Peksiminas. Peksiminas bertujuan untuk

57 Lapor an Kinerja 2016 K emen terian Rise t, T eknologi, dan P endidik an Ting gi RI B AB III AK UNT ABILIT AS KINERJ A Gambar 11 Kegiatan PIMNAS 2016 di IPB h. PKM dan PIMNAS. PIMNAS merupakan tahap terakhir dari pelaksanaan kegiatan PKM dan sebagai wadah bagi mahasiswa untuk saling berkomunikasi melalui produk kreasi intelektual berskala Nasional. Mahasiswa peserta PIMNAS diharapkan dapat memperoleh manfaat yang besar bagi peningkatan kreaivitas di dalam bidang ilmunya masing-masing. Oleh karena itu, selama PIMNAS berlangsung para mahasiswa dituntut agar mampu menunjukkan level teringgi kreaivitas dan kemanfaatan produk intelektualnya. Dengan demikian, kriik, saran dan pujian yang diperoleh akan menjadi komponen pening bagi mahasiswa dalam upayanya meningkatkan kinerja akademik di kemudian hari. Di samping kegiatan berskala Nasional yang dilaksanakan oleh Kemenristekdiki dan oleh iap- iap PT, juga terus diupayakan penyertaan mahasiswa Indonesia mengikui kegiatan olahraga di luar negeri. Kompeisi antar mahasiswa melalui olahraga pada ingkat internasional merupakan bentuk akiitas yang cukup strategis untuk meningkatkan daya saing bangsa, sekaligus untuk mempererat persahabatan sesama mahasiswa dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia. Penyertaan mahasiswa Indonesia dalam mengikui event internasional harus melalui organisasi Bapomi Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menjadikan persentase lulusan yang langsung bekerja menjadi salah satu indikator sasaran strategis “Meningkatnya kualitas pembelajaran dan kemahasiswaan di PT”. Persentase lulusan yang langsung bekerja merupakan indikator untuk mengukur ingkat penyerapan dunia kerja terhadap lulusan perguruan inggi. Merujuk data Badan Pusat Staisik BPS tahun 2015, postur tenaga kerja Indonesia, yakni: a pekerja lulusan Sekolah Dasar SD ke bawah berjumlah sebesar 54 juta orang 47,1 atau hampir setengah dari total pekerja sebesar 114,6 juta orang; b pekerja lulusan Sekolah Menengah Pertama SMP sederajat sebesar 20,3 juta orang 17,7; dan c pekerja lulusan Sekolah Menengah Atas SMA sederajat sebesar 29,1 juta orang 25,4. Jumlah paling rendah ditemui pada pekerja lulusan perguruan inggi, dengan rincian sejumlah 8,2 juta orang 7,1 lulusan sarjana dan sejumlah 2,9 juta orang 2,5 lulusan diploma. Data ini menegaskan bahwa jumlah tenaga kerja lulusan perguruan inggi masih relaif rendah. Kemampuan PT menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi unggul merupakan salah satu ukuran keberhasilan PT. Keberhasilan pendidikan inggi adalah aspek relevansi. Oleh karena itu, perguruan inggi dituntut mampu menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing dan siap berkiprah dalam pembangunan. Daya saing lulusan yang ditunjukkan melalui masa tunggu mendapatkan pekerjaan pertama, keberhasilan 5. Persentase Lulusan Yang Langsung Bekerja 58 Lapor an Kinerja 2016 K emen terian Rise t, T eknologi, dan P endidik an Ting gi RI B AB III AK UNT ABILIT AS KINERJ A lulusan berkompeisi dalam seleksi, dan gaji yang diperoleh. Relevansi kesesuaian pendidikan lulusan ini ditunjukkan melalui proil pekerjaan macam dan tempat pekerjaan, relevansi pekerjaan dengan latar belakang pendidikan, manfaat mata kuliah yang diprogram dalam pekerjaan, saran lulusan untuk perbaikan kompetensi lulusan. Selain itu, relevansi pendidikan juga ditunjukkan melalui pendapat pengguna lulusan tentang kepuasan pengguna lulusan, kompetensi lulusan dan saran lulusan untuk perbaikan kompetensi lulusan. Seberapa besar lulusan perguruan inggi mampu berkiprah dalam pembangunan sesuai relevansi pendidikannya dapat dilakukan upaya penelusuran terhadap lulusannya Tracer Study. Tracer Study merupakan pendekatan yang memungkinkan insitusi pendidikan inggi memperoleh informasi tentang kekurangan yang mungkin terjadi dalam proses pendidikan dan proses pembelajaran dan dapat merupakan dasar untuk perencanaan akivitas untuk penyempurnaan di masa mendatang. Hasil Tracer Study dapat digunakan perguruan inggi untuk mengetahui keberhasilan proses pendidikan yang telah dilakukan terhadap anak didiknya. Bahkan dalam program hibah kompeisi maupun akreditasi selalu mempersyaratkan adanya data hasil Tracer Study tersebut melalui parameter masa tunggu lulusan, persen lulusan yang sudah bekerja, dan penghasilan pertama yang diperoleh. Tracer Study adalah studi pelacakan jejak lulusan alumni yang dilakukan paling cepat 2 tahun setelah lulus. Tracer Study yang dilakukan dalam menghitung masa tunggu lulusan perguruan inggi untuk mendapatkan pekerjaan pertama. Untuk tahun 2015 adalah hasil survei mahasiswa yang lulus pada tahun 2013. Demikian juga untuk tahun 2016, data diambil dari survei lulusan tahun 2014. Hasil Tracer Study pada tahun 2016 sudah masuk 7.160 alumni tahun 2014 sebagai responden dari 570 insitusi, dengan masa tunggu lulusan adalah rata-rata 2,8 bulan. Persentase lulusan yang langsung bekerja dengan kriteria mendapat pekerjaan di bawah 6 bulan diperoleh dari hasil penelusuran lulusan untuk lulusanalumni tahun 2014 sebanyak 5,084 alumni atau sebesar 71. Pada tahun 2016 target persentase lulusan yang langsung bekerja sebesar 60, sementara realisasinya 71. Dengan demikian, persentase capaian tahun 2016 sebesar 117,35. Jika dibandingkan dengan target pada periode sebelumnya, pada tahun 2016 capaian persentase lulusan yang langsung berkerja mengalami peningkatan. Data tahun 2015 capaian lulusan yang langsung bekerja sebesar 50 dari target yang ditetap sebesar 50. Dalam rencana strategis 2015-2019, target di akhir periode perencanaan jangka menengah untuk persentase lulusan yang langsung bekerja sebesar 90. Sampai dengan tahun 2016 jumlah persentase lulusan yang langsung bekerja sebesar 71. Dengan demikian, capaian kinerja lulusan yang langsung bekerja tahun 2016 dibandingkan dengan target pada periode akhir Renstra tahun 2019 sebesar 78,89. Keberhasilan capaian jumlah persentase lulusan yang langsung bekerja sangat dipengaruhi oleh ketersediaan data tentang jumlah lulusan hasil penelusuran alumni Tracer Study yang dilakukan oleh seluruh perguruan inggi di Indonesia. Oleh karena itu, pembaruan data yang valid tentang jumlah lulusan yang sudah bekerja melalui kegiatan penelusuran alumni Tracer Study seluruh PT di Indonesia terus diopimalkan dan dilakukan secara berkelanjutan. Harapannya, data hasil penelusuran alumni dapat menggambarkan jumlah lulusan PT di seluruh Indonesia. Secara umum, permasalahan yang dihadapi dalam upaya meningkatkan persentase lulusan yang langsung bekerja, di antaranya: a. Masih kurangnya sosialisasi kepada perguruan inggi mengenai peningnya membangun pusat karir dan melakukan Tracer Study ; b. Keterbatasan infrastruktur dan fasilitas komunikasi pada beberapa perguruan inggi di wilayah Indonesia imur sehingga mereka kesulitan melakukan Tracer kepada alumninya; c. Tidak semua Perguruan Tinggi memiliki pusat karir dan idak melakukan kegiatan Tracer Study; d. Pelaksanaan Tracer Study umumnya masih terkendala di sisi kebutuhan, sumber daya dan metodologi dalam pelaksanaannya. Seringkali Tracer Study dilakukan oleh perguruan inggi hanya karena kebutuhan akan akreditasi, sehingga pelaksanaannya idak dilakukan secara ruin. Selain itu, sumber daya pelaksana Tracer Study umumnya masih dianggap kurang memadai dan hal ini disertai dengan kesulitan dalam menerapkan metodologi yang tepat dalam pelaksanaannya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, beberapa kebijakan yang dilaksanakan adalah : a. Meningkatkan intensitas kerjasama dengan penanggung jawab PD-Diki, menambah jumlah kerja sama dengan berbagai instansi lainnya dalam 59 Lapor an Kinerja 2016 K emen terian Rise t, T eknologi, dan P endidik an Ting gi RI B AB III AK UNT ABILIT AS KINERJ A rangka penyediaan data dan informasi kebutuhan SDM di Dunia Usaha dan Dunia Industri DUDI sehingga Sistem Informasi Kebutuhan Dunia Kerja Sindikker dapat membuat analisis secara lebih mendalam dan menyeluruh; b. Saat ini Sindikker tengah mengambangkan aplikasi yang dapat secara akif dan mandiri melakukan pendataran data pencari kerja dan penyedia lowongan kerja online . Aplikasi ini berperilaku layaknya seperi bursa kerja, dimana pencari kerja dapat mendatar untuk menyampaikan informasi diri dan pekerjaan yang diinginkan. Sementara dari pihak yang membutuhkan kerja, atau penyedia lowongan kerja juga dapat mendatar untuk memberikan informasi kebutuhan tenaga kerja tertentu yang diperlukan. Dengan demikian akan terjadi transaksi ketenagakerjaan secara online dan mandiri; c. Untuk keperluan sosialisasi dan lebih mengenalkan Sindikker ke stakeholder , telah dibuat lealet yang ringkas, menarik, dan informaif yang dapat memberikan simpulan makna dari informasi dan data yang ada pada Sindikker; d. Mensosialisasikan peningnya pusat karir dan Tracer Study ke perguruan inggi baik negeri maupun swasta; e. Menambah atau meningkatkan anggaran sehingga yang mendapatkan hibah dana untuk kegiatan pusat karir dan Tracer Study ; f. Membangun infrastruktur dan fasilitas komunikasi di beberapa perguruan inggi yang idak terjangkau jaringan operator; g. Mengingatkan beberapa perguruan inggi yang kurang memiliki data alumninya; Meningkatkan kegiatan sosialisasi oleh im pusat karir dan Tracer Study ke beberapa perguruan inggi. Untuk mendukung pencapaian target persentase lulusan yang langsung bekerja, telah diselenggarakan kegiatan sebagai berikut. a. Sistem Informasi Kebutuhan Dunia Kerja Sindikker. Sindikker adalah sistem informasi kebutuhan dunia kerja dan menganalisis data yang masuk dalam laman htp:sindikker.ristekdiki. go.id. Sistem informasi ini membutuhkan peran serta seluruh pemangku kepeningan baik dari sisi pemerintah maupun swasta Dunia Usaha dan Dunia IndustriDUDI. Berdasarkan data tersebut dapat dilakukan analisis kebutuhan dunia kerja yang melipui dimensi kualitas kompetensi dan kuanitas pada lokasi dan waktu yang berbeda. Konsep pengembangan kerangka penyelarasan pendidikan dengan dunia kerja terbagi dalam 3 iga bagian yaitu kerangka kerja sisi permintaan, sisi pasokan dan mekanisme penyelarasan. Proyeksi kompetensi lulusan yang selaras dengan kebutuhan dunia kerja, dunia industri dan jumlahnya di seiap lokasi di Indonesia merupakan informasi dasar yang diperlukan dalam perancangan sistem pendidikan yang melipui kualitas pendidik, sarana prasarana serta sistem pembelajaran yang mengacu pada karakterisik khusus dan potensi yang dimiliki lokasi tersebut Gambar 12 Halaman Beranda Sistem Informasi Kebutuhan Dunia Kerja SINDIKKER 60 Lapor an Kinerja 2016 K emen terian Rise t, T eknologi, dan P endidik an Ting gi RI B AB III AK UNT ABILIT AS KINERJ A b. Sistem Pengembangan Pusat Karir Career Centre. Sistem pusat karir adalah program untuk mendorong dan memperkuat pusat karir di beberapa PT sehingga dapat membantu para lulusan memasuki dunia kerja. Program ini bertujuan untuk memfasilitasi pengembangan pusat karir PT, fungsi dan kegiatannya. Hasil yang diharapkan dari kegiatan career centre adalah terciptanya sistem pusat karir di ingkat PT. Berdasarkan hasil tersebut PT dapat: a mengetahui penyerapan, proses dan posisi lulusan dalam dunia kerja; b menyiapkan lulusan sesuai dengan kompetensi yang diperlukan di dunia kerja; dan c membantu program pemerintah dalam rangka memetakan dan menyelaraskan kebutuhan dunia kerja dengan pendidikan inggi di Indonesia.

c. Tracer Study

. Tracer Study menyediakan informasi berharga mengenai hubungan antara pendidikan inggi dan dunia kerja profesional, menilai relevansi pendidikan inggi, informasi bagi pemangku kepeningan stakeholders, dan kelengkapan persyaratan bagi akreditasi pendidikan inggi. Saat ini Tracer Study sudah dijadikan salah satu syarat kelengkapan akreditasi di Indonesia oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. Seiap perguruan inggi diharapkan mempunyai program Tracer Study yang bertujuan untuk mengetahui penyerapan, proses, dan posisi lulusan dalam dunia kerja; menyiapkan lulusan sesuai dengan kompetensi yang diperlukan di dunia kerja; membantu program pemerintah dalam rangka memetakan dan menyelaraskan kebutuhan dunia kerja dengan kompetensi yang diperoleh dari perguruan inggi Hal mendasar dalam konteks Kelembagaan Iptek adalah revitalisasi kelembagaan khususnya dalam upaya membangun leksibilitas kelembagaan iptek dan mendorong lemlitbang untuk menjadi pusat unggulan atau center of excellence. Disisi lain kualitas pendidikan inggi masih relaif rendah baik dalam konteks insitusi perguruan inggi, maupun program studi yang diindikasikan oleh mayoritas perguruan inggi berakreditasi C dan masih sangat sedikit yang berakreditasi A atau B. Disamping itu, perguruan inggi Indonesia juga belum mampu berkompeisi dengan perguruan inggi negara lain bahkan masih teringgal dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara sekalipun. Oleh karena itu Sasaran Meningkatnya Kualitas Kelembagaan Iptek dan Diki merupakan upaya yang harus dilakukan dengan menetapkan indikator kinerja yang harus diingkatkan yaitu: a.Jumlah Perguruan Tinggi Masuk Top 500 dunia b.Jumlah Perguruan Tinggi Berakreditasi A Unggul c.Jumlah Taman dan Teknologi Yang Mature d.Jumlah Pusat Unggulan Iptek Dari indikator kinerja tersebut,1 satu indikator kinerja belum mencapai target, sedangkan 3 iga indikator kinerja mencapai target. Indikator kinerja yang belum mencapai target tersebut adalah jumlah taman sains dan teknologi yang Mature. Sedangkan 3 iga indikator kinerja yang mencapai target adalah jumlah Perguruan Tinggi Masuk Top 500 dunia, jumlah Perguruan Tinggi Berakreditasi A Unggul dan jumlah Pusat Unggulan Iptek Yang Mature. Untuk mencapai sasaran Meningkatnya Kualitas Kelembagaan Iptek dan Diki pada tahun 2016 telah dianggarkan sebesar Rp 932.922.931.801 dengan realisasi sebesar Rp 678.747.870.689 atau sebesar 72,75. Gambaran ingkat ketercapaian sasaran Meningkatnya Kualitas Kelembagaan Iptek dan Diki adalah sebagai berikut : Sasaran 2 : Meningkatnya Kualitas Kelembagaan Iptek dan Diki Tabel 26 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Kelembagaan Iptek dan Dikti Tahun 2016 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 2015-2019 Realisasi 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Meningkatnya kualitas kelembagaan Iptek dan Diki Jumlah Perguruan Tinggi masuk top 500 dunia 5 2 3 3 100 Jumlah Perguruan Tinggi berakreditasi A Unggul 194 26 39 49 125 61 Lapor an Kinerja 2016 K emen terian Rise t, T eknologi, dan P endidik an Ting gi RI B AB III AK UNT ABILIT AS KINERJ A Graik 10 Bobot Penilaian Indikator Peringkat PT Dunia Meningkatnya kualitas kelembagaan Iptek dan Diki lanjutan Jumlah Taman dan Teknologi yang Mature 58 6 14 12 85,71 Jumlah Pusat Unggulan Iptek 30 19 15 27 180 Jumlah perguruan inggi masuk top 500 dunia ditetapkan sebagai indikator kinerja sasaran strategis untuk mengukur mutu dan ingkat daya saing perguruan inggi Indonesia di ingkat internasional dan membangun kesadaran peningnya perguruan inggi di Indonesia hadir dalam pemeringkatan perguruan inggi dunia. Persaingan untuk menjadi yang terbaik akan mendorong perguruan inggi selalu mengacu pada kriteria yang digunakan dalam menentukan pengembangan universitas dan programnya. Sehingga apapun kriteria yang digunakan oleh lembaga pemeringkat, secara otomais akan diadopsi sebagai panduan dalam menyusun program kerja sekaligus sistem penilaian kinerja internal. Sejalan dengan rencana strategis Kemenristekdiki, program ini dimaksudkan untuk mendorong terwujudnya perguruan inggi berkualitas, dikelola secara otonom dalam lingkungan organisasi yang sehat, sehingga mampu menghasilkan luaran yang bermutu dan berdaya saing inggi. Secara khusus pendanaan ini ditujukan untuk mendorong peningkatan reputasi akademik perguruan inggi menuju World Class University WCU. Indikator utama yang digunakan untuk mengukur keberhasilan program ini melipui aspek: 1.Jumlah Perguruan Tinggi Masuk Top 500 Dunia

1. Academic Reputaion

yaitu berupa peningkatan website dan database masing-masing perguruan inggi, mengikui pameran pendidikan di luar negeri dan berparisipasi pada konferensi para rankers.

2. Employer Reputaion

yaitu berupa peningkatan customer relaionship management CRM dengan para employers, mendesain ulang kurikulum agar relevan dengan kebutuhan pasar.

3. Facultystudent

raio yaitu berupa pembiayaan Post Doctoral program, pembiayaan visiing professor.

4. Citaions

per paper yaitu berupa pemberian insenif publikasi karya ilmiah yang ter- indeks Scopus danatau Thompson Reuter, penyelenggaraan seminar internasional yang ter- indeks Scopus, langganan database Scopus dan Thompson-Reuters, pembiayaan kerjasama riset internasional, pendampingan penulisan karya ilmiah dan submission fee, bantuan pengelolaan jurnal yang terindeks Scopus.

5. Internaionalizaion

yaitu berupa pembiayaan Post Doctoral program, pembiayaan visiing professor, university summer program, pengiriman dosen mengikui konferensi internaional. Strategis Indikator Kinerja 2015-2019 Realisasi 2015 Tahun 2016 Target Realisasi ACADEMIC REPUTATION EMPLOYER REPUTATION FACULTY STUDENT RATIO 40 10 20 20 5.0 5.0 CITATIONS PERPAPER INTERNATIONAL FACULTY INTERNATIONAL FACULTY 62 Lapor an Kinerja 2016 K emen terian Rise t, T eknologi, dan P endidik an Ting gi RI B AB III AK UNT ABILIT AS KINERJ A Indikator utama di atas diukur secara agregat di ingkat perguruan inggi. Perguruan inggi penerima dana ini diharuskan mengevaluasi base-line data per akhir tahun 2015, dan membuat target capaian per tahun sampai akhir tahun 2019. Selain indikator kinerja di atas, perguruan inggi dapat menambahkan indikator tambahan yang mencerminkan reputasi akademik perguruan inggi, misalnya jumlah peneliian kolaborasi internasional, jumlah program studi terakreditasi internasional, dan lain-lain. Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan, pada tahun 2016 ingkat capaian IKU ini telah mencapai target yang ditetapkan. Dari target yang ditetapkan sebesar 3 Perguruan Tinggi berhasil terealisasi sebesar 3 perguruan inggi, dengan persentase capaian kinerja sebesar 100. Jika dibandingkan pada tahun 2015, capaian realisasi IKU tahun 2016 sama dari tahun sebelumnya. Jika dibandingkan target jangka menengah tahun 2019, realisasi IKU mencapai 60 dari target 5 perguruan inggi di Indonesia masuk Top 500 Dunia. Tabel 27 Jumlah Perguruan Tinggi Masuk Top 500 Dunia Tabel 28 Peringkat 3 PT Indonesia di Tingkat Dunia Tahun 2014-2016 2012 2013 2014 2015 2016 Target 5 6 8 2 3 Realisasi 3 3 2 2 3 Prosentase 60 50 25 100 100 PT 2012 2013 2014 2015 2016 Universitas Indonesia 273 309 310 358 325 Insitut Teknologi Bandung 451-500 461-470 461-470 431-440 401 Universitas Gajah Mada 401-450 501-550 551-600 551-600 501 Peringkat Universitas Indonesia UI yang semula di tahun 2015 adalah 358, ditahun 2016 ini mengalami peningkatan menjadi peringkat 325 dunia. Peringkat Insitut Teknologi Bandung ITB di tahun 2015 ada pada range 431, ditahun 2016 mengalami peningkatan menjadi 401. Dan Peringkat Universitas Gadjah Mada UGM di tahun 2015 ada pada range 551, ditahun 2016 mengalami peningkatan menjadi 501.Peringkat 501 dunia ini dikategorikan memenuhi target masuk dalam 500 Top Dunia karena indikator penilaian utama yaitu Academic Reputaion yang memiliki bobot 40,UGM telah mencapai skor yang cukup signiikan yaitu 40,9. Demikian juga untuk Internaional Faculty memiliki skor 18, Bila dibandingkan dengan negara tetangga terdekat yaitu Malaysia, peringkat perguruan inggi Indonesia di dunia internasional masih berada dibawah perguruan inggi Malaysia. Perbandingan peringkat perguruan inggi Indonesia dengan perguruan inggi Malaysia untuk periode 20142015 dan 20152016 terlampir sebagai berikut: