Geomorfologi Geologi GEOLOGI WAIKABUBAK

unsur atau anomali, diharapkan dapat ditafsirkan adanya keterkaitan antara sebaran unsur tertentu dengan kondisi geologi atau pemineralan tertentu di suatu daerah. Dengan kata lain peta geokimia dapat dijadikan sebagai data dasar untuk eksplorasi mineral. Berdasarkan pemetaan geokimia ini akan disusun Peta Geokimia regional berskala 1: 250.000. Selain itu peta geokimia dapat dijadikan pula sebagai data dasar untuk mengetahui kondisi tanah yang terdapat di daerah itu sehingga dapat dijadikan informasi untuk usaha pertanian, perkebunan atau usaha lain yang bertalian dengan penggunaan lahan, kesehatan masyarakat maupun dapat digunakan sebagai salah satu acuan tata ruang pembangunan daerah.

1.2. Lokasi Daerah Penyelidikan

Daerah yang diselidiki merupakan lembar Waikabubak, termasuk wilayah Kabupaten Sumba Barat dan Sumba Timur, Propinsi Nusatenggara Timur dengan batas koordinat 118 55’ 00” sd 120 52’ 40” BT dan 09 15’ 00” sd 10 21’ 40”. LS, dengan luas daerah sekitar 5000 km 2 . Secara administratip daerah penyelidikan meliputi beberapa kecamatan, yang termasuk dalam Kabupaten Sumba Barat dan Sumba Timur, Prop. Nusatengara Timur. Daerah penyelidikan dapat ditempuh dengan kendaraan umum biskapal ferry dari Kupang ke Ibu kota kabupaten dan untuk mencapai daerah penyelidikan dapat ditempuh dengan mempergu- nakan kendaraan roda dua atau empat. Sedangkan untuk menuju lokasi pengambilan conto geokimia sedimen sungai aktif umumnya harus ditempuh dengan berjalan kaki dan kalau tidak dapat ditempuh dalam 1 hari maka perlu menginap di lokasi flying camp .

1.3. Metoda Penyelidikan

Metoda penyelidikan yang akan digunakan adalah metoda geokimia endapan sungai secara regional yaitu dengan pengambilan conto endapan sungai aktif –80, kurang lebih 200 gram berat kering dengan kerapatan 10 km 2 sampai dengan 30 km 2 setiap conto. Pada daerah seluas sekitar 5.000 km 2 , telah terkumpul sebanyak 170 conto sedimen sungai aktif. Di samping itu juga akan dilakukan pengambilan conto sari dulang, berhubung sungai-sungainya kering tidak dilakukan pencontoan sari dulang dan batuanmineral yang jumlahnya sebanyak 2 buah conto, karena kondisi geologi di lapangan pada umumnya berupa batugamping. Informasi lain tentang daerah penyelidikan dirangkum pada tabel 1.

1.4. Hasil Penyelidikan Yang Diharapkan

Dari hasil eksplorasi geokimia regional diharapkan akan diterbitkan peta-peta geokimia tinjau bersistem skala 1 : 250.000 yang masing- masing terdiri dari 11 unsur, yaitu unsur Cu, Pb, Zn, Co, Ni, Mn, As, K, Cr, Fe, Li. Selain peta geokimia bersistem dan laporannya, setiap tim lapangan juga akan menyusun laporan hasil penyelidikan.

1.5. Personil Dan Waktu Penyelidikan

Kegiatan pemetaan ini melibatkan personil teknis lapangan maupun dalam pengolahan data di kantor. Kegiatan penyelidikan lapangan direncanakan akan menghabiskan waktu sekitar 40 hari dengan personil lapangan sebanyak enam orang. Analisis kimia conto endapan sungai akan dikerjakan oleh personil dari Laboratorium Kimia Mineral, sedangkan pengolahan data dan penyusunan laporan dilakukan oleh personil tim.

2. GEOLOGI WAIKABUBAK

2.1. Geomorfologi

Secara morfologi daerah penyelidikan dapat dibagi menjadi 3 satuan yaitu; dataran tinggi, perbukitan bergelombang dan dataran rendah. Morfologi dataran tinggi : morfologi dataran tinggi di Palindi Taculur, daerah ini pada ketinggian 913 m dan di daerah Palindi Tagapraing pada ketinggian 820 m dan di daerah G. Bondokapu 706 m di atas permukaan laut. Morfologi perbukitan bergelombang : morfologi daerah penyelidikan umumnya perbukitan bergelombang dengan arah barat - timur. Pada satuan batugamping koral Formasi Kaliangga terdapat bentang alam undak-undak koral, yang memberikan gambaran perbedaan intensitas pengangkatan. Hampir sebagain besar daerah penyelidikan padang sabana dengan sungai-sungainya kering. Daerah yang masih berhutan lebat di daerah hutan lindung di Lendewacu. Morfologi dataran rendah : sebagian daerah penyelidikan merupakan dataran rendah, berupa persawahan. Tersebar sepanjang pantai mengelilingi P. Sumba.

2.2. Geologi

Terdapat 4 jenis batuan yang berumur dari Kapur hingga Holosen yang menyusun daerah ini, yaitu batuan sedimen, gunungapi, terobosan dan endapan permukaan Gambar 1. Batuan tertua termasuk Formasi Praikajelu berumur Kapur yang terdiri dari batupasir grewake berselingan dengan serpih, batulempung, batunapal lanauan dan batupasir lempungan dan konglomerat. Sebarannya mengelompok di pantai selatan bagian tengah. Batuan sedimen lainnya Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral DIM TA. 2002 23 - 2 berumur Tersier yang didominasi oleh batugamping atau bersifat gampingan yang menguasai hampir seluruh pulau. Formasi Watopata Tew berumur Eosen terdiri dari batugamping tersebar di daerah S. Paponggu. Formasi Pamalar Tmp, berumur Miosen awal sampai Miosen Tengah, tersebar di daerah S. Ponggutamba. Batulempung Tmc, berumur Miosen Tengah sampai Miosen Akhir, tersingkap di daerah sebelah barat Kapaku. Formasi Waikabubak Tmpw, berumur Miosen Akhir sampai Pliosen terdiri dari batugamping, batugamping lempungan, sisipan napal pasiran, napal tufaan tersingkap hampir seluruh daerah lembar Waikabubak, terutama bagian tengahnya, termasuk Kota Waikabubak. Formasi Kananggar Tmpk, berumur Miosen Akhir sampai Pliosen, terdiri dari batupasir napalan, batupasir tufaan, tuf, napal pasiran, sisipan batugamping, tersingkap di daerah bagian tengah P. Sumba, juga bagian selatan dan utara. Makin meluas kearah timur P. Sumba. Formasi Kaliangga Qpk, berumur Plistosen, terdiri dari batugamping terumbu, tersingkap di pantai uatara dan pantai barat P. Sumba. Kearah timur pantai utara penyebarannya makin meluas. Batuan gunungapi bersusunan lava dan breksi, dipisahkan menjadi 2 Formasi yang berbeda umur, yaitu Formasi Masu Tpm berumur Paleosen, bergerombol di utara, baratdaya di daerah G. Bondokapu dan pantai tenggara tersebar di daerah Palindi Kamba sampai ke timur ke daerah Palindi Kapunduk. Sedangkan yang satu lagi termasuk Formasi Jawila Tmj, berumur Miosen Awal yang dicirikan oleh hadirnya kayu terkersikan, tersebar di bagian baratdaya Rokamere. Batuan terobosan Tp yang berumur Paleosen terdiri dari granit, granodiorit, diorit, sienit muncul di bagian tengah dan setempat- setempat di pantai baratdaya, dan tenggara. Struktur yang ada berupa sesar dan lipatan baik sinklin maupun antiklin. Arah sesar umumnya hampir barat-timur dan sebagian hampir berarah utara-selatan. Di daerah penyelidikan jenis sesar pada umumnya adalah sesar normal. Sumber : Geologi Lembar Waikabupak dan Waingapu, P3G, AC. Effendi dan T. Apandi dkk, 1993

2.3. Mineralisasi dan Ubahan