Tata Cara Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pengelola Kekayaan Dan Asset Daerah Kota Sibolga

(1)

TUGAS AKHIR

PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN PADA DINAS PENGELOLA KEKAYAAN DAN ASSET DAERAH KOTA SIBOLGA

O L E H

Nama : Ovi Aldino Akbar Nasution NIM : 072600086

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan perkuliahan dan menyelesaikan penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) dengan judul “TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK PENERANGAN JALAN

PADA DINAS PENGELOLA KEKAYAAN DAN ASSET DAERAH KOTA SIBOLGA ”.

Laporan PKLM ini diajukan guna untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk dapat menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna baik dalam susunan kalimat maupun pembahasannya, Oleh karena itu penulis mengharapkannya adanya kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun laporan ini kearah yang lebih baik.

Penulis laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan perhatian berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terimakasih setulus-tulusnya kepada:

- Bapak Prof. Dr. M.Arif Nst,M .A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

- Bapak Drs.H.M. Husni Thamrin Nst, Msi, selaku Ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.


(3)

- Ibu Dra. Elita Dewi ,Msp, selaku Dosen Wali.

- Ibu Arlina, SH, M.Hum selaku Dosen Pembimbung, yang telah banyak membantu dan memberikan pengarahan pengarahan dalam proses penulisan Laporan PKLM.

- Seluruh Dosen Pengajar Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan, yang telah memberi ilmu dan wawasan selama mengikuti perkuliahan.

- Seluruh Staf Pengajar jurusan Administrasi Perpajakan yang telah banyak membantu penulis.

- Bapak Basril Tanjung SE. serta masing-masing kepala seksi yang telah membantu saya dalam memperoleh data yang diperlukan.

- Ayahanda dan Ibunda tercinta yang senantiasa memberikan kasih sayangnya, didikan, dorongan dan restunya kepada penulis, dan juga materiil yang diberikan yang tidak dapat dinilai dengan suatu apapun.

- Buat Kakakku tersayang maya terima kasih atas dorongan, semangat dan do’anya sehingga penulis tetap bersemangat menghadapi segala rintangan dan cobaan.

- Seluruh teman-teman terbaikku Tax B’ 2007 yang telah banyak membantu dan memberikan sumbangan pikiran dalam menyelesaikan laporan ini. dan keluarga besar IMPROSAJA gak nyangka bisa kenal dengan kalian yang unik-unik dan gokil gak terasa 3 tahun telah kita lalui bersama khususnya sahabat-sahabatku (,C2 CORPORATION) pokoknya dari A sampai Z juga,


(4)

makasih buat semuanya, Insyallah persahabatan ini tidak hanya sampai disini tapi untuk selamanya.

- Seluruh teman-teman seperjuangan Tax ‘ Stambuk 2007

- Pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, saya mengucapkan ribuan terimakasih atas bantuan dan dukungannya sehingga laporan ini dapat selesai. Dan saya berharap kiranya Laporan PKLM ini dapat bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan.

Medan, Juni 2010 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ...iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ...1

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ...3

C. Ruang Lingkup Praktik Kerja Kapangan Mandiri...5

D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ...5

E. Metode Pengumpulan data ...6

F. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ...7

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. Sejarah Singkat Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga ...10

B. Struktur Organisasi Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga ...12

C. Tugas dan Fungsi Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga ...14

D. Gambaran Umum Pegawai Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga ...19


(6)

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK RESTORAN

A. Pengertian Pajak ...21

B. Ketentuan Peraturan dan Perundang-undangan Tentang Pajak Penerangan Jalan ...21

C. Objek dan Subjek Pajak Penerangan Jalan ...23

D. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Penerangan Jalan ...24

E. Tata Cara Pemungutan Pajak Penerangan Jalan (PPJ) ...25

F. Tata cara perhitungan Pajak Penerangan Jalan ...27

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA A. Analisa Data ...29

B. Faktor-faktor Penghambat Pajak Penerangan Jalan ...31

C. Upaya-upaya Peningkatan Pajak Penerangan Jalan ...32

D. Kontribusi Pajak Penerangan Jalan Bagi Pendapatan Daerah ...33

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...34

B. Saran ...35

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Sesuai dengan fungsi dan karakteristik pajak sebagai sumber utama penerimaan Negara dan kewajiban kenegaraan bagi warga masyarakat pembayar pajak , dan meningkatnya jumlah pembayar serta pemahaman akan hak dan kewajibannya dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan perpajakan, mengakibatkan peningkatan penerimaan daerah.

Pajak yang dikelola secara bersama-sama Direktorat Jenderal Pajak dan Pemerintah Daerah, dimana dalam pemungutannya memperhatikan keadaan wajib pajaknya melalui penghasilan yang diperoleh oleh wajib pajak. Pajak daerah merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan otonomi daerah. Pajak Penerangan Jalan merupakan salah satu pajak daerah yang berpotensial dikarenakan memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) maka sangat diharapkan Pajak Penerangan Jalan sebagai alternatif pendanaan pemerintah untuk mendukung peningkatan kemampuan daerah dalam rangka mengembangkan sumber-sumber pendapatan daerah yang diharapkan akan mengingkatkan kemampuan membangun daerah tersebut.

Sesuai dengan UU Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan atas UU Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Namun Undang-Undang tersebut tidak berlaku lagi dikarenakan telah adanya Undang –


(8)

Undang Pajak Daerah yang baru yaitu Undang – Undang No.28 Tahun 2009. Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik, baik yang dihasilkan sendiri maupun diperoleh dari sumber lain. Sebagai salah satu sumber pendapatan daerah yang berperan penting bagi anggaran dan belanja daerah, Pajak Penerangan Jalan sangat diharapkan dapat memberikan sumbangsihnya bagi kelangsungan pembangunan daerah.

Dalam pelaksanaan Pajak Penerangan Jalan tersebut di daerah tentunya terdapat permasalahan-permasalahan salah satunya adalah dalam hal tata cara pemungutan. Oleh karena itu, petugas yang berwenang dalam pelaksanaan Pajak Penerangan Jalan ini harus meningkatkan kinerjanya, sehingga dapat mengatasi permasalahan yang timbul. Apabila permasalahan tersebut dapat teratasi tentunya penerimaan daerah meningkat sehingga pembangunan di daerah dapat dibiayai.

Melalui pelaksanaan PKLM ini, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana prosedur yang dilakukan dalam menentukan besarnya pajak atas penerangan jalan dan bagaimana tata cara yang dilakukan dalam pemungutan atas Pajak Penerangan Jalan tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis memilih judul : “ Tata Cara

Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Derah Kota Sibolga .“


(9)

B. Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

a. Untuk mengetahui tata cara pemungutan pajak penerangan jalan pada Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga.

b. Untuk mengetahui data tentang pemungutan pajak penerangan jalan.

c. Untuk mengetahui masalah maupun kendala yang dihadapi dalam pemungutan pajak penerangan jalan.

d. Untuk mengetahui upaya - upaya yang ditempuh dalam meningkatkan penerimaan pajak penerangan jalan.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Bagi Mahasiswa

a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang perpajakan b. Agar dapat menerapkan teori-teori yang didapat selama perkuliahan

c. Agar dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa. Dalam melaksanakan kegiatan PKLM mahasiswa dapat menuangkan keterampilan dan mengaplikasikan dengan baik dalam melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pengetahuan dan teknologi dalam menghadapi masalah yang timbul.

d. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah dipelajari ke dalam permasalahan yang timbul selama PKLM.

e. Memperluas pandangan mahasiswa dalam melihat kondisi perpajakan yang sesungguhnya.


(10)

Bagi kantor/instansi

a. Sebagai sarana untuk meningkatkan hubungan antara Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga dengan Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan sehingga instansi tersebut dapat mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan ilmu pengetahuan dilembaga pendidikan Program Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU

b. Untuk membantu dalam mensosialisasikan pelaksanaan pemungutan pajak penerangan jalan.

c. Hasil dari proposal ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumbangan pemikiran kepada Kantor Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga, sebagai masukan dalam evaluasi pelaksanaan pemungutan pajak penerangan jalan.

d. Untuk menambah Ide dan gagasan untuk perbaikan sistim kerja yang ada di Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga.

e. Memberi uji nyata atas disiplin ilmu yang telah didapatkan.

Bagi Universitas

a. Untuk meningkatkan kerja sama antara Universitas dengan Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga.

b. Agar memperkenalkan sumber daya Universitas Sumatera Utara Khususnya Program Studi Diploma III.


(11)

c. Membuka interaksi antara Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU dengan instansi yang bersangkutan khususnya Kantor Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga.

C. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

1. Tata cara pemungutan pajak penerangan jalan pada Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah

2. Data tentang pelaksanaan pemungutan pajak penerangan jalan yang diperoleh dari Dinas Pengelola Kekayaan dan Asser Daerah Kota Sibolga

3. Kendala dalam pemungutan pajak penerangan jalan pada Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga

D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta perolehan informasi sesuai dengan metode yang digunakan, maka tahapannya adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini, penulis melakukan berbagai persiapan yang menyangkut PKLM ini, mulai dari penentuan judul tempat praktik kerja lapangan mandiri, mencari bahan untuk membuat proposal, serta konsultasi dengan dosen.


(12)

2. Studi Literatur

Yaitu mengumpulkan buku- buku yang diperlukan, Undang – Undang di bidang Perpajakan, dan bahan – bahan tertulis lainnya yang berhubungan dengan laporan ini.

3. Observasi Lapangan

Dalam tahap ini penulis melakukan peninjauan/pengamatan secara langsung pada objek praktik kerja lapangan dan meninjau secara langsung kondisi tempat pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui sistem kerja yang berlaku pada Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga.

4. Pengumpulan Data

Pada tahap ini penulis mengumpulkan data melalui dua cara yaitu data primer dan sekunder yang bertujuan untuk pengumpulan data yang berhubungan dengan penyusunan laporan PKLM.

5. Analisis Data dan Evaluasi

Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan, penulis akan menganalisa dan mengevaluasi data atau keterangan mengenai Tata Cara Pemungutan Pajak Penerangan Jalan.

E. Metode Pengumpulan Data


(13)

1. Wawancara (Interview Guide)

Dalam hal ini penulis mengajukan pertanyaan langsung kepada para pegawai yang berhubungan dengan masalah yang dibahas atau bertanya langsung kepada pegawai yang dianggap mampu memberikan data primer dan informasi tentang tata cara pemungutan pajak penerangan jalan.

2. Observasi (Observation Guide)

Dalam metode ini penulis langsung turun kelapangan meninjau, mendengar serta mencatat mengenai hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas, meneliti pemungutan pajak penerangan jalan.

3. Dokumentasi (Optional Guide)

Studi dokumentasi dengan mempelajari buku dan/atau literatur, hasil-hasil penelitian, meminta dokumen atau data-data pendukung yang berhubungan dengan PKLM.

F. Sistematika Penulisan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Dalam pembahasan penulisan laporan ini penulis menyajikan pembahasan laporan ini kedalam 5 bab. Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan secara singkat latar belakang yang menjadi pemikiran dalam pemilihan judul. Bab ini berisikan


(14)

latar belakang PKLM, tujuan, manfaat PKLM, ruang lingkup PKLM, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Dalam bab ini penulis menguraikan secara singkat mengenai lokasi

PKLM, sruktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi, serta gambaran mengenai pegawai Kantor Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga.

BAB III : GAMBARAN DATA PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN Dalam bab ini penulis menjelaskan data yang berkaitan dengan

pemungutan pajak penerangan jalan yang ada di Kantor Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga.

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis akan membandingkan penerapan teori yang ada

dengan data yang diperoleh di lapangan, yaitu pemungutan pajak penerangan jalan Di Kantor Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga.

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran. Dimana dalam bab ini

disimpulkan uraian-uraian dari bab-bab sebelumnya dan saran yang mungkin dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang ada.


(15)

Bab ini merupakan penutup dari bab-bab sebelumnya yang berisi kesimpulan dan saran yang kiranya dapat mengingkat pelayanan kepada wajib pajak khususnya Kantor Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga.


(16)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

A. Sejarah Singkat Dinas Pengelola Keayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga

Pada awalnya Kota Sibolga adalah Kota Administratif yang masih berada di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah. Namun pada saat sekarang ini telah menjadi Pemerintahan Kota Sibolga.

Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menganut prinsip otonomi yang seluas – luasnya, nyata dan bertanggung jawab, dimana daerah diberi kewenangan untuk mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penyelenggaraan urusan pemerintahan tersebut dilaksanakan oleh pemerintah daerah yang terdiri dari Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Pemerintah Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Daerah yang berfungsi sebagai eksekutif daerah, sedangkan DPRD merupakan lembaga legislative daerah.

Dalam melaksanakan tugas, Kepala Daerah dibantu seorang Wakil Kepala Daerah dan Perangkat Daerah. Perangkat Daerah terdiri dari unsur staf yang membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi yang di wadahi dalam Sekretariat Daerah, unsur pendukung tugas dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah


(17)

yang bersifat spesifik yang diwadahi dalam lembaga teknis daerah; serta unsur pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam lembaga dinas daerah

Sesuai dengan Surat Keputusan Walikota Sibolga 188.4.54/14/ 2000 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Sibolga, maka terbentuklah Dinas Pendapatan Daerah Kota Sibolga yang bertugas untuk mengelola penerimaan dan pendapatan di daerah Kota Sibolga, termasuk untuk mengelola penerimaan pajak dan retribusi daerah yang merupakan kewajiban para wajib pajak yang berada di dalam daerah Kota Sibolga.

Namun pada tahun 2008, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 maka Dinas Pendapatan Daerah Kota Sibolga melakukan peleburan dengan Bagian Pengelolaan Kekayaan dan Asset Daerah Pemerintah Kota Sibolga. Maka sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Sibolga No. 11 Tahun 2008 tentang Dinas – Dinas di Kota Sibolga, Dinas Pendapatan Daerah Kota Sibolga berganti nama menjadi Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga. Pembentukan Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga secara yuridis formal dituangkan dalam Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Dinas – dinas Kota Sibolga. Pembentukan dimaksudkan sebagai pelaksanaan Peraturana Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah, yang mengharuskan daerah untuk melakukan perubahan struktur organisasi daerah sesuai dengan kondisi dan perkembangan yang ada di daerah. Secara resmi Peraturan Daerah Nomor 11 tahun


(18)

2008 diberlakukan sejak tanggal 03 Mei 2008 dengan dilantiknya para Pejabat Eselon II di lingkungan Pemko Sibolga oleh Walikota Sibolga.

B. Struktur Organisasi Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga

Struktur organisasi merupakan penyedia lingkungan kerja yang tepat sesuai dengan keahlian dan kecakapan karyawan masing-masing serta membatasi kegiatan kerja dan wilayah kerja setiap karyawan.

Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan sistematis mengenai penetapan tugas – tugas, fungsi dan wewenang serta tanggung jawab masing – masing dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan struktur tersebut juga untuk membina keharmonisan kerja agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan teratur dan baik untuk mencapai tujuan secara maksimal.

Adapun kegunaan dari struktur organisasi tersebut adalah : a. Memudahkan pelaksanaan kerja

b. Mempermudah pengawasan oleh pimpinan c. Membagi kegiatan kerja khusus pada tiap bagian

d. Mencegah adanya penumpukan kerja pada staff bagian saja

e. Mempermudah kerjasama dalam menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengan rencana.


(19)

Kantor Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang secara operasional bertanggung jawab terhadap pemerintah daerah.

Pada Skretariat Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga terdapat Sub Bagian yang dipimpin oleh Kepala Sub Bagian dalam jenjang jabatan struktural eselon IV. A yaitu :

a. Sub bagian Umum dan Perlengkapan

b. Sub bagian Keuangan dan Kepegawaian dan c. Sub bagian Perencanaan dan Pelaporan

Sementra itu, Kantor Dinas Pengelola Kekayaan dan asset Daerah Kota Sibolga juga terdapat 4 (empat) bidang yang dipimpin oleh Kepala Bidang dalam jenjang jabatan struktural eselon III.b. Tiap – tiap bidang terdiri dari 3 (tiga) Seksi yang masing – masing dipimpin oleh Kepala Seksi yang termasuk dalam kategori jenjang jabatan struktural eselon IV.a yaitu :

1. Bidang Pendapatan Terdapat 3 seksi :

a. Seksi Pendapatan, Pandaftaran dan Penetapan b. Seksi Pajak Retribusi dan Pajak lain – lain

c. Seksi Evaluasi, Pelaporan dan Pengembangan Pendapatan 2. Bidang Penganggaran dan Kuasa BUD

a. Seksi Penganggaran dan Pembinaan b. Seksi Verifikasi


(20)

3. Bidang Keuangan dan Akuntansi

a. Seksi Akuntansi Penerimaan Kas

b. Seksi Akuntansi Pengeluaran Kas dan Selain Kas c. Seksi Pelaporan

4. Bidang Asset dan Investasi Daerah

a. Seksi Perencanaan Asset dan Investasi Daerah b. Seksi Pemeliharaan dan Penghapusan

c. Seksi Pengendalian Inventaris Asset dan Investasi Daerah

Selanjutnya masing – masing Kepala Sub Bidang membawahi beberapa orang staf/pelaksana, dan pada Dinas tersebut terdapat Kelompok Jabatan Fungsional dan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).

Untuk melaksanakan fungsi dan layanan, Dinas Pengelola Kekayaan dann Asset Daerah Kota Sibolga telah ditempatkan sebanyak 53 orang aparatur sebagai asset intelektual. Jumlah ini terdiri dari 47 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 2 orang Tenaga Harian Lepas (THL) petugas administrasi dan 4 orang petugas kebersihan kantor.

C. Tugas dan Fungsi Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga

Tugas Pokok Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah berdasarkan Peraturan Walikota Sibolga Nomor 188.3.342/24/2008 pasal 83 ayat 1 adalah melaksanakan sebagian kewenangan daerah dibidang Pendapatan, Pengelolaan,


(21)

Keuangan dan Asset Daerah. Sebagai unsur pelaksana daerah dibidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah maka fungsinya sesuai pasal 83 ayat 2 adalah:

1. Menyusun program kerja dan kegiatan Dinas Pengelola Keuangan dan Asset Daerah

2. Menyusun dan mengelola anggaran belanja setiap pelaksanaan program/ kegiatan

3. Melaksanakan program kerja Dinas Pengelola Kekayaan dab Asset Daerah

4. Membuat laporan pertanggungjawaban kepada Walikota tentang pelaksanaan program/kegiaatan

5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan dengan petunjuk demi kelancaran pelaksanaan tugas

6. Pengadaan barang dan perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan

Disamping kewenangan tersebut diatas, Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga juga diberi kewenangan mengelola Stadion Horas.

Disamping tugas pokok dan fungsi diatas, Kepala Dinas Pengelola Keuangan dan Asset Daerah Kota Sibolga juga berfungsi sabagai Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD). Menurut pasal 5 ayat (3) Permendagri No. 13 Tahun 2006, Kepala SKPKD merupakan pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD). Selanjutnya pasal 7 Permendagri No. 13 Tahun 2006 menetapkan bahwa :


(22)

1. Kepala SKPKD selaku PPKD sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (3) mempunyai tugas :

a. menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah

b. menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD

c. melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan Perturan Daerah

d. melaksanakan fungsi BUD

e. menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggung jawaban pelaksanaan APBD

2. PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD berwenang : a. menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD b. mengesahkan DPA – SKPD/DPPA – SKPD

c. melakukan pengendalian pelaksanaan APBD

d. memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas daerah

e. melaksanakan pemungutan pajak daerah f. menetapkan SPD

g. menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah

h. ,elaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah i. Menyajikan informasi keuangan daerah


(23)

j. Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaa serta penghapusan barang milik daerah

Berdasarkan tugas dan fungsi dari Dinas Pengelola Kekayaan dan Aset Daerah Kota Sibolga, Dinas Pengelola Kekayaan dan Aset Daerah Kota Sibolga memiliki visi dan misi sebagai panutan dalam melaksanakan tugas melaksanakan pengelolaan terhadap keuangan daerah. Penetapan visi merupakan suatu langkah penting perjalanan suatu organisasi. Visi diperlukan pada saat organisasi berkarya dalam kehidupan organisasi selanjutnya. Visi merupakan suatu pedoman dan pendorong bagi organisasi untuk mencapai tujuannya.

Dalam rangka penyelenggaraan tugas dan kewenangan dibidang Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah agar lebih terarah dan terfokus kepada hasil yang akan dicapai, sesuai dengan tupoksi Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah bertugas dalam penyelenggaraan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah. Berdasarkan hal tersebut maka Visi Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah adalah ” Terkelolanya Keuangan Daerah dengan Tertib, Efisien,

Efektif, Transparan, Akuntabel dan Auditabel.”

Berdasarkan Visi yang telah diuraikan diatas dan sebagaimana pedoman dalam pelaksanaan tugas sesuai rencana dan tujuan yang akan dicapai, maka yang menjasi Misi Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga adalah :

a. Menyediakan sarana dan prasarana yang cukup dan tepat dalam pengelolaan keuangan dan asset daerah yaitu :


(24)

1. Gedung kantor yang baik dan dapat menampung pegawai dengan segala aktivitasnya

2. Mengadakan meubeleur dan perlengkapan kantor seperti komputer dan lain – lain yang cukup

3.Menggunakan aplikasi teknologi komputer dalam pengelolaan keuangan dan asset daerah

4. Mengadakan sarana mobilitas pegawai yang cukup

5. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola keuangan dan asset

daerah, terutama dibidang akuntansi keuangan negara/daerah serta pengelolaan barang/asset daerah

c. Mengadakan dan meningkatkan koordinasi pengelolaan keuangan daerah dan asset daerah

d. Melaksanakan pengelolaan keuangan daerah secara profesional sesuai dengan tuntutan paket 3 Undang – Undang Keuangan Negara 2003 – 2004 dan turunannya

e. Menginventariskan semua asset daerah dan melengkapi bukti kepemilikannya sesuai dengan peraturan perundang – undangan

f. Menepati jadwal waktu yang ditentukan dalam pengelolaan keuangan dan asset daerah.


(25)

D. GAMBARAN UMUM PEGAWAI DINAS PENGELOLA KEKAYAAN DAN ASSET DAERAH KOTA SIBOLGA TAHUN 2010

NO JABATAN JUMLAH

1 Kadis 1 orang

2 Sekretaris 1 orang

3 Kasubbag Umum dan Perlengkapan 1 orang

4 Kasubbag Keuangan dan Kepegawaian 1 orang 5 Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan 1 orang

6 Kabid Pendapatan 1 orang

7 Kabid Pengenggaran dan Kuasa BUD 1 orang

8 Kabid Keuangan dan Akuntansi 1 orang

9 Kabid Asset dan Investasi Daerah 1 orang 10 Seksi Pendapatan, Pendaftaran, dan Penetapan 1 orang 11 Seksi Pajak Retribusi dan Pajak Lain – lain 1 orang 12 Seksi, Evaluasi, Pelaporan, dan Pengembangan Pendapatan 1 orang 13 Seksi Pengenggaran dan Pembinaan 1 orang

14 Seksi Verifikasi 1 orang

15 Seksi Perbendaharaan 1 orang

16 Seksi Akuntansi Penerimaan Kas 1 orang

17 Seksi Akuntansi Pengeluaran Kas dan selain Kas 1 orang

18 Seksi Pelaporan 1 orang

19 Seksi Perencanaan Asset dan Investasi Daerah 1 orang 20 Seksi Pemeliharaan dan Penghapusan 1 orang 21 Seksi Pengendalian Inventaris Asset dan Investasi Daerah 1 orang


(26)

Keterangan :

1. Golongan III/a : 2 Orang 2. Golongan III/b : 4 Orang 3. Golongan III/c : 5 Orang 4. Golongan III/d : 8 Orang 5. Golongan IV/a : 1 Orang 6. Golongan IV/c : 1 Orang


(27)

BAB III

GAMBARAN DATA PAJAK PENERANGAN JALAN

A. Pengertian Pajak

Sebelum membahas mengenai gambaran data pajak penerangan jalan, sebaiknya kita terlebih dahulu mengetahui tentang pengertian pajak.

Definisi atau perngertian pajak menurut Prof.Dr.Rachmat Soemitro,SH: Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang

dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Menurut Undang-undang No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepala daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelengaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.

B. Ketentuan Peraturan dan Perundang-undangan Tentang Pajak Penerangan Jalan

1. Undang- undang No.34 Tahun 2000 tentang pajak dan retribusi daerah jo.undang-undang No.28 Tahun 2009 Tentang Perubahan atas Undang-undang No.34 Tahun 2000.


(28)

2. Undang-undang No.34 Tahun 2000 tentang Pemerintah Daerah.

3. Undang-undang No.25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah

4. Peraturan Pemerintah No.65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.

5. Peraturan Daerah Kota Sibolga No.05 Tahun 1998 tentang Pajak Penerangan Jalan.

6. Keputusan Menteri Dalam Negeri No.10 Tahun 2002 tentang pemungutan Pajak Penerangan Jalan.

Ketentuan-ketentuan tersebut memuat hal-hal penting yang memberi penjelasan tentang apa itu Pajak Penerangan Jalan dan PLN sebenarnya. Secara garis besar akan diuraikan sebagai berikut :

1. Pajak Penerangan Jalan adalah pajak yang dipungut atas penggunaan tenaga listrik dengan ketentuan bahwa diwilayah daerah tersebut tersedia penerangan jalan yang rekeningnya oleh Pemerintah Daerah.

2. Penerangan Jalan adalah penggunaan tenaga listrik untuk menerangi jalan umum yang rekeningnya dibayar oleh Pemerintah Daerah.

3. Penggunaan Tenaga Listrik adalah setiap orang pribadi atau badan yang menggunakan tenaga listrik dari PLN maupun bukan PLN.

4. Penggunaan Tenaga Listrik PLN yang selanjutnya disebut pelanggan PLN adalah setiap orang pribadi atau badan yang menggunakan tenaga listrik dari PLN. Penggunaan Tenaga Listrik bukan PLN adalah tenaga listrik yang


(29)

dihasilkan dari/oleh pembangkit tenaga listrik bukan PLN yang dimiliki dan atau dikelola oleh orang pribadi atau badan.

5. Perseroan Terbatas Perusahaan Listrik Negara (Persero), yang disingkat PLN, adalah PLN unit pelayanan termasuk anak perusahaan PLN yang menjual tenaga listrik kepada masyarakat.

6. Pelanggan adalah setiap orang Pribadi atau Badan Usaha yang menggunakan tenaga listrik dari PLN. ( Keputusan Menteri Dalam Negeri No.10 Tahun 2002).

C. Objek dan Subjek Pajak Penerangan Jalan

Objek Pajak Penerangan Jalan menurut Peraturan Daerah No.12 Tahun 2003 adalah setiap penggunaan tenaga listrik, diwilayah daerah yang tersedia penerangan jalan yang rekeningnya dibayar oleh Pemerintah Daerah.

Dikecualikan dari objek Pajak Penerangan Jalan adalah :

1. Penggunaan tenaga listrik oleh instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

2. Penggunaan tenaga listrik pada tempat-tempat yang digunakan oleh Kedutaan, Konsultan, Perwakilan Asing dan Lembaga-lembaga Internasional dengan azas timbale balik sebagaimana berlaku Pajak Negara.

3. Penggunaan tenaga listrik yang khusus digunakan oleh Badan Sosial untuk kegiatan yang bersifat social.


(30)

Subjek Pajak Penerangan Jalan adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan tenaga listrik.

Wajib Pajak Penerangan Jalan adalah orang pribadi atau badan yang menjadi pelangan listrik dan/atau pengguna tenaga listrik. (PP RI No.65 Tahun 2001).

D. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Penerangan Jalan

Yang menjadi dasar pengenaan pajak penerangan jalan adalah nilai jual tenaga listrik. Yang dimaksud dengan nilai jual tenaga listrik yaitu, adalah dalam hal tenaga listrik yang berasal dari PLN dan bukan dari PLN dengan pembayaran nilai jual tenaga listrik adalah besarnya tagihan biaya penggunaan listrik/rekening listrik.

Dan tarif yang berlaku dalam pemungutan pajak penerangan jalan adalah : a. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari PLN, bukan untuk industri

sebesar 10% (sepuluh perseratus).

b. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari PLN, untuk industri sebagai berikut :

1) Untuk industri yang memakai tenaga listrik dengan batas daya 450 VA s/d 13,9 KVA sebesar 8% (delapan perseratus).

2) Untuk industry yang memakai tenaga listrik dengan batas daya 14 KVA s/d 24.999 KVA sebesar 4% (empat perseratus).

3) Untuk industri yang memakai tenaga listrik dengan batas daya 25.000 KVA keatas sebesar 1,5% (satu koma lima perseratus).

c. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari bukan PLN, bukan untuk industri sebesar 8% (delapan perseratus).

d. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari bukan PLN, untuk industri ditetapkan sebagai berikut :


(31)

1) Untuk industri yang memakai tenaga listrik dengan batas daya 450 KVA s/d 13,9 KVA sebesar 8% (delapan perseratus).

2) Untuk industri yang memakai tenaga listrik dengan batas daya 14 KVA s/d 24.999 KVA sebesar 4% (empat perseratus).

3) Untuk industri yang memakai tenaga listrik dengan batas daya 25.000 KVA keatas sebesar 1,5% (satu koma lima perseratus).

E. Tata Cara Pemungutan Pajak Penerangan Jalan (PPJ)

Pemungutan pajak merupakan dari prngabdian dan peran serta wajib pajak untuk secara langsung dan bersama- sama melaksanakan kewajiban perpajakan yang di perlukan untuk pembiyaan pemerintah daerah dan pembangunan saerah.Tanggung jawab atas kewajiban di bidang perpajakan berada pada anggota masyarakat wajib pajak sendiri. Pemerintah dalam hal ini aparatur perpajakan sesuai dengan fungsinya berkewajiban melakukan pembinaan , pelayanan dan pengawasan terhadap pemenuhan kewajiban perpajakan berdasarkan ketentuan yang telah di tetap kan dan peratutan perundang-undangan perpajakan.

Di dalam proses ini pemungutan pajak penerangan jalan, pihak dinas pengelolah kekayaan dan asset daerah kota sibolga dibantu oleh BUMN , yaitu PT. PLN Persero Dimana PT PLN menjadi mitra kerja Dinas Pengelolah kekayaan asset Daerah kota Sibolga dalam hal pemungutan pajak penerangan jalan.Dan semua diatur dalam kesepakatan kerja sama antara MOU yang di tanda tangani oleh kedua pihak yang terkait.


(32)

Berikut ini tata cara pemungutan pajak penerangan jalan dan pelaporan pajak penerangan jalan sebagai berikut:

1.Pelanggaran membayar pajak penerangan jalan yang terutang setiap bulan bersamaan dengan pelaksanaan pembayaran rekening listrik.

2.PLN wajib menyetor hasil penerimaan pajak penerangan jalan kedalam kas daearah, dalam hal yakni Kantor Dinas Pengelolah asset kekayaan Daerah kota Sibolga.

3.Penyetoran dilakukan paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya.

4.Pihak PLN wajib mendaftar rekapitulasi rekening listrik dengan dilampiri rekening listrik pelanggan dan disampaikan kepada kepala Dinas Pengelolah kekayaan dan asset Daerah Kota Sibolga.

5.Kepala Dinas Pengelolah Dan Kekayaan Asset Kota Sibolga dapat mengurangkan dan mengapuskan tagihan pajak penerangan pajak jalan yang terutang sebagian atau seluruhnya sesuai dengan peratutan perundang-undangan yang berlaku.


(33)

F. Tata cara perhitungan Pajak Penerangan Jalan

Tabel 2 : Cara menghitung besarnya Pajak Penerangan Jalan

Contoh :

Pemakaian listik suatu rumah :

• Pemakaian listrik dengan batas daya sambung = 900 Va (= 0,9 kVA) termasuk golongan tarif RI 250 s/d 900 VA = 20.000/kVA

• Termasuk dalam biaya pemakaian Blok I : <60 jam nyala = Rp.275/Kwh

• Termasuk dalam pemakaian Blok II : <60 jam nyala = Rp.445/Kwh

• Termasuk dalam pemakaian Blok III : <60 jam nyala = Rp. 495/Kwh Perhitungan :

• Biaya beban = 0,9 kVA x Rp.20.000/kVA = Rp. 18.000

• Biaya pemakaian :

Blok I/20 Kwh x Rp.275 = Rp. 5.500 Blok II/40 Kwh x Rp.445 = Rp. 17.800 Blok III/30 Kwh x Rp.396 = Rp. 14.850

• Sub jumlah = Rp. 55.150

TARIF PAJAK PENERANGAN JALAN x DASAR PENGENAAN PAJAK PENERANGAN JALAN


(34)

• Pajak Penerangan Jalan Umum (10 %) = 10% x Rp. 55.150 = Rp. 5.515

• Jumlah Tagihan Rekening Listrik = Rp. 60.665

Keterangan :

Untuk biaya beban kVA, dan biaya pemakaian listrik / Kwh ditetapkan sesuai dengan standard tariff yang dikenakan PLN. Pajak Penerangan Jalan sebesar = Rp.5.515 harus dilaporkan dan disetor ke Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Kota Sibolga oleh PLN dengan melampirkan Laporan Hasil Realisasi dan Daftar Rekapitulasi Rekening Listrik.


(35)

BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI DATA

A. Analisa Data

TABEL TARGET DAN REALISASI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DALAM 4 TAHUN TERAKHIR

TAHUN TARGET REALISASI PERSEN (%)

2006 1.100.000.000 1.527.452.070 120,30 %

2007 1.300.000.000 1.602.005.000 122,20 %

2008 1.500.000.000 1.747.882.065 116,53 %

2009 1.600.000.000 2.024.536.709 126,52 %

SUMBER : DINAS PENGELOLA KEKAYAAN DAN ASET DAERAH KOTA SIBOLGA

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa :

1. Pada Tahun Anggaran 2006 total realisasi penerimaan dari pembayaran Pajak Penerangan Jalan sebesar Rp. 1.527.452.070,- berada di atas rencana penerimaan dari pembayaran Pajak Penerangan Jalan sebesar Rp, 1.100.000.000- dengan persentase 120,30%

2. Pada Tahun Anggaran 2007 total realisasi penerimaan dari pembayaran Pajak Penerangan Jalan sebesar Rp. 1.602.005.000,- berada di atas rencana penerimaan dari pembayaran Pajak Penerangan Jalan sebesar Rp. 1.300.000.000,- dengan persentase 122,20 %


(36)

3. Pada Anggaran Tahun 2008 total realisasi penerimaan dari pembayaran Pajak

Penerangan Jalan sebesar Rp. 1.747.882.065,- berada di atas rencana penerimaan dari pembayaran Pajak Penerangan Jalan sebesar Rp. 1.500.000.000,- dengan persentase 116,53 %

4. Pada Anggaran Tahun 2009 total realisasi penerimaan dari pembayaran Pajak Penerangan Jalan sebesar Rp, 2.024.536.709,- berada di atas rencana penerimaan dari pembayaran Pajak Penerangan Jalan sebesar Rp., 1.600.000.000,- dengan persentase 126,52 %

Jadi , kesimpulan yang dapat diambil dari keterangan di atas adalah :

Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa Pajak Penerangan Jalan untuk tahun 2006 sampai dengan 2009 target yang diharapkan melebihi target yang ditetapkan.

Dengan surplusnya penerimaan dari pembayaran Pajak Penerangan Jalan, berarti kinerja Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga sangat baik mengingat penerimaan yang diperoleh melebihi target yang ditetapkan. Berdasarkan surplusnya penerimaan tersebut, pembangunan di Kota Sibolga dapat terlaksana dan keseimbangan keuangan daerah menjadi lebih baik. Dalam hal ini Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga melakukan intensifikasi pajak untuk lebih meningkatkan penerimaan dari pemungutan Pajak Penerangan Jalan sehingga keuangan daerah lebih banyak untuk pembangunan dan kesejahteraan pada daerah tersebut.


(37)

B. Faktor-faktor Penghambat Pajak Penerangan Jalan

Meskipun Pajak Penerangan Jalan dapat memberikan kontribusi yang baik bagi pendapatan daerah, namum tidak dipungkiri adanya masalah-masalah yang timbul. Sedikit atau banyak masalah yang dihadapi harus tetap diperhatikan. Untuk diketahui sejauh mana masalah-masalah tersebut berpengaruh atau berdampak bagi kelangsungan proses Pajak Penerangan Jalan tersebut.

Berdasarkan observasi dilapangan, pengumpulan data-data yang ada, termasuk diadakannya metode wawancara, ditemukan masalah-masalah yang muncul Pajak Penerangan Jalan. Adapun masalah-masalah tersebut antara lain :

1. Adanya tunggakan pembayaran rekening listrik oleh konsumen.

2. Jumlah konsumen Pajak Penerangan Jalan yang belum jelas serta pendataan yang kurang maksimal. Contohnya yaitu ada konsumen yang mempunyai kantor di satu wilayah tertentu tetapi kantor diwilayah lain tidak diketahui. 3. Adanya keterlambatan pemasangan lampu Penerangan Jalan Umum.

Terkadang konsumen yang telah memenuhi syarat untuk pemasangan Lampu Penerangan Jalan Umum memberikan laporan bahawa adanya keterlambatan pemasangan Pajak Penerangan Jalan Umum, sehingga tidak tepat waktu sesuai jadwal pemasangan yang ditentukan.

4. Adanya pemasangan listrik-listrik liat terhadap Lampu Penerangan Jalan Umum. Masih ada masyarakat yang mau melakukan pemasangan listrik-listrik liar, dengan tujuan agar tidak terjaring oleh PLN. Sehingga mereka tidak perlu


(38)

menjadi konsumen PLN yang harus melakukan pembayaran terhadap rekening listrik Lampu Penerangan Jalan Umum tersebut.

C. Upaya-upaya Peningkatan Pajak Penerangan Jalan

Upaya mengatasi masalah yang dihadapi dalam Pajak Penerangan Jalan tersebut, tentu ada langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengantisipasinya. Dengan menentukan langkah-langkah untuk mengantisipasinya dapat mengurangi atau memperbaiki masalah-masalah yang terjadi agar tidak terulang lagi untuk kesekian kalinya Karen bisa merugikan bagi sektor Pajak Penerangan Jalan tersebut. Langkah-langkah yang diambil tersebut dapat diwujudkan dalam melakukan upaya-upaya peningkatan Pajak Penerangan Jalan tersebut. Adapun upaya-upaya-upaya-upaya peningkatan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Adanya peningkatan bagi penunggakan pembayaran rekenign listrik. PLN memberikan TUL (Tata Usaha Langganan) VI. Dimana TUL VI ini sifatnya ialah berupa surat peringatan. Waktunya maksimal 6 (enam) hari harus sudah ditanggapi oleh konsumen atau pelanggan. Jika tidak ditanggapi akan dilakukan pemutusan sambungan arus listrik.

2. Peningkatan pelayanan terhadap konsumen. Salah satu peningkatan pelayanan terhadap konsumen ini ialah mengatasi gangguan listrik sehingga dapat berkurang. Misalnya dari gangguan listrik dengan presentase 20% menjadi 5%.


(39)

3. Menggalakan operasi penerbitan listrik-listrik liar. Hal ini dilakukan untuk mengurangi pemasangan listrik-listrik liar yang dilakukan masyarakat. Sehingga mengurangi kerugian rekening listrik-listrik liar tersebut yang tidak dibayarkan oleh masyarakat.

4. Pemerintah menetapkan kenaikan TKL (Tarif Dasar Listrik) sesuai Keputusan Presiden. Dengan naiknya tarif TDL tersebut maka otomatis naik juga tarif Pajak Penerangan Jalan. Sehingga dapat meningkatkan jumlah pemasukan Pajak Penerangan Jalan yang dibayar melalui rekening listrik.

5. Pemasangan kWH meter. Kwh meter sebagai kawat arus pembatas, dengan tujuan meningkatkan pendapatan tetapi mengurangi besarnya tagihan PLN, sehingga tidak memberatkan masyarakat. Dengan kata lain sama-sama menguntungkan kedua belah pihak.

D. Kontribusi Pajak Penerangan Jalan Bagi Pendapatan Daerah

Pajak daerah termasuk salah satunya Pajak Penerangan Jalan merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang paling penting guna membiayai penyelengaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah untuk meningkatkan dan meratakan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian daerah mampu melaksanakan otonomi, yaitu mampu mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Untuk menetapkan otonomi daerah yang luas, nyata, dan bertanggung jawab.

Untuk mengetahui kontribusi yang diberikan atau yang dihasilkan oleh Pajak Penerangan Jalan ini, sebagai salah satu sumber pendapatan dan pembangunan daerah. Berikut akan disajikan table target yang ditetapkan dan realisasi penerimaan yang dapat dicapai oleh Pajak Penerangan Jalan tersebut.


(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari penyajian yang telah dikemukakan oleh penulis dari hasil data yang diperoleh pada Kantor Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga sebagai akhir dari tulisan ini, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. . Dinas Pengelolah Kekayaan dan Asset Daerah adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Sibolga dalam bidang pemungutan pajak, retribusi dan pendapatan daerah lainnya yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretariat Daerah.

2. Sistem yang digunakan dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Penerangan Jalan yang dipakai adalah Official Assessment.

3. Masih adanya keengganan Wajib Pajak untuk mendaftarkan potensi objek pajaknya dikarenakan rendahnya tingkat pengetahuan mengenai pajak.

4. Kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap Pendapatan Pemerintah Daerah Kota Sibolga merupakan penerimaan pajak yang cukup besar.


(41)

5. Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik. Maka tarif pajak Penerangan Jalan dikenakan atas nilai jual tenaga listrik yang terpakai.

6. Dengan diadakannya perjanjian kerjasama antara Pemerintahan Kota Sibolga dengan PT. PLN (PERSERO) maka tujuan perjanjian kerjasama tersebut memberikan kemudahan, serta dampak positif bagi kedua belah pihak yaitu menjamin kelancaran penerimaan pada dinas Pendapatan Kekayaan dan Asset Daerah yang berasal dari Pajak Penerangan Jalan (PPJ), menjamin kelancaran pelunasan rekening listrik Pemerintahan Daerah Kota Sibolga kepada PT. PLN, dan untuk melakukan pengawasan dan penerbitan PJU-Swadaya.

7. Melaksanakan sosialisasi, himbauan, dan konsultasi terhaadap masyarakat melalui sarana yang ada agar masyarakat lebih mengerti akan pentingnya pajak.

B. Saran

Agar pelaksanaan pemungutan terhadap Pajak Penerngan Jalan di Kota Sibolga dapat dilaksanakan dengan baik dan memperoleh hasil yang optimal maka hal yang diperlukan adalah :

1. Diharapakan bagi Dinas Pengelolah Kekayaan dan Asset Daerah dan PT. PLN (PERSERO) sebagai mitranya memaksimalkan kerja agar dapat meminimalkan masalah-masalah dilapangan yang sering terjadi.


(42)

2. Dalam menetapkan TDL (Tarif Dasar Listrik), yang berpengaruh juga terhadap penetapan tarif-tarif Pajak Penerangan Jalan, diharapkan pemerintah memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat yang ada.

3. Adanya peningkatan pelayanan terhadap konsumen selaku pelanggan pembayar rekening listrik, dengan memberikan sarana dan prasarana yang baik.

4. Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga hendaknya meningkatkan pengawasan terhadap Objek Pajak untuk lebih mengoptimalisasikan penerimaannya.

5. Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga memberikan pendidikan dan pelatihan langsung kepada khalayak umum demi peningkatan pemahaman “ Perpajakan Indonesia “ khususnya dalam hal ini pelaksanaan pemungutan Pajak Penerangan Jalan.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo, Perpajakan Edisi Revisi 2006, CV Andi Offset, Yogyakarta, 2006 Marihot P, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Suandy, Erly.2002. Hukum Pajak, Jakarta : Salemba Empat.

Undang-Undang Republik Indonesia No.34 Tahun 2000, tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia N0.18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok – pokok Pemerintahan di Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.

Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 5 Tahun1998 tentang Pajak Penerangan Jalan.

Peraturan Walikota No. 188.3.342/24/2008 tentang Tugas Pokok Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga.

Peraturan Daerah Kota Sibolga No. 11 Tahun 2008 tentang Pembentuka Organisasi Dinas – Dinas Kota Sibolga.


(1)

menjadi konsumen PLN yang harus melakukan pembayaran terhadap rekening listrik Lampu Penerangan Jalan Umum tersebut.

C. Upaya-upaya Peningkatan Pajak Penerangan Jalan

Upaya mengatasi masalah yang dihadapi dalam Pajak Penerangan Jalan tersebut, tentu ada langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengantisipasinya. Dengan menentukan langkah-langkah untuk mengantisipasinya dapat mengurangi atau memperbaiki masalah-masalah yang terjadi agar tidak terulang lagi untuk kesekian kalinya Karen bisa merugikan bagi sektor Pajak Penerangan Jalan tersebut. Langkah-langkah yang diambil tersebut dapat diwujudkan dalam melakukan upaya-upaya peningkatan Pajak Penerangan Jalan tersebut. Adapun upaya-upaya-upaya-upaya peningkatan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Adanya peningkatan bagi penunggakan pembayaran rekenign listrik. PLN memberikan TUL (Tata Usaha Langganan) VI. Dimana TUL VI ini sifatnya ialah berupa surat peringatan. Waktunya maksimal 6 (enam) hari harus sudah ditanggapi oleh konsumen atau pelanggan. Jika tidak ditanggapi akan dilakukan pemutusan sambungan arus listrik.

2. Peningkatan pelayanan terhadap konsumen. Salah satu peningkatan pelayanan terhadap konsumen ini ialah mengatasi gangguan listrik sehingga dapat berkurang. Misalnya dari gangguan listrik dengan presentase 20% menjadi 5%.


(2)

3. Menggalakan operasi penerbitan listrik-listrik liar. Hal ini dilakukan untuk mengurangi pemasangan listrik-listrik liar yang dilakukan masyarakat. Sehingga mengurangi kerugian rekening listrik-listrik liar tersebut yang tidak dibayarkan oleh masyarakat.

4. Pemerintah menetapkan kenaikan TKL (Tarif Dasar Listrik) sesuai Keputusan Presiden. Dengan naiknya tarif TDL tersebut maka otomatis naik juga tarif Pajak Penerangan Jalan. Sehingga dapat meningkatkan jumlah pemasukan Pajak Penerangan Jalan yang dibayar melalui rekening listrik.

5. Pemasangan kWH meter. Kwh meter sebagai kawat arus pembatas, dengan tujuan meningkatkan pendapatan tetapi mengurangi besarnya tagihan PLN, sehingga tidak memberatkan masyarakat. Dengan kata lain sama-sama menguntungkan kedua belah pihak.

D. Kontribusi Pajak Penerangan Jalan Bagi Pendapatan Daerah

Pajak daerah termasuk salah satunya Pajak Penerangan Jalan merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang paling penting guna membiayai penyelengaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah untuk meningkatkan dan meratakan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian daerah mampu melaksanakan otonomi, yaitu mampu mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Untuk menetapkan otonomi daerah yang luas, nyata, dan bertanggung jawab.

Untuk mengetahui kontribusi yang diberikan atau yang dihasilkan oleh Pajak Penerangan Jalan ini, sebagai salah satu sumber pendapatan dan pembangunan daerah. Berikut akan disajikan table target yang ditetapkan dan realisasi penerimaan yang dapat dicapai oleh Pajak Penerangan Jalan tersebut.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari penyajian yang telah dikemukakan oleh penulis dari hasil data yang diperoleh pada Kantor Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga sebagai akhir dari tulisan ini, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. . Dinas Pengelolah Kekayaan dan Asset Daerah adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Sibolga dalam bidang pemungutan pajak, retribusi dan pendapatan daerah lainnya yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretariat Daerah.

2. Sistem yang digunakan dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Penerangan Jalan yang dipakai adalah Official Assessment.

3. Masih adanya keengganan Wajib Pajak untuk mendaftarkan potensi objek pajaknya dikarenakan rendahnya tingkat pengetahuan mengenai pajak.

4. Kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap Pendapatan Pemerintah Daerah Kota Sibolga merupakan penerimaan pajak yang cukup besar.


(4)

5. Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik. Maka tarif pajak Penerangan Jalan dikenakan atas nilai jual tenaga listrik yang terpakai.

6. Dengan diadakannya perjanjian kerjasama antara Pemerintahan Kota Sibolga dengan PT. PLN (PERSERO) maka tujuan perjanjian kerjasama tersebut memberikan kemudahan, serta dampak positif bagi kedua belah pihak yaitu menjamin kelancaran penerimaan pada dinas Pendapatan Kekayaan dan Asset Daerah yang berasal dari Pajak Penerangan Jalan (PPJ), menjamin kelancaran pelunasan rekening listrik Pemerintahan Daerah Kota Sibolga kepada PT. PLN, dan untuk melakukan pengawasan dan penerbitan PJU-Swadaya.

7. Melaksanakan sosialisasi, himbauan, dan konsultasi terhaadap masyarakat melalui sarana yang ada agar masyarakat lebih mengerti akan pentingnya pajak.

B. Saran

Agar pelaksanaan pemungutan terhadap Pajak Penerngan Jalan di Kota Sibolga dapat dilaksanakan dengan baik dan memperoleh hasil yang optimal maka hal yang diperlukan adalah :

1. Diharapakan bagi Dinas Pengelolah Kekayaan dan Asset Daerah dan PT. PLN (PERSERO) sebagai mitranya memaksimalkan kerja agar dapat meminimalkan masalah-masalah dilapangan yang sering terjadi.


(5)

2. Dalam menetapkan TDL (Tarif Dasar Listrik), yang berpengaruh juga terhadap penetapan tarif-tarif Pajak Penerangan Jalan, diharapkan pemerintah memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat yang ada.

3. Adanya peningkatan pelayanan terhadap konsumen selaku pelanggan pembayar rekening listrik, dengan memberikan sarana dan prasarana yang baik.

4. Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga hendaknya meningkatkan pengawasan terhadap Objek Pajak untuk lebih mengoptimalisasikan penerimaannya.

5. Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga memberikan pendidikan dan pelatihan langsung kepada khalayak umum demi peningkatan pemahaman “ Perpajakan Indonesia “ khususnya dalam hal ini pelaksanaan pemungutan Pajak Penerangan Jalan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo, Perpajakan Edisi Revisi 2006, CV Andi Offset, Yogyakarta, 2006 Marihot P, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Suandy, Erly.2002. Hukum Pajak, Jakarta : Salemba Empat.

Undang-Undang Republik Indonesia No.34 Tahun 2000, tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia N0.18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok – pokok Pemerintahan di Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.

Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 5 Tahun1998 tentang Pajak Penerangan Jalan.

Peraturan Walikota No. 188.3.342/24/2008 tentang Tugas Pokok Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga.

Peraturan Daerah Kota Sibolga No. 11 Tahun 2008 tentang Pembentuka Organisasi Dinas – Dinas Kota Sibolga.