PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LAY UP PADA BOLA BASKET DENGAN ALAT MODIFIKASI SISWA KELAS VI SDN 2 JATIMULYO JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LAY UP PADA BOLA BASKET DENGAN ALAT MODIFIKASI SISWA KELAS VI

SDN 2 JATIMULYO JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN

Oleh NUR IRIANTO

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran gerak dasar lay up pada siswa kelas VI SDN 2 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan dengan memberikan tindakan berupa penggunaan alat modifikasi berupabola plastik dan modifikasi ring berupa tali pada tiang bambu, kotak sampah, dan simpai berpita sehingga tercapai keberhasilan pembelajaran.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VI-C berjumlah 33 anak, yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 24 siswa perempuan. Instrumen yang dipakai adalah penilaian kualitas gerak dasar lay up dengan rentang nilai 1-3. Teknik analisis data menggunakan persentasi ketuntasan belajar setiap siklusnya.

Hasil penelitian menunjukkan: pertama, pada siklus I dengan penggunaan alat modifikasi berupa bola plastik dan modifikasi ring berupa tali pada tiang bambu dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar lay up dengan prosentase ketuntasan belajar 30,3 %; kedua, pada siklus II dengan penggunaan bola plastik dan ring dari kotak sampah dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar lay up dengan prosentase ketuntasan belajar 48,5 % dan pada siklus ketiga dengan penggunaan simpai berpita diperoleh prosentase 81,8% dan tercapailah ketuntasan belajar.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat mengajukan bahwa dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani yaitu materi bola basket teknik lay up dapat digunakan alat modifikasi bola dan modifikasi ring.


(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup.Tujuan Pendidikan nasional ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya guna. Untuk menciptakan manusia yang berkualitas maka diperlukan suatu proses belajar yang ditempuh dalam dunia pendidikan. Pendidikan merupakan kegiatan interaksi antara pendidik atau guru bertugas mendidik, dan peserta didik atau siswa yang mengalami proses yang disebut belajar. Belajar adalah suatu perubahan yang relatif pemanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktik atau latihan yang meliputi ranah-ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh peningkatan berbagai aspek seperti kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan.


(3)

Pendidikan Jasmani berperan untuk memberikan kesempatan kepada siswa terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina,

sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat sehingga pada akhirnya siswa meningkat dalam hal perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Keterampilan motorik akan sangat ditentukan oleh kesempatan yang ada. Pengajaran yang sistematik dalam keterampilan motorik pada usia ini akan lebih penting dari pada tingkat usia yang lain. Susunan kegiatan secara luas akan meningkatkan keunikan keterampilan secara mendasar dan progesif dalam penyajian harus direncanakan, dan keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan aspek-aspek kesegaran dan keterampilan khusus harus dikembangkan.

Maka untuk dapat mencapai tujuan dan sasaran dalam Pendidikan Jasmani yang diharapkan akan sangat diperlukan sarana dan prasarana yang memadai yang sesuai pertumbuhan dan perkembangan siswa. Dengan demikian guru dapat memberikan materi pelajaran dengan baik dan siswa mampu menguasai tugas gerak pada berbagai cabang olahraga, serta tercapai tujuan yang meliputi pembentukan dan pembinaan bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, terdiri atas pertumbuhan dan perkembangan aspek jasmani, intelektual emosional, social dan moral spiritual.

Adapun struktur materi Pendidikan Jasmani untuk TK sampai SD/MI kelas 3 SD meliputi kesadaran akan tubuh dan gerakan, kecakapan gerak dasar, gerakan ritmik, permainan, akuatik (olahraga di air/bila memungkinkan), senam, kebugaran jasmani dan pembentukan sikap dan perilaku. Dan materi pembelajaran untuk SD/MI kelas 4 sampai


(4)

6 adalah aktivitas pembentukan tubuh, permainan dan modifikasi olahraga, kecakapan hidup di alam bebas, dan kecakapan hidup personal (kebugaran jasmani serta

pembentukan sikap dan perilaku).

Berdasarkan observasi di SD Negeri 2 Jatimulyo, penulis melihat siswa sangat antusias ketika mengikuti olahraga permainan seperti bola basket. Permainan bola basket yang kompleks dimana unsur-unsur teknik dasar bermain harus dapat dilakukan dengan baik agar siswa dapat bekerjasama dengan timnya. Demikian halnya dengan penguasaan tembakan (shooting) untuk menghasilkan angka siswa harus melakukan penyelesaian dengan shooting pada ring yang merupkan keahlian dasar yang harus dimiliki oleh setiap pemain basket. Ada beberapa teknik dasar menembak, yaitu a) one hand set shoot

(tembakan satu tangan); b) free throw (tembakan bebas); c) jump shoot (tembakan sambil melompat); d) three point shoot (tembakan tiga angka); e) hook shoot (tembakan mengait); f) lay up (tembakan dengan awalan langkah). Dari beberapa tembakan ini, lay up merupakan teknik dasar yang dipelajari pada permainan bola basket siswa SD yaitu kelas VI. Keterampilan lay up yang benar lah yang akan dinilai, dengan gerakan yang benar maka hasil lemparan ke ring akan sah dan membuahkan angka.

Pada hasil kegiatan belajar mengajar bola basket di SD Negeri 2 Jatimulyo, sebagian besar siswa masih belum tuntas atau berhasil melakukan gerak dasar tembakan lay up. Siswa masih banyak yang mengalami kesulitan dalam melakukan langkah kaki untuk gerakan lay up. Arah dan hasil tembakan juga masih belum terarah ke ring. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meningkatkan hasil belajar lay up bola basket dengan melakukan modifikasi pada bola dan ring. Diharapkan dengan modifikasi tersebut anak akan termotivasi untuk melakukan gerakan lay up dengan benar dan keberhasilan pembelajaran dicapai.


(5)

Atas latar belakang inilah, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan judul “Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Lay Up Pada Bola Basket Dengan Alat Modifikasi Siswa Kelas VI SDN 2 Jatimulyo

Jatiagung Lampung Selatan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka diidentifikasi masalah: 1. Rata-rata nilai yang diraih siswa kelas VI rendah.

2. Sebagaian besar siswa belum dapat melakukan gerak dasar langkah lay up dengan benar

3. Hasil tembakan lay up siswa masih belum terarah ke ring

C. Batasan Masalah

Agar penelitian tidak terlalu luas maka penulis membatasi masalah pada upaya peningkatan keterampilan gerak dasar lay up bol basket dengan penggunaan alat modifikasi berupa bola plastik dan modifikasi ring berupa tali pada tiang bambu, kotak sampah, dan simpai berpita dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VI-C di SD Negeri 2 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan tahun pelajaran 2011/2012.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

”Apakah dengan penggunaan alat modifikasi dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar lay up pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Jatimulyo Jatiagung lampung Selatan?”


(6)

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Ingin memperbaiki pembelajaran gerak dasar lay up pada siswa kelas VI di SD Negeri 2 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan sehingga tercapai keberhasilan pembelajaran.

2. Ingin meningkatkan hasil belajar keterampilan gerak dasar lay up pada siswa kelas VI di SD Negeri 2 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan.

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Bagi siswa

Upaya meningkatkan keterampilan gerak dasar lay up dengan alat modifikasi yang tepat dan menyenangkan..

2. Bagi guru

Dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam menentukan metode dan model atau pendekatan yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga anak dapat mengoptimalkan segenap kemampuannya dan tercapailah keberhasilan pembelajaran.

3. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar lay up. Dan juga memberikan pengalaman berharga untuk pembelajaran Pendidikan Jasmani di masa yang akan datang.


(7)

(8)

I. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk jasmani mengandung pengertian bahwa jasmani merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan melalui aktivitas jasmani mengandung pengertian bahwa tujuan pendidikan dapat dicapai melalui aktivitas jasmani. Tujuan pendidikan ini umumnya menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Ketiga aspek tersebut dapat dibentuk melalui aktivitas jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga.

Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang dikelola secara sistematis, dipilih sesuai karakteristik peserta didik, tingkat kematangan, kemampuan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik sehingga mampu

meningkatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Berdasarkan Kurikulum Pendidikan Jasmani tahun 2004 yang dijelaskan dalam Samsudin (2008: 10) bahwa Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan

keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar dalam Pendidikan Jasmani harus diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif setiap siswa. Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif.


(9)

Jadi dari beberapa pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani dan

direncanakan secara sistematik untuk meningkatkan individu dalam aspek: kognitif, afektif dan psikomotor. Disinilah pentingnya Pendidikan Jasmani yaitu menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan, mencoba kegiatan sesuai minat dan menggali potensi dirinya. Melalui Pendidikan Jasmani anak menemukan saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhan gerak, menyalurkan energi yang berlebihan agar tidak mengganggu keseimbangan perilaku dan mental, menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna dan merangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh.

B. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Anak dipandang sebagai salah satu sumber untuk menentukan apa yang akan dijadikan bahan pelajaran. Anak memiliki kemampuan dan kebutuhan yang sangat khusus. Untuk itu perlu dipelajari bagaimana anak tumbuh, berkembang dan belajar, apa kebutuhan dan apa minatnya. Proses berkembang ini dibagi atas fase-fase tertentu. Dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan pada fase tertentu, memberikan informasi dan landasan dalam menentukan alternatif model pembelajaran yang cocok sehingga proses belajar mengajar lebih efektif , agar kemampuan anak dapat dikembangkan seoptimal mungkin.

Sunarto dan Hartono Agung(1999: 54) menjelaskan bahwa pertumbuhan adalah perubahan tingkah laku dalam diri individu yang bersifat material dan komunikatif, misalnya pembesaran atau perpanjangan tulang sebagai salah satu komponen atau material atau raga anak. Perkembangan adalah perubahan fungsional dan kualitatif, misalnya perubahan fungsi pikir dari kurang berkualitas menjadi berkualitas tinggi. SelanjutnyaHusdarta dan Yudha (1999/2000: 6-7) menyebutkan bahwa pertumbuhan adalah perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaaan yang ditandai


(10)

dengan indikator beertambahnya kuantitas fisiknya. Sedangkan perkembangan adalah perubahan yang ditandai dengan adanya perubahan fisik dan psikis baik secara kuantitas maupun kualitas.

Siswa sekolah dasar pada kelas VI rata-rata berusia 12 tahun. Pada usia ini Iain Adam (1988: 140) menjelaskan bahwa anak laki-laki dan cenderung lebih baik dalam

keterampilan yang memerlukan kekuatan atau melibatkan otot besar, sedangkan anak perempuan lebih baik dalam keterampilan yang memerlukan kecermatan atau melibatkan otot halus. Tahun-tahun antara usia enam sampai dua belas tahun adalah ideal untuk belajar keterampilan motorik. Penguasaan keterampilan motorik akan sangat ditentukan oleh kesempatan yang ada, jadi akan sangat diperlukan suatu pengajaran yang sistematik untuk meningkatkan keterampilan secara mendasar dan progesif yang berkaitan dengan aspek-aspek kesegaran dan keterampilan khusus harus dikembangkan.

Dengan mengetahui pertumbuhan dan perkembangan pada anak, guru harus

memperhatikan sarana dan prasarana yang digunakan agar sesuai dengan karakteristik siswa yang menggunakannya sehingga guru dapat memberikan materi pelajaran dengan baik dan siswa mampu menguasai tugas gerak pada berbagai cabang olahraga,

meningkatkan kualitas unjuk kerja (performance) dan kemampuan belajar dan kesehatannya.

C. Teori Belajar Motorik

Menurut Lutan (1988) belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang relatif permanen pada diri seseorang yang diperoleh melalui pengalaman dan latihan dan dapat diamati melalui penampilannya. Sedangkan motor ability adalah kapasitas dari seorang yang berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan suatu keterampilan yang relatif melekat setalah masa kanak-kanak. (Lutan, 1988: 96). Menurut Schmidt dalam Lutan (1988: 102)


(11)

belajar motorik adalah seperangkat proses yang bertalian dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan kearah perubahan permanen dalam perilaku gerak.

Dalam proses belajar gerak ada tiga tahapan yang harus dilalui oleh siswa untuk

mencapai tingkat keterampilan yang sempurna (otomatis). Tiga tahapan belajar gerak ini harus dilakukan secara berurutan, karena tahap sebelumnya adalah prasyarat untuk tahaf berikutnya. Apabila ketiga tahapan belajar gerak ini tidak dilakukan oleh guru pada saat mengajar Pendidikan Jasmani, maka guru tidak boleh mengharap banyak dari apa yang selama ini mereka lakukan, khususnya untuk mencapai tujuan Pendidikan Jasmani yang ideal.Adapun tahapan belajar gerak adalah sebagai berikut :

1. Tahap Kognitif

Merupakan tahap awal dalam belajar motorik, dalam tahap ini seseorang harus memahami mengenai hakikat kegiatan yang dilakukan dan juga harus memperoleh gambaran yang jelas baik secara verbal maupun visual mengenai tugas gerakan atau model teknik yang akan dipelajari agar dapat membuat rencana pelaksanaan yang tepat.Pada tahap ini guru setiap akan memulai mengajarkan suatu keterampilan gerak, pertama kali yang harus dilakukan adalah memberikan informasi untuk menanamkan konsep-konsep tentang apa yang akan dipelajari oleh siswa dengan benar dan baik. Setelah siswa memperoleh informasi tentang apa, mengapa, dan bagaimana cara melakukan aktifitas gerak yang akan dipelajari, diharapkan di dalam benak siswa telah terbentuk motor-plan, yaitu keterampilan intelektual dalam merencanakan cara melakukan keterampilan gerak. Apabila tahap kognitif ini tidak mendapakan

perhatian oleh guru dalam proses belajar gerak, maka sulit bagi guru untuk menghasilkan anak yang terampil mempraktikkan aktivitas gerak yang menjadi prasyarat tahap belajar berikutnya.


(12)

Pada tahap ini pengembangan keterampilan dilakukan melalui adanya praktek secara teratur agar perubahan prilaku gerak menjadi permanen. Selama latihan harus adanya semangat dan umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu benar atau salah. Pola gerakan sudah sampai pada taraf merangkaikan urutan-urutan gerakan yang didapatkan secara keseluruhan dan harus dilakukan secara berulang-ulang sehingga penguasaan terhadap gerakan semakin meningkat.Apabila siswa telah melakukan latihan keterampilan dengan benar dan baik, dan dilakukan secara berulang baik di sekolah maupun di luar sekolah, maka pada akhir tahap ini siswa diharapkan telah memiliki keterampilan yang memadai.

3. Tahap Otomatis

Setelah melakukan latihan gerakan dalam jangka waktu yang relatif lama, maka akan memasuki tahap otomatis atau dapat melakukan aktivitas secara terampil, artinya siswa dapat merespon secara cepat dan tepat terhadap apa yang ditugaskan oleh guru untuk dilakukan. Secara fisiologi hal ini dapat diartikan bahwa pada diri seseorang tersebut telah terjadi kondisi reflek bersyarat, yaitu terjadinya pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek yang sangat efisien dan hanya akan melibatkan unsur motor unit yang benar-benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan. Pada tahap ini kontrol terhadap penampilan gerakan semakin tepat dan konsisten, siswa telah dapat mengerjakan tugas gerak tanpa berpikir lagi terhadap apa yang akan dan sedang dilakukan dengan hasil yang baik dan benar.

Menurut Syaiful dan Aswan (1996: 120) proses belajar dikatakan berhasil apabila ada perubahan pada diri anak berupa perubahan prilaku yang menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dalam proses belajar mengajar peserta didik harus

menunjukkan kegembiraan, semangat yang besar dan percaya diri. Atas dasar


(13)

belajar mengajar, guna tercapainya tujuan belajar yang sudah ditetapkan. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar gerak adalah seperangkat proses yang berhubungan dengan latihan dan pengalaman mengantarkan kearah perubahan permanen dalam perilaku terampil.

D. Permainan Bola Basket

Permainan bola basket diciptakan pada Desember 1891 oleh Dr.James Naismith, seorang anggota Sekolah Pelatihan YMCA di Springfield Massachusetts yang sekarang dikenal dengan SpringfieldCollege. Naismith menciptakan permainan bola basket atas tugas yang diberikan oleh Dr.Luther Gulick untuk membentuk suatu permainan yang dapat

dimainkan dalam ruangan di musim dingin. Bola basket segera terkenal dan tersebar cepat ke seluruh negeri dan dunia oleh perjalanan para lulusan Sekolah Pelatihan YMCA (Young Men’s Christian Asosiation). Pada tanggal 21 Juli 1992 terbentuk federasi bola basket International yang di beri nama “Federation Internationale de Basketball Amateur” (FIBA) dengan Leon Bounffard sebagai presidennya dan Williams Jones sebagai

sekretaris Jendral. Untuk pertama kalinya pada tahun 1936 bola basket dipertandingkan dalam Olimpiade di Jerman dan di ikuti 21 negara.

Perbasi (1999: 11) Bola basket dimainkan oleh dua regu yang masing-masing terdiri dari 5 orang. Tiap-tiap regu berusaha memasukkan bola ke dalam keranjang regu lawan dan mencegah regu lawan memasukkan bola atau membuat angka/score. Suatu regu yang telah mencetak suatu angka terbanyak pada akhir waktu permainan adalah menjadi pemenang.

Dijelaskan dalam peraturan Perbasi (1999: 11) bahwa lapangan bola basket berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 28 m, lebar lapangan 15m. Garis tengah


(14)

lingkaran ditengah lapangan 3,6m, tinggi ring basket dari lantai 3,05 m, diameter ring basket 0,45m, ukuran papan pantul P x L :1,80m x 1,20m.

Gambar 1. Lapangan Bola Basket.

Bola yang dipakai untuk bola basket terbuat dari bahan sintesis yang ukuran untuk putra keliling lingkaran 749-780mm dan berat 567-650gram, untuk bola putri keliling lingkaran 724-737 dan berat 510-567). Untuk dapat melakukan permainan bola basket ada beberapa ketrampilan atau teknik dasar dalam bola basket.


(15)

E. Teknik-Teknik Dasar Bermain Bola Basket

Bola basket termasuk permainan yang kompleks gerakannya. Seorang pemain bola basket dituntut untuk menguasai teknik-teknik dasar dahulu untuk dapat bermain dengan baik. Penguasaan teknik dasar yang benar akan menunjang ketrampilan bermain basket. Teknik-teknik dasar dalam permainan bola basket antara lain: gerakan kaki (foot work), menembak (shooting), operan (passing) dan menangkap (catching), Dribble, Rebound, bergerak dengan bola, bergerak tanpa bola, bertahan.

Dari beberapa teknik dasar yang harus dikuasai seorang pemain basket, maka teknik menambak adalah salah satu poin penting dalam permainan. Dengan tembakan tim akan mendapatkan angka dan memenangkan permainan. Gerak dasar menembak dalam bola basket merupakan suatu koordinasi gerak yang meliputi gerakan mengarahkan dan mengusahakan agar bola masuk kekeranjang.

Menurut Imam Sodikun (1992: 59) menembak merupakan sasaran akhir setiap bermain bola basket, ketrampilan suatu regu dalam permainan bola basket selalu ditentukan keberhasilan dalam menembak atau memasukkan bola ke dalam ring lawan. Untuk dapat berhasil dalam menembak perlu dilakukan teknik-teknik yang betul, kerena tembakan yang dikuasai dengan baik dapat menutupi kelemahan teknik dasar lainnya.

Dalam permainan bola basket menurut Imam Sodikun (1992: 59). ada beberapa jenis tembakan, antara lain:

1.Tembakan dengan dua tangan di dada, 2.Tembakan dengan dua tangan diatas kepala, 3.Tembakan dengan satu tangan,


(16)

5. Tembakan didahului dengan menggiring bola dan langsung lay-up, 6. Tembakan loncat,

7. Tembakan loncat dengan satu tangan, 8. Tembakan kaitan,

9. Tembakan lain-lain gaya.

Teknik menembak dibagi dua yaitu tembakan dengan dua tangan dan tembakan dengan satu tangan. Sedangkan menurut gerak kakinya dibagi tiga yaitu menambak ditempat, meloncat dan melayang (lay up shoot). Banyak para pemain basket yang menggunakan teknik menembak dengan satu tangan karena tingkat keberhasilan masuk tinggi dan mudah dipelajari. Menembak dengan satu tangan harus diutamakan, sebab kecepatan menembak lebih terjamin dan koordinasi mudah dikuasai, bila dibandingkan dengan tembakan dengan dua tangan. Jenis tembakan yang dapat menggunakan satu tangan adalah tembakan bebas (free throw), tembakan dengan melompat (jump shoot), tembakan tiga angka (three point shoot), tembakan kaitan (hook shoot), lay up (Wissel Hall, 2000: 46)

F. Lay Up

Usaha memasukkan bola kekeranjang diistilahkan dengan menembak, yang dapat dilakukan dengan satu tangan, dua tangan atau lay up. ( Nuril Ahmadi 2007:18)

Menurut Hal Wissel (2000: 61) tembakan lay up dilakukan dekat dengan keranjang setelah menyalib bola atau menggiring bola. Untuk dapat melakukan lompatan yanh tinggi dalam lay up maka harus mempunyai kecepatan pada tiga langkah terakhir mendapat bola, tapi juga harus dikontrol kecepatan yang berlawanan. Langkah sebelum melakukan lay up adalah pendek, sehingga siswa dapat segera membungkuk lalu

mengangkat lutut untuk melakukan lompatan. Angkat lutut menembak dan bola lurus ke atas sambil melompat dan bawa bola di antara telinga dan bahu. Arahkan lengan,


(17)

pergelangan dan jari-jari lurus ke arah ring basket dengan sudut anatar 45 sampai 60 derajat dan lepaskan bola dari telunjuk jari dengan sentuhan yang halus. Pertahankan posisi tangan penyeimbang pada bola sampai terlepas. Lakukan follow throug

tetap mengangkat lengan dan lurus terentang pada siku, telunjuk menunjuk lurus pada target dan telapak tangan untuk menembak menghadap bawah.

Gambar 3. Gerak Dasar Lay Up Bola Basket.

Berikut adalah proses shooting dengan 1. Fase Persiapan : 1) Lihat target

dribble; 4)Kaki dibuka selebar bahu

2. Fase Pelaksanaan: 1) Melangkah dua kali lebar kanan bergantian kiri kemudian langkah pendek melompat ke atas; 2) Angkat lutut untuk menembak; 3) Rentangkan kaki, punggung dan bahu lurus ke atas; 3) Lepaskan bola saat tangan terjulur ke atas 3. Fase Follow Through: 1) Lihat sasaran; 2) Mendarat dengan seimbang; 3) Lutut

ditekuk; 4) Tangan ke

G. Alat Modifikasi

Perkembangan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut guru agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah dan sekurang

jari lurus ke arah ring basket dengan sudut anatar 45 sampai 60 derajat dan lepaskan bola dari telunjuk jari dengan sentuhan yang halus. Pertahankan posisi tangan penyeimbang pada bola sampai terlepas. Lakukan follow throug

tetap mengangkat lengan dan lurus terentang pada siku, telunjuk menunjuk lurus pada target dan telapak tangan untuk menembak menghadap bawah.

Gambar 3. Gerak Dasar Lay Up Bola Basket.

adalah proses shooting dengan teknik lay up menurut Hal Wissel (2000: 61 Lihat target; 2) Bahu rileks; 3) Tangan siap membawa bola dari Kaki dibuka selebar bahu.

Fase Pelaksanaan: 1) Melangkah dua kali lebar kanan bergantian kiri kemudian ndek melompat ke atas; 2) Angkat lutut untuk menembak; 3) Rentangkan kaki, punggung dan bahu lurus ke atas; 3) Lepaskan bola saat tangan terjulur ke atas Fase Follow Through: 1) Lihat sasaran; 2) Mendarat dengan seimbang; 3) Lutut ditekuk; 4) Tangan ke atas.

Perkembangan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut guru agar mampu menggunakan alat yang dapat disediakan oleh sekolah dan sekurang-kurangnya guru dapat

jari lurus ke arah ring basket dengan sudut anatar 45 sampai 60 derajat dan lepaskan bola dari telunjuk jari dengan sentuhan yang halus. Pertahankan posisi tangan penyeimbang pada bola sampai terlepas. Lakukan follow through dengan tetap mengangkat lengan dan lurus terentang pada siku, telunjuk menunjuk lurus pada

Gambar 3. Gerak Dasar Lay Up Bola Basket.

teknik lay up menurut Hal Wissel (2000: 61-62) : Tangan siap membawa bola dari

Fase Pelaksanaan: 1) Melangkah dua kali lebar kanan bergantian kiri kemudian ndek melompat ke atas; 2) Angkat lutut untuk menembak; 3) Rentangkan kaki, punggung dan bahu lurus ke atas; 3) Lepaskan bola saat tangan terjulur ke atas. Fase Follow Through: 1) Lihat sasaran; 2) Mendarat dengan seimbang; 3) Lutut

Perkembangan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut guru agar mampu menggunakan kurangnya guru dapat


(18)

menggunakan alat yang murah dan efisien bahkan melakukan modifikasi yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi dapat membantu dalam pencapaian tujuan pengajaran yang diharapkan.

Penggunaan alat modifikasi diaharapkan dapat memotivasi anak melakukan tugas gerak yang diberikan. Sehingga pembelajaran Pendidikan Jasmani yang diharapkan tercapai. Menurut Rusli Lutan (2002: 10) pembelajaran Penjasorkes dikatakan berhasil apabila: 1. Jumlah waktu aktif berlatih (JWAB) atau waktu melaksanakan tugas gerak yang

dicurahkan siswa semakin banyak

2. Waktu untuk menunggu giliran relatif sedikit, sehingga siswa aktif 3. Proses pembelajaran melibatkan partisipasi semua kelas

4. Guru penjasorkes terlibat langsung dalam proses pembelajaran

Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2005: 751) modifikasi artinya pengubahan, atau perubahan. Menurut Bahagia dan Suherman (2000:41) modifikasi merupakan salah satu usaha para guru agar pembelajaran mencerminkan DAP (Developentally Appropriate Practice) termasuk didalamnya body scaling atau penyesuaian dengan ukuran tubuh siswa yang sedang belajar.

Esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pembelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktifitas belajar yang potensial untuk memperlancar siswa dalam proses belajar. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan dan membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi tingkat yang lebih tinggi. Modifikasi yang berprinsip DAP diarahkan agar aktifitas belajar sesuai dengan tingkat perkembangan anak, serta dapat membantu dan mendorong perubahan kemampuan belajar anak kearah perubahan yang lebih baik.


(19)

Dalam penelitian ini peneliti melakukan modifikasi peralatan olahraga yang digunakan. Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk melakukan skill itu. Misalnya, berat-ringannya, besar-kecilnya, tinggi-rendahnya dan panjang-pendek peralatan yang digunakan. (Bahagia dan Suherman,2000:48)Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bola plastik,modifikasi ring dengan tali pada tiang bambu, kotak sampah dan simpai berpita. Dengan variasi bentuk dan diameter ring di perlebar, di rendahkan atau di perbesar diharapkan akan meningkatkan keterampilan lay up bola basket siswa.

H. Alat Modifikasi Yang Digunakan Dalam Pembelajaran

Kurangnya sarana dan prasarana pembelajaran Pendidikan Jasmani merupakan salah satu isu yang cukup merata dan sangat terasa oleh para pelaksana Pendidikan Jasmani di lapangan. Pada umumnya sekolah-sekolah di Indonesia pada setiap jenjang

pendidikannya selalu dihadapkan dengan permasalahan kekurangan sarana dan prasarana ini. Tidak sedikit sekolah di Indonesia, khususnya di daerah perkotaan tidak memiliki tempat atau lahan untuk melakukan aktivitas jasmani, khususnya yang berkaitan dengan olahraga misalnya lapangan. Walaupun ada, jumlahnya tidak proporsional dengan jumlah siswa, seringkali ditambah dengan kualitasnya yang kurang memenuhi tuntutan

pembelajaran.

Sarana dan prasarana ini meliputi alat-alat, ruangan, dan lahan untuk melakukan berbagai aktivitas Pendidikan Jasmani, termasuk olahraga. Idealnya sarana dan prasarana ini harus lengkap, tidak hanya yang bersifat standar dengan kualitas yang standar pula, tetapi juga meliputi sarana dan prasarana yang sifatnya modifikasi dari berbagai ukuran dan berat ringannya. Modifikasi ini sangat penting untuk melayani berbagai kebutuhan tingkat


(20)

perkembangan belajar anak didik di sekolah bersangkutan yang terkadang sangat beragam karakteristik kemampuannya.

Maka peneliti dalam hal ini melakukan modifikasi pada peralatan permainan bola basket, seperti bola basket standar yang terbuat dari bahan sintesis dengan ukuran untuk putra keliling lingkaran 749-780mm dan berat 567-650gram, untuk bola putri keliling lingkaran 724-737 dan berat 510-567 gram (Nuril Ahmadi 2007:9) diubah atau dimodifikasi dengan penggunaan bola plastik yang ringan dan berukuran sedang sehingga anak sekolah dasar tidak kesulitan melakukan gerakan yang diajarkan karena beratnya bola. Kemudian ring besi yang keras dengan diameter 45 cm diganti dengan penggunaan tali yang

dipancangkan pada dua buah tiang, kemudian kotak sampah dan simpai berpita.

Tujuan dari modifikasi alat-alat tersebut seperti yang dipaparkan oleh Lutan (1988) bahwa modifikasi dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani diperlukan ialah supaya :a) Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran; b) Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi; dan c) Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar. I. Kerangka Berpikir

Untuk mengetahui apakah program pendekatan Pendidikan Jasmani yang kita gunakan tersebut cukup berhasil atau masih perlu disempurnakan, maka diperlukan suatu evaluasi. Evaluasi dilakukan setelah tindakan-tindakan yang kita rencanakan diberikan kepada siswa. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa tidak terlepas dari peranan guru dalam memilih dan menerapkan teknik mengajar yang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa.Dari bermacam-macam teknik mengajar, ada yang menekankan pada peranan guru yang utama dalam pelaksanaan penyajian materi, tetapi adapula yang menekankan pada media belajar baik berupa alat bantu maupun alat-alat modifikasi. Namun kesemuanya itu dilakukan guna mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.


(21)

Ada beberapa kriteria yang menjabarkan keberhasilan program Pendidikan Jasmani, atau karakteristik seseorang yang terdidik jasmaninya salah satunya adalah menunjukkan kemampuan dalam aneka ragam keterampilan manipulatif, lokomotor, dan non lokomotor. Kemudian menunjukkan kemampuan mengkombinasikan keterampilan manipulatif, locomotor dan non-locomotor baik yang dilakukan secara perorangan

maupun dengan orang lain. Dalam permainan bola besar seperti halnya basket, menguasai salah satu teknik dasar merupakan odal awal untuk dapat bekerjasama dengan baik dalam tim. Dimana teknik menembak adalah teknik dasar yang harus dimiliki oleh semua pemain. Pemilihan jenis teknik menembak yang tepat akan sangat membantu pemain untuk memperoleh angka dari lawan.

Lay up adalah tembakan yang dilakukan dekat dengan keranjang setelah menyalib bola atau menggiring bola. Untu dapat melakukan lay up siswa harus mngambil langkah pendek, sehingga siswa dapat segera membungkuk lalu mengangkat lutut untuk

melakukan lompatan. Kemudian arahkan lengan, pergelangan dan jari-jari lurus ke arah ring basket dengan sudut anatar 45 sampai 60 derajat dan lepaskan bola dari telunjuk jari dengan sentuhan yang h alus. Lakukan follow through dengan tetap mengangkat lengan dan lurus terentang pada siku, telunjuk menunjuk lurus pada target dan telapak tangan untuk menembak menghadap bawah. Pada tembakan ini kesalahan yang masih sering terjadi adalah pada langkah awal lay up, terkadang siswa melakukan langkah lebih ataupun kurang sehingga lompatan akhir untuk menembak dekat ring tidak maksimal. Arah tembakan tidak akurat, tidak tepat sasaran ke ring. Dengan demikian pembelajaran lay up bola basket pada kelas VI-C belum mencapai ketuntasan.

Untuk itu peneliti merasa perlu melakukan modifikasi yang sesuai dengan anak dan materi tersebut. Modifikasi yang bertujuan mempermudah pembelajaran dan mampu


(22)

meningkatkan keberhasilan gerakan bagi siswa. Peneliti menduga dengan penggunaan alat-alat modifikasi yang menarik dan mudah bagi siswa, maka hasil belajar keterampilan gerak dasar lay up bola basketpun akan menunjukkan peningkatan yang berarti.

J. Hipotesis Tindakan

Menurut Kunandar (2009: 89) bahwa hipotesis dalam penelitian tindakan bukan hipotesis perbedaan atau hubungan melainkan hipotesis tindakan. Rumusan hipotesis memuat tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan.

Adapun rumusan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: “Dengan penggunaan alat modifikasi dapat meningkatkan keterampilan gerak dasarlay up pada siswa kelas VISD Negeri 2 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan”.


(23)

(24)

I. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Menurut Husaini Usman (2009: 41) metode adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan

permasalahan yang hidup dan berguna bagi masyarakat, maupun bagi peneliti sendiri. Metodologi penelitian adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Arikunto dkk (2007: 58) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya.

Tujuan PTK ini dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam menyelesaikan berbagai persoalan pembelajaran, sehingga dihasilkan hal-hal sebagai berikut :

1. Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah. 2. Peningkatan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas.

3. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat bantu, dan sumber belajar lainnya.

4. Peningkatan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa.

5. Peningkatan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah.

6. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi siswa di sekolah.


(25)

Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan hasil tindakan tetapi bila perlakuan dilakukan pada responden maka responden dapat juga merasakan hasil perlakuan. Daur ulang dalam penelitian tindakan kelas diawali d

penerapan tindakan (action), observasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan, melakukan refleksi dan seterusnya

Gambar 4. Spiral Penelitian Tindakan Kelas. (Hopkins dalam Arikunto, dkk, 2007)

B. Setting Penelitian 1. Tempat penelitian

Jatiagung Lampung Selatan 2. Pelaksanaan penelitian

penelitian adalah satu bulan (Des C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI di SD Negeri 2 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan. Siswa kelas VI

laki dan 24 siswa perempuan.

Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan hasil tindakan tetapi bila perlakuan dilakukan pada responden maka responden dapat juga merasakan hasil perlakuan. Daur ulang dalam penelitian tindakan kelas diawali dengan perencaaan tindakan (planning), penerapan tindakan (action), observasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan, melakukan refleksi dan seterusnya tercapai kriteria keberhasilan.

Spiral Penelitian Tindakan Kelas. dalam Arikunto, dkk, 2007)

: Penelitian dilakukan di Lapangan SD Negeri 2 Jatiagung Lampung Selatan.

Pelaksanaan penelitian : Penelitian dilakukan dalam 3siklus, dengan lama penelitian adalah satu bulan (Desember 2011).

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI di SD Negeri 2 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan. Siswa kelas VI-C berjumlah 33 anak, yang terdiri dari 9 siswa laki laki dan 24 siswa perempuan.

Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan hasil tindakan tetapi bila perlakuan dilakukan pada responden maka responden dapat juga merasakan hasil perlakuan. Daur

engan perencaaan tindakan (planning), penerapan tindakan (action), observasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan,

: Penelitian dilakukan di Lapangan SD Negeri 2 Jatimulyo

: Penelitian dilakukan dalam 3siklus, dengan lama

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI di SD Negeri 2 Jatimulyo Jatiagung C berjumlah 33 anak, yang terdiri dari 9 siswa


(26)

laki-D. Variabel dan Data

Variabel adalah suatu gejala yang bervariasi yang menjadi obyek penelitian (Arikunto, 1991:118). Berikut variabel yang terdapat dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Variabel bebas adalah yang mempengaruhi, yaitu pembelajaran dengan penggunaan alat modifikasi..

2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi, yaitu peningkatan gerak dasar lay up bola basket.

Nar Herrhyanto dan Akib Hamid (2003: 1.3) data dapat diartikan sebagai keterangan yang diperlukan untuk memecahkan suatu masalah. Data penelitian ini berasal dari data hasil tes kualitas gerak dasar lay up bola basket siswa pada tes awal, tes siklus pertama, tes siklus kedua dan tes siklus ketiga. Menurut sifatnya maka data penelitian ini

termasuk sebagai data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk bilangan. Bilangan-bilangan tersebut kemudian dideskripsikan dan dianalisis untuk mengetahui prosentase

keberhasilan pembelajaran. E. Rencana Tindakan

Siklus I (3 x pertemuan) Rencana :

a. Mempersiapkan alat modifikasi yang akan digunakan pada silkus pertama, yaitu penggunaan tiang bambu dua yang direntangkan tali sebagai pengganti ring, dan bola plastik.

b. Menyiapkan instrumen untuk penilaian keterampilan gerak dasar lay up bola basket. c. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama.


(27)

a. Menjelaskan bentuk latihan yang akan dilakukan pada siklus pertama, yaitu melakukan lay up dengan bola plastik dan memasukkan bola antara tali yang dipancangkan pada bambu.

b. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi tiga kelompok. Masing-masing kelompok berdiri di kanan, kiri dan tengah depan ring modifikasi.

c. Menginstruksikan siswa untuk melakukan jenis latihan pada tatap muka hari tersebut.

Observasi :

Setelah tindakan dilakukan pengamatan, mengoreksi dan mengevaluasi dari hasil siklus pertama.

Refleksi :

a. Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan b. Merumuskan tindakan untuk siklus kedua Siklus II (3 x pertemuan)

Rencana :

a. Mempersiapkan alat modifikasi yang digunakan dalam pembelajaran lay up berupa bola plastik dan keranjang/kotak sampah.

b. Mempersiapkan instrumen yang diperlukan dalam mengevaluasi tindakan. c. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua.

Tindakan :

a. Menjelaskan bentuk latihan pada siklus kedua. Pada siklus kedua tetap menggunakan bola plastik tetapi memasukkan bola pada kotak sampah. Di depan kotak samapah diberi batas maksimal untuk melangkah pada grakan lay up.


(28)

b. Siswa dibariskan kemudian siswa dibagi beberapa kelompok, agar setiap siswa mendapat giliran melakukan lebih banyak dan mengoptimalkan tugas geraknya. c. Menginstruksikan siswa untuk melakukan jenis latihan yang dijadwalkan pada tatap

muka hari tersebut. Observasi :

Setelah tindakan dilakukan pengamatan, mengoreksi dan mengevaluasi dari hasil siklus kedua.

Refleksi :

a. Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan b. Merumuskan tindakan untuk siklus ketiga. Siklus III (3 x pertemuan)

Rencana :

a. Mempersiapkan alat modifikasi yang digunakan pada siklus ketiga yaitu bola plastik dan simpai berpita sebagai ring.

b. Mempersiapkan instrumen yang diperlukan untuk mengevaluasi tindakan. c. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus ketiga. Tindakan :

a. Menjelaskan bentuk latihan pada siklus ketiga yaitu melakukan langkah lay up dengan benar dan menembak bola ke simpai berpita.

b. Siswa dibariskan kemudian siswa dibagi menjadi 5 kelompok dan berusaha memasukkan bola ke simpai berpita.

c. Menginstruksikan siswa melakukan jenis latihan pada hari tersebut. Observasi :


(29)

Setelah tindakan dilakukan lalu melakukan pengamatan, mengoreksi dan mengevaluasi dari hasil siklus ketiga.

Refleksi :

Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan. F. Instrumen dan Cara Pengambilannya

Menurut Arikunto (1991: 112) instrumen penelitian adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode. Keberhasilan suatu penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan. Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada tiap siklusnya. Alat ini berupa indikator dari penilaian keterampilan gerak dasar lay up, yaitu: 1) sikap awalan; 2) sikap pelaksanaan; 3) sikap follow through. Instrumen untuk menganalisis keterampilan gerak dasar lay updiadaptasi dari Hal Wissel (2000: 61) dan di setiap indikator diberi bobot nilai 1-3. Tabel 1. Format Penilaian Keterampilan Gerak Dasar Lay Up Bola Basket.

No Indikator Deskriptor 1 2 3 Nilai

1 Fase Persiapan - Lihat target - Bahu rileks

- Tangan siap membawa bola dari dribble

- Kaki dibuka selebar bahu

2 Fase

Pelaksanaan

- Melangkah dua kali lebar kanan bergantian kiri lalu langkah pendek melompat ke atas

- Angkat lutut untuk menembak

- Rentangkan kaki, punggung dan bahu lurus ke atas


(30)

atas

3 Fase Follow

Through

- Lihat sasaran

- Mendarat dengan seimbang - Lutut ditekuk

- Tangan ke atas

diadaptasi dari Hal Wissel (2000) G. Teknik Analisis Data

Untuk melihat kualitas hasil tindakan pada setiap siklus digunakan rumus : = × 100%

Keterangan :

P : Prosentase keberhasilan f : Jumlah yang melakukan benar N : Jumlah siswa yang mengikuti tes Siswa yang dikatakan tuntas apabila :

1. Ketuntasan belajar telah mencapai nilai ≥ 65 atau persentase ketercapaian 65 % secara perorangan.

2. Ketuntasan belajar klasikal di capai bila kelas tersebut telah terdapat 85 % siswa yang telah mendapat nilai ≥ 65

Dalam penelitin ini dikatakan terjadinya peningkatan hasil belajara siswa, jika jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus pertama lebih sedikit daripada sesudah siklus kedua dari jumlah siswa yang tuntas belajar pada tindakan siklus dan seterusnya, atau setiap


(31)

(32)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkanhasilpenelitian yang telahdilakukandapatdiambilkesimpulanbahwa :

“Denganpenggunaanalatmodifikasidapatmeningkatkanketerampilangerakdasarlay up pada siswa kelas VISD Negeri 2 JatimulyoJatiagung Lampung Selatan”.

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah :

1. Pada pembelajaran keterampilan gerak dasar lay up dapat digunakan alat modifikasi berupa bola plastik dan juga modifikasi ring untuk pembelajaran di kelas agar meningkatkan gerak dasar siswa.

2. Hasil penelitian pada siklus ketiga menunjukkan bahwa masih ada siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar, hal ini dapat diteliti kembali guna memperoleh alat modifikasi yang lebih tepat lagi dalam meningkatkan prosentase ketuntasan belajar.


(33)

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LAY UP PADA BOLA BASKET DENGAN ALAT MODIFIKASI SISWA KELAS VI

SDN 2 JATIMULYO JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN

(Skripsi)

OLEH : NUR IRIANTO

PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2012


(34)

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LAY UP PADA BOLA BASKET DENGAN ALAT MODIFIKASI SISWA KELAS VI

SDN 2 JATIMULYO JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN

Oleh NurIrianto

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(35)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Lapangan Bola Basket ... 14

2. Bola Basket ... 15

3. Gerak Dasar Lay Up Bola Basket ... 18

4. Spiral PTK ... 26

5. Grafik Batang Perbandingan Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas Pada Tes Awal ... 34

6. Grafik Batang Perbandingan Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas Pada Tes Siklus I. ... 35

7. Grafik Batang Perbandingan Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas Pada Tes Siklus II ... 36

8. Grafik Batang Perbandingan Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas Pada Tes Siklus III ... 37

9. Grafik Batang Perbandingan Prosentase Ketuntasan Belajar Tes Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III ... 38

10. Persiapan Pemanasan ... 51

11. Siswa Melakukan Pemanasan ... 51

12. Tes Awal ... 52

13. Tindakan Siklus I ... 52

14. Siklus II ... 53

15. Tes Siklus II ... 53

16. Siklus III... 54


(36)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. BatasanMasalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. PendidikanJasmani ... 7

B. PertumbuhandanPerkembanganAnak ... 8

C. TeoriBelajarMotorik ... 10

D. Permainan Bola Basket ... 13

E. TeknikDasarPermainan Bola Basket ... 15

F. Lay Up ... 17

G. AlatModifikasi ... 18

H. AlatModifikasi yang DigunakanDalamPembelajaran ... 20

I. KerangkaBerpikir ... 22

J. Hipotesis Tindakan ... 23

III. METODOLOGI PENELITIAN... 25

A. Metode Penelitian ... 25

B. Setting Penelitian ... 26

C. SubjekPenelitian ... 27

D. Variabeldan Data ... 27

E. RencanaTindakan ... 28

1. Siklus I ... 28

a. Rencana ... 28

b. Tindakan ... 28

c. Observasi ... 28

d. Refleksi ... 28

2. Siklus II ... 29

a. Rencana ... 29

b. Tindakan ... 29

c. Observasi ... 29

d. Refleksi ... 29

3. Siklus III... 30

a. Rencana ... 30

b. Tindakan ... 30


(37)

d. Refleksi ... 30

F. InstrumenPenelitian ... 30

G. Teknik Analisis Data... 31

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 33

A. Hasil Penelitian ... 33

1. AnalisisProsentaseTesAwalGerakDasarLay Up ... 34

2. AnalisisProsentaseTesSiklus I GerakDasarLay Up ... 35

3. AnalisisProsentaseTesSiklus II GerakDasarLay Up ... 36

4. AnalisisProsentaseTesSiklus III GerakDasarLay Up ... 37

B. Pembahasan... 39

V. SIMPULAN DAN DARAN ... 41

A. Simpulan ... 41

B. Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 42


(38)

DAFTAR PUSTAKA

Adam, Iain. 1988. MengajarUntukPemahaman.DirektoratPendidikan Guru dantenagaTeknisDirjenPendidikanDasardanMenengah. Jakarta Ahmadi, Nuril. 2007. Permainan Bola Basket. Surakarta: Era Intermedia.

Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi. PT Rineka Cipta. Jakarta.

________, dkk. 2007. PenelitianTindakanKelas. PT BumiAksara. Jakarta.

Bahagia, Yusuf dan Suherman. (2000).Atletik. Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.

DepartemenPendidikanNasional. 2004. KurikulumPendidikanJasmani. Jakarta.

Djamarah,SyaifulBahridanZain, Aswan. 2006.StrategiBelajarMengajar.RinekaCipta: Jakarta Husdarta dan Saputra, Yudha M. 1999/2000. Perkembangan Peserta Didik. Depdikbud.

Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta

Kunandar. 2009. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Penerbit Rajawali Pers. Jakarta.

Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.

_____, dkk. 2002. Pendidikan Kebugaran Jasmani: Orientasi Pembinaan Di Sepanjang Hayat. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Dirjen OR. Jakarta

Perbasi. 1999. PeraturanPemain Bola Basket. PengurusBesarPerbasi. Jakarta.

Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMP/ MTs. Litera. Jakarta.

Sunarto dan Hartono, Agung. 1999. Perkembangan Peserta Didik. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.

Universitas Lampung. 2007. Format PenulisanKaryaIlmiah. Bandar Lampung.

Usman, HusainidanPurnomoSetiady Akbar.2008. MetodologiPenelitianSosial.BumiAksara.


(39)

(40)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Format Penilaian GerakDasarLay Up ... 31

2. Deskripsi Hasil PTK Pembelajaran Gerak Dasar Lay Up ... 33

3. RekapitulasiAnalisisHasilTesAwalGerak Dasar Lay Up ... 34

4. RekapitulasiAnalisisHasilTesSiklus I Gerak Dasar Lay Up ... 35

5. RekapitulasiAnalisisHasilTesSiklus II Gerak Dasar Lay Up ... 36

6. RekapitulasiAnalisisHasilTesSiklus III Gerak Dasar Lay Up ... 37

7. Deskripsi Hasil Ketuntasan Pembelajaran Keterampilan Gerak Dasar Lay Up Meningkat Pada Tiap Siklus ... 38


(41)

Judul Proposal Skripsi :Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Lay Up pada Bola Basket Dengan Alat yang Dimodifikasi Siswa Kelas VI SD N 2Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan

NamaMahasiswa : NurIrianto

NPM : 1013078014

Program Studi : Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Pembimbing 2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs. Akor Sitepu, M.Pd. Drs. BaharuddinRisyak, M.Pd.


(42)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. AkorSitepu, M.Pd. ………

Penguji

BukanPembimbing : Drs. Surisman, S.Pd.,M.Pd. ………

2. DekanFakultasKeguruandanIlmuPendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(43)

MOTO

“Pendidikanadalahpersiapan paling baikuntukharitua”.


(44)

PERNYATAAN

Bahwapenulis yang bertandatangan di bawahini:

nama : NurIrianto

NPM : 1013078014

Tempat Tanggal Lahir : Tulungagung, 4Juli 1963

Alamat : Jalan Sadewo Atas No. 20 Sawah Lama,

Tanjungkarang Timur, Bandarlampung

denganinimenyatakanbahwaskripsidenganjudul “Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Lay

Up pada Bola Basket Dengan Alat yang Dimodifikasi Siswa Kelas VI SD N 2 Jatimulyo

Jatiagung Lampung Selatan” adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada Januari s.d. Februari 2012. Skripsi ini bukan hasil menjiplak dan atau hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya, atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Bandarlampung, Mei 2012


(45)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkankaryainiuntukistridananakku Yang menjadicahayadalamhidupku.


(46)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tulungagung pada tanggal 4Juli 1963, anak tunggal dari pasangan Bapak GanjardanIbuMaryati.

Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis yaitu Sekolah Dasar di SD Negeri 2 Semuli Raya diselesaikan pada tahun 1977, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SMP Negeri 2 Kalibalangan pada tahun 1981, Sekolah Guru Olahraga di SGO Teluk Betung pada tahun 1984, dan menyelesaikan studi Diploma II Universitas Terbuka pada tahun 1999. Pada tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Jasmani dan Kesehatan S1 FKIP Universitas Lampung.

Januari s.d. Februari 2012, penulis melaksanakan PTK (Penelitian Tindak Kelas) di SD Negeri 2 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan untuk menyelesaikan tugas akhir studi Strata Satu dengan judul ”Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Lay Up pada Bola Basket Dengan Alat yang Dimodifikasi Siswa Kelas VI SD N 2 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan”.


(47)

SANWACANA

Puji syukur kepada Tuhan Yang MahaEsa yang melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Lay Up pada Bola Basket Dengan Alat yang Dimodifikasi Siswa Kelas VI SD N 2 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan”.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

2. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Drs. Wiyono, S.Pd. M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Drs. Akor Sitepu, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang selalu dengan tekun dan sabar

membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Drs. Surisman, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembahas atas kritik dan saran yang telah

memberikan banyak arahan selama masa studi.

6. Kepala sekolah SD N 2 Jatimulyo Jatiagung atas bantuan dan motivasinya.

7. Istri dan anakku, atas kasih dan sayang, doa, dan dukungan yang berlimpahan.

8. Rekan-rekan guru SD N 2 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan.

9. Teman-teman seperjuangan S1 dalam jabatan Pendidikan Penjaskesrek Lampung Selatan,


(48)

10.Semua orang yang selalu memberikan doa dan dukungan yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Semoga Allah SWT menilai sebagai ibadah atas kebaikan semua. dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca. amin.


(1)

MOTO

“Pendidikanadalahpersiapan paling baikuntukharitua”.


(2)

PERNYATAAN

Bahwapenulis yang bertandatangan di bawahini:

nama : NurIrianto

NPM : 1013078014

Tempat Tanggal Lahir : Tulungagung, 4Juli 1963

Alamat : Jalan Sadewo Atas No. 20 Sawah Lama, Tanjungkarang Timur, Bandarlampung

denganinimenyatakanbahwaskripsidenganjudul “Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Lay Up pada Bola Basket Dengan Alat yang Dimodifikasi Siswa Kelas VI SD N 2 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan” adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada Januari s.d. Februari 2012. Skripsi ini bukan hasil menjiplak dan atau hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya, atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Bandarlampung, Mei 2012


(3)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkankaryainiuntukistridananakku Yang menjadicahayadalamhidupku.


(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tulungagung pada tanggal 4Juli 1963, anak tunggal dari pasangan Bapak GanjardanIbuMaryati.

Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis yaitu Sekolah Dasar di SD Negeri 2 Semuli Raya diselesaikan pada tahun 1977, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SMP Negeri 2 Kalibalangan pada tahun 1981, Sekolah Guru Olahraga di SGO Teluk Betung pada tahun 1984, dan menyelesaikan studi Diploma II Universitas Terbuka pada tahun 1999. Pada tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Jasmani dan Kesehatan S1 FKIP Universitas Lampung.

Januari s.d. Februari 2012, penulis melaksanakan PTK (Penelitian Tindak Kelas) di SD Negeri 2 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan untuk menyelesaikan tugas akhir studi Strata Satu dengan judul ”Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Lay Up pada Bola Basket Dengan Alat yang Dimodifikasi Siswa Kelas VI SD N 2 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan”.


(5)

SANWACANA

Puji syukur kepada Tuhan Yang MahaEsa yang melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Lay Up pada Bola Basket Dengan Alat yang Dimodifikasi Siswa Kelas VI SD N 2 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan”.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

2. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Drs. Wiyono, S.Pd. M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Drs. Akor Sitepu, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang selalu dengan tekun dan sabar

membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Drs. Surisman, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembahas atas kritik dan saran yang telah

memberikan banyak arahan selama masa studi.

6. Kepala sekolah SD N 2 Jatimulyo Jatiagung atas bantuan dan motivasinya.

7. Istri dan anakku, atas kasih dan sayang, doa, dan dukungan yang berlimpahan.

8. Rekan-rekan guru SD N 2 Jatimulyo Jatiagung Lampung Selatan.

9. Teman-teman seperjuangan S1 dalam jabatan Pendidikan Penjaskesrek Lampung Selatan,


(6)

10. Semua orang yang selalu memberikan doa dan dukungan yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Semoga Allah SWT menilai sebagai ibadah atas kebaikan semua. dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca. amin.


Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SHOOTING BOLA BASKET DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS V DI SDN I PENGAJARAN TELUK BETUNG UTARA, BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2010/2011

0 15 51

MENINGKATKAN GERAK DASAR CHEST PASS MELALUI PEMBELAJARAN KELOMPOK DALAM BERMAIN BASKET PADA SISWA KELAS VI B SD NEGERI 1 JATIMULYO JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN

0 17 60

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENENDANG BOLA MENGGUNAKAN KURA-KURA KAKI ATAU KAKI BAGIAN PUNGGUNG DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU MODIFIKASI PADA SISWA KELAS 7 SMP AMAL BHAKTI JATIMULYO LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 16 39

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENENDANG BOLA MENGGUNAKAN KURA-KURA KAKI ATAU KAKI BAGIAN PUNGGUNG DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU MODIFIKASI PADA SISWA KELAS 7 SMP AMAL BHAKTI JATIMULYO LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 15 38

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS DALAM BOLA BASKET DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA KELAS VI SDN 2 WAYHUWI JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN

0 23 49

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 7 GADINGREJO PRINGSEWU

0 12 46

PENINGKATAN GERAK DASAR BOUNCE PASS PERMAINAN BOLA BASKET MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VI SDN BANJAR AGUNG UDIK KECAMATAN PUGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

4 22 43

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 1 KACA MARGA

0 3 42

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LAY UP PADA BOLA BASKET DENGAN ALAT MODIFIKASI SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SINDANG ANOM LAMPUNG TIMUR

1 7 58

2. Bahan Ajar Dasar Gerak Bola Basket dan Lay Up Shoot

0 1 19