MENINGKATKAN GERAK DASAR CHEST PASS MELALUI PEMBELAJARAN KELOMPOK DALAM BERMAIN BASKET PADA SISWA KELAS VI B SD NEGERI 1 JATIMULYO JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN

(1)

ABSTRAK

MENINGKATKAN GERAK DASARCHEST PASSMELALUI

PEMBELAJARAN KELOMPOK DALAM BERMAIN BASKET PADA SISWA KELAS VI B SD NEGERI 1

JATIMULYO JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN

Oleh SUWONO

Penddidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan hidup aktif serta sikap sportif melalui kegiatan pendidikan jasmani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajaran gerak dasar chest pass dengan metode pembelajarn kelompok dan memodifikasi bola basket pada siswa

Kelas(Classroom Action Reserch), dengan Dua siklus, dimana padas etiap siklus menggunakan tindakkan yang berbeda-beda. Siklus

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa

yang berjumlah 29 siswa. Pengumpulan data diambil dari tes berupa pengamatan keterampilan gerak dasar chest pass yang meliputi posisi awal, posisi persiapan, posisi akhir. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan gerak dasar chest pass melalui penggunaan modifikasi bola basket pada setiap siklusnya, adapun peningkatan pada setiap siklus adalah sebagai berikut. Siklus pertama sebesar 51,72%, siklus kedua sebesar 89,65%.


(2)

SUWONO

Skripsi

Sebagai Salah SatuSyaratUntukMendapatkanGelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

JurusanIlmuPendidikan

Program StudiPendidikanJasmani Dan Kesehatan FakultasKeguruan Dan IlmuPendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012


(3)

JudulSkripsi :MENINGKATKAN GERAK DASARCHEST

PASSMELALUI PEMBELAJARAN

KELOMPOK DALAM BERMAIN BASKET PADA SISWA KELAS VI B SD NEGERI 1 JATIMULYO JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN.

Nama Mahasiswa :

Suwono

NomorPokokmahasiswa : 10130778024

Program Studi : Pendidikan Jasmani Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Imu Pendidikan Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Drs. AkorSitepu,M.Pd NIP. 19510507 198103 1 002 NIP. 19590117 1984031001


(4)

Penguji

Bukan Pembimbing :Drs.Usman Adam, M.Pd...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi.BujangRahman, M.Si NIP. 19600315198503 1 003

Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 02 Juni 2012


(5)

Bahwa saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Suwono

NPM : 10130778024

Tempat tanggal lahir : Fajarbaru, 3 Juni 1961

Alamat : Jl. Fajarbaru Kec. Jatiagung Lampung Selatan

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan Meningkatkan Gerak Dasar Chestpass Melalui Pembelajaran Kelompok Dalam Bermain Basket Pada Siswa Kelas VI B SD Negeri 1 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan adalah benar-benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 3 Mei sampai dengan 17 Mei 2012. Skripsi ini bukan hasil plagiat, ataupun hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya, apabila dikemudian hari terjadi kesalahan, penulis bersedia menerima sanksi akademik sebagaimana yang berlaku di Universitas Lampung.

Jatiagung, Juni 2012


(6)

Oleh SUWONO

Penddidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan hidup aktif serta sikap sportif melalui kegiatan pendidikan jasmani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajaran gerak dasar chest pass dengan metode pembelajarn kelompok dan memodifikasi bola basket pada siswa

Kelas(Classroom Action Reserch), dengan Dua siklus, dimana padas etiap siklus menggunakan tindakkan yang berbeda-beda. Siklus

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa

yang berjumlah 29 siswa. Pengumpulan data diambil dari tes berupa pengamatan keterampilan gerak dasar chest pass yang meliputi posisi awal, posisi persiapan, posisi akhir. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan gerak dasar chest pass melalui penggunaan modifikasi bola basket pada setiap siklusnya, adapun peningkatan pada setiap siklus adalah sebagai berikut. Siklus pertama sebesar 51,72%, siklus kedua sebesar 89,65%.


(7)

MENINGKATKAN GERAK DASARCHEST PASS MELALUI PEMBELAJARAN KELOMPOK DALAM BERMAIN

BASKET PADA SISWA KELAS VI B SD NEGERI 1 JATIMULYO JATIAGUNG

LAMPUNG SELATAN

(Skripsi)

Oleh SUWONO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(8)

SUWONO

Skripsi

Sebagai Salah SatuSyaratUntukMendapatkanGelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

JurusanIlmuPendidikan

Program StudiPendidikanJasmani Dan Kesehatan FakultasKeguruan Dan IlmuPendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012


(9)

i

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1 : Cara Mengumpan Bola Basket Dari Depan Dada (Chest Pass) 23 Gambar 2 : Bagan Model Penelitian Tindakan ... 27 Gambar 3 : Contoh Skema Barisan Siswa ... 32 Gambar 4 : Contoh Gerak DasarChest PassMenggunakan Bola Volli ... 33 Gambar 5 : Diagram Batang Rata-rata Siswa Yang Mendapatkan Nilai RK dan

< RK Gerak DasarChest Pass Disetiap Siklus ... 40 Gambar 6 : Diagram Batang Rata-rata Siswa Yang Mendapatkan Nilai RB dan


(10)

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah dan Ruang Lingkup Penelitian ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertia Pendidikan Jasmani ... 9

B. Prinsip-prinsip Belajar dan Pembelajaran ... 11

C. Pendidikan Jamani ... 13

D.Pengembangan Keterampilan Gerak ... 14

E. Motode dan odel Pebelajaran Penjaskes ... 17

F. Bermain Bola Basket ... 20

G.Teknik Dasar Bermain Bola Basket ... 21

H.OPeran Dada (Chest Pass)... 22

I. Kerangka pikir ... 23

J Hipotesis ... 24

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 26

B. Subyek Penelitian ... 28

C. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 29

D. Instrument Penelitian ... 29

E. Teknik Analisis Data ... 28

F. Proses Pembelajaran Keterampilan Gerak DasarChest Pass ... 32

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37

B. Pembahasan ... 41

C. Deskripsi Pembelajaran Setiap Siklusnya ... 42

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 45


(11)

B. Saran ... 46 DAFTAR PUSTAKA ... 47 LAMPIRAN ... 49


(12)

i

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah dan Ruang Lingkup Penelitian ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertia Pendidikan Jasmani ... 9

B. Prinsip-prinsip Belajar dan Pembelajaran ... 11

C. Pendidikan Jamani ... 13

D.Pengembangan Keterampilan Gerak ... 14

E. Motode dan odel Pebelajaran Penjaskes ... 17

F. Bermain Bola Basket ... 20

G.Teknik Dasar Bermain Bola Basket ... 21

H.OPeran Dada (Chest Pass)... 22

I. Kerangka pikir ... 23

J Hipotesis ... 24

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 26

B. Subyek Penelitian ... 28

C. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 29

D. Instrument Penelitian ... 29

E. Teknik Analisis Data ... 28

F. Proses Pembelajaran Keterampilan Gerak DasarChest Pass ... 32

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37

B. Pembahasan ... 41

C. Deskripsi Pembelajaran Setiap Siklusnya ... 42

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 45


(13)

ii

B. Saran ... 46 DAFTAR PUSTAKA ... 47 LAMPIRAN ... 49


(14)

iii

3. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar

Chest PassSiklus Ke satu ... 38 4. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar

Chest PassSiklus Ke dua ... 59 5. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pembelajaran


(15)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1 : Cara Mengumpan Bola Basket Dari Depan Dada (Chest Pass) 23 Gambar 2 : Bagan Model Penelitian Tindakan ... 27 Gambar 3 : Contoh Skema Barisan Siswa ... 32 Gambar 4 : Contoh Gerak DasarChest PassMenggunakan Bola Volli ... 33 Gambar 5 : Diagram Batang Rata-rata Siswa Yang Mendapatkan Nilai RK dan

< RK Gerak DasarChest Pass Disetiap Siklus ... 40 Gambar 6 : Diagram Batang Rata-rata Siswa Yang Mendapatkan Nilai RB dan


(16)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dkk. 2007.Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006.Standar Kompetensi dan Kompetensi Kemendiknas. Jakarta.

Bahagia, Yoyo dan Suherman. 2000.Prinsip-Prinsip Pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Departemen Pendidikan Nasional. 2003.Undang-undang Sistem Pendidikan

Nasional. Balitbang. Jakarta.

. 2006.Standar Kopetensi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah.Balitbang. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 1994.Belajar dan Pembelajaran. Dirjen Dikti Depdikbud RI. Jakarta.

Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan .2008.Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran. Depdiknas.

Open University Press

Lutan, Rusli. 1988.Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.

Lutan, Rusli dan Adang Suherman. 2000.Pengukuran dan Evaluasi Penjaskes. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Margaret,Gredler.1994. Belajar dan pembelajaran.PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Margono. 2009.Metodelogi Penelitian Pendidikan.Rineka Cipta. Jakarta. Muhajir. 2004.Pendidikan Jasmani Teori dan Peraktk Untuk SMA Kelas XII.

Erlangga. Jakarta.


(17)

48

. 2007.Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Yudistira. Surakarta.

Roestiyah. 1998.Sterategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Roji. 2007.Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Erlangga. Jakarta. Rules. 1999.Peraturan Permainan Bola Basket. Pengurus Besar Persatuan Bola

Basket Seluruh Indonesia. Kuala Lumpur.

Satori, Djama'an. 2008.Profesi Keguruan. Universitas Terbuka. Jakarta. Soekamto, Soerjono. 1984.Sosiologi Pendidikan. PT Bumi Aksara. Jakarta. Surisman. 2007.Penilaian Hasil Pembelajaran. Universitas Lampung.

Tarigan, Herman. 2009.Pengetehuan Umum Olahraga. Universitas Lampung. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.1990.Kamus

Besar Bahas Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Winataputra, Udin S. Dkk. 2005.Strategi Belajar Mengajar. Universitas Terbuka. Jakarta.


(18)

(19)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Instrument Penelitian ... 30 2. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak DasarChest Pass

Pada Tes Awal ... 37 3. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar

Chest PassSiklus Ke satu ... 38 4. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar

Chest PassSiklus Ke dua ... 59 5. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pembelajaran


(20)

A. Metode penelitian

Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan membutuhkan data-data yang valid, agar isi dari penelitian bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. Untuk mendapatkan data yang valid, hasil data yang diperoleh dalam penelitian harus dianalisa dengan menggunakan metode penelitian yang logis dan rasional agar tingkat validitas data bisa dipertanggung jawabkan. Menurut Sugiyono (2010:3)

keguna Terdapat beberapa metode yang bisa dipergunakan untuk pengkajian data dalam sebuah penelitian agar tujuan penelitian dapat tercapai seperti yang diharapkan. Untuk menggunakan suatu metode penelitian, peneliti harus memperhatikan jenis ataupun karakteristik serta objek yang akan diteliti agar penggunaan metode penelitian menjadi tepat. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas, peneliti menggunakan metode ini di karenakan di dalam penelitian dilakukan metode kaji tindak pada proses pembelajaran. Menurut


(21)

2

Adapun pelaksanaan penelitian tindakan kelas menggunakan siklus sebagai berikut:

Gambar 2. Bagan Model Penelitian Tindakan Suharsimi Arikunto (2007:16). Keterangan tahapan Penelitian Tindakan Kelas

1. Perencanaan ; 2. Pelaksanaan; 3. Pengamatan; 4. Refleksi

1. Perencanaan( Planning )

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan, serta menyiapkan

skenario pembelajaran, fasilitas sarana pendukung yang diperlukan, dan juga instrumen untuk mengukur hasil tindakan.

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Pelaksanaan Pelaksanaan

Refleksi Refleksi


(22)

3. Pengamatan (Oberservasi)

Dalam tahapan ini peneliti mengobservasi atau mengamati pelaksanaan tindakan kelas.

4. Refleksi (Reflecting)

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Secara teori, sesungguhnya siklus PTK tidak harus ditetapkan terlebih dulu, sebab banyaknya siklus yang akan dilaksanakan sangat tergantung pada tingkat kejenuhan dan ketercapaian kriteria keberhasilan. Jika penelitian dalam dua siklus telah mencapai kriteria keberhasilan, maka siklus atau penelitian dapat dihentikan, demikian pula bila target yang direncanakan tidak tercapai dalam beberapa siklus, bahkan mengalami penurunan keberhasilannya, siklus pun dapat dihentikan.

B. Subjek penelitian

Populasi menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 108 ) Menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruan dari subjek penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SD Negeri 1 kelas VI Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang di teliti. Suharsimi Arikunto (1998 : 109) sedangkan menurut Sudjana (1996 : 184) sampel adalah sebagian


(23)

4

dari populasi yang memiliki sifat dan karakter yang sama sehingga betul-betul dapat mewakili populasi. Adapun subjek yang digunakan adalah siswa Kelas VI B Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan.

C. Tempat dan Waktu.

1. Tempat Penelitian.

Di lapangan SD Negeri 1 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan. 2. Pelaksanaan Penelitian

Lama waktu yang diperlukan dalam penelitian sampai pada tahap penyusunan skripsi berlangsung selama kurang lebih 3 bulan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK di

valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi untuk

Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian upaya meningkatkan keterampilan gerak dasar chest pass menggunakan bola plastik sebagai modifikasi bola basket pada siswa kelas VI B SD Negeri 1 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan adalah berupa Indikator gerak dasar chest pass, yang terdiri dari 3 sikap yaitu: 1) sikap awalan, 2) sikap pelaksanaan, dan 3) sikap akhiran.


(24)

** di adaptasi dari Wissel (2000:74) Keterangan nilai chest pass:

Nilai = X100 =

E. Teknik Analisis Data

1

Tahap Awal

1. Lihat target

2. Sikap berdiri yang seimbang 3. Tangan sedikit dibelakang bola 4. Posisi pergelangan tangan yang rileks 5. Posisi bola di depan dada

6. Siku masuk dan rapat

2 Tahap Pelaksanaan

1. Lihat target

2. Pandangan jauh atau mengecoh sebelum operan

3. Melangkah pada arah operan

4. Rentangkan lutut,punggung dan lengan 5. Perkuat pergelangan tangan dan jari

melalui bola

6. Perkuat tangan yang lemah melalui bola 7. Lepaskan bola dari tangan pertama dan

kedua berurutan

3 Tahap Gerak Lanjut

1. Lihat target

2. Lengan direntangkan

3. Telapak tangan menghadap kebawah 4. Jari-jari menunjuk pada target


(25)

6

Setelah data dikumpulkan melalui tindakan disetiap siklusnya, selanjutnya data di analisis melalui tabulasi, persentase dan normatif. Untuk melihat kualitas hasil tindakan di setiap siklus, maka peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:

= × 100 %

Keterangan :

P : Persentase keberhasilan f : Jumlah yang melakukan benar

N : Jumlah siswa yang mengikuti tes (Surisman1997)

Selanjutnya berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka siswa yang dikatakan tuntas apabila :

1. Ketuntasan belajar 5 atau persentase ketercapaian 65 % secara perorangan.

2. Ketuntasan belajar klasikal dicapai bila kelas tersebut telah terdapat 85 % 5 ( Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 79).

F. Proses Pembelajaran Keterampilan Gerak Dasar Chest Pass 1. Siklus Pertama

a. Perencanaan :

1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, penutup.

2. Mempersiapkan bola volli sebagai modifikasi bola basket yang akan dipergunakan pada silkus pertama sebanyak lima buah dan mempersiapkan instrumen yang dibutuhkan untuk mengobservasi tindakan.


(26)

b. Pelaksanaan :

1. Siswa dibagi menjadi dua kelompok dan berbaris saling berhadapan dengan jarak 3 meter.

X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Gambar 3. Contoh sekema barisan siswa.

2. Siswa diberikan penjelasan tentang bentuk gerakan yang akan dilakukan pada siklus pertama, yaitu dari sikap awal, pelaksanaan dan sikap akhir gerak dasarchest pass.

3. Siswa diberikan contoh gerak dasar chest pass yang benar, dari mulai sikap awal, pelaksanaan, akhir dengan menggunakan bola volli


(27)

8

Gambar 4. Contoh gerak dasarchest passmenggunakan bola volli

4. Kemudian siswa mendemonstrasikan gerak dasarchest pass, berpasangan dengan teman di depannya secara bergantian, setelah mereka melakukan gerak dasarchest passmereka kembali ke belakang barisan .

X X X X X X X X X X Keterangan:

: Gerak dasarchest pass : Lari kebelakang barisan

5. Siswa melakukan pengulangan gerak dasar chest pass selama 20 menit, dengan perkiraan setiap siswa melakukan gerak dasar chest pass sebanyak 30 kali.

c. Pengamatan :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu pengulangan bagi siswa yang belum melakukan gerakan dengan benar, kemudian siswa dinilai dengan menggunakan instrumen yang telah dipersiapkan.

d. Refleksi :

Kesimpulan dari hasil pembelajaran gerak dasar chest pass dengan menggunakan bola Volli pada siklus kedua yang mana siswa melakukan gerak dasar chest pass kedinding didiskusikan, dan dilihat berapa persen peningkatan yang dicapai oleh siswa.


(28)

yang akan dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, penutup.

2. Mempersiapkan bola karet sebagai modifikasi bola basket yang akan dipergunakan pada silkus ke dua sebanyak lima buah dan mempersiapkan instrumen yang dibutuhkan untuk mengobservasi tindakan.

3. Menyiapkan alat dokumentasi (kamera).

4. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran pada siklus ke dua.

b. Pelaksanaan :

1. Siswa dibagi menjadi empat kelompok berbentuk persegi dan berbaris saling menghadap dengan jarak 2,5 meter.

X X X X X X X X

X X X X X X X X Keterangan :

: Arah gerakanchest pass : Lari menyilang ke depan


(29)

10

2. Siswa diberikan penjelasan tentang bentuk gerakan yang akan dilakukan pada siklus ke dua, yaitu dari sikap awal, pelaksanaan dan sikap akhir gerak dasarchest pass.

3. Siswa diberikan contoh gerak dasar chest pass yang benar, dari mulai sikap awal, pelaksanaan, akhir dengan menggunakan bola karet.

4. Kemudian siswa mendemonstrasikan gerak dasarchest passke kelompok yang lain dan begitu seterusnya secara berulang-ulang.

5. Siswa melakukan pengulangan gerak dasar chest pass selama 20 menit, dengan perkiraan setiap siswa melakukan gerak dasar chest pass sebanyak 30 kali.

c. Pengamatan :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu pengulangan bagi siswa yang belum melakukan gerakan dengan benar, kemudian siswa dinilai dengan menggunakan instrumen yang telah dipersiapkan.

d. Refleksi :

Kesimpulan dari hasil pembelajaran penjaskes bola basket pada teknik Materi chest pass didiskusikan berapa persen peningkatan yang dicapai oleh siswa melalui refleksi dan hasil siklus ke-2 telah mencapai ketuntasan pembelajaran dengan demikian maka penelitian ini dapat dihentikan pada siklus ke-2.


(30)

individu, tetapi juga ada unsur pembentukan yang mencakup kemampuan fisik, intelektual, emosional, sosial dan moral-spiritual. Pendidikan jasmani adalah suatu proses yang dilakukan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kebugaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.

Pendidikan sebagai salah satu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup melalui aktivitas jasmani berupa gerak. Gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya secara alami dan bekembang searah dengan zaman. Melalui pendidikan jasmani yang diberikan di sekolah memiliki peran penting karena memberikan kesempatan kepada perserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani.

Pendidikan Jasmani merupakan bagian yang integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial,


(31)

penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Dan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi di sekolah sangat besar artinya untuk pembangunan nasional di mana tujuan akhir dari berbagai bidang pembangunan tersebut adalah untuk manusia yang sehat jasmani dan rohani.

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus dapat mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan/olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur kerjasama dan lain-lain) dari pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya adalah dengan menyediakan dan memberikan berbagai pengalaman gerak untuk membentuk pondasi gerak yang kokoh dan dapat mengubah gaya hidup menjadi aktif dan sehat. Gerak tersebut terbagi unsur gerak antara lain melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosional dan sosial sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan dan memeliharan kesegaran jasmani serta pemahaman terhadap gerak.

Olahraga merupakan aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara jasmani juga rohani, dan bertujuan untuk membina pertumbuhan fisik dan psikis yang lebih baik. Banyak macam olahraga yang dapat dipilih, salah satunya adalah bola basket.


(32)

meningkatkan watak disiplin, kesehatan serta untuk meningkatkan prestasi olahraga bola basket. Permainan bola basket memiliki aspek fisik yang paling dominan antara lain daya tahan (endurance), kecepatan (speed), kekuatan (strength), kelincahan (agility), serta didukung lingkungan tempat siswa tinggal.

Faktor lingkungan sangat berperan sekali terhadap peningkatan keterampilan gerak dasar siswa. Adapun yang termasuk lingkungan antara lain: guru pendidikan jasmani di sekolah itu sendiri, teman siswa berada, sarana yang ada, dan orang tua. Sedangkan faktor model latihan atau pembelajaran akan berpengaruh pula terhadap keberhasilan atau pencapaian dari tujuan pembelajaran itu sendiri, karena dengan model yang tepat tingkat keberhasilan pembelajaran gerak akan mudah dikuasi oleh siswa. Beberapa model pembelajaran pendidikan yang dikenal selama ini antara lain: model komando, model pembelajaran penugasan, model pembelajaran kelompok, model pengajaran berpasangan, model pengajaran individu, penemuan terbimbing, dan pemecahan masalah.

Bola basket merupakan permainan yang menggunakan bola besar, yang dimainkan dengan cara menggiring, mengoper dan menembak. Permainan bola basket memiliki aspek fisik yang paling dominan antara lain daya tahan


(33)

(endurance), kecepatan (speed), kekuatan (strength), kelincahan (agility), serta didukung lingkungan tempat siswa tinggal. Faktor lingkungan sangat berperan sekali terhadap peningkatan keterampilan gerak dasar siswa. Adapun yang termasuk lingkungan antara lain; guru pendidikan jasmani di sekolah itu sendiri, teman siswa berada, sarana yang ada, dan orang tua. Sedangkan faktor metode latihan atau pembelajaran akan berpengaruh pula terhadap keberhasilan atau pencapaian dari tujuan pembelajaran itu sendiri, karena dengan medote yang tepat tingkat keberhasilan pembelajaran gerak akan mudah dikuasi oleh siswa.

Beberapa model pembelajaran pendidikan yang dikenal selama ini antara lain; model komando, model pembelajaran penugasan, model pembelajaran kelompok, model pengajaran berpasangan, model pengajaran individu, penemuan terbimbing, dan pemecahan masalah.

Gerak dasar pada permainan bola basket, antara lain Passing (teknik mengumpan), Dribbling (teknik menggiring bola),Ball handling(penguasaan bola), Rebounding (teknik merayah bola), Intercept (teknik memotong arah passing bola), Steals (teknik merebut bola), Foot work (teknik gerakan kaki). Gerak dasar ini sudah harus diberikan atau dilatihkan pada siswa saat pertama kali mengenal permainan bola basket, karena dengan kebebasan siswa untuk menguasai berbagai pengalaman keterampilan gerak selama mungkin pada para siswa, seorang guru pendidikan jasmani dituntut untuk memiliki keterampilan lain selain memiliki pengalaman dan keterampilan di cabang olahraganya, juga harus mampu memilih metode yang tepat agar tujuan dari pembelajaran gerak yang di inginkan dapat tercapai secara maksimal.


(34)

kearah dada teman, rendahnya kemampuan guru pendidikan jasmani dalam mencari gerak dasar dalam bermain bola basket, masih rendahnya kemampuan guru pendidikan jasmani dalam mencari model model pembelajaran gerak dasar chest pass bola basket, dan rendahnya keterampilan gerak dasar terutamachest passbola basket dilihat dari nilai yang diperoleh siswa.

Setelah penulis mengamati selama beberapa tahun yang lalu berkisar 70 % dari siswa masih kurang penguasaan gerak dasar chest pass. Jika ditelusuri lebih cermat lagi siswa yang dapat menguasai gerak dasar chest paas tidak lebih dari 15-20 %, dikarenakan jumlah siswa putri lebih besar dari jumlah laki-laki berkisar 70 % berbanding 30 %, salah satu penyebab rendahnya hasil belajar gerak dasar chest pass, jika dilihat dari hasil Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SD Negeri 1 Jatimulyo Jatiagung Lampng Selatan adalah 65. Kenyataan ini menarik untuk dikaji lebih jauh dengan kajian ilmiah yaitu Meningkatkan Gerak Dasar Chest Pass Melalui Pembelajaran Kelompok Dalam Bermain Bola Basket Pada Siswa Kelas VI B SD Negeri 1 Jatimulyo Jatiagung Lampung


(35)

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Sulitnya penguasaan gerak dasar akibat banyaknya gerak dasar yang harus dikuasai siswa dalam bermain bola basket,

2. Masih rendahnya keterampilan gerak dasar chest pass pada siswa kelas VI B SD Negeri 1 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan,

3. Masih rendahnya penguasaan gerak dasar chest pass siswa putri dalam bermain bola basket pada siswa kelas VI B SD Negeri 1 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan.

C. Batasan Masalah dan Ruang Lingkup Penelitian

Dari identifikasi masalah yang telah dikemukakan, agar tidak meluas maka ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada masalah:

1. Rendahnya keterampilan gerak dasar terutamachest passbola basket pada siswa kelas VI B SD Negeri 1 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan. 2. Penelitian dilaksanakan di lapangan SD Negeri 1 Jatimulyo Jatiagung

Lampung Selatan. objek penelitian yang diamati hasil belajar gerak dasar chest pass bola basket, subjek penelitian yang diamati adalah siswa kelas VI B SD Negeri 1 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang dan identifisikasi masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah melalui penggunaan modifikasi bola voli dalam melakukan gerak dasar chest pass berpasangan


(36)

1. Untuk mengetahui hasil belajar gerak dasar chest pass bola basket dengan penggunaan modifikasi bola volli dalam melakukan gerak dasar chest pass berpasangan yang diberi jarak 3 m dapat memberikan peningkatan gerak dasar chest pass pada siswa kelas kelas VI B SD Negeri 1 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan.

2. Untuk mengetahui hasil belajar gerak dasar chest pass bola basket dengan penggunaan modifikasi bola karet dalam melakukan gerak dasarchest pass siswa dibagi menjadi empat kelompok yang diberi jarak 2,5 m dapat memberikan peningkatan gerak dasar chest pass pada siswa kelas kelas VI B SD Negeri 1 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat. 1. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan gerak dasarchest passbola basket.

2. Bagi Siswa

Sebagai pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan gerak dasarchest passbola basket.


(37)

Sebagai bahan referensi bagi pembina sekolah mengenai penggunaan bola plastik sebagai modifikasi bola basket pada pembelajaran gerak dasar chest passbola basket.

4. Bagi Program Studi Penjaskes FKIP UNILA.

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran pengembangan materi bola basket khususnya pada keterampilan gerak dasarchest pass.


(38)

Tempat tanggal lahir : Fajarbaru, 3 Juni 1961

Alamat : Jl. Fajarbaru Kec. Jatiagung Lampung Selatan

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan Meningkatkan Gerak Dasar Chestpass Melalui Pembelajaran Kelompok Dalam Bermain Basket Pada Siswa Kelas VI B SD Negeri 1 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan adalah benar-benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 3 Mei sampai dengan 17 Mei 2012. Skripsi ini bukan hasil plagiat, ataupun hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya, apabila dikemudian hari terjadi kesalahan, penulis bersedia menerima sanksi akademik sebagaimana yang berlaku di Universitas Lampung.

Jatiagung, Juni 2012


(39)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Fajar Baru, pada tanggal 3 Juni 1961. Anak kedua dari tujuh bersaudara pasangan

Bapak Hi. Gulman S dan Ibu Hj. Parinah.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar di SDN 1 Fajar Baru tamat tahun 1974, kemudian menempuh pendidikan Menengah Pertama di SMP Muhamaddiyah Labuhan Ratu Tama Tahun 1978 dan melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SGON Tanjung Karang tamat 1983.

Pada tahun 1996 penulis menjadi mahasiswa Diploma Dua (D 2) Universitas Terbuka Tanjung Bintang tamat pada tahu 1999. Pada tahun 2010 Penulis

melanjutkan Pendidikan Sarjana S1 dalam jabatan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi di Universitas Lampung.


(40)

nyata

( Simer)

Niscaya Allah SWT akan meninggikan orang-orang yang

beriman dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa

derajat


(41)

PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah yang begitu banyak kepada penulis sehingga penulis dapat

mempersembahkan karya terbaik ini

kepada Ibunda dan Ayahanda yang sangat penulis sayangi

kepada Ayahanda yang telah memberikan dukungan dan motivasi agar penulis berhasil mencapai cita-cita dan menjadi yang terbaik.

Istri tercinta (Salastri), yang selalu memberikan , semangat, Perhatian, dan sayangnya kepada kakanda, Anak-anak Terskasih Aris, Ari, dan Probo yang

sangat penulis sayangi, terima kasih atas perhatian dan motivasinya sehingga membuat penulis menjadi kuat untuk berusaha menberikan karya terbaik ini.

Almamater-ku FKIP Unila,


(42)

Skripsi dengan judul Meningkatkan Gerak Dasar Chestpass Melalui Pembelajaran Kelompok Dalam Bermain Basket Pada Siswa Kelas VI B SD Negeri 1 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Drs. Baharrudin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.

3. Bapak Drs. Akor Sitepu, M.Pd. Selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis

4. Bapak Drs. Usman Adam, M.Pd. selaku Pembahas atau penguji utama.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

6. Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam urusan administrasi.

7. Kepala SD Negeri 1 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas VI Tahun Pelajaran 2011/2012.

8. Siswa-siswi kelas Kelas VI B SD Negeri 1 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012, terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.

9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 S1 Dalam jabatan, ayo sukseskan program S1 secepatnya. Semangat.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.


(43)

Bandar Lampung, Mei 2012 Penulis


(44)

mengarah kepada tujuan nasional, seperti yang tercantum dalam UU No.20/2003, tentang sistem pendidikan nasional berbunyi,

nasional berfunsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara

Tujuan pendidikan nasional yang tercantum di atas dapat terwujut apabila tersedianya suatu perlakuan demi mendukung terwujutnya tujuan yang ingin dicapai. Khususnya pada upaya pembinaan peserta didik melalui pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas, emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral memlalui kegiatan jasmani.


(45)

Menurut Burton (2001:28) belajar adalah suatu proses perubahan tingkat laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Dimana tingkah laku dalam arti luas ditimbulkan atau di ubah melalui praktek atau latihan.

Sedangkan menurut Husdarta dan Saputra (2002:2) belajar dimaknai dengan proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antar individu dengan lingkungan. Tingkah laku itu mencakup aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Pengetahuan sikap dan keterampilan yang dimiliki oleh siswa dapat di ukur penampilannya.

Menurut Gagne dalam Widiastuti belajar adalah suatu perubahan tingkah laku manusia atau kemampuan yang dapat diperlihara yang bukan berasal dari proses pertumbuhan.

Menurut pendapat Dimyati dan Mudjiono (1999:9) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang komplek. Hasil belajar berupa kemampuan, setelah belajar orang dapat memiliki pengetahuan, sikap, dan nilai. Jadi menurut pengertian di atas berarti belajar merupakan seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulus (rangsangan) lingkungan, melewati pengolahan, menjadi kapabilitas baru.

B. Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran

Banyak teori dan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan para ahli yang lainnya yang memiliki persamaan dan perbedaanan. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:42-50) membagi prinsip-prinsip belajar dalam 7 katagori, antara lain:


(46)

kegiatan belajar. Gagne dan Berli (1984:335) mengatakan motivasi adah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.

2. Keaktifan

Belajar tidak bias dipaksakan oleh orang lain dan tidak juga dilimpahkan oleh orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.

3. Keterlibatan Langsung atau Berpengalaman

Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung dalam perbuatan dan tanggung jawab terhadap hasil belajarnya.

4. Pengulangan

Di dalam prinsip belajar pengulangan memiliki peranan penting, karena mata pelajaran yang kita dapat perlu diadakan pengulangan-pengulangan supaya terjadi kesempurnaan dalam belajar. Oleh karena itu prinsip pengulangan masi relevan sebagai dasar pembelajaran dan dalam belajar masih tetap diperlukan latihan-latihan atau pengulangan-pengulangan. 5. Tantangan


(47)

Dalam situasi belajar siswa mengahadapi suatu tujuan yang ingin di capai tetapi selalu terdapat hambatan dengan mempelajari bahan ajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu. Agar pada anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka bahan belajar harus memiliki tantangan. Tantangan yang di hadapi dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya.

6. Balikan atau Penguatan

Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama ditekankan pada stimulus (rangsangan) dan respon (reaksi).

7. Perbedaan Individu

Perbedaan individu ini pengaruh pada cara hasil belajar siswa, karena perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran di sekolah.

C. Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional, dalam kerangka sistem pendidikan nasional. (Depdiknas, Kurikulum Penjaskes 2004)

Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, pengetahuan, prilaku hidup yang aktif dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan secara terencana,


(48)

Menurut Suparman (2000:1) Pendidikan Jasmani dan Kesehatan adalah mata pelajaran yang merupakan bagian dari pendidikan keseluruhan yang dalam proses pembelajarannya mengutamakan aktivitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dengan pengembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang selaras, serasi, dan seimbang.

D. Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar

Menurut Rusli Lutan (1988:367), pengembangan keterampilan gerak dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan, antara lain :

1. Pendekatan Psikologi

Psikologi adalah suatu bidang studi tentang prilaku manusia. Disiplin ilmu ini berupaya untuk mempelajari dan memahami prilaku manusia. Istilah perilaku diartikan dalam pengetian luas yaitu mencakup berbagai kegiatan manusia seperti mengindra, mempersepsi, memperhatikan, belajar, dan dan berbuat dengan gerak nyata.

2. Pendekatan Psikologi Behaviors

Yaitu memfokouskan perhatiannya pada mekanisme stimulus dan respon. Tekanannya pada komponen perilaku sebagai gejala yang teramati.


(49)

3. Pendekatan Psikologi Kognitif

Tekanannya pada ikhtiar memanipulasi lingkungan. Tekannya tidak banyak pada proses neurofisiologis, tapi pada proses mental yang lebih tinngi.

4. Pendekatan Fisiologis-Psikologis

Mempelajari mekanisme fisiologis yang melandasi prilaku. Yang menjadi fokus perhatiannya adalah peristiwa neurofisiologis yang berkaitan dengan psikologis seperti berfikir, belajar, mempersepsi, dan motivasi.

5. Pendekatan Fungsional-Intergratif

Menitikberatkan pada aspek neurofisiologis dan sosial budaya.

Keterampilan merupakan gambaran kemampuan motorik seseorang yang ditujukkan melalui penguasaan suatu gerak. Dalam meningkatan penguasaan gerak khususnya dalam olahraga, maka diperlukan suatu proses pembelajaran untuk sampai ke tingkat terampil. Mengenai terampil sesuai dengan yang dikemukakan oleh Lutan (1998) bahwa terampil juga dinyatakan untuk menggambarkan tingkat kemahiran seseorang melaksanakan suatu penguasaan suatu hal yang memerlukan tubuh.

Untuk mencapai pada tingkat terampil ada tahapan-tahapan yang harus dilalui. Adapun tahapan-tahapan menurut Lutan, yaitu : (a) Tahap Kongnitif (b) Tahap Asoiatif, dan (c) Tahap Otomatis. Untuk lebih jelanya tentang tahapan tersebut diuraikan sebagai berikut.

1. Tahap Kognitif

Pada tahap ini siswa atau atlet baru mempelajari suatu tugas, karena itu dibutuhkan informasi bagaimana tentang cara melaksakan tugas gerak


(50)

konsisten. 2. Tahap Assosiatif

Pada tahap ini pelaksanaan tugas gerak yang dilakukan semakin efektif, dan mulai mampu penyesuaian diri. Akan nampak, gerakan yang terkoordinasi dengan perkembangan terjadi secara bertahap, dan gerakannya semakin konsisten. Pada tahap ini pendapat Lutan (1998) yaitu

pada aspek bagaimana melakukan pola gerak yang baik, ketimbang mencari-cari pola mana yang akan dihasilk

3. Tahap Otomatis

Pada tahap ini siswa sudah bisa melakukan gerakan secara otomatis, dan gerakannya tidak terpengaruh oleh kegiatan lain. Dalam tahap ini juga pelaku dapat menerima tugas lain karena konsentrasinya tidak lagi hanya pada tugas gerakannya.

Berdasarkan pada hal di atas jadi jelasnya bahwa pembelajaran merupakan proses yang sistematis dan melalui tahapan-tahapan. Dalam melaksanakan proses pembelajaran juga harus diperhatikan hal-hal lain diantaranya adalah kesiapan individu, metode yang diberikan, dan umpan balik dari proses pembelajaran berhasil dengan efektif. Berkenaan dengan model pembelajaran penulis uraikan pada penjelasan berikut ini.


(51)

E. Metode dan Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Beberapa faktor yang dapat menunjang keberhasilan dari proses latihan atau pembelajaran, antara lain, guru, murid, sarana, lingkungan, dan metode. Sedangkan model merupakan bentuk dari suatu kegiatan pembelajaran yang mendukung keberhasilan dari pembelajaran pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu, tidak sedikit keberhasilan dari suatu pembelajaran yang disajikan oleh guru.

1. Metode

Menurut Dumadi dan Kasiyo (1992) bahwa metode adalah cara atau jalan yang ditempuh oleh guru pada waktu menyajikan bahan ajar agar dapat diterima dengan mudah oleh siswa. Lebih lanjut Surakhmad (1982) menjelaskan bahwa metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan latihan. Pendapat ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Supandi (1991) bahwa kegiatan yang paling strategis dalam proses belajar mengajar adalah pemilihan dan penetapan metode pembelajaran sebelum proses tersebut dilaksanakan.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa metode merupakan suatu prosedur yang dilaksanankan untuk mempermudah pencapaian tujuan latihan. Dalam pelaksanaan latihan ada berbagai macam metode yang dapat digunakan, diantaranya metode bagian dan metode global. Metode bagian Sigiyanto dan Mahendra (1998) mengemukakan,


(52)

Misalnya ada berberapa keterampilan yang terdiri dari beberapa gerakan yang kompleks, untuk mempelajari hal tersebut dimungkinkan untuk membagi-bagi unsur gerakan terlebih dahulu, kemudian disatukan setelah semua bagian terkuasai agar siswa memilki keterampilan yang utuh.

Sedangkan motode keseluruhan Sugiyanto dan Mahendra (1998) menyatakan bahwa metode global atau metode keseluruhan adalah cara mengajar yang dilakukan dengan menampilkan seluruh gerakan secara langsung. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan jika suatu keterampilan merupakan suatu keterampilan yang utuh, dengan hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lain demikian erat, maka lebih baik mengajarkannya secara utuh. Irama dan waktu dari ketremapilan itu akan terjaga, maka akan lebih baik memakai metode keseluruhan dan akan lebih memberikan pengalaman yang lebih banyak terhadap suatu gerakan.

2. Model Pembelajaran

Menurut Mills (1989:4), model adalah bentuk reprensentasi akurat, sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Dengan demikian, suatu model dapat ditinjau dari aspek mana kita memfokuskan suatu pemecahan permasalahannya. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasi pengalaman


(53)

belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan mengajar.

Proses dan produk pembelajaran yang semula berorientasi pada guru (teacher centred) berubah menjadi berpusat pada siswa (student centred). Oleh karena itu Mosston (dalam Lutan dan Toho, 1996/1997) mengklasifikasi model pembelajaran Pendidikan Jasmani antara lain; (1) model komando, (2) pembelajaran tugas, (3) pembelajaran perseorangan, (4) pembelajaran berpasangan, (5) pembelajaran kelompok, (6) penemuan terbimbing, dan (7) pemecahan masalah.

Dari ketujuh model tersebut salah satu diantaranya yaitu model pembelajaran kelompok lebih sesuai untuk digunakan dalam permainan bola basket, karena bola basket pada hakekatnya berlatih secara kelompok. Model pembelajaran kelompok dalam pelaksanaan pembelajaran gerak dasarchest pass yaitu siklus 1 berlatih melakukan chest passberpasangan dengan menggunakan bola volli yang berjarak 3 m. Sedangkan pada siklus kedua pelaksanaan pembelajaran keterampilan gerak dasarchest passyaitu melakukan chest pass kedinding dengan menggunakan bola karet yang berjarak 2,5 m.

F. Bermain Bola Basket

Bola basket terdiri dari lima orang pemain dalam satu tim. Dalam setiap tim terdapat lima orang pemain utama dan lima orang pemain sebagai cadangan yang menunggu dibangku untuk menunggu giliran menggantikan pemain yang cidera. Lapangan berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang lapangan


(54)

atau sintesis. Keliling bola tidak kurang dari 75 cm dan tidak lebih dari 78 cm.

Bola basket merupakan suatu permainan yang dimainkan secara tim yang mana terdiri dari 5 orang, yakni 1 pemain (point guard), pemain 2 sebagai (shooting guard), pemain 3 sebagai (small forward), pemain 4 sebagai (power forward), pemain 5 sebagai (center), sehingga diperlukan suatu kerjasama tim dan ketempilan dari masing-masing individu.

G. Teknik Dasar Bermain Bola Basket

Menurut Imam Sodikun (1992:35) permainan bola basket sendiri terdiri dari satu gabungan beberapa gerakan yang kompleks, hal ini berarti gerakanya terdiri dari gabungan gerak yang terkoordinasi dengan baik. Oleh karena itu penguasaan gerak yang baik harus dilakukan sehingga dapat bermain dengan baik jika setiap unsur gerak dapat dikuasai, maka pemain akan dapat dengan mudah mengkombinasikan gerakannya dan dapat mengembangkan dalam berbagai macam gerakan.

Adapun teknik dasar dalam permainan bola basket dibagi sebagai berikut : (a) Passing (teknik mengumpan) adalah adalah gerakan operan bola dalam bermain basket yang dilakukan dengan dua tangan atau satu tangan. (b) Dribbling (teknik menggiring bola) adalah cara untuk membawa bola ke


(55)

segala arah dengan lebih dari satu langkah asal bola sambil dipantulkan dan merupakan suatu usaha untuk mengamankan bola dari rampasan lawan sebab dengan demikian ia dapat bergerak menjauhkan lawan sambil memantulkan bola kemana ia tuju (c) Ball handling (penguasaan bola) adalah (d) Rebounding (teknik merayah bola) adalah suatu usaha untuk mengambil atau menangkap bola yang datangnya memantul dari papan pantul atau keranjang akibat dari tembakan yang tidak berhasil.; (e) Intercept (teknik memotong arah passing bola); (f) Steals (teknik merebut bola); (g) Foot work (teknik gerakan kaki) adalah gerak kaki yang baik dapat difungsikan untuk menghadang/mencegah operan atau menggiring bola. PB Perbasi Jakarta (2006).

Kesempurnaan teknik dasar dari setiap gerakan adalah penting sekali dikuasai oleh setiap pemain sehingga akan menentukan gerakan keseluruhan. Oleh karena itu, gerak dasar setiap bentuk yang diperlukan dalam cabang olahraga haruslah dilatih dan dikuasi secara sempurna. Harsono (1998).

H. Operan Dada (chest pass)

Operan dada (chest pass) adalah jenis operan bola jarak dekat yang memiliki power yang besar dan tingkat akurasi yang tepat, operan ini dilakukan dengan cara melemparkan bola dengan dua tangan dari depan dada dan diarahkan kedada sasaran oper.

Cara passing bola basket dari depan dada (chest pass) adalah sebagai berikut: a. Letakkan tangan mu disisi bola dan tekuklah (bengkokkan) lengan sedikit


(56)

melintir saat melayang ke arah sasaran.

Gambar 1 : Cara mengumpan bola basket dari depan dada (chest pass)

I. Kerangka Pikir

memerlukan abstraksi dan hasil pemikiran atau kerangka acuan yang pada

Tujuan utama belajar gerak dasar adalah untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar yaitu perubahan perilaku yang bersifat psikomotor dan perubahan penguasaan keterampilan gerak suatu cabang olahraga. Selain perubahan yang


(57)

bersifat afektif dan kognitif, untuk dapat bermain bola basket dengan baik siswa diharapkan terlebih dahulu menguasai gerak dasar salah satu adalahchest pass.

Operan dada (chest pass) adalah jenis operan bola jarak dekat yang memiliki power yang besar dan tingkat akurasi yang tepat, operan ini dilakukan dengan cara melemparkan bola dengan dua tangan dari depan dada dan diarahkan kedada sasaran oper. Orientasi pendidikan jasmani khususnya dalam pembelajaran keterampilan gerak dasar chest pass pada anak sekolah dasar selama ini cenderung lebih menitik beratkan pada hasil banyaknya gerakan chest pass yang dilakukan oleh siswa, tanpa melihat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan gerak chest pass. Orentasi pembelajaran yang seperti ini tidaklah efektif, sebab dengan orientasi pembelajaran yang seperti ini kemampuan siswa tidak tergali secara optimal. Dalam proses pembelajaran keterampilan gerak dasar chest pass pada siswa kelas VI B SD Negeri 1 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan, peneliti melihat masih kurang efektif dan optimal proses pembelajaran yang dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang kesulitan melakukan gerak dasar chest pass dan hasil belajar yang kurang memuaskan. Adapun hal-hal yang menyebabkan siswa kesulitan dalam melakukan gerak dasar chest pass bola basket adalah: kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar chest pass bola basket, kurangnya sarana dan prasarna olahraga untuk pembelajaran bola basket dan belum adanya bola basket modifikasi yang dipergunakan guru dalam proses pembelajaran gerak dasarchest pass.


(58)

(59)

45

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:

1. Dengan penggunaan modifikasi bola voli dalam melakukan gerak dasarchest passberpasangan yang diberi jarak 3 m untuk proses pembelajaran dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar chest passpada Siswa kelas VI B SD Negeri 1 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan.

2. Dengan penggunaan modifikasi bola karet dalam melakukan gerak dasarchest passyang dilakukan secara empat kelompok yang diberi jarak 2,5 m untuk proses pembelajaran dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar chest passpada Siswa Kelas VI B SD Negeri 1 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan.


(60)

dijadikan sebagai acuan ke depan dalam proses pembelajaran gerak dasar chest passdalam Basket.

2. Untuk siswa Kelas VI B SD Negeri 1 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan agar selalu berupaya meningkatkan gerak dasarchest passdalam Basket.

3. Bagi peneliti lainnya agar penelitian ini kiranya dapat dikembangkan lebih lanjut dalam proses pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar gerak dasar chest passdalam Basket.


(1)

segala arah dengan lebih dari satu langkah asal bola sambil dipantulkan dan merupakan suatu usaha untuk mengamankan bola dari rampasan lawan sebab dengan demikian ia dapat bergerak menjauhkan lawan sambil memantulkan bola kemana ia tuju (c) Ball handling (penguasaan bola) adalah (d) Rebounding (teknik merayah bola) adalah suatu usaha untuk mengambil atau menangkap bola yang datangnya memantul dari papan pantul atau keranjang akibat dari tembakan yang tidak berhasil.; (e) Intercept (teknik memotong arah passing bola); (f) Steals (teknik merebut bola); (g) Foot work (teknik gerakan kaki) adalah gerak kaki yang baik dapat difungsikan untuk menghadang/mencegah operan atau menggiring bola. PB Perbasi Jakarta (2006).

Kesempurnaan teknik dasar dari setiap gerakan adalah penting sekali dikuasai oleh setiap pemain sehingga akan menentukan gerakan keseluruhan. Oleh karena itu, gerak dasar setiap bentuk yang diperlukan dalam cabang olahraga haruslah dilatih dan dikuasi secara sempurna. Harsono (1998).

H. Operan Dada (chest pass)

Operan dada (chest pass) adalah jenis operan bola jarak dekat yang memiliki power yang besar dan tingkat akurasi yang tepat, operan ini dilakukan dengan cara melemparkan bola dengan dua tangan dari depan dada dan diarahkan kedada sasaran oper.

Cara passing bola basket dari depan dada (chest pass) adalah sebagai berikut: a. Letakkan tangan mu disisi bola dan tekuklah (bengkokkan) lengan sedikit


(2)

b. Untuk melemparkan umpan, julurkan lengan kearah sasaran.

c. Saat lengan benar-benar terjulur, lecutkan bola sedikit demi sedikit hingga lepas dari telapak jari.

d. Diakhir gerak ini, jari harus menunjuk ke arah bawah, dan ibu jari harus menunjuk ke bawah. Gerak ibu jari dan jari ini akan membuat bola sedikit melintir saat melayang ke arah sasaran.

Gambar 1 : Cara mengumpan bola basket dari depan dada (chest pass)

I. Kerangka Pikir

memerlukan abstraksi dan hasil pemikiran atau kerangka acuan yang pada

Tujuan utama belajar gerak dasar adalah untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar yaitu perubahan perilaku yang bersifat psikomotor dan perubahan penguasaan keterampilan gerak suatu cabang olahraga. Selain perubahan yang


(3)

bersifat afektif dan kognitif, untuk dapat bermain bola basket dengan baik siswa diharapkan terlebih dahulu menguasai gerak dasar salah satu adalahchest pass.

Operan dada (chest pass) adalah jenis operan bola jarak dekat yang memiliki power yang besar dan tingkat akurasi yang tepat, operan ini dilakukan dengan cara melemparkan bola dengan dua tangan dari depan dada dan diarahkan kedada sasaran oper. Orientasi pendidikan jasmani khususnya dalam pembelajaran keterampilan gerak dasar chest pass pada anak sekolah dasar selama ini cenderung lebih menitik beratkan pada hasil banyaknya gerakan chest pass yang dilakukan oleh siswa, tanpa melihat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan gerak chest pass. Orentasi pembelajaran yang seperti ini tidaklah efektif, sebab dengan orientasi pembelajaran yang seperti ini kemampuan siswa tidak tergali secara optimal. Dalam proses pembelajaran keterampilan gerak dasar chest pass pada siswa kelas VI B SD Negeri 1 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan, peneliti melihat masih kurang efektif dan optimal proses pembelajaran yang dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang kesulitan melakukan gerak dasar chest pass dan hasil belajar yang kurang memuaskan. Adapun hal-hal yang menyebabkan siswa kesulitan dalam melakukan gerak dasar chest pass bola basket adalah: kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar chest pass bola basket, kurangnya sarana dan prasarna olahraga untuk pembelajaran bola basket dan belum adanya bola basket modifikasi yang dipergunakan guru dalam proses pembelajaran gerak dasarchest pass.


(4)

Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara yang harus diuji lagi kebenarannya melalui penelitian ilmiah. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. model pembelajaran kelompok digunakan maka, dapat memperbaiki dan meningkatkan kemampuan gerak dasar chest pass pada siswa kelas VI B SD Negeri 1 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan


(5)

45

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:

1. Dengan penggunaan modifikasi bola voli dalam melakukan gerak dasarchest passberpasangan yang diberi jarak 3 m untuk proses pembelajaran dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar chest passpada Siswa kelas VI B SD Negeri 1 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan.

2. Dengan penggunaan modifikasi bola karet dalam melakukan gerak dasarchest passyang dilakukan secara empat kelompok yang diberi jarak 2,5 m untuk proses pembelajaran dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar chest passpada Siswa Kelas VI B SD Negeri 1 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan.


(6)

46

Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :

1. Kepada para guru pendidikan jasmani, modifikasi pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai acuan ke depan dalam proses pembelajaran gerak dasar chest passdalam Basket.

2. Untuk siswa Kelas VI B SD Negeri 1 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan agar selalu berupaya meningkatkan gerak dasarchest passdalam Basket.

3. Bagi peneliti lainnya agar penelitian ini kiranya dapat dikembangkan lebih lanjut dalam proses pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar gerak dasar chest passdalam Basket.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN GERAK DASAR CHEST PASS MENGGUNAKAN MODIFIKASI BOLA PADA SISWA KELAS V A SD NEGERI 3 KARANG ANYAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 12 67

PERBEDAAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR CHEST PASS BOLA BASKET ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDU DAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X RSBI 1 SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

0 16 71

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SERVIS SEPAK TAKRAW MELALUI MODIFIKASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 MARGAMULYA JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 14 46

MENINGKATKAN GERAK DASAR BOUNCE PASS MELALUI PEMBELAJARAN KELOMPOK TINGKAT SD PADA SISWA KELAS VIB DI SDN 1 KARANG ANYAR KECAMATANJATI AGUNG, LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 12 52

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LAY UP PADA BOLA BASKET DENGAN ALAT MODIFIKASI SISWA KELAS VI SDN 2 JATIMULYO JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN

0 53 48

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS DALAM BOLA BASKET DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA KELAS VI SDN 2 WAYHUWI JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN

0 23 49

PENINGKATKAN GERAK DASAR CHEST PASS PERMAINNAN BOLA BASKET DENGAN METODE KELOMPOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SRI RAHAYU PRENGSEWU.

0 6 49

PENINGKATKAN GERAK DASAR CHEST PASS PERMAINNAN BOLA BASKET DENGAN METODE KELOMPOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SRI RAHAYU PRENGSEWU.

0 7 46

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR CHEST PASS BOLA BASKET MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN BOLA TANGAN (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Baranangsiang Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang).

0 1 54

MENINGKATKAN GERAK DASAR CHEST PASS DALAM BOLA BASKET MELALUI PERMAINAN KUCING BOLA PADA SISWA KELAS V SDN 2 KEMLAKA GEDE KECAMATAN TENGAHTANI KABUPATEN CIREBON.

0 0 98