Pengolahan Data Analisis Kimia

berumur Tersier yang didominasi oleh batugamping atau bersifat gampingan yang menguasai hampir seluruh pulau. Formasi Watopata Tew berumur Eosen terdiri dari batugamping tersebar di daerah S. Paponggu. Formasi Pamalar Tmp, berumur Miosen awal sampai Miosen Tengah, tersebar di daerah S. Ponggutamba. Batulempung Tmc, berumur Miosen Tengah sampai Miosen Akhir, tersingkap di daerah sebelah barat Kapaku. Formasi Waikabubak Tmpw, berumur Miosen Akhir sampai Pliosen terdiri dari batugamping, batugamping lempungan, sisipan napal pasiran, napal tufaan tersingkap hampir seluruh daerah lembar Waikabubak, terutama bagian tengahnya, termasuk Kota Waikabubak. Formasi Kananggar Tmpk, berumur Miosen Akhir sampai Pliosen, terdiri dari batupasir napalan, batupasir tufaan, tuf, napal pasiran, sisipan batugamping, tersingkap di daerah bagian tengah P. Sumba, juga bagian selatan dan utara. Makin meluas kearah timur P. Sumba. Formasi Kaliangga Qpk, berumur Plistosen, terdiri dari batugamping terumbu, tersingkap di pantai uatara dan pantai barat P. Sumba. Kearah timur pantai utara penyebarannya makin meluas. Batuan gunungapi bersusunan lava dan breksi, dipisahkan menjadi 2 Formasi yang berbeda umur, yaitu Formasi Masu Tpm berumur Paleosen, bergerombol di utara, baratdaya di daerah G. Bondokapu dan pantai tenggara tersebar di daerah Palindi Kamba sampai ke timur ke daerah Palindi Kapunduk. Sedangkan yang satu lagi termasuk Formasi Jawila Tmj, berumur Miosen Awal yang dicirikan oleh hadirnya kayu terkersikan, tersebar di bagian baratdaya Rokamere. Batuan terobosan Tp yang berumur Paleosen terdiri dari granit, granodiorit, diorit, sienit muncul di bagian tengah dan setempat- setempat di pantai baratdaya, dan tenggara. Struktur yang ada berupa sesar dan lipatan baik sinklin maupun antiklin. Arah sesar umumnya hampir barat-timur dan sebagian hampir berarah utara-selatan. Di daerah penyelidikan jenis sesar pada umumnya adalah sesar normal. Sumber : Geologi Lembar Waikabupak dan Waingapu, P3G, AC. Effendi dan T. Apandi dkk, 1993

2.3. Mineralisasi dan Ubahan

Data adanya mineralisasi logam di Pulau Sumba sangat terbatas, karena daerah pulau Sumba, pada umumnya batuan sedimen dan sedikit batuan volkanik, sedikitnya batuan intrusi, menyebabkan sedikit adanya mineralisasi. Mineral emas dan timah hitam terdapat di lereng G. Kamba, bagian tenggara pulau, mineralisasi tembaga di daerah timurlaut Waikabubak. Ubahan yang berkembang di daerah hulu Luku Pongulamba atau sungai yang jatuhnya di daerah Mamboro adanya singkapan batusabak, mengandung mineralisasi pirit. Menurut penduduk setempat pernah ada orang mendulang. Di daerah ini ditemukan intrusi granit biotit. Menurut penyelidik terdahulu adanya mineralisasi tembaga di bagian timurlaut Waikabubak. Juga ditemukan adanya endapan bijih besi di sepanjang pantai dari Mamboro sampai Tanjung Lenang. Endapan bjih besi di Mamboro tidak sebanyak penulis temukan di daerah Ende.

3. GEOKIMIA

3.1. Pengolahan Data

Dalam metoda penyelidikan geokimia ada satu tahap yang harus dilalukukan demi untuk memperoleh informasi data, yaitu tahap pengolahan data. Tahap ini bertujuan untuk memudahkan dan menyederhanakan serta menyajikan, sehingga dapat dipahami. Pada awalnya dibuat file data lengkap dengan daerah, nomor conto, pH, serta nilai harganya dari hasil analisis kimia. Pembuatan file ini dengan mengunankan DBASE3 plus atau exel. Kemudian di “digit” peta lokasi, sehingga mendapatkan koordinat. File digitasi ini meliputi kode daerah, nomor conto, koordinat, kode batuan serta oktan untuk menentukan posisi conto. Ke dua file ini digabungkan sehigga mendapatkan file yang lengkap. Sebelum dilakukan pengolahan data dicek dulu secara manual, baik hasil analisis maupun koordinatnya. Untuk setiap unsur, pengolahan awal perlu dikerjakan adalah perilaku serta sebaran dengan dikenal ringkasan statistik dan grafik histogram. Dari padanya dapat ditentukan nilai latar belakang dan anomali serta dibuat keputusan ada atau tidak adanya nilai eratik dan sebagainya. Disamping itu ada lagi yang penting yaitu mengestimasikan populasi unsur. Sehingga dapat ditentukan penyebaran unsur dengan mengunakan simbol atau dengan moving average warna. Pengolahan unsur tunggal dikerjakan dengan program Map Info, sedangkan unsur ganda mengunakan pgram SPSS yang hanya dibuat untuk analisis klater dan analisis faktor. Penentuan populasi unsur dikerjakan dengan program Rock Works 1999. Kebersamaan unsur ditentukan melalui berbagai cara yang sederhana koefisien korelasi sampai perhitungan dengan analisis faktor, anlisis klaster. Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral DIM TA. 2002 23 - 3 Tujuan akhirnya adalah untuk memudahkan pembacaan dan penafsiran hasil olahan data dan juga untuk menentukan daerah yang akan ditidak lanjuti penyelidikannya.

3.2. Analisis Kimia

Analisis kimia dilakukan di Labotarium Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral, di Bandung. Fraksi conto endapan sungai aktif yang. dianalisis berukuran –80 mesh. Unsur yang dinalisis sebanyak 11 unsur, yaitu : Cu, Pb, Zn, Co, Ni, Mn, Ag, Li, Cr, Fe, K. Analisi kimia conto batuan dilakukan untuk mengetahui kandungan unsur logam. Lima unsur yang dianalisis yaitu yaitu Cu, Pb, Zn, Au, Ag

3.3. Conto Sedimen Sungai