Tabel 1. Stratigrafi regional Cekungan Bengkulu
BATU DASAR ?
SETARA LAHAT HULU SIMPANG
S E B L A T LEMAU BAL
SIMPANG AUR BINTUNAN
DARATAN
O L
I G
O S
E N
ATAS
P A
L E
O G
E N
PRA - TERSIER
T O
S E N BAWAH
TENGAH PA
LE O
SE N
BAWAH TENGAH
ATAS BATU DASAR ?
SETARA LAHAT
N E O
G E
N UNIT
STRATIGRAFI
BAWAH TENGAH
M I
O S E
N ATAS
BAWAH TENGAH
ATAS PL
EO SE
N
PLEISTOSEN U M U R
TALANG AKAR
BATURAJA PARIGI EQUIV
GUMAI AIR BENAKAT
MUARA ENIM LEPAS PANTAI
EBURNA
B E N G K U L U
SUNGAI DANAU AIR TAWAR
TARIKAN DARAT - PERALIHAN
SHALLOW DEEP MARINE
PERALIHAN LAUT DANGKAL
PERALIHAN DARAT PERALIHAN
LINGKUNGAN PENGENDAPAN
TARIKAN AMBLASAN CEKUNGAN
TARIKAN Lokal
AKTIVITAS TEKTONIK
AMBLASAN CEKUNGAN INVERSI CEKUNGAN
Morfologi gelombang yang terjadi pada satuan ini disebabkan oleh adanya struktur patahan
serta pelipatan pada daerah ini. Secara geologi satuan ini ditempati oleh batuan-batuan sedimen dari Formasi
Simpangaur serta endapan permukaan aluvium.
Pola aliran sungai yang terdapat di daerah inventarisasi antara lain Pola Aliran Trelis dengan Air
Napal, Air Manna dan Air Endelengau sebagai sungai utama. Pola-pola aliran sungai ini dikontrol oleh
litologi pembentuk satuan morfologi dan struktur yang terdapat pada satuan itu. Tahapan yang terjadi pada
sungai-sungai itu beragam, misalnya pada Satuan Morfologi Perbukitan umumnya tahapan sungai-
sungainya muda. Proses pembentukan morfologi daerah inventarisasi merupakan gabungan antara
proses pengangkatan dengan proses erosi oleh air. Ringkasan mengenai satuan morfologi yang terdapat
di daerah inventarisasi tertera pada Tabel 2.
Tabel 2. Pembagian Satuan Morfologi SATUAN MORFOLOGI
KETERANGAN
Satuan Morfologi Perbukitan Bergelombang
Menempati 70 daeran Inventarisasi terletak sebelah utara dan tengah, dibentuk oleh batuan volkanik, dicirikan dengan kemiringan
lereng yang cukup tinggi dan Sungai-Sungai pada tahapan muda.
Satuan Morfologi Dataran Menempati 30 daerah inventarisasi terletak sebelah baratdaya dan
selatan, dibentuk oleh batuan sedimen, dicirikan oleh kemiringan lereng yang rendah, Sungai pada tahapan dewasa.
4.1.2. Stratigrafi
Secara umum Sumatera terletak di sepanjang tepi Baratdaya Lempeng Benua Sunda dan di tepi
barat Busur Sunda. Pada awal Perm Kerak Samudera yang berada di bawah Lempeng benua tersebut
menunjam miring dengan arah sekitar utara-timurlaut. Akibat penunjaman tersebut terjadi peningkatan
kegiatan magma yang mengakibatkan terbentuknya busur gunungapi Tersier sampai Resen dari
Pegunungan Barisan di sepanjang tepi barat Sumatera dan terpotong oleh sistim Sesar Sumatera.
Fisiografi daerah inventarisasi termasuk dalam Cekungan Bengkulu dan sebagian merupakan
Geantiklin Bukit Barisan. Sedangkan berdasarkan pembagian Mandala Geologi Tersier Pulau Sumatera
daerah ini terletak pada tiga zona atau lajur Busur, yaitu Lajur Busur Depan, Busur Magmatik dan Busur
Belakang atau sering disebut juga dengan Lajur Bengkulu, Lajur Barisan dan Lajur Palembang. Secara
umum formasi batuan yang mengisi Cekungan Bengkulu ini terdiri atas seri batuan sedimen dan
volkanik yang berumur antara Oligosen sampai Holosen. Di bagian Timurlaut, daerah ini berbatasan
dengan cekungan Sumatera Selatan sedangkan di bagian Baratdaya cekungan Bengkulu terbuka ke
Samudera Hindia.
Berdasarkan asosiasi batuannya, secara regional daerah Bengkulu sebagian besar termasuk
dalam Zona Busur Magmatik Barisan, yang dicirikan oleh batuan sedimen dan gunungapi tertua, yaitu
Formasi Lingsing, Formasi Sepingtiang dan Formasi Saling yang berumur Jura Akhir-Kapur Awal, ketiga
formasi ini diduga terbentuk secara bersamaan.
PEMAPARAN HASI L KEGI ATAN LAPANGAN SUBDI T BATUBARA – 2005 BATUBARA - SEGI NI M
Tatanan stratigrafi yang terdapat di daerah inventarisasi terdiri atas batuan yang mempunyai
kisaran umur dari Tersier – Kuarter, dengan mengacu pada Peta Geologi Lembar Manna, Sumatera, maka
satuan batuan yang terdapat di daerah inventarisasi berurut dari tua ke muda adalah sebagai berikut:
Formasi Seblat
Formasi Seblat berumur Oligosen Akhir- Miosen Tengah. Di daerah penyelidikan batuan yang
tersingkap terdiri atas lapisan batupasir berwarna abu- abu kecoklatan dengan ukuran butir sedang sampai
kasar, perlapisan sejajar. Pada bagian bawahnya terdapat lapisan konglomerat dan lapisan
batulempung. Satuan batuan ini terdapat pada bagian timur laut daerah inventarisasi yang menempati sekitar
5 dari seluruh formasi yang ada. Menurut Amin, T.C., dkk 1993, Formasi Seblat ini diendapkan dalam
lingkungan laut dangkal. Formasi Lemau
Litologi formasi Lemau terutama terdiri atas breksi dengan sisipan batupasir, lempung dan pada
beberapa tempat menyerpih dan mengandung lapisan batubara. Breksi umumnya terdiri dari komponen
dasitan dengan ukuran antara 0.5 – 5 cm, menyudut sampai menyudut tanggung. Sisipan batupasir
berwarna abu-abu sampai kekuningan dengan ukuran butir halus, klastik dan berkomposisi dasitan,
mengandung glaukonit, memperlihatkan perlapisan dan mempunyai struktur sedimen parallel laminasi.
Dari adanya kandungan glaukonit formasi ini diperkirakan diendapkan dalam lingkungan laut
dangkal. Pada umumnya Formasi Lemau di daerah inventarisasi tertutup oleh batuan volkanik.
Formasi Simpangaur
Formasi Simpangaur berada selaras diatas Formasi Lemau. Di daerah inventarisasi litologinya
terdiri atas konglomerat dengan sisipan batupasir dan batubara, batulempung dan batulanau.
Konglomerat dijumpai dengan ukuran komponen antara 0.5 – 2 cm, berwarna abu-abu
sampai kecoklatan, pemilahan cukup baik. Batupasir berbutir sedang sampai kasar, karbonan, berlapis tipis-
tipis. Endapan Permukaan
Endapan permukaan terdiri atas aluvium dan endapan rawa, tersusun oleh material-material lepas
tak terkonsolidasi, berupa bongkah, kerakal, pasir dan lumpur mengandung sisa-sisa tumbuhan.
4.1.3. Struktur Geologi