Metode Penelitian jurnal ilmiah biologi

sebagainya. Kunjungan tersebut akan menambah wawasan mereka tentang pentingnya pemanfaatan sumber daya keanekaragaman hayati, secara bijaksana terutama dalam proses belajar. Dampak lain dari upaya tersebut menyebab-kan siswa memahami arti penting dari keanekaragaman khususnya keanekaragaman tumbuhan. Sulasmi 2000 menyatakan keanekaragaman tumbuhan merupakan bentuk penampilan atau perwujudan alamiah yang berbeda-beda dari tumbuhan yang terdapat di suatu wilayah. Perwujudan alamiah tersebut dapat berupa ciri atau sifat morfologi, anatomi, fisiologi, genetik dan ekosistem dari tumbuhan. Dari latar belakang dan landasan teori di atas, masalah dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut. 1 Apakah pemanfaatan lingkungan sekolah dalam pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman konsep keanekaragaman tumbuhan pada siswa kelas IB SLTPN 10 Kotamadya Denpasar? 2 Apakah pemanfaatan lingkungan sekolah dapat meningkatkan kemampuan siswa mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa LKS secara berkelompok dalam memahami konsep keanekaragaman tumbuhan? Dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah. 1 untuk meningkatkan pemahaman konsep keanekaragaman tumbuhan pada siswa kelas IB SLTPN 10 Kotamadya Denpasar, dan 2 untuk meningkatkan kemampuan siswa mengerjakan lembar kegiatan secara berkelompok dalam memahami konsep keanekaragaman tumbuhan.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas Classroom Action Research. Dilaksanakannya penelitian tindakan kelas di SLTPN 10 Kotamadya Denpasar karena kendala yang muncul dalam proses pembelajaran seperti kurangnyapemahaman konsep keanekaragaman tumbuhan pada siswa. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu upaya perbaikan proses pembelajaran oleh guru, sebab hanya gurulah yang paling tahu tentang keadaan kelas yang dikelolanya. Lewin dalam Kemmis dan McTaggart , 1988 mendeskripsikan penelitian tindakan sebagai tindakan berkelanjutan dari langkah-langkah berbentuk spiral, setiap langkah siklus berisi perencanaan,pelaksanaan tindakan, observasi evaluasi dan refleksi tindakan. Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi antara peneliti dengan guru biologi kelas I SLTPN 10 Kotamadya Denpasar. Penelitian ini berlangsung tiga siklus, setiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu1 tahap perencanaan, meliputi: pembekalan kepada guru, penyusunan model pembelajaran, penyiapan instrumen tes pretes, postes, lembar observasi dan membentuk kelompok belajar siswa, 2 tahap pelaksanaan tindakan, meliputi: pelaksanaan kegiatan dari perencanaan yang dibuat, 3 tahap observasi, yaitu pengamatan dari pelaksanaan tindakan melalui pedoman observasi, dan 4 tahap refleksi, yaitu menganalisis dan memberi pemaknaan dari pelaksanaan tindakan, sehingga dapat dibuat perencanaan tindakan pada siklus berikutnya. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan alat tes dan pedoman observasi. Tes digunakan untuk memperoleh data tentang peningkatan pemahaman konsep keanekaragaman tumbuhan pada siswa. Alat tes yang digunakan terdiri atas 25 item soal pada setiap siklus, sehinggajumlah soal dari ketiga siklus menjadi berjumlah 75 item. Agar dalam penyusunan tes dapat mengukur aspek yang diperlukan dan sesuai dengan pokok dan sub pokok bahasan yang diajarkan, maka terlebih dahulu disusun kisi-kisi tes Sujana, 1989. Selanjutnya tes yang telah disusun diakukan uji coba terlebih dahulu agar tes instrumen dapat dipergunakan untuk menjaring data secara akurat. Kaitannya dengan uji coba tes tersebut maka dilakukan a uji validitas, b uji reliabilitas, c uji tingkat kesukaran, dan d uji daya beda. Selanjutnya, setelah tes tersebut memenuhi syarat sesuai dengan persyaratan tes yang baik barulah tes tersebut digunakan menjaring data dalam penelitian, seperti mengadakan pretes dan postes pada setiap siklus. Siswa yang dianggap tuntas belajar, bila telah mencapai nilai 6,5 ke atas atau 65, siswa yang mendapat nilai kurang dari 6,5 dinyatakan belum tuntas belajar. Pengadaan postes dilaksanakan pada setiap akhir siklus sedangkan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa digunakan pedoman observasi. Untuk mendukung hasil pengamatan, peneliti juga melakukan perekaman kegiatan proses pembelajaran dengan menggunakan kamera foto. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan rumus persentase. Selanjutnya, nilai yang diperoleh siswa di cocokkan kedalam tabel konversi nilai dengan skala lima. Hasil analisis ini digunakan untuk mencari ketuntasan belajar. Menurut Depdikbud 1994 ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 85 dari siswa memperoleh nilai 6,5 atau 65, artinya siswa baru dapat dikatakan tuntas bila siswa telah mendapat nilai minimal 6,5. Bila siswa memperoleh nilai kurang dari 6,5 dianggap belum tuntas belajar, selanjutnya bagi siswa yang bersangkutan dimasukkan kedalam satu atau dua kelompok tergantung dari jumlah siswa yang belum tuntas bekajar. Siswa inilah yang mendapatkan perhatian fokus dari guru saat pelaksanaan tindakan pada siklus-siklus berikutnya.

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan