Pengaruh Efektivitas Pemungutan Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Studi pada Dinas Pendapatan, Keuangan, dan Asset Daerah Kabupaten Samosir)

(1)

PENGARUH EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH

(STUDI PADA DINAS PENDAPATAN, KEUANGAN, DAN ASSET DAERAH KABUPATEN SAMOSIR)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

OLEH:

CHARTY PEBRIANI L. 100903041

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan oleh : Nama : Charty Pebriani L.

NIM: 100903041

Departemen: Ilmu Administrasi Negara

Judul : Pengaruh Efektivitas Pemungutan Pajak Hotel terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

(Studi pada Dinas Pendapatan, Keuangan, dan Asset Daerah Kabupaten Samosir)

Medan, Juli 2014 Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Ilmu Administrasi Negara

Arlina, SH, M.Hum Drs. M. Husni Thamrin Nasution,M.S NIP. 195603041977102001NIP196401081991021001

 

Dekan FISIP USU

Prof. Dr. Badaruddin, M.Si NIP. 196805251992031002


(3)

ABSTRAKSI

PENGARUH EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)

(Pada Dinas Pendapatan, Keuangan, dan Asset Daerah Kabupaten Samosir) Nama : Charty Pebriani L.

NIM: 100903041

Departemen: Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Arlina, SH, M.Hum

Otonomi daerah memaksa masing-masing daerah pemerintahan dapat lebih mandiri dalam mengatur wilayahnya, termasuk keuangannya sendiri. Melalui PAD diharapkan masing-masing daerah dapat mengatur dan mengolah keuangannya demi kepentingan masyarakatnya.

Salah satu sumber dana bagi PAD yaitu pajak dan retribusi daerah. Dan sebagai daerah wisata, Kabupaten Samosir memiliki potensi yang sangat besar dalam hal tersebut.

Kabupaten Samosir memilik 62 penginapan yang terdaftar di DISPENKA Kabupaten Samosir dan memiliki wajib pajak. Setiap hotel wajib menyetorkan 5% atau 10% setiap transaksi pembayarannya dengan pengunjung sebagai pajak kepada DISPENKA Kabupaten Samosir. Dan perolehan pajak melalui hotel di Kabupaten Samosir berkisar Rp 250.000.000,00 setiap tahunnya.

Pajak hotel Kabupaten Samosir memberikan sumbangan sekitar 0,01% setiap tahunnya untuk PAD Kabupaten Samosir. Bukan jumlah yang sangat besar, namun tetap potensial bagi keuangan Kabupaten Samosir.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Krstus atas segala rahmat dan lindungan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skrisi yang berjudul “Pengaruh Efektivitas Pemungutan Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Studi pada Dinas Pendapatan, Keuangan, dan Asset Daerah Kabupaten Samosir)”. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan sehingga penulis dapat memperoleh gelar Sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan baik mori dan materiil dari berbagai pihak maka penyusunan skripsi ini tidak akan dapat berjalan dengan baik. Sehubungan dengan hal tersebut maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1.Kedua orang tua, Bapak (J.Nainggolan) dan Mama (T.Sitanggang) yang telah membesarkan penulis, serta memberikan dukungan terbesar dalam penyelesaian skripsi ini

2.Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

3.Ibu Arlina, SH, M.Hum selaku dosen PA dan dosen pembimbing saya yang telah membimbing saya dari awal hingga akhir keberadaan saya di Departemen Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik , Universitas Sumatera Utara

4.Dosen-dosen dan staf pengajar Ilmu Administrasi Negara yang telah banyak memberikan bantuan akademis


(5)

5.Kak Dian dan Kak Mega selaku pegawaai FISIP USU yang telah membantu penulis untuk kemudahan urusan administrasi selama sebagai mahasiswa 6.Amangboru Situmeang, BALITBANG, DIPENKA, dan Dinas Pariwisat

Kabupaten Samosir yang sangat membantu dalam pemenuhan kelengkapan skripsi selama penelitian

7.Adik-adikku Ezra, Jevon, Teleng, Kristin, dan Mona yang telah memberikan doa dan moral dalam penyelesaian skripsi ini

8.Gonggong dan Cami, para hewan peliharaan selaku pelipur lara selama ini 9.Kakak dan abang sepupu, serta keponakan-keponakan yang telah

memberikan dukungan dalam bentuk apapun untuk penyelesaian skripsi ini

10.Sahabat-sahabatku yang sudah seperti saudara kandung, Ganda Gusti, Popo, Friska, Bang Key, Togi, Gacemay yang telah mendukung dan membantu penulis dalam bentuk apapun selama proses penyelesain skripsi. Termimakasih atas segala kegilaannya

11.Kepada Bang Isa, Bang Ho, dik Unyek, dik Emma, dan anak-anak PS Clarabelle lain yang telah memberi dukungan rohani selama ini bagi pen ulis

12.Kelompok magang Sampe Raya: Nata, Santa, Gace, Jeanette, Adid, Calvin, Riri, Erin, Yudo, Martin, Ratih, dan Chandra yang telah menjadi tempat beradu dan bertukar pikir teman selama perkuliahan. Terimakasih untuk kebersamaan kita temans

13.Teman-teman AN 2010 yang tidak dapat disebutka satu-persatu. Terimakasih atas bantuannya selama masa perkuliahan


(6)

14.Untuk kakak dan abang senior Ilmu Administrasi Negara yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Terimakasih untuk bantuan dan pengalaman yang telah dibagi-bagi

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kekurangan di dalamnya. Sebelumnya penulis meminta maaf atas hal tersebut dan kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca.

Akhirnya, penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung penulis dalam penyelesaian masa kuliah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Tuhan memberkati

Medan, Juli 2014 Hormat saya,


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR DIAGRAM ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Rumusan Masalah ... 5

I.3 Tujuan Penelitian ... 5

I.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

II.1 Efektivitas ... 7

II.1.1 Pengertian Efektivitas ... 7

II.1.2 Pendekatan Terhadaap Efektivitas ... 9

II.1.3 Ukuran Efekivitas ... 11

II.1.4 Masalah dalam Pengukuran Efektivitas ... 12

II.2 Pendapatan Asli Daerah (PAD) ... 15

II.2.1 Pengertian PAD ... 15

II.2.2 Sumber-sumber PAD ... 17

II.2.3 Metode Analisis Perhitungan Peningkatan PAD ... 19

II.3 Pajak Daerah ... 20


(8)

II.3.2 Fungsi Pajak Daerah ... 23

II.3.3 Pajak Hotel ... 24

II.3.4 Dasar Pengenaan Tarif dan Perhitungan Pajak Hotel ... 29

II.4 Definisi Konsep ... 29

II.5 Definisi Variabel Operasional ... 30

II.6 Sistematika Penulisan ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

III.1 Jenis Peneltian ... 34

III.2 Lokasi Penelitian ... 34

III.3 Informan Penelitian ... 34

III.4 Teknik Pengumpulan Data ... 35

III.5 Teknik Analisa Data ... 37

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 38

IV.1 Sejarah Singkat ... 38

IV.2 Lambang DISPENKA ... 39

IV.3 Profil DISPENKA ... 41

IV.3.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran DISPENKA ... 41

IV.3.2 Struktur Organisasi, Tugas, dan Fungsi DISPENKA ... 45

BAB V PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ... 57

V.1 Data Hasil Penelitian ... 57

V.1.1 Data Laporan Pajak Hotel ... 57

V.1.2 Data Laporan PAD ... 66

V.1.3 Pengaruh Pajak Hotel Terhadap PAD ... 71

V.2 Wawancara ... 74


(9)

V.2.2 Hasil Wawancara ... 75

V.3 Analisis Hasil Penelitian ... 83

BAB VI PENUTUP ... 89

VI.1 Kesimpulan ... 89

VI.2 Saran ... 91


(10)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 5.1 Efektivitas Pajak Hotel ... 64 Diagram 5.2 Pengaruh PH terhadap PAD ... 73


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Logo Kabupaten Samosir ... 39 Gambar 4.2 Peta Organisasi DISPENKA Kabupaten Samosir ... 45


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daftar Hotel/Akomodasi di Kabupaten Samosir ... 25

Tabel 5.1 Laporan Hasil Pajak Daerah Kabupaten Samosir 2009 ... 58

Tabel 5.2 Laporan Hasil Pajak Daerah Kabupaten Samosir 2010 ... 59

Tabel 5.3 Laporan Hasil Pajak Daerah Kabupaten Samosir 2011 ... 60

Tabel 5.4 Laporan Hasil Pajak Daerah Kabupaten Samosir 2012 ... 61

Tabel 5.5 Laporan Hasil Pajak Daerah Kabupaten Samosir 2013 ... 62

Tabel 5.6 Laporan Perolehan Pajak Hotel Kab. Samosir 2009-2013 ... 64

Tabel 5.7 Laporan PAD Kabupaten Samosir 2009 ... 67

Tabel 5.8 Laproan PAD Kabupaten Samosir 2010 ... 68

Tabel 5.9 Laporan PAD Kabupaten Samosir 2011 ... 69

Tabel 5.10 Laporan PAD Kabupaten Samosir 2012 ... 70

Tabel 5.11 Laporan PAD Kabupaten Samosir 2013 ... 71


(13)

ABSTRAKSI

PENGARUH EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)

(Pada Dinas Pendapatan, Keuangan, dan Asset Daerah Kabupaten Samosir) Nama : Charty Pebriani L.

NIM: 100903041

Departemen: Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Arlina, SH, M.Hum

Otonomi daerah memaksa masing-masing daerah pemerintahan dapat lebih mandiri dalam mengatur wilayahnya, termasuk keuangannya sendiri. Melalui PAD diharapkan masing-masing daerah dapat mengatur dan mengolah keuangannya demi kepentingan masyarakatnya.

Salah satu sumber dana bagi PAD yaitu pajak dan retribusi daerah. Dan sebagai daerah wisata, Kabupaten Samosir memiliki potensi yang sangat besar dalam hal tersebut.

Kabupaten Samosir memilik 62 penginapan yang terdaftar di DISPENKA Kabupaten Samosir dan memiliki wajib pajak. Setiap hotel wajib menyetorkan 5% atau 10% setiap transaksi pembayarannya dengan pengunjung sebagai pajak kepada DISPENKA Kabupaten Samosir. Dan perolehan pajak melalui hotel di Kabupaten Samosir berkisar Rp 250.000.000,00 setiap tahunnya.

Pajak hotel Kabupaten Samosir memberikan sumbangan sekitar 0,01% setiap tahunnya untuk PAD Kabupaten Samosir. Bukan jumlah yang sangat besar, namun tetap potensial bagi keuangan Kabupaten Samosir.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Negara Republik Indonesia merupakan negara kesatuan yang menerapkan sistem desentralisasi dalam pemerintahannya, yang berarti memberi kesempatan, kewenangan, dan keleluasaan bagi masing-masing daerahnya untuk menyelenggarakan otonomi daerah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa Otonomi Daerah adalah hak, kewenangan, dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu, maka terbuka kesempatan bagi pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar dalam memberikan pelayanan umum kepada masyarakatnya untuk mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri.

Melalui otonomi, masing-masing daerah diharapkan dapat lebih mandiri dalam menentukan seluruh kegiatannya dan partisipasi pemerintah pusat lebih minim dalam mengatur daerah. Untuk itu, pemerintah daerah diharapkan mampu memainkan peranannya dalam membuka peluang memajukan daerah dengan melakukan identifikasi potensi sumber daya alam dan penduduknya sebagai aset sumber pendapatannya dan mampu menetapkan belanja daerah secara ekonomi yang efektif dan efisien termasuk kemampuan perangkat daerah dalam kinerjanya, mempertanggungjawabkan kepada pemerintah pusat maupun kepada publik/masyarakat (Mustaqiem, 2008:21).


(15)

Dengan adanya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah maka pemerintah daerah diberi wewenang untuk melaksanakan otonomi daerah.

Tiap daerah otonom memiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber-sumber keuangan sendiri, mengolah, dan menggunakan keuangan sendiri yang cukup untuk membiayai penyelenggaraan kegiatan pemerintah daerah, sehingga Pendapatan Asli Daerah (PAD) khususnya pajak dan retribusi daerah harus menjadi sumber keuangan terbesar.

Kemandirian pemerintah diperlukan baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Hal ini tidak terlepas dari keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan provinsi maupun kabupaten/kota yang merupakan pelaksana sistem pemerintahan desentralisasi dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pemerintah pusat dan kebijakannya. Kebijakan tentang keuangan daerah ditempuh oleh pemerintah pusat agar pemerintah daerah mempunyai kemampuan untuk membiayai pembangunan daerahnya sesuai dengan prinsip daerah otonomi. Pembiayaan daerah dahulu, berasal dari pemerintah pusat saja. Dengan adanya otonomi, pembiayaan tidak hanya berasal dari pusat saja akan tetapi juga berasal dari daerahnya sendiri, sehingga pemerintah daerah berusaha meningkatkan pendapatan asli daerah itu sendiri. Untuk meningkatkan pendapatan asli daerah pemerintah berusaha memperbaiki sistem pajak daerahnya. Pajak daerah merupakan pendapatan yang paling besar yang diperoleh daerah, sehingga peran pajak begitu penting.

Idealnya, pembiayaan daerah harus bertumpu pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) terutama dalam pembiayaan pelayanan dasar bagi masyarakat umum, salah


(16)

satunya dari pajak daerah. Pajak daerah adalah pungutan daerah menurut peraturan yang diatur dalam UU Nomor 28 tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang menguraikan bahwa Pajak Daerah yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Wardi, 2010:29).

Kabupaten Samosir merupakan salah satu kabupaten hasil pemekaran yang ada pada provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang terletak di tengah Provinsi Sumatera Utara ini memiliki paparan alam yang sangat indah. Latar alam Kabupaten Samosir yang merupakan paduan pegunungan dan danau yang menjadikan kabupaten ini sangat indah membuat Kabupaten ini menjadi sebuah daerah wisata. Wisatawan lokal maupun interlokal, dalam maupun luar negeri tidak sedikit menjadikan daerah ini sebagai objek wisatanya. Serangkaian pegunungan dan keindahan Danau Toba menjadi penarik bagi para wisatawan untuk menikmati keindahan dan ketenangannya. Banyaknya pelancong yang hendak menikmati keindahan alam Kabupaten Samosir mencapai hingga jumlah 141.000 jiwa/tahun. Penduduk setempat dan pemerintah daerahpun turut membenahi daerah/lingkungannya. Keadaan tersebut merupakan kesempatan yang baik untuk menciptakan aktivitas wisata yang intens, dan menjadikan Kabupaten Samosir yang produktif terutama dalam hal wisata. Contoh bentuk nyata aktivitas wisata yang dapat ditemukan di Kabupaten Samosir adalah bisnis penginapan. Banyaknya pelancong berbanding lurus dengan banyaknya hotel dengan berbagai jenis dan tipe yang kian tumbuh di daerah tersebut. Bukan hal yang sulit lagi bagi para wisatawan untuk mencari tempat penginapan karena


(17)

sudah sangat banyak hotel yang berdiri dan tersebar di seluruh daerah Kabupaten Samosir.

Hotel merupakan salah satu penyumbang bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Samosir, yaitu melalui Pajak Hotelnya. Bergerak dari mobilitas kegiatan wisata dan keadaan fisik Kabupaten Samosir kini, pajak hotel merupakan salah satu alternatif yang tepat dan baik untuk dimanfaatkan sebagai sumber pendanaan bagi pembangunan daerah ini, dikarenakan semakin banyaknya individu maupun kelompok baik lokal, interlokal, maupun mancanegara yang menggunakan dan menikmati jasa akomodasi hotel di Kabupaten Samosir.

Semakin banyak hotel yang dibangun menandakan permintaan dan kebutuhan atas hotel meningkat, dan berujung pada sumbangsih oleh pajak hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga meningkat. Dengan kata lain, pertumbuhan pendapatan hotel berbanding lurus dengan partisipasi pajak hotel dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Samosir sebagai mana tertulis dalam Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 11tahun 2011.

Sehingga dengan salah satunya melalui hal ini diharapkan Kabupaten Samosir bersama pemerintah daerahnya dapat berhasil dalam penyelenggaraan otonomi daerah sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-undang, baik dalam hal pemenuhan hak, kewajiban, maupun kewenangannya sebagai daerah otonom. Oleh karena hal di atas maka penulis merasa tertarik melakukan penelitian dengan mengambil judul :

“ PENGARUH EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi pada Dinas Pendapatan, Keuangan, dan Asset Daerah Kabupaten Samosir)”.


(18)

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah yang diambil penulis pada penelitian ini adalah

“Seberapa efektif pengaruh pemungutan Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Samosir (2009-2013)?”

I.3Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah pasti didasari tujuan yang hendak dicapai. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.Untuk mengetahui berapa jumlah penerimaan Pajak Hotel yang dapat diperoleh Dinas Pendapatan Kabupaten Samosir tiap tahunnya .

2.Untuk mengetahui seberapa efektifkah Pajak Hotel yang didapat Kabupaten Samosir dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada tahun 2009-2013.

I.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi penulis maupun pihak lain berupa :

1.Secara teoritis

a.Menambah wawasan keilmuan bagi mahasiswa dan pemerhati masalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) khususnya tentang Pajak Hotel.

b.Memperoleh pengetahuan tentang potensi Pajak Hotel, serta berbagai hal tentang Pajak Hotel di Kabupaten Samosir.


(19)

2.Manfaat Secara Praktis

Sebagai bahan masukan kepada Dinas Pendapatan Kabupaten Samosirmengenai pengaruh pemungutan Pajak Hotel terhadap peningkatan pendapatan asli daerah.

3.Manfaat Secara Akademis

Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi Strata-1 di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menemukan hubungan antarvariabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah.

Kerangka teori merupakan sebagian konsep, definisi, dan kontruksi definisi yang menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan merumuskan konsep. Kerangka teori merupakan landasan pemikiran untuk melaksanakan penelitian dan teori digunakan untuk menjelaskan fenomena sosial yang menjadi objek penelitian (Singarimbun, 2006:73).

Adapun kerangka teori yang menjadi tinjauan pustaka dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

II.1 Efektivitas

II.1.1 Pengertian Efektivitas

Efektivitas merupakan unsur pokok aktivitas untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan kata lain, sesuatu dapat dikatakan efektif apabila tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya tercapai.

Efektivitas adalah tercapainya sasaran yang telah disepakati (Bernard, 1992:207).


(21)

Menurut Mahsun (2006), Efektivitas adalah ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam usaha mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Pendapat ini ditegaskan oleh pernyataan Steers (1980) yaitu, efektivitas adalah tujuan akhir dari suatu organisasi. Organisasi-organisasi yang rasional akan mengarahkan segala tindakannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan ditetapkan oleh organisasi.

Berdasarkan pengertian di atas, maka suatu program akan dikatakan efektif apabila suatu tujuan dan sasaran program tercapai tepat pada waktunya.

Adapun unsur-unsur penting dalam efektivtas adalah: 1.Pecapaian tujuan

Dilihat dari aspek keberhasilan pencapaian tujuan, maka efektivitas berfokus pada tingkat pencapaian terhadap tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Tingkat pelayanan dan derajat kepuasan masyarakat merupakan salah satu ukuran efektivitas tanpa mempertimbangkan berapa biaya, tenaga, dan waktu yang digunakan dalam memberikan pelayanan, tetapi lebih menitikberatkan kepada tercapainya tujuan organisasi pelayanan publik.

2.Ketepatan waktu

Bila ditinjau dari aspek ketepatan waktu, maka efektivitas adalah tercapainya berbagai sasaran yang telah ditentukan tepat pada waktunya dengan mengalokasikan sumberpsumber tertentu (Siagian, 1992).


(22)

Steers (1991) mendefinisikan efektivitas sebagai suatu usaha untuk mencapai suatu keuntungan dalam organisasi dengan segala cara. Dengan demikian, suatu kegiatan dikatakan efektif apabila kegiatan tersebut memberi manfaat bagi organisasi dan masyarakat sesuai dengan kebutuhannya

4.Hasil

Efektivitas sebagai sesuatu yang berhasil guna yaitu pelayanan baik atau mutu dan kegunaannya benar-benar sesuai dengan kebutuhan. Dengan kata lain, kegiatan sesorang atau organisasi dikatakan efektif jika aktivitas atau perbuatan tersebut memberi akibat sebagaimana yang dikehendaki atau direnanakan.

II.1.2 Pendekatan terhadap Efektivitas

Pendekatan efektivitas dilakukan dengan acuan berbagai bagian yang

berbeda dari lembaga, dimana lembaga mendapatkan masukan (input)

berupa berbagai macam sumber dari lingkungannya. Kegiatan dan proses internal yang terjadi dalam lembaga mengubah input menjadi output atau program yang kemudian dilemparkan kembali pada lingkungannya.

Adapun pendekatan terhadap efektivitas adalah (Putra,2001) :

1.Pendekatan sasaran (Goal Approach)

Melalui pendekatan ini mencoba mengukur sejauh mana keberhasilan suatu lembaga merealisasikan sasaran yang hendak dicapai. Pendekatan sasaran dalm pengukuran efektivitas dimulai dengan


(23)

identifikasi sasaran organisasi dan mengukur tingkatan keberhasilan organisasi dalam mencapai sasaran yang hendak dicapai.

2.Pendekatan sumber (System Resource Approach)

Pendekatan sumber mengukur efektivitas melalui keberhasilan suatu lembaga dalam mendapatkan berbagai macam sumber yang dibutuhkannya. Suatu lembaga harus dapat memperoleh berbagai macam sumber dan juga memelihara keadaaan dan sistem agar dapat menjadi efektif. Pendekatan sumber didasarkan pada teori mengenai keterbukaan sistem suatu lembaga terhadap lingkungannya, karena lembaga memiliki hubungan yang merata dalam lingkungannya, dimana dari lingkungan diperoleh sumber-sumber yang terdapat pada lingkungan seringkali bersifat langka dan bernilai tinggi.

3.Pendekatan proses (Internal Process Approach)

Pendekatan proses menganggap sebagai efisiensi dan kondisi kesehatan dari suatu lembaga internal. Pada lembaga yang efektif, proses internal berjalan dengan lancar, dimana kegiatan bagian-bagian yang ada berjalan secara terkoordinasi. Pendekatan ini tidak memperhatikan lingkungan melainkan memusatkan perhatian pada kegiatan yang dilakukan terhadap sumber-sumber yang dimiliki lembaga, yang menggambarkan tingkat efisiensi serta kesehatan lembaga.

4.Pendekatan integratif (Integrative Approach)

Pendekatan ini merupakan gabungan ketiga pendekatan di atas yang muncul sebagai akibat adanya kelemahan dan kelebihan masing-masing pendekatan.


(24)

II.1.3 Ukuran Efektivitas

Dalam Danim (2004), David Krech, Ricarh S. Cruthfied, dan Egerton L. Ballachey menyebut adanya ukuran efektivitas yang merupakan suatu tolak ukur akan terpenuhinya sasaran dan tujuan yang hendak dicapai. Dan juga ukuran efektivitas menunjukkan pada tingkat sejauh mana organisasi melaksanakan fungsi-fungsinya secara optimal.

Adapun ukuran efektivitas yaikni sebagai berikut:

1.Jumlah hasil yang dapat dikeluarkan, artinya hasil tersebut berupa kuantitas atau bentuk fisik dari organisasi, program, atau kegiatan. Hasil dapat dilihat dari perbandingan (ratio) antara masukan (input) dengan keluaran (input).

2.Tingkat kepuasan yang diperoleh, artinya ukuran dalam efektivitas ini dapat kuantitatif (berdasarkan pada jumlah atau banyaknya) dan dapat kualitatif (berdasarkan pada mutu).

3.Produk kreatif, artinya penciptaan korelasinya kondisi yang kondusif dengan dunia kerja, yang nantinya dapat menumbuhkan kreatifitas dan kemampuan.

4.Intensitas yang akan dicapai yang berarti memiliki ketaatan yang tinggi dalam suatu tingkatan intens, dimana adanya rasa saling memiliki dengan kadar yang tinggi.

Menurut CambellJ.P (1989:21), efektivitas dapat diartikan sebagai tingkatan kemampuan suatu lembaga atau organisasi untuk dapat melaksanakan semua tugas-tugas pokoknya atau mencapai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengukuran efektivitas secara umum dan yang paling menonjol adalah :


(25)

1.Keberhasilan program 2.Keberhasilan sasaran

3.Kepuasan terhadap program 4.Tingkat input dan output 5.Pencapaian tujuan menyeluruh

II.1.4 Masalah dalam Pengukuran Efektivitas

Efektivitas selalu diukur berdasarkan prestasi, produktivitas, dan laba. Ada beberapa rancangan yang memandang konsep ini dalam kerangka kerja satu dimensi, yang memusatkan perhatian hanya kepada satu kriteria evaluasi (contoh: produktivitas).

Mengingat keanekaragaman pendapat mengenai sifat dan komposisi dari efektivitas, maka wajar jika ditemukan sekian banyak pertentangan pendapat sehubungan menetukan indikator efektivitas, sehingga sedikit sulit bagaimana cara mengevaluasi tentang efektivitas.

Pengukuran efektivitas dengan menggunakan sasaran yang sebenarnya dan memberikan hasil daripada pengukuran efektivitas berdasarkan sasarn resmi dengan memperhatikan masalh yang ditimbulkan beberapa hal berikut :

1.Adanya macam-macam output

Bermacam-macam output yang dihasilkan menyebabkan

pengukuran efektivitas dengan pendekatan sasaran menjadi sulit dilakukan, dan akan semakin sulit jika ada sasaran yang saling bertentangan dengan sasaran lainnya.


(26)

Efektivitas tidak akan dapat diukur hanya dengan menggunakan suatu indikator atau efektivitasnya yang tinggi pada suatu sasaran yang seringkali disertai dengan efektivitas yang rendah pada sasaran yang lainnya. Oleh karena itu, maka pengukuran efektivitas harus dilakukan dengan memperhatikan bermacam-macam secara simultan.

Hal lain yang sering dipermasalahkan adalah frekuensi penggunaan kriteria dalam pengukuran efektivitas seperti yang dikemukakan oleh R.M Steers (1985:546) yaitu bahwa ukuran dan penggunaan hal-hal tersebut dalam pengukuran efektivitas adalah :

a.Adaptabilitas dan fleksibilitas b.Produktivitas

c.Keberhasilan

d.Keterbukaan dalam berkomunikasi e.Keberhasilan pencapaian program f.Pengembangan program

2.Subjektivitas dalam adanya penelitian

Mengukur efektivitas dengan menggunakan pendekatan sasaran seringkali mengalami hambatan, karena sulitnya mengidentifikasi sasaran yang sebenarnya dan juga karena kesulitan dalam pengukuran keberhasilan dalam mencapai sasaran.

G.W England mengatakan bahwa perlu masuk ke dalam suatu lembaga untuk mempelajari sasaran yang sebenarnya karena informasi yang diperoleh hanya dari dalam suatu lembaga untuk melihat program


(27)

yang berorientasi keluar atau masyarakat, seringkali dipengaruhi oleh subjektivitas.

Hal ini didukung oleh pendapat Ricard M. Steers (1985:558) yaitu bahwa lingkungan dan keseluruhan elemen-elemen kontekstual berpengaruh terhadap informasi lembaga dan menentukan tercapai tidaknya sasaran yang hendak dicapai.

II.2 Pendapatan Asli Daerah (PAD)

II.2.1 Pengertian Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pmerintahan Daerah, pendapatan daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode anggaran tertentu. Pendapatan daerah berasal dari dana perimbangan pusat dan daerah, juga yang berasal dari daerah itu sendiri yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta pendapatan lain-lain yang sah.

Perimbangan keuangan pemerintahan pusat dan daerah adalah sistem keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transparan, dan bertanggungjawab dalam rangka pendanaan penyelenggaraan desentralisasi, dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah serta besaran penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas pembantuan (UU No. 32 Tahun 2004).

Menurut Undang-Undang nomor 28 tahun 2009, Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu sumber keuangan daerah yang digali dari wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan


(28)

pendapatan lain-lain yang sah.Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan (Marihot P. Siahaan, 2005:15).

Pemerintah daerah otonom diharapkan mampu mengatur dan mengurus sendiri urusan-urusan rumah tangga dan pemerintahan yang menjadi

urusan pada setiap pemerintahan lokal (local government) yang

menjalankannya. Setiap pemerintahan daerah otonom harus mampu menggali sumber keuangan daerahnya sendiri.

Di antara berbagai jenis penerimaan daerah yang menjadi sumber daya sepenuhnya dapat dikelola oleh daaerah adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah salah satu sumber penerimaan keuangan daerah, di saming penerimaan lain yang ditambahkan sebagai sumber pendanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Keseluruhan bagian penerimaan dana setiap tahun tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Meskipun Pendapatan Asli Daerah (PAD) tidak dapat memenuhi pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sepenuhnya, tetapi proporsi Pendapatan Asli Daerah (PAD) tetap merupakan indikasi “derajat kemandirian” keuangan suatu pemerintahan daerah (Santoso, 1995:20).

Menurut Koswara (2000:50), ciri utama yang menunjukkan suatu daerah otonomi mampu berotonom terletak pada kemampuan keuangan daerah, yang berarti daerah harus memiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber-sumber keuangan sendiri. Mengelola dan


(29)

menggunakan keuangan daerah sendiri yang cukup memadai untuk membiayai terselenggaranya pemerintahan daerahnya. Ketergantungan kepada pemerintah pusat harus diusahakan seminimal mungkin, sehingga Pendapatan Asli Daerah (PAD) harus menjadi sumber keuangan terbesar yang didukung dengan kebijakan perimbangan keuangan pusat dan daerah sebagai syarat mendasar dalam sistem pemerintahan daerah.

II.2.2 Sumber-Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah semua penerimaan semua keuangan suatu daerah, dimana penerimaan keuangan itu bersumber dari potensi-potensi yang ada di daerah tersebut. Pendapatan Asli Daerah (PAD) diperoleh daerah dari penerimaan pajak daerah, retribusi daerah, laba perusahaan daerah, dan penerimaan keuangan lain-lain yang sah seperti yang diatur pada peraturan daerah (Nurcholis, 2007:182).

Adapun sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 terdiri dari : 1.Hasil pajak daerah yaitu pungutan daerah menurut peraturan daerah yang

ditetapkan oleh daerah untuk pembiayaan rumah tangganya sebagai badan hukum publik. Pajak daerah sebagai pungutan yang dilakukan emerintah daerah yang hasilnya digunakan untuk pengeluaran umum yang balas jasanya tidak langsung diberikan sedangkan pelaksanaanya dipaksakan.

2.Hasil retribusi daerah yaitu pungutan yang telah secara sah menjadi pungutan daerah sebagai pembayaran pemakaian atau karena memperoleh jasa atau jasa pekerjaan, usaha atau milik pemerintah


(30)

daerah bersangkutan. Retribusi daerah mempunyai sifat-sifat yaitu pelaksanaanya bersifat ekonomis, ada imbalan langsung walau harus memperoleh persyaratan-persyaratan formil dan materiil, dan dalam hal-hal tertentu retribusi daerah adalah pengembalian biaya yang telah dikeluarkan pemerintah daerah untuk memenuhi permintaan dan kebutuhan anggota masyarakat.

3.Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Hasil perusahaan daaerah merupakan pendapatan daerah dari keuntungan bersih perusahaan daerah yang berupa dana pembangunan daerah dan bagian untuk anggaran belanja daerah yang disetor ke kas daerah, baik peusahaan daerah yang dipisahkan, sesuai dengan motif pendirian dan pengelolaan, maka sifat perusahaan daerah adalah suatu kesatuan produksi yang bersifat menambah pendapatan daerah, memberi jasa, menyelenggarakan kemanfaatan umum, dan mengembangkan perekonomian daerah.

4.Lain-lain pendapatan daerah yang sah ialah pendapatan-pendapatan yang tidak termasuk dalam jenis-jenis pajak daerah, retribusi daerah, pendapatan dinas-dinas. Lain-lain usaha daerah yang sah memiliki sifat yang terbuka bagi pemerintah daerah untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan baik berupa materi dalam kegiatan tersebut bertujuan untuk menunjang, melapangkan, atau memaptakan suatu kebijakan daerah di suatu bidang tertentu.


(31)

II.2.3 Metode Analisis Perhitungan Pertumbuhan/Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Untuk menghitung laju pertumbuhan/peningkatan pendapatan daerah, khususnya Pendapatan Asli Daerah (PAD), dapat menggunakan rumus berikut (Widodo, 1990:36) :

Keterangan:

∆ RPAD= Laju pertumbuhan/peningkatan PAD

PADt= Realisasi penerimaan PAD tahun ke t


(32)

II.3 Pajak Daerah

II.3.1 Pengertian Pajak Daerah

Pajak adalah iuran rakyat pada kas negara yang diatur berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal-balik yang dapat ditunjukkan dan digunakan langsung untuk membayar pengeluaran umum (Rochmat Sumiro, 1988:12).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009, Pajak Daerah merupakan kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkanUndang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pajak daerah adalah pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah (baik pemerintah daerah Kabupaten atau Kota) dan hasilnya dipergunakan untuk membiayai pengeluaran rutin dan pembangunan daerah yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) (Marsyahrul, 2004:5).

Pajak Daerah merupakan iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan di daerah dan pembangunan daerah (Ahmad Yani, 2002:45).

Adapun kriteria Pajak Daerah berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia adalah sebagai berikut :


(33)

b.Obyek pajak terletak atau terdapat di wilayah daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan dan memiliki mobilitas cukup rendah serta hanya melayani masyarakat di wilayah daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan

c.Obyek dan dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan kepentingan umum

d.Potensinya memadai, hasil penerimaan pajak harus lebih besar dari biaya pemungutan

e.Tidak memberikan dampak ekonomi yang negatif. Pajak tidak mengganggu alokasi sumber-sumber ekonomi dan tidak merintangi arus sumber daya ekonomi antardaerah

f.Memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat

g.Menjaga kelestarian lingkungan, yang berarti bahwa pengenaan pajak tidak memberikan peluang kepada Pemerintah Daerah (Pemda) atau masyarakat luas untuk merusak lingkungan.

Menurut Undang-Undang No.28 Tahun 2009, jenis-jenis Pajak Daerah tersebut adalah :

a.Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel. b.Pajak restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh

restoran.

c.Pajak hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan. d.Pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame.

e.Pajak penerangan jalan adalah paajak atas penggunaan tenaga listrik, baik yang dihasilkan sendiri maupun diperoleh dari sumber lain.


(34)

f.Pajak mineral bukan logam dan batuan adalah pajak atas kegiatan pengambilan mineral bukan logam dan batuan, baik dari sumber alam di dalam dan atau permukaan bumi untuk dimanfaatkan..

g.Pajak parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir dalam badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha, maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor.

h.Pajak air tanah adalah pajak atas pengambilan dan atau pemanfaatan air tanah.

i.Pajak sarang burung wallet adalah pajak atas kegiatan pengambilan dan atau pengusahaan sarang burung wallet.

j.Pajak bumi dan bangunan pedesaan dan perkotaan adalah pajak atas bumi dan atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.

k.Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan adalah pajak atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan.

Besarnya tarif definitif untuk pajak Kabupaten/Kota ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda), namun tidak boleh lebih tinggi dari tarif maksimum yang telah ditentukan dalam Undang-Undang.

II.3.2 Fungsi Pajak

Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan fungsi negara atau pemerintah, baik dalam fungsi alokasi, distribusi, stabilisasi, dan regulasi maupun kombinasi dari keempatnya. Dapat


(35)

disimpulkan bahwa pada hakikatnya fungsi pajak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi budgetair dan fungsi regulerend (Musgrave, 1989). 1.Fungsi Budgetair

Fungsi pajak daerah yang paling utama adalah untuk mengisi kas daerah (to raise government’s revenue). Fungsi ini disebut juga dengan fungsi penerimaan. Pajak daerah merupakan sumber penerimaan daerah yang bersifat berkesinambungan, teratur, dan terus mengalami peningkatan paralel dengan tuntutan kenaikan jumlah kebutuhan masyarakat.

2.Fungsi Regulerend

Fungsi regulerend merupakan fungsi mengatur dalam arti yang seluas-luasnya, termasuk terciptanya keadilan, melindungi, mengarahkan, mendorong, kepastian pemerataan bagi pencapaian tujuan politik pembangunan (Hyman, 1987).

Pada kenyataannya, pajak daerah bukan hanya berfungsi untuk mengisi kas, namun juga digunakam oleh pemerintah sebagai instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah demi kepentingan daerahnya.


(36)

II.3.3 Pajak Hotel

Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, peusahaan, atau badan usaha akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel terssebut dengan syarat pembayaran (Lawson, 1976:27).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2009 Tentang Pajak dan Retribusi Daerah, hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya.

Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan atau service yang disediakan oleh hotel.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Samosir, menyebutkan bahwa Objek Pajak Hotel adalah setiap pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya memberi kemudahan dan kenyamanan, termasuk fasilitas olahraga dan hiburan. Jasa penunjang sebagaimana yang dimaksud adalah fasilitas telepon, faksimile, teleks, internet, fotokopi, pelayanan cuci, setrika, transportasi, dan fasilitas sejenis lainnya yang disediakan atau dikelola hotel.

Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 11 tahun 2011, dikecualikan dari objek Pajak Hotel sebagaimana dimaksud adalah:


(37)

a.Jasa tempat tinggal asrama yang diselenggarakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah;

b.Jasa sewa apartemen, kondominium, dan sejenisnya;

c.Jasa temat tinggal di pusat pendidikan atau kegiatan keagamaan;

d.Jasa tempat tinggal di rumah sakit, asrama perawat, panti jompo, panti asuhan, dan lembaga sosial lainnya yang sejenis; dan

e.Jasa biro perjalanan atau perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh hotel yang dimanfaatkan oleh umum.

Berikut merupakan nama-nama hotel/penginapan yang terdaftar sebagai wajib pajak pada DISPENKA Kabupaten Samosir:

Tabel 2.1 Daftar Hotel/Akomodasi di Kabupaten Samosir

1 ABADI Jl. Ring Road Tuktuk, (0625) 451195 22 Kamar

2 AMAN ACC Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451179 3 Kamar

3 ANJU COTTAGE Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451265 30 Kamar

4 ASIDO STAR

HOTEL

Jl. D.R FL Tobing/ 081264487933 15 Kamar

5 BAGUS BAY Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451287 19 Kamar

6 BARBARA Unjur, Ambarita/ (0625) 7000230 20 Kamar

7 BERNARD ACC. Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451328 10 Kamar

8 CHRISTINA ACC. Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451027 3 Kamar

9 CAROLINA HOTEL Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451210 60 Kamar

10 ELSINA ACC. Jl. Ring Road Tuktuk/ 4 Kamar

11 EBIKEL ACC. Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451050 4 Kamar

12 HARIARA ACC. Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451182 6 Kamar

13 AMBAROBA RESORT


(38)

14 HOTEL AGAPE Desa Siharbangan Tomok 31 Kamar

15 HOTEL GORAT Palipi/ 081376108300 24 Kamar

16 HOTEL SILINTONG Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451242 80 Kamar

17 HORAS ACC. Jl. Ring Road Tuktuk 4 Kamar

18 JUDITA ACC Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451302 12 Kamar

19 KING’S HOTEL Desa Martoba / (0625) 70865 8 Kamar

20 LYBERTA GUEST HOUSE

Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451035 10 Kamar

21 LEKJON COTTAGE Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451259 22 Kamar

22 MAS COTTAGE Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451051 22 Kamar

23 MARROAN ACC. Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451380 40 Kamar

24 MELANIES Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451016 2 Kamar

25 MERLYN GUEST HOUSE

Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451057 4 Kamar

26 PARNA’S ACC. Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451167 4 Kamar

27 PONDOK GANDA Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451021 10 Kamar

28 POPPY’S Jl. Ring Road Tuktuk 3 Kamar

29 RODEO ACC. Jl. Ring Road Tuktuk/ 081361365828 17 Kamar

30 SAMOSIR COTTAGE

Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451170 25 Kamar

31 SIBAYAK GUEST HOUSE

Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451186 14 Kamar

32 SOPO TOBA HOTEL Ambarita, Simanindo/(0625)70000009 40 Kamar

33 TABO COTTAGES Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451318 20 Kamar

34 TONY’S GUEST HOUSE

Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451209 8 Kamar

35 TOLEDO INN Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451006 172 Kamar

36 THYESZA GUEST HOUSE


(39)

37 VANESHA HOTEL Desa Martoba/ (0625) 41138 30 Kamar 38 VANDU VIEW

HOTEL

Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451082 5 Kamar

39 YOGY’S ACC. Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451 231

40 SUMBER PULO MAS

Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451300 25 Kamar

41 DUMASARI HOTEL Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451121 68 Kamar 42 TOBA BEACH

HOTEL

Tomok/ (0625) 7000275 95 Kamar

43 SANGGAM BEACH

HOTEL

Ambarita/ (0626) 7000498 35 Kamar

44 HOTEL WISATA Jl. Kejaksaan,Pangururan,(0626)20050

45 HOTEL DAINANG Jl. P. Lopian,Pangururan,(0626)20225 7 Kamar

46 HOTEL TIGA BESAR

Jl. L Lintong,Pangururan,(0626)20222 24 Kamar

47 PANDU LIKE SIDE Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451118 13 Kamar

48 SAMOSIR VILLA Jl. Ring Road Tuktuk 15 Kamar

49 SAULINA RESORT AekRangat,Pangururan,081375077530 20 Kamar

50 LINDA GUEST

HOUSE

Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625)451223 4 Kamar

51 SUGARI GUEST

HOUSE

Jl. Ring Road Tuktuk/ 081375130703 5 Kamar

52 HISAR GUEST HOUSE

Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451361 5 Kamar

53 ROMLAN ACC. Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451386 13 Kamar

54 LAGUNA VILLA Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451295 3 Kamar

55 HARIARA GUEST HOUSE

Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451183 7 Kamar


(40)

HOUSE

57 BAMBOO GUEST HOUSE

Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 451236 2 Kamar

58 SONY GUEST

HOUSE

Jl. Ring Road Tuktuk/ (0625) 700492 10 Kamar

59 TUKTUK TIMBUL Jl. Ring Road Tuktuk 15 Kamar

60 GITA ULI Jl. Ring Road Tuktuk 12 Kamar

61 SIBIGO Jl. Ring Road Tuktuk/ 081375130703 4 Kamar

62 VILLA LYLLA Tolping Desa Martoba 8 Kamar

Sumber: www.samosirkab.go.id

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Samosir nomor 11 tahun 2011 pasal 4 , Subjek Pajak Hotel yaitu orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran atas pelayanan hotel kepada orang pribadi atau badan yang mengusahakan hotel.

Wajib Pajak Hotel adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan hotel (pengusaha hotel). Setiap pengusaha wajib mendaftarkan diri sebagai wajib pajak untuk mendapatkan NPWPD (Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah).

II.3.4 Dasar Pengenaan Tarif dan Cara Perhitungan Pajak Hotel

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Samosir nomor 11 tahun 2011 pasal 7 ayat (1), dasar pengenaan Pajak Hotel adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada hotel. Tarif pajak hotel ditetapkan sebesar 10% (sepuluh perseratus).


(41)

II.4 Definisi Konsep

Konsep adalah istilah atau definisi yang digunakan untuk menggambarkan fenomena yang dirumuskan berdasarkan generalisasi dari sejumlah kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat penelitian (Singarimbun, 1993:31).

Maka dalam hal ini definisi konsep yang digunakan peneliti untuk membatasi permasalahan penelitian yaitu:

a.Efektivitas

Efektivitas adalah ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam usaha mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Mahsun, 2006).

b.Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode anggaran tertentu. Pendapatan daerah berasal dari dana perimbangan pusat dan daerah, juga yang berasal dari daerah itu sendiri yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta pendapatan lain-lain yang sah.

c.Pajak Hotel

Pajak Hotel adalah setiap pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya memberi kemudahan dan kenyamanan, termasuk fasilitas olahraga dan hiburan.


(42)

II.5 Definisi Variabel Operasional

Sesuai dengan judul penelitian ini, yaitu Pengaruh Efektivitas Pemungutan Pajak Hotel Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (Studi pada Dinas Pendapatan, Keuangan, dan Asset Daerah Kabupaten Samosir), maka untuk memahami penggunaan variabel dalam penelitian ini, dan menghindari salah penafsiran terhadap variabel tersebut, maka penulis memberi batasan-batasan atas variabel yang diteliti dengan operasionalisasi sebagai berikut:

Tabel 2.1 Deinisi Variabel Operasional Penelitian

Variabel Dimensi Indikator

Efektivitas Pajak Hotel

(X)

Efektivitas pajak hotel adalah perolehan pajak berdasarkan potensinya yang sebenarnya

Efektivitas Pajak Hotel =

Syafri Daud (Abdul Halim, 2004:163)

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

(Y)

PAD adalah sumber keuangan daerah yang digali dari wilayah daerah bersangkutan, yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, dan

hassil pengelolaan kekayaan daerah yang

Jumlah nilai rupiah yang diterima oleh pemerintah daerah dari hasil pengelolaan sumber daya yang ada dalam daerah.


(43)

dipisahkan dari pendapatan lain-lain yang sah. (UU No. 32 tahun 2004)

X : realisasi penerimaan Pajak Hotel


(44)

II.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang disusun dalam rangka memaparkan keseluruhan hasil penelitian ini secara singkat dapat diketahui sebagai berikut :

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini memuat kerangka teori, definisi konsep, dan definisi variabel operasional yang digunakan sebagai acuan dari penelitian, serta sistematika penulisan karya ilmiah ini .

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini memuat gambaran umum tentang gambaran atau karakteristik lokasi penelitian, berupa sejarah singkat, visi dan misi, tugas dan fungsi.

BAB V: PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

Bab ini memuat penyajian dari data-data yang telah diperoleh di lapangan kemudian diintrepretasikan dan dianalisis dengan menggunakan kolerasi hubungan antarvariabel.


(45)

BAB VI : PENUTUP


(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan penulis gunakan adalah metode deskriptif dengan analisis data kuantitatif, yaitu metode penelitian yang berusaha mengungkapkan pemecahan masalah yang ada, yang bertujuan membuat deskripsi, gambaran secara tepat mengenai fakta, keadaan, gejala, yang merupakan objek penelitian. Sedangkan data yang hendak dianalisis merupakan data-data kuantitatif, yang berarti penelitian yang datanya diperoleh dan dianalisis dalam bentuk angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut dan penampilan dari hasilnya.

III.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dinas Pendapatan, Keuangan, dan Asset Daerah Daerah Kabupaten Samosir yang beralamat di Jalan Raya Rianate KM 5,5 , Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.

II.3 Informan Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi data utama yaitu data sekunder berupa data mengenai pajak hotel dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Samosir tahun 2009-2013. Namun peneliti juga menetapkan beberapa narasumber sebagai informan yang akan memberikan informasi yang diperlukan selama penelitian untuk mempertegas data dan hasil penelitian.


(47)

Adapun informan penelitian yang dimaksud meliputi 3 macam, yaitu (Bagong, 2005:171) :

1.Informan kunci (key informan), yaitu Kepala Dinas Pendapatan, Keuangan, dan Asset Daerah Kabupaten Samosir.

2.Informan utama, yaitu Seksi penagihan dalam Dinas Pendapatan, Keuangan, dan Asset Daerah Kabupaten Samosir.

3.Dan sebagai informan tambahan yaitu Kepala Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya Kabupaten Samosir.

III.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh segala data atau informasi serta keterangan yang diperlukan, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1.Teknik pengumpulan data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari lokasi dan obyek penelitian. (Burhan, 2005:12). Untuk mendapatkan data yang lengkap dan yang dibutuhkan dalam penelitian dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a.Wawancara, yaitu cara yang digunakan untuk tujuan suatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan dan pendirian secara lisan dari seorang responden, dengan bercakap-cakap berhadapan muka. Metode ini akan dipakai dengan orang-orang yang berkompeten dalam objek penelitian, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara. Metode ini dimaksudkan untuk mendukung hasil kuesioner dan menjawab masalah yang ditemui di lapangan.

b.Observasi, kegiatan mengamati secara langsung secara sistematik gejala-gejala yang ditemukan di lapangan.


(48)

2.Teknik pengumpulan data sekunder, yaitu teknik pengumpulan data melalui pengumpulan bahan kepustakaan dan dokumen-dokumen yang dapat mendukung daata primer. Teknik pengumpulan data sekunder dapat dilakukan menggunakan instrumen berikut :

a.Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data dari buku-buku, karya ilmiah, jurnal, dan laporan penelitian yang berkaitan dengan obyek penelitian (Bagong Suyanto, 2005:55).

b.Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan atau dokumen yang ada di lokasi penelitian serta sumber lainnya yang relevan dengan masalah yang hendak diteliti.

III.5 Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah dengan metode analisis data kuantitatif.

a.Efektivitas Pajak Hotel (PH)


(49)

Dengan kriteria:

Interval Tingkat efektivitas

0% - 20% Sangat rendah

21% - 40% Rendah

41% - 60% Cukup baik

61% - 80% Baik

81% Tinggi

b.Pengaruh Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

X: Realisasi penerimaan pajak hotel

Y: jumlah pendapatan daerah (Undang-Undang Nomor 32 tahun2004)


(50)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

IV.1 Sejarah Singkat Dinas Pendapatan, Keuangan, dan Asset (DISPENKA) Kabupaten Samosir

Pada mulanya DISPENKA Kabupaten Samosir adalah suatu suatu sub bagian pada bagian keuangan yang mengelola bidang penerimaan dan pendapatan daerah. Pada sub bagian ini tidak terdapat lagi sub seksi, kerena pada saat itu wajib pajak atau wajib retribusi yang berdomisili di daerah Kabupaten Samosir belum begitu banyak karena baru emisahkan diri (pemekaran) dari Kabupaten Toba Samosir.

Mempertimbangkan perkembangan pembangunan dan laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Samosirr melalui peraturan daerah sub bagian keuangan tersebut dirubah menjadi bagian pendapatan. Pada bagian pendapatan dibentuklah beberapa seksi yang mengelola penerimaan pajak dan retribusi yang merupakan kewajiban para wajib pajak atau wajib retribusi dalam daerah Kabupaten Samosir yang terdiri dari 9 kecamatan dengan 117 desa/kelurahan.

Sehubungan dengan instruksi Menteri Dalam Negeri KPUD No.7/12/41-10 tentang penyeragaman struktur organisasi Dinas Pendapatan Daerah diseluruh

Indonesia, maka Pemerintah Kabupaten Samosir berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Samosir nomor 22 tahun 2007 menyesuaikan atau menyusun struktur Dinas Daerah yang baru dengan membawahi 3 bagian tata usaha yaitu, pendapatan, keuangan, dan asset daerah.


(51)

IV.2 Lambang DISPENKA Kabupaten Samosir  

     

Gambar 4.1 Logo Kabupaten Samosir

   

Materi lambang terdiri dari berbagai bentuk, yaitu:

a.Dasar segi lima berwarna kuning dan hijau. Bentuk ini bermakna bahwa bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 tetap dijunjung tinggi dalam berperilaku maupun dalam melaksanakan program di segala bidang. Untuk itu Kabupaten Samosir yang merupakan bagian dari Indonesia dalam upayanya untuk membangun daerah tetap berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sebagai azas pemersatu dan kesatuan.

b.Warna kuning dan hijau

Kuning berarti luhur, halus, dan gembira, sedangkan hijau artinya harapan dan segar. Maka warna ini berkaitan dengan segala kegiatan yang diprogram secara matang dan terarah harus mengacu terhadap kepentingan masyarakat serta memiliki esensi yang bertendensi universal.


(52)

c.Sembilan (9) sinar berwarna putih

Lambang ini memiliki arti sembilan (9) kecamatan yang ada dalam Kabupaten Samosir yang diharapkan menjadi cahaya bagi kabupaten ini melalui potensi dan sumber daya yang dimilikinya.

d.Tiga (3) lingkaran pengikat globe berwarna merah, hitam, dan putih

Pada umumnya ketiga warna ini dalam masyarakat Toba dikenal dengan istilah tiga (3) bolit yang artinya bahwa alam semesta terdiri dari tiga (3) bagian, yaitu Banua

Toru, Banua Tonga dan Banua Ginjang. Penguasa Banua Toru ialah Batara Guru,

penguasa Banua Tonga ialah Debata Sori, dan penguasa Banua Ginjang adalah Mengala Bulan. Kegiatannya dikenal dengan sebutan “Debata Si Tolu Sada”. e.Tiga (3) lingkaran dalam lambang

Tiga (3) lingkaran dalam lambang bermakna pengikat dan pelindung terhadap seluruh aspek kegiatan di Kabupaten Samosir. Globe berwarna merah dan putih globe melambangkan dunia. Merah dan putih adalah lambang bendera bangsa Indonesia. Kabupaten Samosir yang merupakan bagian dari pemerintahan provinsi Sumatera Utara dengan membawa bendera Bangsa Indonesia diyakini akan memiliki daya tarik yang tinggi di mata dunia dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada karena memiliki keindahan alam yang sangat menakjubkan dan menjadi kebanggaan dari masyarakat Sumatera Utara.


(53)

IV.3 Profil DISPENKA Kabupaten Samosir

Dinas Pendapatan, Keuangan, dan Asset Daerah Kabupaten Samosir adalah unsur pelaksana otonomi daerah di bidang pendapatan, keuangan dan asset daerah. DISPENKA Kabupaten Samosir mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pendapatan, keungan, dan asset daerah.

Dinas Pendapatan, Keuangan, dan Asset Daerah Kabupaten Samosir berada di Jalan Raya Rianiate KM 5,5, Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara dengan pegawai tetap berjumlah 45 orang dan honorer sebanyak 32orang.

IV.3.1 Visi , Misi, Tujuan, dan Sasaran DISPENKA Kabupaten Samosir IV.3.1.1 Visi

Visi Dinas Pendapatan, Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Samosir yaitu: “Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah secara Tertib, Transparan, dan Bertanggungjawab.”

Dan adapun hakekat yang terkandung dalam visi tersebut dijabarkan sebagai berikut:

a. Terwujudnya Tercapainya keadaan yang diinginkan.

b.Pengelolaan keuangan daerah

Keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah.

c.Pengelolaan asset daerah

Penatausahaan, pengendalian dan pengawasan barang milik daerah dengan menyeragamkan langkah dan tindakan yang diperlukan dalam pengelolaan barang


(54)

Bahwa keuangan dan asset daerah dikelola secara tepat waktu dan tepat guna yang didukung dengan bukti-bukti administrasi yang dapat dipertanggunjawabkan.

e.Transparan

Merupakan prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi yang seluas-luasnya tentang keuangan dan asset daerah.

f. Bertanggung jawab

Merupakan perwujudan kewajiban seseorang untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

IV.3.1.2 Misi

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan sesuai dengan visi yang ditetapkan, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik.

Guna memberikan arah dan tujuan yang fokus terhadap program kegiatan pengelolaan pendapatan, keuangan dan asset daerah, maka ditetapkan misi sebagai berikut:

1. Meningkatkan pendapatan daerah

yang mampu membiayai pembangunan dan didukung oleh efektivitas kebijakan daerah;

2. Mewujudkan sistem dan prosedur

pengelolaan keuangan daerah yang berkualitas;

3. Mewujudkan sistem dan prosedur


(55)

IV.3.1.3 Tujuan dan Sasaran

Dinas Pendapatan, Keuangan, dan Asset Daerah Kabuaten Samosir menetapkan tujuan strategis berdasarkan visi, misi, dan faktor-faktor kunci keberhasilan. Berikut uraian tujuan dan sasaran strategis yang ditetapkan DISPENKA dalam dokumen Rencana Strategis tahun 2011-2015:

MISI I

Meningkatkan Pendapatan Daerah yang mamu membiayai pembangunan yang didukung oleh efektivitas kebijakan daerah.

Tujuan 1 Intensiffikasi dan ekstensifikasi potensi sumber-sumber

pendapatan daerah untuk peningkatan kontribusi terhadap APBD.

Sasaran 1 Mengoptimalkan dan menggali sumber-sumber pendapatan

daerah.

MISI II

Mewujudkan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah-daerah yang berkualitas.

Tujuan 1 Terlaksananya dengan baik sistem dan prosedur

penatausahaan dan akuntansi, pelaporan serta pertanggungjawaban keuangan daerah yang substansinya berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.


(56)

undangan yang berlaku. MISI III

Mewujudkan sistem dan prosedur pengelolaan asset daerah yang berkualitas

Tujuan 1 Terlaksananya penatausahaan, pengendalian dan

pengawasan kekayaan/milik daerah yang berkualitas.

Sasaran 1 Tersedianya data barang milik daerah yang akurat dan

terukur.

IV.3.2 Struktur Organisasi ,Tugas dan Fungsi DISPENKA Kabupaten Samosir IV.3.2.1 Struktur Organisasi

DISPENKA Kabupaten Samosir memiliki 45 Pegawai Negeri Sipil dan 32 pegawai honorer.

Susunan organisasi Dinas Pendapatan, Keuangan, dan Asset (DISPENKA) Daerah Kabupaten Samosir adalah sebagai berikut:


(57)

IV.3.2.2 Tugas dan Fungsi DISPENKA Kabupaten Samosir

Dinas Pendapatan, Keuangan, dan Asset Daerah Kabupaten Samosir adalah unsur penunjang Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupari melalui Sekretaris Daerah Kabupaten Samosir, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Bupati Samosir Nomor 27 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi masing-masing jabatan pada Dinas Pendapatn, Keuangan, dan Asset Daerah Kabupaten Samosir.

Berikut uraian tugas pokok dan fungsi para pegawai DISPENKA Kabupaten Samosir: a)Kepala Dinas

Tugas pokok:

membantu Bupati dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan di bidang pengelolaan keuangan daerah meliputi pendapatan, anggaran, akuntansi, dan asset daerah

Fungsi:

a. Mengoordinasikan pengelolaan

administrasi umum meliputi ketatalaksanaan, perencanaan, keuangan, kepegawaian dan urusan rumah tangga di lingkungan dinas;

b. Mengoordinasikan pengelolaan

keuangan dan asset daerah;

c. Mengoordinasikan pelaksanaan

pemungutan pendapatan daerah sebagaimana yang ditetapkan dalam Perda;

d. Menyelenggarakan penetapan


(58)

f. Mengoordinasikan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD;

g. Mengoordinasikan penyusunan

RAPBD dan P-APBD;

h. Menyelenggarakan fungsi BUD;

i. Mengoordinasikan penatausahaan

keuangan daerah;

j. Mengoordinasikan pengelolaan

gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) daerah;

k. Mengoordinasikan

penyelenggaraan akuntansi, pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan daaerah;

l. Mengoordinasikan

penyelenggaraan investasi dan divestasi daerah;

m. Membina, mengoordinasi,

memberi etunjuk, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan tugas baik secara lisan maupun tertulis;

n. Membuat dan menyampaikan

laporan hasil pelaksanaan tugas kepadaa Bupati melalui Sekretaris daerah Kabupaten;

o. Melaksanakan tugas-tugas lain


(59)

Membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas di bidang ketatausahaan yang meliputi pengelolaan administrasi umum, perlengkapan, keuangan, kepegawaian, perencanaan, evaluasi dan pelaporan yang berkaitan dengan kerumahtanggaan dan urusan umum dinas.

Fungsi:

a. Menyiapkan bahan koordinasi

dalam pelaksanaan tugas dinas dan melaksanakan pelayanan administratif dan fungsional kepada unsur di lingkungan dinas serta menyiapkan rencana anggaran biaya operasional;

b. Mengumpulkan bahan koordinasi

dalam penyusunan dan pengendalian program kerja dinas;

c. Menyusun dan merumuskan

rencana program kerja sekretariat;

d. Memberikan saran dan

pertimbangan kepada Kepala Dinas dalam pelaksanaan tugas dan fungsi;

e. Menyelenggarakan tertib

administrasi di lingkungan Dinas meliputi surat menyurat, ekspedisi, dokumentasi dan kearsipan,keprotokolan, penyediaan alat-alat tulis kantor, penyediaan fasilitas dinas serta administrasi perjalanan dinas;

f. Menyelenggarakan distribusi dan

monitoring surat masuk dan surat keluar di lingkungan Dinas;

g. Menyelenggarakan penyusunan


(60)

i. Mengadakan pengendalian dan pembinaan terhadap tugas setiap sub bagian;

j. Memberi petunjuk, pembinaan

dan pengawasan kepada bawahan dalam melaksanakan tugasnya;

k. Menyiapkan bahan dan data dalam

rangka pembinaan teknis fungsional dan penatausahaan;

l. Menyiapkan data dan informaasi

serta laporan bulanan, triwulan, semester dan tahunan kepada Kepala Dinas;

m. Menghimpun, mengolah,

menggandakan dan menyimpan laporan secara rapi;

n. Menyelenggarakan urusan umum

dan perlengkapan, keuangan, kepegawaian, surat menyurat dan rumah tangga dinas;

o. Menyiapkan urusan anggaran

dinas setiap tahunnya kepada instansi terkait;

p. Membina, mengkoordinasi,

memberi petunjuk, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan baik secara lisan maupun tertulis;

q. Melaksanakan tugas-tugas lain

yang diberikan atasan;

r. Menyampaikan laporan hasil

pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas.


(61)

Membantu kepala dinass di bidang pendataan, penetapan, pengolahan, penyuluhan, dan restitusi pajak dan retibusi daerah.

Fungsi:

a. Mengoordinasikan pengumpulan

bahan rencana strategis di bidang pendapatan daerah;

b. Mengumpulkan dan menganalisis

data dan inormasi mengenai semua aspek yang berhubungan dengan pendapatan daerah;

c. Menyusun konsep kebijakan

dalam rangka pengembangan pemungutan pendapatan daerah;

d. Mengoordinasikan pengolahan

data dan informasi dibidang pendapatan daerah;

e. Mengoordinasikan pelaksanaan

pendataan, pendaftaran dalam rangka penetapan Pajak dan Retribusi Daerah;

f. Mengoordinasikan penerbitan

Surat Ketetapan Pajak (SKP) Daerah dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) dan Surat Ketetapan lainnya;

g. Mengoordinasikan pelaksanaan

kegiatan administrasi di bidang pendapatan daerah;

h. Mengoordinasikan pemungutan

pendapatan daerah yang terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, lain-lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sah;


(62)

j. Menyusun konsep kebijakan atas pengajuan restitusi dan keberatan wajib pajak dan retribusi daerah;

k. Menyusun konsep kebijakan dan

fasilitasi administrasi mengenai penetapan dan penerimaan tunggakan pendapatan asli daerah;

l. Menyusun konsep petunjuk teknis

pembukuan, pembayaran, penyetoran pendapatan daerah;

m. Menyusun laporan pendapatan

daerah;

n. Melaksanakan rekonsiliasi

penatausahaan pendapatan daerah dengan Kuasa BUD;

o. Mengoordinasikan pengesahan

dan pendistribusian pemanfaatan benda-benda berharga sebagai alat pemungutan retribusi daerah;

p. Mengoordinasikan penyusunan

konsep regulasi dan dasar hukum pemungutan pendapatan daerah;

q. Mengoordinasikan monitoring dan

evaluasi atas pelaksanaan regulasi dan dasar hukum pemungutan pendapatan daerah;

r. Membina, mengkoordinasi,

memberi petunjuk, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan baik secara lisan maupun tertulis;


(63)

t. Membuat dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas;

u. Melaksanakan tugas-tugas lain

yang diperintahkan pimpinan.

d) Kepala Bidang Anggaran

Tugas pokok:

Membantu Kepala Dinas di bidang penyusunan kebijakan anggaran, penyusunan dan pengelolaan APBD.

Fungsi:

a. Mengoordinasikan pengumpulan

bahan keperluan penyusunan rencana strategis di bidang angaran;

b. Mengoordinasikan penyusunan

KUA dan PPAS;

c. Menyusun pedoman pengelolaan

pendapatan dan belanja daerah;

d. Mempersiapkan R-APBD;

e. Mempersiapkan evaluasi dan

pengesahan DPA, Anggaran Kas dan SPD;

f. Mengoordinasikan fungsi

Perbendaharaan Daerah;

g. Merencanakan pelaksanaan

pembinaan terhadap bendahara pengeluaran pada SKPD di lingkungan pemerintah Kabupaten Samosir;


(64)

i. Melakukan pengumpulan dan menganalisis data dan informasi mengenai semua aspek yang berhubungan dengan anggaran;

j. Mempersiapkan bahan

penyusunan kebijakan dalam rangka pengembangan anggaran;

k. Mengadakan pembinaan dan

pengendalian terhadap tugas setiap seksi pada Bidang Anggaran;

l. Membina, mengkoordinasi,

memberi petunjuk, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan baik secara lisan maupun tertulis;

m. Membuat dan menyampaikan

laporan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris Dinas;

n. Melaksanakan tugas-tugas lain

yang diberikan pimpinan.

e) Kepala Bidang Akuntansi

Tugas pokok:

Membantu Kepala Dinas di bidang akuntansi yang meliputi pelaksanaan siklus akuntansi dan pelaporan keuangan daerah, verifikasi dan evaluasi pelaksanaan APBD, analisis laporan keuangan, analisis pembiayaan, pembinaan penatausahaan akuntansi dan pelaporan keuangan SKPD, pembinaan penatausahaan dan pelaporan keuangan desa, serta pembinaan keuangan BLUD.


(65)

b. Menyiapkan kebijakan teknis, program dan kegiatan bidang akuntansi;

c. Mengoordinasikan pelaksanaan

verifikasi atas SPM yang diajukan kepada BUD;

d. Mengoordinasikan pelaksanaan

verifikasi atas laporan pertanggungjawaban Bendahara SKPD dan SKPKD;

e. Mengoordinasikan pelaksanaan

siklus akuntansi dan pelaporan keuangan daerah;

f. Menyelenggarakan pembinaan

teknis pengelolaan akuntansi dan penatausahaan keuangan SKPD;

g. Mengoordinasikan pelaksanaan

evaluasi, analisis dan pelaporan atas pelaksanaan APBD;

h. Mengoordinasikan pelaksanaan

analisis atas laporan keuangan daerah;

i. Mengoordinasikan pelaksanaan

analisis investasi, divestasi dan pembentukan dana cadangan daerah;

j. Menyusun rancangan pedoman

pengolahan keuangan desa;

k. Melaksanakan pembinaan

keuangan BLUD;

l. Mengoordinasikan penyusunan

laporan keuangan daerah dengan unit kerja dan SKPD terkait;


(66)

n. Membina, mengkoordinasi, memberi petunjuk, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan baik secara lisan maupun tertulis;

o. Membuat dan menyampaikan

laporan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris Dinas;

p. Melaksanakan tugas-tugas lain

yang diberikan pimpinan.

f) Kepala Bidang Asset Daerah

Tugas pokok:

Melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas di bidang pengelolaan asset daerah. Fungsi:

a. Mengoordinasikan pengumpulan

bahan keperluan penyusunan rencana strategis di bidang asset daerah;

b. Menyiapkan kebijakan teknis,

program dan kegiatan bidang Asset Daerah;

c. Mengoordinasikan penyusunan

pedoman tata cara inventarisasi dan petunjuk teknis administrasi asset daerah;

d. Mengoordinasikan pelaksanaan

analisis kebutuhan, pengadaan dan pemeliharaan barang daerah;

e. Mengoordinasikan pemanfaatan,

pendistribusian dan penghapusan barang daerah;


(67)

g. Mengadakan pembinaan, pengendalian dan pengawasan Asset Daerah;

h. Mengendalikan pelaksanaan tugas

seksi-seksi di bidang asset daerah;

i. Membina, mengkoordinasi,

memberi petunjuk, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan baik secara lisan maupun tertulis;

j. Membuat dan menyampaikan

laporan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris Dinas

BAB V

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

Dalam bab ini penulis menyajikan, mengolah, serta menganalisis data-data yang diperoleh selama penelitian di Kabupaten Samosir, khususnya di Dinas Pendapat, Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Samosir. Hasil-hasil penelitian yang dipaparkan berupa data primer dan sekunder yang diperoleh dari lapangan. Adapun data yang disajikan adalah data Pendapatan Asli Daerah (PAD) kabupaten Samosir secara umum pada tahun 2009-2013, yang difokuskan pada pergerakannya yang dipengaruhi Pajak Hotel pada tahun-tahun tersebut.


(68)

Data tersebut akan didukung dengan hasil wawancara dengan beberapa informan penting untuk memperkuat keaabsahan hasil pengolahan data sekunder sehingga dapat mendeskripsikan hasil observasi dan diambil kesimpulannya.

IV.1 Data Hasil Penelitian

IV.1.1 Data Laporan Pemungutan Pajak Hotel (2009-2013)

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 11 tahun 2011 dalam Pasal (1)

tahun pajak daerah adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) tahun kalender. Data yang

akan disajikan berikut merupakan data-data laporan Pajak Daerah yang dikutip langsung dari laporan Pajak Hotel Kabupaten Samosir dalam tahun 2009 sampai 2013 oleh DISPENKA Kabupaten Samosir.

Dengan menggunakan rumus untuk mencari efektivitas Pajak Hotel (37) maka diperoleh data-data sebagai berikut:


(69)

Sumber: Catatan atas laporan keuangan DISPENKA Samosir 2009 Berdasa rkan tabel di atas dapat diketah ui bahwa pemerin tah Kabupa ten Samosir khususn ya bidang anggaran memasang target atas perolehan Pajak Hotel di Kabupaten Samosir pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 250.000.000,00 . Namun, yang dapat terealisasi pada tahun itu dan tercatat oleh DISPENKA hanya sebesar Rp 249.063.981,00. Dapat disimpulkan bahwa target pajak hotel tidak terpenuhi, dan hanya ±99,625% dari target yang dapat terealisasi, dan untuk efektivitasnya, persentase ini tergolong dalam kategori tinggi/sangat baik.

No. Jenis Pajak Target (Rp)

Realisasi (Rp)

Persentase (%)

1 Pajak Hotel 250.000.000,00 249.063.981,00 99,625

2 Pajak Restoran 500.000.000,00 463.654.728,00 92,73

3 Pajak Hiburan Lainnya

2.000.000,00 606.000,00 30,3

4 Pajak Reklame 50.000.000,00 35.282.500,00 70,565

5 Pajak

Penerangan Jalan Umum

1.000.000.000,00 1.566.987.228,00 156,987

6 Pajak Bahan Galian Gol. C

1.660.118.305,00 1.569.034.189,00 94,513


(70)

Tabel 5.2 Laporan Hasil Pajak Daerah Kabupaten Samosir tahun 2010 No. Jenis Pajak Target

(Rp)

Realisasi (Rp)

Persentase (%)

1 Pajak Hotel 250.000.000,00 200.054.834,00 80,023

2 Pajak Restoran 500.000.000,00 454.394.310,00 90,878

3 Pajak Hiburan

Lainnya

2.000.000,00 2.000.000,00 100

4 Pajak Reklame 50.000.000,00 51.157.800,00 102,316

5 Pajak Penerangan Jalan Umum

1.000.000.000,00 1.412.604.217,00 1,412

6 Pajak Bahan Galian

gol. C

1.216.072.918,00 1.579.293.689,00 129,87

Jumlah 3.018.072.918,00 3.699.504.850,00 122,58 Sumber: Catatan atas laporan keuangan DISPENKA Samosir 2010

Berdasarkan tabel di atas diketaui bahwa pemerintah Kabupaten Samosir khususnya bidang

anggaran memasang target penerimaan daerah melalui Pajak Hotel untuk tahun 2010 sebesar Rp 250.000.000,00, sama sepeti tahun sebelumnya. Namun pada realisasinya seperti yang tercantum dalam laporan keuangan DISPENKA tahun 2010 hanya mencapai Rp 200.054.834,00. Hal itu dapat memberi kesimpulan bahwa pemungutan Pajak Hotel tidak memenuhi targetnya, hanya sekitar 80% yang dapat tercapai pada tahun tersebut. Dan sesuai


(71)

kriteria efektivitas Pajak Hotel, maka perolehan Pajak Hotel Kabupatn Samosir pada tahun 2010 hanya memenuhi kriteria baik.

Tabel 5.3 Laporan Hasil Pajak Daerah Kabupaten Samosir tahun 2011

No. Jenis Pajak Target

(Rp)

Realisasi (Rp)

Persentase (%)

1 Pajak Hotel 250.000.000,00 256.145.850,00 102,46

2 Pajak Restoran 500.000.000,00 488.160.849,00 97,63

3 Pajak Reklame 50.000.000,00 54.619.160,00 109,24

4 Pajak Hiburan 10.000.000,00 300.000,00 3,00

5 Pajak Penerangan

Jalan Umum

1.150.000.000,00 1.239.024.411,00 107,74

6 Pajak Galian gol. C 2.700.000.000,00 2.978.652.561,00 110,32

Jumlah 4.660.000.000,00 5.016.902.831,00 107,66 Sumber: Catatan atas laporan keuangan DISPENKA Samosir 2011

Berdasarkan tabel, diperoleh bahwa serupa tahun-tahun sebelumnya, pemerintah

Kabupaten Samosir khususnya bidang anggaran memberi target atas pendapatan Pajak Hotel adalah sebesar Rp 250.000.000,00. Dan untuk tahun 2011, Kabupaten Samosir melalui pajak hotelnya memperoleh penerimaan melebihi targetnya, yaitu sebesar Rp 256.145.850,00. Perolehan tersebut sekitar 102% dari yang diharapkan dan ditargerkan pemerintah bidang


(72)

Tabel 5.4 Laporan Hasil Pajak Daerah Kabupaten Samosir tahun 2012

No. Jenis Pajak Target

(Rp)

Realisasi (Rp)

Persentase (%)

1 Pajak Hotel 500.000.000,00 240.431.000,00 48,09

2 Pajak Restoran 750.000.000,00 400.696.538,00 53,43

3 Pajak Reklame 50.000.000,00 88.485.000,00 176,97

4 Pajak Hiburan 100.000.000,00 2.530.000,00 2,53

5 Pajak Penerangan Jalan Umum

1.230.000.000,00 1.287.226.417 104,65

6 Pajak Galian gol. C 1.700.000.000,00 1.585.377.708,00 93,26

7 BPHTB 20.000.000,00 58.992.500,00 294,96

Jumlah 4.350.000.000,00 3.663.739.163,00 84,22 Sumber: Catatan atas laporan keuangan DISPENKA Samosir 2012

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pemerintah Kabupaten Samosir terutama bidang

anggaran menetapkan jenis pajak baru untuk sebagai sumber penerimaan untuk Kabupaten Samosir yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, yaitu Bea Perolehan Hak Tanah dan Bangunan (BPHTB).

Terlepas dari hal tersebut, dari tabel dapat kita lihat pemerintah juga memasang target yang berbeda atas pajak hotel untuk tahun 2012, yaitu sebesar Rp 500.000.000,00 , naik 100%.


(73)

yang jumlahnya sangat jauh dari target yang dibuat. Pencapaian penerimaan Kabupaten Samosir melalui pajak hotel pada tahun 2012 hanyalah mencapai 48,09% saja. Dan jika kita lihat, hasil tersebut hanya memenuhi kriteria cukup untuk efektivitas pajak hotel pada tahun ini.

Tabel 5.5 Laporan Hasil Pajak Daerah Kabupaten Samosir tahun 2013

No. Jenis Pajak Target

(Rp)

Realisasi (Rp)

Persentase (%)

1 Pajak Hotel 500.000.000,00 276.126.000,00 55,23

2 Pajak Restoran 750.000.000,00 385.434.569,00 51,39

3 Pajak Hiburan 50.000.000,00 400.000,00 0,80

4 Pajak Reklame 80.000.000,00 114.330.000,00 142,91

5 Pajak Penerangan

Jalan Umum

1.230.000.000,00 1.575.982.190,00 128,13

6 Pajak Galian gol.

C

1.700.000.000,00 3.407.434.367,00 200,44

7 Bea Perolehan Hak

Tanah dan Bangunan

50.000.000,00 133.687.250,00 267,37


(74)

Bedasarkan tabel dapat diketahui bahwa realisasi penerimaan Kabupaten Samosir melalui Pajak Hotelnya hanya sebesar Rp 276.126.000,00 dari yang ditargetkan pemerintah bidang anggaran yaitu sebesar Rp 500.000.000,00. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pencapaian pemungutan pajak hotel Kabupaten Samosir untuk tahun 2013 sangat jauh dari harapan, hanya mencapai 55,23% dari target pemerintah Kabupaten Samosir.

Dari tabel 5.1 hingga tabel 5.5 dapat disimpulkan bahwa penerimaan Kabupaten Samosir melalui pemungutan Pajak Hotelnya berubah-ubah atau bergerak tidak stabil. Kadang kurang dari target yang ditetapkan, kadang melampaui target yang ditetapkan pemerintah Kabupaten Samosir khususnya DISPENKA bidang anggaran.

Dan dari data-data laporan Pajak Hotel yang telah dikelola di atas, maka dapat dilihat pertumbuhan atau pergerakan hasil pemungutan pajak hotel yang dihasilkan Kabupaten Samosir dalam 5 tahun tersebut yaitu sebagai berikut:


(75)

Tabel 5.6 Laporan Perolehan Pajak Hotel Kabupaten Samosir tahun 2009-2013

No. Tahun Pajak Hotel

(Rp)

Pertumbuhan (%)

1 2009 249.063.981,00 -

2 2010 200.054.310,00 -1,22

3 2011 256.145.850,00 28,03

4 2012 240.431.000,00 -6,13

5 2013 276.126.000,00 14,84

Rata-rata 244.364.230,25 8,88

Sumber: Catatan atas laporan keuangan DISPENKA Samosir (diolah)


(1)

BAB VI PENUTUP

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dalam bab ini peneliti akan menarik beberapa kesimpulan mengenai hasil penelitian dan observasi yang telah dilakukan di lapangan, serta memberikan beberapa saran sebagai hasil terakhir dari penelitian ini.

VI.1 Kesimpulan

Setelah hasil penelitian ini diinterpretasi dan dianalisis, maka dalam bab ini penulis dapat menarik kesimpulan yang menjadi inti dari penelitian yang telah dilakukan mengenai Pengaruh Efektivitas Pemungutan Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Samosir, yaitu:

1.Secara keseluruhan dari data sekunder angka perolehan Pajak Hotel yang diperoleh Kabupaten Samosir dalam lima tahun terakhir relatif baik dan stabil. Namun pada tahun 2012 dan 2013 target dinaikkan 100% namun realisasinya menunjukkan pada angka yang tidak jauh dari sebelum-sebelumnya. Ini memunculkan opini apakah pemungutan pajak hotel tidak terealisasi dengan baik, atau memang target yang ditetapkan terlalu tinggi.

2.Berdasarkan wawancara, rutinitas pemungutan pajak hotel telah terlaksana dengan baik. Namun, sistemnya kurang termanajerisasi dengan baik. Sehingga menimbulkan celah untuk melakukan penyimpangan oleh para pengusaha hotel untuk melakukan manipulasi dalam pelaporan hasilan usahanya.

3.Hotel sebagai salah satu penyumbang bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Samosir, karena keadaannya sebagai daerah wisata memungkinkan perkembangan


(2)

hotel sebagai sumber penghasilan daerah tersebut. Dari data keuangan DISPENKA yang telah diolah, diperoleh persentase sumbangsih pajak hotel terhadap PAD Kabupaten Samosir adalah sekitar 0,01 %. Bukan angka yang besar, namun bukan juga angka yang cuma-Cuma. Yang berarti hotel di Kabupaten Samosir tidak boleh diabaikan karena berguna bagi kepentingan daerah itu sendiri.

VI.2 Saran

Melihat dan meninjau dari hasil penelitian ini maka penuis memberikan saran sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan kesadaran para pengusaha hotel sebagai wajib pajak perlu dilakukan sosialisasi yang lebih intens, dan penerapan sanksi yang lebih tegas sehingga efektif untuk meningkatkan mindset para pengusaha hotel terhadap kewajibannya.

2.Perlu diperhatikan dan dierbaiki sistem manajerial pelaporan hasil usaha hotel. Sehingga meminimalisir penyimpangan/ manipulasi laporan transaksi pembayaran yang nantinya akan menentukan besaran wajib pajak hotel tersebut.

3.Jangan mengabaikan potensi hotel sebagai salah satu sumber penghasilan daerah walaupun angkanya hanya kecil dalam PAD, karena seberapa kecilpun uang yang dihasilkan daerah sangat berguna bagi perkembangan Kabupaten Samosir apalagi sebagai daerah pemekaran.

4. Perlu dilakukan pembagian tugas khusus (penagih khusus) untuk segala sesuatu yang berhubungan dengan pajak dan retribusi daerah. Agar perolehannya dapat maksimal dan tidak ada penyelewengan atau kebocoraan potensi yang dimiliki daerah. Sehingga lebih besar lagi partisipasi pajak hotel terhadap PAD, dan PAD pun


(3)

meningkat untuk mendorong perkembangan daerah Kabupaten Samosir dan masyarakat yang ada di dalamnya turut sejahtera merasakan hasil yang dikelola daerahnya sendiri.


(4)

DAFTAR PUSTAKA A.BUKU-BUKU

Bernard, Halley F. 1992. A Survey of Contemporary Economics. Illinois: Richard P. Irwin.

Burhan, Bungin. 2005. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Campbell, Joseph P. 1989. Accounting Planning and Management. Cambridge: Harvard University Press.

Hyman, David N. 1987. Economics. Massachusetts: IRWIN.

Koswara, E. 2000. Kebijaksanaan Perencanaan dan Administrasi Pembangunan. Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM.

Lawson, Donald E. 1986. Compton’s Encyclopedia and Fact Index. Vol.19. Washington: New Yok University.

Mahsun, Mohamad. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik edisi I. Yogyakarta: BPFE.

Marsyahrul, Tony. 2004. Pajak Penghasilan Potongan dan Pungutan. Jakarta: Grasindo.

Musgrave, Richard A. 1989. Public Finance in A Democratic Society vol. II. Washington: New York University.

Mustaqiem, H. 2008. Pajak Daerah dalam Transisi Otonomi Daerah. Yogyakarta: FH UII Press.

Nogi, Hesel. 2003. Kebijakan Publik yang Membumi. Yogyakarta: Lukma Riset. Nurcholisi, Hanif. 2007. Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.


(5)

Putra, Sarkani. 2001. Perspektif Ekonomi Islam. Jakarta: Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam.

Santoso, Purwo. 1989. Arah Perencanaan Pembangunan Desa yang Partisipatif. Yogyakarta: Fakultas ISIP UGM.

Siagian, Sondang P. 1992. Administrasi Pembangunan: Konsep, Dimensi, dan Strateginya. Jakarta: Gunung Agung.

Siahaan, Marihot Pahala. 2005. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Soemito, Rochmat. 1988. Asas dan Dasar Perpajakan. Bandung: Rafika Aditama. Steers, Richard M. 1980. Efektivitas Organisasi: Kaidah Tingkah Laku. Jakarta:

Erlangga.

Sudarwan, Danim. 2004. Transformasi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Suyanto, Bagong. 1996. Kajian Komunikasi. Surabaya: Airlangga University Press. Wardi, Ismu. 2010. Kinerja Ekonomi dan Fiskal. Jakarta: Sekretariat Jenderal

Kementerian Keuangan Pelindung.

Widodo, Joko. 1990. Analisis Kebijakan Publik. Malang: bayumedia Publishing. Yani, Ahmad. 2002. Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah


(6)

B.UNDANG-UNDANG

Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 11 Tahun 20011 Tentang Pajak Daerah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

C.Sumber Lain

Laporaan Keuangan Dinas Pendapatan, Keuangan, dan Asset Daerah Kabupaten Samosir

Laporan APBD Kabupaten Samosir tahun 2009-2013

D.Sumber Internet

http://www.kemenkeu.go.id/pajakhotel  diakses pada 2 Maret pukul 22:10 www.samosirkab.go.id‐DISPENDA  diakses pada 26 Februari pukul 20:45