adalah :
1. Undang – Undang Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan atas
Undang – Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
2. Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok – pokok Pemerintahan
di Daerah 3.
Undang – Undang No. 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
4. Keputusan BupatiWalikota yang mengatur tentang Pajak Hotel sebagai
aturan pelaksanaan peraturan daerah tentang Pajak Hotel pada KabupatenKota yang dimaksud.
5. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 170 Tahun 1997 tentang Pedoman
Tata Cara Pungutan Pajak Daerah. 6.
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 171 Tahun 1997 tentang Prosedur Pengesahan Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Universitas Sumatera Utara
7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 172 Tahun 1997 tentang kriteria
Wajib Pajak yang menyelenggarakan pembukuan dan Tata Cara Pembukuan. 8.
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 173 Tahun 1997 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pajak Daerah.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.
10. Peraturan Daerah KabupatenKota yang mengatur tentang Pajak Hotel.
11. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Sibolga No. 7 Tahun 1976
tentang Pajak Pembangunan I 12.
Peraturan Daerah Kota Sibolga No. 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Dinas – Dinas Kota Sibolga.
13. Peraturan Walikota No. 188.3.342242008 tentang Tugas Pokok Dinas
Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga. 14.
Peraturan Daerah Kota Sibolga No. 2 Tahun 1998 tentang Pajak Hotel.
E. Objek, Subjek, dan Wajib Pajak Hotel