777
Permainan lompat tali diberikan pada siswa dengan tujuan meningkatkan kemampuan kerja dari otot tungkai, dimana otot tungkai tersebut akan mengalami perubahan akibat
permainan yang diberikan. Lebih lanjut menurut Anggaini Sudono, lompat taliskipping sudah bisa dimainkan semenjak anak usia dini TK. Jadi sekitar 4-5 tahun karena
motorik kasar mereka telah siap. Apalagi bermain tali dapat menutupi keingintahuan mereka akan bagaimana rasanya melompat. Pada dasarnya kemampuan motorik kasar
anak dikelompok B RA Al-Muhajirin Palu sudah cukup baik, tetapi setelah dilakukan permainan lompat tali terjadi peningkatan terhadap kemampuan kerja dari otot tungkai
anak.
2. Kemampuan Motorik Kasar
Sunardi dan Sunaryo, 2007: 113-114 mengatakan bahwa motorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh
anggota tubuh motorik kasar diperlukan agar anak dapat duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dan sebagainya. Lebih lanjut menurut John W, Santrock 2002: 145
mengemukakan bahwa keterampilan motorik kasar
gross motor skills
meliputi kegiatan otot-otot besar sperti mengerakkan lengan dan berjalan.
Mengasah kemampuan motorik kasar pada anak kelompok B RA Al-Muhajirin Palu sudah cukup baik melalui permainan lompat tali. Karena melalui permainan lompat
tali, kemampuan anak dalam mengkoordinasikan bagian tubuh seperti mata, tangan dan aktivitas otot kaki, dapat menyeimbangkan badan dan kekuatan kaki. Motorik kasar
sangat penting dikuasai oleh seseorang karena bisa melakukan aktivitas sehari-hari, tanpa mempunyai gerak yang bagus akan ketinggalan dari orang lain, seperti: berlari,
melompat, mendorong, melempar, menangkap, menendang dan lain sebagainya.
3. Pengaruh Permainan Lompat Tali Terhadap Kemampuan Motorik Kasar Anak
Pada usia ini, anak mulai mengembangkan keterampilan-keterampilan baru dan memperbaiki keterampilan yang sudah dimilikinya. Pengembangan dan pembinaan
keterampilan motorik sangat diperlukan karena merupakan perkembangan unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh yang sangat diperlukan bagi kehidupan anak.
Perkembangan ini juga ditunjukkan oleh keseimbangan yang baik dalam lompat tali. tugas motorik kasar, yaitu mencakup perkembangan jasmani yang berupa koordinasi
gerakan tubuh, seperti berlari, berjinjit, melompat, bergantung, melempar, dan menangkap, serta menjaga keseimbangan.
778
Pengembangan motorik kasar di TK bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih gerakan kasar, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan
koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat, sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang sehat, kuat dan terampil. Sesuai dengan tujuan
pengembangan jasmani tersebut, anak didik dilatih gerakan-gerakan dasar yang akan membantu perkembangan motoriknya kelak DEPDIKNAS, 2008: 2.
1. Keseimbangan
Keseimbangan adalah keterampilan seseorang untuk mempertahankan tubuh dalam berbagai posisi. Keseimbangan di bagi menjadi dua bentuk yaitu:
keseimbangan statis dan dinamis. Keseimbangan statis merujuk kepada menjaga keseimbangan tubuh ketika berdiri pada suatu tempat. Keseimbangan dinamis adalah
keterampilan untuk menjaga keseimbangan tubuh ketika berpindah dari suatu tempat ke tempat lain tanpa terjatuh. Ditambahkannya bahwa keseimbangan statis dan
dinamis adalah penyederhanaan yang berlebihan. Ditambahkan kedua elemen keseimbangan kompleks dan sangat spesifik dalam tugas dan gerak individu.
Adapun hasil pengamatan untuk minggu pertama dalam melatih keseimbangan tubuh anak yaitu yang masuk kategori Berkembang Sangat Baik terdapat 5 anak
25, jumlah ini tergolong sedikit karena hanya 5 anak ini yang memiliki tingkat pemahaman lebih tinggi dibanding teman-temannya yang lain. Terdapat 2 anak 10
untuk kategori Berkembang Sesuai Harapan, karena anak tersebut bisa melompati tali yang direntangkan setinggi bokong anak tanpa terjatuh. Terdapat 5 anak 25 untuk
kategori mulai Berkembang, ini karena beberapa anak tersebut hanya bisa melompati tali setinggi lutut mereka saja. Dan terdapat 8 anak 40 pada kategori Belum
Berkembang, karena beberapa anak ini belum memahami dengan baik cara melompat tali yang diajarkan oleh peneliti.
Melihat dari hasil pengamatan pada minggu pertama yang kurang baik, perlu adanya pengulangan dari setiap kegiatan yang dilakukan agar bisa didapatkan hasil
yang diharapkan. Setelah dilakukannya pengamatan kembali, pada minggu keenam terdapat 18 anak 90 pada kategori berkembang sangat baik, jumlah ini
menunjukkan adanya peningkatan kemampuan pemahaman anak tentang melompat tali yang benar sehingga mereka dapat melakukannya dengan baik. Terdapat 2 anak
10 untuk kategori berkembang sesuai harapan, hal ini dikarenakan kondisi kebugaran tubuh anak sehingga mereka kurang kosentrasi dlam menjaga
779
keseimbangan tubuh saat melompat akibatnya mereka menyentuh tali saat melompat. Sedangkan pada kategori mulai berkembang dan kategori belum berkembang, tidak
terdapat anak. Hal ini membuktikan bahwa setelah dilakukannya pengulangan, keseimbangan tubuh anak ketika bermain lompat tali, berkembang sesuai dengan yang
diharapkan.
2. Kekuatan tubuh anak