Pengambilan Keputusan Kredit TINJAUAN PUSTAKA

5 adalah UKM, yang disebabkan karena perkembangan UKM yang demikian pesat. Wati 2011 menyatakan perkembangan UKM saat ini disebabkan karena kebanyakan para pengusaha kecil dan menengah berangkat dari industri keluarga atau rumahan. Dengan demikian, konsumennya pun berasal dari kalangan menengah ke bawah. Penelitian ini melihat bahwa UKM berbeda dengan usaha-usaha besar yang mempunyai laporan keuangan yang diaudit, sedangkan UKM sebagian besar tidak mempunyai laporan keuangan. Adapun UKM yang mempunyai laporan keuangan, laporan tersebut tidak diaudit. Selain itu laporan keuangan yang dibuat UKM berdasarkan cash basis dan tidak mengikuti aturan standar akuntansi SAK. Hal yang menarik adalah ketika bank melihat UKM bahwa kelayakan UKM untuk diberi kredit apakah dasarnya menggunakan informasi keuangan atau tidak. Dalam prakteknya, seringkali UKM tidak mempunyai pencatatan namun informasi dari UKM bisa digunakan dalam pengambilan keputusan kredit. Persoalan penelitian yang dirumuskan adalah: Pertama, apakah informasi keuangan UKM relevan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan kredit? Kedua, apakah informasi keuangan UKM reliabel untuk digunakan dalam pengambilan keputusan kredit? Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan memberikan saran bagi UKM untuk meningkatkan kualitas informasi keuangannya. Selain itu, memberikan masukan bagi BPR dalam mempertimbangkan pemberian kredit kepada UKM.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengambilan Keputusan Kredit

Pengambilan keputusan adalah sebuah proses memilih tindakan di antara berbagai alternatif untuk 6 mencapai suatu tujuan atau beberapa tujuan. Masalah terjadi ketika sebuah sistem tidak memenuhi tujuan yang telah ditetapkan, tidak mencapai hasil yang diprediksi, atau tidak bekerja seperti yang direncanakan Turban et al., 2005. Akrani 2010 menyatakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebuah aspek penting dalam sistem manajemen. Tugas utama seorang manajer adalah membuat keputusan yang rasional. Pengambilan keputusan ini selalu dilakukan secara sadar atau tidak sadar yang merupakan bagian kunci dari aktivitas manajer dalam organisasi. Keputusan-keputusan yang diambil ini menjadi penting sebagai penentu bagi manajer maupun organisasinya. Keputusan dapat didefinisikan sebagai sebuah fokus dari suatu tindakan yang secara sadar dipilih dari berbagai alternatif untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan. Keputusan ini menunjukkan sebuah pertimbangan yang seimbang dan sebuah komitmen untuk menjalankan keputusan yang telah diambil. Selain itu, Walter 2010 mengemukakan bahwa tujuan dari proses pengambilan keputusan adalah untuk menemukan alternatif yang terbaik dari berbagai macam alternatif demi mencapai suatu tujuan dari pengambil keputusan. Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti digunakan sebagai suatu cara pemecahan masalah Arif, 2010. Philips et al., 2010 menyatakan bahwa pengambilan keputusan adalah aktivitas yang dilakukan melalui tahap analisis, sintesis, dan evaluasi dengan menggunakan informasi dari berbagai sumber. Pengambilan keputusan tidak dapat dilakukan tanpa mempertimbangkan hal-hal yang 7 mungkin terjadi di masa depan, namun harus melewati proses pertimbangan reasoning terlebih dahulu. Proses pengambilan keputusan menurut Philips et al., 2010 terdiri dari tiga tahap, antara lain: menganalisis, membuat sintesis, mengevaluasi hasil analisis yang dapat ditunjukkan melalui gambar di bawah ini: Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan Pada tahap menganalisis, pengambil keputusan harus menginterpretasikan dan mengkategorikan informasi untuk menetapkan isu yang relevan dan mengidentifikasi kecocokan dan ketidakcocokan faktor- faktor yang mempengaruhi isu tersebut. Dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan kredit, pembuat keputusan perlu untuk mengidentifikasi identitas nasabah dengan teliti sehingga dapat mengetahui apakah nasabah telah memenuhi prosedur administrasi yang ditetapkan bank. Pada tahap membuat sintesis, pengambil keputusan harus berusaha menemukan solusi dengan menguji kembali solusi dan tujuan alternatif yang ada. Terkait dengan pengambilan keputusan kredit, pembuat keputusan perlu menelusuri lebih dalam tentang keadaan nasabah, misalnya dengan menganalisis laporan ANALISIS SINTESIS EVALUASI 8 keuangan nasabah dan melakukan penilaian kredit. Komponen penilaian kredit antara lain: analisis watak character, kemampuan capacity, modal capital, kondisi atau prospek usaha condition, agunan collateral. Sementara pada tahap evaluasi, pengambil keputusan diharuskan untuk menguji strategi yang harus dilakukan untuk solusi yang akan dipilih. Terkait dengan pengambilan keputusan kredit, pembuat keputusan mulai memikirkan strategi yang harus dilakukan ketika keputusan telah diambil berdasarkan hasil analisis pada tahap sebelumnya analisis dan sintesis. Strategi yang dimaksud misalnya melakukan pengawasan kredit. Kredit didefinisikan sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak-pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Pokok-Pokok Perbankan, Bab 1, Pasal 1, Butir 12. Terkait dengan kredit, manajer dan organisasi pun perlu mempertimbangkan berbagai alternatif sebelum mengambil keputusan untuk memberikan kredit kepada nasabah. Hal ini terjadi karena kredit mengandung resiko. Resiko yang dihadapi dapat berupa tidak tertagihnya kredit karena nasabah yang sengaja tidak membayar kredit padahal mampu dan resiko yang tidak disengaja misalnya bencana alam. Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas, kemudian penulis menyimpulkan bahwa pengambilan keputusan kredit adalah aktivitas yang dilakukan melalui tahap analisis, sintesis, dan evaluasi dengan 9 menggunakan informasi dari berbagai sumber untuk memberikan dana pinjaman bagi nasabah. Terkait keputusan kredit, informasi keuangan dapat menjelaskan kepada pihak kreditur tentang bagaimana kondisi perusahaan, misalnya dengan menganalisis laporan arus kas, bank dapat mengetahui potensi arus kas perusahaan di masa depan. Menurut Kuncoro 2002, proses persetujuan kredit terdiri dari tiga 3 tahap, yaitu tahap prakarsa dan analisis kredit, tahap rekomendasi kredit, dan tahap putusan kredit. Masing-masing tahap dijelaskan sebagai berikut: 1. Tahap Prakarsa dan Analisis Kredit a. Prakarsa dan permohonan kredit Kegiatan pada tahap ini antara lain adalah penerimaan permohonan kredit oleh nasabah. Permohonan kredit harus diajukan secara tertulis dan menggunakan format yang telah ditentukan oleh bank yang memuat informasi lengkap mengenai kondisi pemohon atau calon nasabah termasuk riwayat kreditnya pada bank lain jika ada. Atas permohonan tersebut bank akan melakukan penelitian apakah permohonan tersebut diterima atau ditolak, yang mencakup ketentuan apakah usaha nasabah tersebut termasuk pasar sasaran target market yang telah ditetapkan, apakah nasabah tersebut termasuk dalam kelompok nasabah yang dapat dilayani dan apakah nasabah tersebut termasuk dalam rencana kerja pemasaran. Ketentuan-ketentuan bank tersebut merupakan pedoman awal dalam pelayanan pemberian kredit yang dibuat berdasarkan pengalaman memberikan kredit yang dikaitkan degan risiko bisnis. Apabila calon nasabah tersebut 10 diluar kriteria yang ditentukan oleh bank, maka permohonan langsung ditolak. Sedangkan apabila termasuk dalam kriteria yang dapat dilayani, maka disampaikan kepada calon nasabah bahwa permohonan akan diproses lebih lanjut dan selanjutnya permohonan diserahkan kepada penganalisis kredit. b. Analisis dan evaluasi kredit Pada tahap ini, penganalisis kredit melakukan kegiatan pencarian informasi selengkap-lengkapnya dari berbagai sumber mengenai pemohon yang akan dipergunakan dalam menunjang analisis dan evaluasi terhadap 5C kredit pemohon, yaitu character, capacity, capital, condition, dan collateral. Dalam analisis tersebut sekurang-kurangnya mencakup informasi sebagai berikut: 1 Identitas pemohon: nama pemohon, domisili, bentuk usaha, jenis usaha, susunan pengurus, legalitas usaha, dan sebagainya. Informasi ini dimaksudkan untuk melihat gambaran awal tentang penanggung jawab utama atas pengelolaan usaha, lokasi usaha, serta keabsahan operasi usaha. 2 Tujuan permohonan kredit, mencakup: jumlah kredit, obyek yang dibiayai, jangka waktu kredit, dan alasan kebutuhan kredit. Informasi ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran bahwa kredit tersebut benar-benar digunakan untuk membiayai usaha, bukan untuk hal-hal yang bersifat konsumtif atau spekulatif. 3 Riwayat hubungan bisnis dengan bank, mencakup: saat mulai, bidang hubungan bisnis, nilai transaksi bisnis, kualitas hubungan bisnis, dan jumlah total nilai hubungan bisnis. 11 4 Analisis 5C kredit, meliputi:  Analisis watak character bertujuan untuk mendapatkan gambaran akan kemauan membayar dari pemohon, mencakup perilaku pemohon sebelum dan selama permohonan kredit diajukan.  Analisis kemampuan capacity dilakukan dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan mengembalikan kredit dari usaha yang dibiayai, mencakup aspek manajemen kemampuan mengelola perusahaan, aspe produksi kemampuan berproduksi secara berkesinambungan, aspek pemasaran kemampuan memasarkan hasil produksi, aspek personalia kemampuan tenaga kerja dalam mendukung aktivitas perusahaan, dan aspek finansial kemampuan menghasilkan laba.  Analisis modal capital bertujuan untuk mengukur kemampuan pemohon dalam menyediakan modal sendiri, yang mencakup: besar dan komponen modal, perkembangan laba usaha selama tiga periode sebelumnya, angka rasio perbandingan antara utang dengan modal sendiri Debt Equity RatioDER dan perkembangan naik turunnya harga saham bagi perusahaan yang telah go public.  Analisis kondisi atau prospek usaha condition bertujuan untuk mengetahui prospektif atau tidaknya suatu usaha yang akan dibiayai, yang meliputi siklus bisnis mulai dari bahan baku pemasok, pengolahan, dan pemasaran pembeli 12  Analisis agunan collateral bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai agunan yang dapat digunakan sebagai alat pengaman lapis kedua bagi bank dalam setiap pemberian kredit apabila kredit yang diberikan menjadi bermasalah. c. Perhitungan kebutuhan kredit Perhitungan kebutuhan kredit dimaksudkan untuk mengetahui secara pasti kredit yang benar-benar dibutuhkan oleh pemohon. Perhitungan kebutuhan kredit disesuaikan dengan jenis kreditnya masing- masing, yaitu sebagai berikut: 1 Kredit Modal Kerja KMK Dalam menghitung kredit modal kerja harus memperhatikan pertumbuhan penjualan, perputaran piutang, perputaran persediaan, perputaran utang, kas. 2 Kredit Investasi Dalam menghitung kredit investasi, yang perlu diperhatikan adalah biaya proyek keseluruhan dikurangi dengan bagian sharing dana sendiri besarnya sesuai ketentuan bank. 3 Kredit Konsumtif Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menghitung kredit konsumtif meliputi: besarnya gaji suami atau gaji suami ditambah istri, bonafiditas instansi atau perusahaan tempat kerja pemohon, perjanjian kerja sama dengan instansi yang bersangkutan, hubungan bank dengan instansi atau perusahaan khususnya dengan pejabat yang berhubungan dengan pembayaran gaji pemohon, status kepegawaian pemohon, surat kuasa dari pemohon kepada pejabat atau instansi yang berwenang membayar 13 gaji dan ada kesanggupan dari pejabat atau instansi tersebut untuk memotong gaji karyawan yang bersangkutan, surat pernyataan dari pemohon bahwa yang bersangkutan tidak mengambil kredit serupa ke bank lain supaya tidak memberatkan kehidupan calon pemohon. 2. Tahap Rekomendasi Kredit Dalam memberikan rekomendasi kredit, pejabat perekomendasian kredit dapat meminta kelengkapan data dan analisis lebih lanjut dari pejabat pemrakarsa kredit. Di samping itu dapat juga melakukan kunjungan ke lapangan on the spot untuk meyakinkan data atau keterangan-keterangan yang disajikan oleh penganalisis kredit. Rekomendasi kredit merupakan suatu kesimpulan dari analisis dan evaluasi atas proposal kredit yang disajikan pada tahap prakarsa dan analisis kredit. Rekomendasi harus secara jelas menguraikan kekuatan dan kelemahan yang akan mempengaruhi kemampuan pemohon untuk memenuhi angsuran yang telah dijadwalkan. 3. Tahap Pemberian Putusan Kredit Pejabat pemutus memeriksa dan meneliti kelengkapan paket kredit. Berdasarkan pengalaman dan pengetahuan bisnis yang dimiliknya, pejabat pemutus dengan melihat analisis dan evaluasi kredit yang dibuat oleh penganalisis kredit serta rekomendasi kredit yang dibuat oleh pejabat perekomendasian mampu memberikan putusan kredit secara akurat. Pemberian putusan kredit tersebut harus dilakukan oleh pejabat pemutus dan harus dilakukan secara tertulis dan dibuktikan dengan membubuhkan tandatangan pada formulir putusan kredit. Apabila putusan kredit telah diberikan, selanjutnya paket kredit tersebut diserahkan kepada bagian administrasi kredit untuk 14 dipersiapkan surat penawaran putusan kredit, dokumen perjanjian kredit, dokumen perjanjian accessoir, dokumen-dokumen untuk pencairan.

2.2. Relevansi Informasi Keuangan