Laporan Tahunan Ditjen Hubla 2011
|BAB II KEGIATAN POKOK 27
4. Upaya Mengatasi Permasalahan
a. Pelaksanaan Asas Cabotage 1 Menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif bagi industri pelayaran nasional
untuk mendapatkan dukungan pembiayaan dan memfasilitasi terwujudnya kontrak jangka panjang antara pemilik barang dengan perusahaan pelayaran
nasional sebagai jaminan mendapatkan pendanaan dari perbankan dan lembaga keuanganpembiayaan lainnya;
2 Melakukan kooordinasi dengan Kementerian Keuangan untuk mendapatkan
dukungan fasilitas perpajakan yang berpihak terhadap pengembangan usaha perusahaan angkutan laut nasional dan perusahaan galangan nasional;
3 Melakukan upaya koordinasi dan langkah-langkah yang diperlukan untuk
meningkatkan pangsa muatan pelayaran nasional untuk angkutan laut luar negeri, antara lain mengupayakan perubahan term of trade untuk komoditi-
komoditi tertentu secara bertahap untuk angkutan laut ekspor dan impor setelah pemberlakukan azas cabotage untuk angkutan laut dalam negeri
berhasil dilaksanakan; 4
Mengintensifkan koordinasi dan sosialisasi peraturan pelaksanaan asas Cabotage kepada perbankan kreditur dan pemilik muatanend-users serta
stakeholders lainnya khususnya untuk penunjang kegiatan usaha hulu dan hilir minyak dan gas bumi sampai batas akhir pemberlakuan azas
cabotage sepenuhnya pada tahun 2015. b. Pelaksanaan National Single Window NSW
1 Diperlukan regulasi setidaknya berupa Peraturan Menteri yang mengatur penggunaan sistem Inaportnet, Peraturan Menteri Perhubungan harus
mengacu kepada Perpres No.10 Tahun 2008 terkait penggunaan Portal INSW yang saat ini sedang direvisi dan diharapkan dapat di koordinasikan
oleh Biro Hukum;
Laporan Tahunan Ditjen Hubla 2011
|BAB II KEGIATAN POKOK 28
2 Perlu dibentuk Unit Kerja Pengelola, baik di Kantor Pusat Ditjen Hubla
maupun di kantor UPT, OP dan Adpel yang dapat menyusun dan menentukan arah kebijakan pengembangan serta secara langsung
menanganimengelola sistem
Inaportnet dalam
rangka mendukung penerapan National Single Window NSW di Indonesia. Sesjen Kemenhub
Ditjen Hubla Ditjen Hubud membentuk Unit Pengelola Inaportnet baik di kantor Pusat maupun di UPT Pembentukan Unit Pengelola dilakukan secara
bertahap dimana pada tahap awal akan dibentuk Gugus Tugas Ad-Hoc Task Force yang akan bekerjasama dengan konsultanmitra Outsourcing;
3 Perlu segera dilakukan pembahasan mengenai SISPRO dan SLA sistem
Inaportnet karena adanya perubahan struktur organisasi, diusulkan untuk dibuatkan SK Menhub terhadap penggunaan Sistem Inaportnet kedepan.
Diharapkan dapat di koordinasikan oleh Bagian Hukum dan Ditlala serta Kantor OP Adpel dan Pelindo;
4 Perlu adanya Sumber Daya Manusia SDM untuk operator khususnya
dengan latar belakang pendidikan Teknologi Informasi TI yang ditempatkan di Dit Lala, Kantor OP Tanjung Priok, Belawan, Tanjung Perak dan Adpel
Tanjung Emas; 5
Kebutuhan akan kebijakan yang mengatur masalah pengelolaan ruang data center beserta pihak yang bertanggung jawab atas data center tersebut.
Perlunya revitalisasi ruang data center dengan mengacu pada standar internasional;
6 Perlu dibicarakan dikoordinasikan mengenai pembayaran sewa leased line
jaringan untuk ke 4 empat pelabuhan yang wajib dibayarkan tiap tahun agar tidak terputus terkoneksi yang dapat mengakibatkan kelancaran pelayanan
kapal di pelabuhan menjadi tersendat. Untuk itu diusulkan dapat dianggarkan tiap tahun dengan mekanisme pembayaran secara multiyears yang
Laporan Tahunan Ditjen Hubla 2011
|BAB II KEGIATAN POKOK 29
dimasukkan dalam anggaran rutin kantor pusat melalui Bagian Kepegawaian dan Umum Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
7 Perlu adanya generator genset untuk menunjang infrastuktur di 4 empat
pelabuhan dimaksud yang sering terkendala dengan supply listrik, sehingga peralatan yang telah diadakan tidak mudah rusak dan jaringan sistem
Inaportnet tidak terganggu dengan kendala supply listrik di pelabuhan tersebut. Perlu disediakan anggaran rutin untuk kebutuhan di kantor Otoritas
Pelabuhan dan Adpel. c. Angkutan Laut Perintis
1 Melaksanakan pelelangan tidak mengikat mendahului terbitnya DIPA serta
memberikan pembekalan secara berkelanjutan kepada pengelola kegiatan angkutan laut perintis sehingga diharapkan keterlambatan Notice Of
Readiness NOR akibat permasalahan dalam proses pelelangan dapat dihindari;
2 Membangun beberapa kapal perintis dengan tipe dan jenis yang sesuai untuk
angkutan penumpang dan barang sesuai dengan kebutuhan daerah; 3
Meningkatkan pengawasan melalui kegiatan monitoring angkutan laut perintis baik dengan cara survei ke lapangan maupun tracking system sehingga
diperoleh informasi yang tepat dalam pengambilan keputusan terutama dalam hal ketidak capaian trayek pelayaran perintis.
Laporan Tahunan Ditjen Hubla 2011
|BAB II KEGIATAN POKOK 30
B. DIREKTORAT PELABUHAN DAN PENGERUKAN 1. Program Kerja
a. Kegiatan pemerintahan dan Operasional
1 Pemutakhiran data Rencana Induk Pelabuhan Tahun 2011;
2 Penyusunan Draft Rencana Induk Pelabuhan Nasional RIPN dan TKN
Tatanan Kepelabuhanan Nasional; 3
Evaluasi Rencana Induk Pelabuhan; 4
Menetapkan Standar kinerja pelayanan operasional pelabuhan; 5
Menetapkan Standar harga satuan kerja keruk; 6
Memproses Izin Penetapan lokasi terminal khusus; 7
Monitoring pembangunan fasilitas pelabuhan; 8
Memproses dan merekomendasikan desain pembangunan dan rehabilitasi fasilitas pelabuhan;
9 Menyiapkan rekomendasi persetujuan izin kerja keruk danatau reklamasi
10 Menyiapkan persetujuan gambar desain alur dan RKS pekerjaan
pengerukan; 11 Penetapan Perairan Pandu di Lokasi UPTKanpel;
12 Evaluasi hasil penilikan kecelakaan kapal akibat pemanduan; 13 Pembinaan Pelayanan Pemanduan di Perairan Pandu;
14 Penyuluhan petugas pandu dalam rangka pemanduan dan penundaan Kapal;
15 Evaluasi pelayanan sarana dan prasarana pemanduan; 16 Mengevaluasi kinerja pelayanan operasional pelabuhan pada pelabuhan
yang diselenggarakan oleh PT Persero Pelabuhan Indonesia; 17 Pembinaan teknis operasional unit penyelenggara pelabuhan;
18 Penetapan operasional kegiatan 24 jam untuk pelabuhan khusus; 19 Evaluasi kegiatan pelabuhan pada Terminal Khusus;