Maksud dan Tujuan Keadaan Lingkungan
INVENTARISASI BATUBARA MARGINAL DAERAH SEGINIM DAN SEKITARNYA, KABUPATEN BENGKULU SELATAN
Fatimah dan Soleh Basuki
SARI
Daerah inventarisasi secara geografis terletak pada 4 °15’00” - 4°30’00” LS dan 102°55’00” -
103 °10’00” BT. Secara administratif daerah ini termasuk dalam Kecamatan Seginim, Kecamatan Pino Baru
dan Kecamatan Pino Masat, Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu. Daerah ini juga terdapat dalam Peta Geologi Lembar Manna berdasarkan indeks peta geologi regional yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi Bandung. Secara fisiografi daerah inventarisasi terdapat dalam Cekungan Bengkulu, yang litologinya terdiri dari
seri batuan sedimen dan volkanik berumur Oligosen sampai Holosen. Struktur geologi yang sangat umum terdiri atas pelipatan dan pensesaran. Arah perlapisan batuan hampir Utara – Selatan dengan kemiringan bervariasi
antara 40º - 70º. Informasi dari peta geologi regional mengindikasikan bahwa formasi pembawa batubara di daerah
inventarisasi adalah Formasi Lemau. Formasi ini tersusun atas breksi dengan sisipan batupasir dan lempung, pada beberapa tempat menyerpih dan mengandung lapisan batubara.
Endapan batubara yang ditemukan di daerah inventarisasi hanya terdapat di Anak Air Manna di barat laut lembar peta, dengan ketebalan 0,30 m yang menipis menjadi 0,15m. Analisa laboratorium menunjukkan
bahwa batubara tersebut memiliki kandungan karbon tertambat 29,06, kandungan abu 29,58 dan kandungan sulfur total 1,76. Nilai kalori batubaranya adalah 3661 calgr adb. Sedangkan pada beberapa
lokasi ditemukan shaly coal dan batulempung karbonan. Tidak berkembangnya endapan batubara di daerah penyelidikan kemungkinan disebabkan oleh aktivitas volkanik yang berpengaruh pada saat proses
pembatubaraan.
Interpretasi data lapangan dan hasil analisa menunjukkan bahwa endapan batubara di daerah inventarisasi hanya berupa lensa batubara. Sumberdaya batubara di daerah inventarisasi tidak dihitung
mengingat minimnya data sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan perhitungan sumberdaya batubara sesuai dengan Standar Nasional Indonesia. Endapan batubara di daerah inventarisasi kurang prospek untuk
dikembangkan. 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebagai dampak dari makin berkembangnya industri dewasa ini, maka kebutuhan energi dalam
negeri dirasakan semakin meningkat pula. Oleh karena itu perlu dicari jalan keluar agar kebutuhan
energi yang semakin meningkat tersebut dapat diatasi dengan baik.
Batubara merupakan salah satu pilihan energi yang perlu dikembangkan semaksimal mungkin,
mengingat endapan batubara tersedia cukup melimpah terutama di Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau
Irian dan Pulau Jawa. Salah satu lokasi endapan batubara di Pulau Sumatera adalah di daerah
Bengkulu.
Untuk itulah, pada tahun 2005 ini Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral melaksanakan
program inventarisasi endapan batubara di daerah Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu. Kegiatan ini
juga menindaklanjuti surat permohonan dari Bupati Bengkulu Selatan yang meminta bantuan meninjau
potensi batubara di daerah Seginim, Kabupaten Bengkulu Selatan, yang menurut informasi penduduk
setempat diduga mengandung batubara. Kegiatan inventarisasi ini didukung oleh pembiayaan dari Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran DIPA tahun 2005.