PERAN SEKOLAH ISLAM TERPADU DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA (Study Kasus di SDIT Permata Bunda Gedungmeneng Rajabasa Bandar Lampung) Tahun Pelajaran 2012/2013

(1)

(2)

ABSTRAK

PERAN SEKOLAH ISLAM TERPADU DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA

(Study Kasus di SDIT Permata Bunda Gedungmeneng Rajabasa Bandar Lampung) Tahun Pelajaran

2012/2013 Oleh Septia agustina

Penelitian ini berfokus pada Peran Sekolah Islam Terpadu Dalam Pembentukan Karakter Religius Siswa (Study kasus di SDIT Permata Bunda Gedungmeneng Rajabasa Bandar Lampung) Tahun Pelajaran 2012/2013. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk medeskripsikan dan menganalisis Peran Sekolah Islam Terpadu Dalam Pembentukan Karakter Religius Siswa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang didukung oleh tekhnik pengumpulan data angket,observasi, serta wawancara. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 150 siswa,dan diambil sampel sebanyak 20% dari populasi yaitu 30 siswa dengan analisis data persentase.

Hasil penelitian ini sangat kuat dan signifikan serta berperan yang dapat dilihat dari Peran Sekolah Islam terpadu dalam pembentukan karakter religius siswa (Studi kasus di SDIT Permata Bunda Gedung meneng Rajabasa Bandarlampung) TP 2012/2013.


(3)

PERAN SEKOLAH ISLAM TERPADU DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA

(Study Kasus di SDIT Permata Bunda Gedungmeneng Rajabasa Bandar Lampung) Tahun Ajaran 2012/2013

Oleh

SEPTIA AGUSTINA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2013


(4)

Judul Skripsi : PERAN SEKOLAH ISLAM TERPADU DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA (Study kasus di SDIT Permata Bunda Gedungmeneng Rajabasa Bandar Lampung) Tahun Ajaran 2012/2013 Nama Mahasiswa : Septia agustina

Nomor Pokok Mahasiswa : 0913032092

Program Studi : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Irawan Suntoro, M. S Yunisca Nurmalisa, S.Pd, M.Pd NIP 19560323 198403 1 003 NIP 19870602 200812 2 001 2. Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan IPS Ketua Program Studi PPKn

Drs. Hi. Buchori Asyik, M. Si Drs. Holilulloh, M.Si NIP 19560108 198503 1 002 NIP 19610711 198703 1 003


(5)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Irawan Suntoro, M. S ……….

Sekretaris : Yunisca Nurmalisa, S.Pd, M.Pd ……….

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Holilulloh, M.Si ……….

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP 19600315 198503 1 003


(6)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, adalah Nama : Septia agustina

NPM : 0913032092

Program Studi : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan/Fakultas : Pendidikan IPS/FKIP

Alamat/Telp : Jl. Pajajaran Gg Belia/barokah 2 jagabaya II Bandar Lampung (085658816199)

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung,

Septia Agustina NPM. 0913032092


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Septia agustina, dilahirkan di desa Labuan ratu, kecamatan Way jepara, Kabupaten Lampung Timur pada tanggal 24 Agustus 1990 yang merupakan putri bungsu dari 4 bersaudara dari pasangan Bapak Abdul wahab dan Ibu Fatimah.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh penulis antara lain:

1. Sekolah Dasar Negeri 1 Braja Sakti yang diselesaikan pada tahun 2003. 2. SMP Negeri 1 Way Jepara yang diselesaikan pada tahun 2006.

3. SMK BUDI UTOMO Way Jepara yang diselesaikan pada tahun 2009.

Pada tahun 2009 penulis melanjutkan studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(8)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kekhadirat Allah SWT dengan ketulusan dan keikhlasan

kupersembahkan sebentuk karya sederhana ini sebagai bakti dan

sayangku kepada :

Kedua orangtuaku tercinta Ayahanda Abdul wahab dan Ibunda

Fatimah yang selama ini telah memberikan cinta, kasih sayang,

dukungan dan yang dengan selalu setia menanti keberhasilanku

Kakak-kakak perempuan ku uni, usi, dan juga terutama ohta panca

yang sudah memberi semangat dan motivasi yang luar biasa kepada ku

sampai aku menyelesaikan studi yang dengan cinta dan kasih

sayangnya selalu mendukung dan

mendoakan keberhasilanku

Dan seluruh keluarga besarku yang selalu memberikan semangat dan

perhatian kepadaku, serta untuk almamater tercintaku


(9)

Motto

Sukses adalah sebuah perjalanan bukan

hasil akhir, teruslah berusaha

sungguh-sungguh, disertai doa

“yakinkan bahwa dirimu bisa”

“Be your self”

(

Septia agustina

)

Sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu

dari permulaan


(10)

SANWACANA

Bismillaahirrahmaanirrahim,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Hidayahnya-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran Sekolah Islam Terpadu Dalam Pembentukan karakter Religius Siswa ( Studi Kasus di SDIT Permata Bunda Gedungmeneng Rajabasa Bandar Lampung) Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan yang datang baik dari luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan skripsi dapat diselesaikan berkat dukungan dan bimbingan, bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Irawan Suntoro, M.S., selaku Pembimbing I, Ibu Yunisca Nurmalisa, S.Pd, M.Pd., selaku pembimbing akademik dan Pembimbing II, dan Bapak Drs. Holilulloh, M.Si., selaku pembahas 1, Bapak M. Mona Adha, S.Pd, M.Pd., selaku Pembahas II terima kasih atas pengarahan dan bimbingan kepada penulis, berserta Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan


(11)

dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Penulis juga tak lupa mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S Jaya, M.S., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Ahmad, M.Si. selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H. selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Holilulloh, M.Si. selaku Ketua Program Studi PPKn Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung .

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

8. Bapak Zulkaranain HK, S.Ag selaku Kepala Sekolah, serta guru dan staf tata usaha SDIT Permata Bunda Gedungmeneng yang telah memberi izin penelitian dan atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis .

9. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta, Bapak Abdul Wahab dan Ibu Fatimah terimakasih atas keikhlasan, nasehat, cinta dan kasih sayang, dan doa yang telah diberikan.


(12)

10.Saudara-saudara ku semua terutama kakak-kakak perempuan ku uni, usi, dan ohta Panca yang benar-benar memberikan dukungan nasehat, motivasi, dan doa kepada penulis.

11.Seseorang yang telah memberikan dukungan, motivasi, dan perhatiannya kepada penulis

12.Sahabat-sahabat serta teman-teman sepermainan yana, dwi, nia, putri, leni, rini, yang telah memberi semangat, serta kenangan pembelajaran sangat berharga saat bersama kalian dimasa perkulyahan, dan juga untuk teman-teman seperjuangan masa-masa bimbingan alan, novita, maulina, umi, yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam kebersamaan kita. 13.Teman-teman PPKn angkatan 2009 untuk kekompakan dalam suka

maupun duka selama masa perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Akhir kata, Penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, April 2013 Penulis,


(13)

PERAN SEKOLAH ISLAM TERPADU DALAM PEMBENTUKAN

KARAKTER RELIGIUS SISWA

(Studi Kasus di SDIT Permata Bunda Gedungmeneng Rajabasa Bandar Lampung) Tahun Ajaran 2012/2013

(Skripsi)

Oleh

SEPTIA AGUSTINA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2013


(14)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

RIWAYAT HIDUP ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

SANWACANA ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

I.PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ...1

1.2Identifikasi Masalah ... 6

1.3Fokus Masalah ... 7

1.4Rumusan Masalah ... 7

1.5Tujuan Penelitian ... 8

1.6Kegunaan Penelitian ... 8

1.6.1 Kegunaan Teoritis ... 8

1.6.2 Kegunaan Praktis ... 8

1.7Ruang Lingkup Penelitian ... 9

1.7.1 Ruang lingkup Ilmu ... 9

1.7.2 Ruang Lingkup Objek Penelitian ... 9

1.7.3 Ruang Lingkup Subjek Penelitian ... 9

1.7.4 Ruang Lingkup Tempat ... 9

1.7.5 Ruang Lingkup Waktu ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskrisi Teori ... 11

2.1.1 Pengertian Sekolah ... 12

2.1.2 Fungsi sekolah... 13

2.1.3 Pengertian sekolah islam terpadu ... 19

2.1.4 Peran sekolah islam terpadu ... 22

... 2.1.5 Ruang lingkup pendidikan agama islam ... 30

... 2.1.6 Peran pendidikan islam dalam ... 32

Pembentukan karakter religius siswa ... 32

... 2.1.7 Pengaruh pendidikan agama terhadap ahlak ... 36

2.1.8 Kerangka piker ... 39

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 40

3.2 Langkah Penelitian ... 40

3.3 Pelaksanaan penelitian ... 42


(15)

ii

3.4.1 Populasi ... 42

3.4.2 Sampel ... 43

3.5 Variabel penelitian ... 44

3.6 Definisi konseptual variable ... 45

3.7 Definisi oprasional Variabel ... 46

3.8 Pengukuran variable ... 47

3.9 Teknik Pengumpulan Data ... 47

3.10Uji Validitas dan Uji Reabilitas ... 49

3.11Teknik Analisis Data ... 54

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran umum lokasi penelitian ... 56

4.3.1 Sejarah singkat sekolah ... 57

4.3.2 Keadaan guru dan karyawan ... 57

4.3.3 Saran dan prasarana ... 57

4.2 Deskripsi data ... 57

4.4.1 Pengumpulan data ... 58

4.4.2 Penyajian data ... 58

4.3 Pembahasan ... 75

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5,1 Kesimpulan ... 79

5.2Saran ... 81 DAFTAR PUSTAKA


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar siswa yang diterima setiap tahunnya………6

Tabel 2. Populasi Jumlah SiswaKelas V SDIT

Permata Bunda Gedungmeneng………43

Tabel 3. Distribusi sampel pada siswa/siswi SDIT Permata Bunda Gedungmeneng Rajabasa Bandar Lampung………..44

Tabel 4. Distribusi antara item ganjil dan item genap hasil uji coba Angket...52

Tabel 5. Sarana dan prasarana SDIT Permata Bunda Gedungmeneng Rajabasa Bandar Lampung...57

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Indikator Menanamkan Nilai-nilai Islam Pada Peran Sekolah Islam Terpadu Permata Bunda...60

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Indikator Melahirkan Generasi muda Yang berwawasam Pengetahuan dan teknologi...63


(17)

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Indikator Mengedepankan tanggung jawab

Untuk melahirkan siswa yang berkarakter religious...65

Tabel 9. Distribusi frekuensi indikator Cinta Tuhan...68

Tabel 10. Distribusi frekuensi indikator berahlak mulya...70


(18)

DAFTAR GAMBAR


(19)

I. PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang Masalah

Sekolah mempunyai peranan penting dalam membentuk kepribadian dan tingkah laku moral anak, dengan menanamkan nilai agama agar tercipta insan yang religius pada anak. Sekolah dasar adalah tempat dimana masa kanak-kanak yang sangat menentukan untuk masa depannya. Pendidikan akhlak anak harus dimulai sejak dini agar mereka menjadi penerus bangsa yang memiliki akhlakul karimah. Oleh karena itu, harus ada pendidikan yang mampu memadukan antara pendidikan sekolah ,keluarga, dan lingkungan secara seimbang, agar kebiasaan anak di rumah dan di lingkungan kepada pihak sekolah dapat terjalin komunikasi yang baik antara orang tua dan guru untuk perbaikan pendidikan khususnya pembentukan karakter pada anak.

Pendidikan berarti, segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan. Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam ilmu pengetahuan, oleh karena itu dikirimlah anak ke sekolah. Dengan demikian, sebenarnya pendidikan di sekolah adalah bagian dari pendidikan


(20)

dalam keluarga yang sekaligus merupakan lanjutan dari pendidikan keluarga. Dengan masuknya anak kesekolah, maka terbentuklah hubungan antara rumah dan sekolah karena antara kedua lingkungan itu terdapat objek dan tujuan yang sama, yakni mendidik anak-anak.

Hubungan antara pihak sekolah dan orang tua juga sangat diperlukan, dapat dimengerti betapa pentingnya kerjasama antara hubungan keduanya itu. Kerjasama itu hanya tercapai, apabila kedua belah pihak saling mengenal. Agama sebagai dasar pijakan umat manusia memiliki peran yang sangat besar dalam proses kehidupan manusia. Agama telah mengatur pola hidup manusia baik dalam hubungannya dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan sesamanya. Agama selalu mengajarkan yang terbaik dan tidak pernah menyesatkan penganutnya. Untuk itu sebagai benteng pertahanan diri anak didik dalam menghadapi berbagai tantangan di atas, kiranya untuk menanamkan pendidikan agama yang kuat dalam diri anak, sehingga dengan pendidikan agama ini, pola hidup anak akan terkontrol oleh rambu-rambu yang telah digariskan agama dan dapat menyelematkan anak agar tidak terjerumus dalam jurang keterbelakangan mental.

Menurut Zakiah Daradjat Dkk yang ditulis dalam bukunya (1992: 76) “Pendidikan agama merupakan suatu sistem pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh umat manusia dalam rangka meningkatkan penghayatan dan pengalaman agama dalam kehidupan bermasyarakat, beragama, berbangsa dan bernegara”.

Sedangkan yang ditulis oleh Marimba (2006: 391) mengenai pendidikan Islam yakni, Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani, rohani


(21)

3

berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian yang lain seringkali beliau mengatakan kepribadian utama tersebut dengan istilah Kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai-nilai-nilai Islam.

Pendidikan Islam sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia dari aspek-aspek kerohanian dan jasmaninya juga harus berlangsung secara bertahap. Oleh karena suatu pematangan yang bertitik akhir pada optimalisasi perkembangan atau pertumbuhan, baru dapat tercapai bila mana berlangsung melaui proses demi proses kearah tujuan akhir perkembangan atau pertumbuhannya.

Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang berkesadaran dan bertujuan, dari beberapa defenisi yang ada maka dapat disimpulkan bahwa sekolah yang berorientasikan pada agama islam (sekolah islam terpadu) adalah suatu lembaga penunjang bagi siswa maupun siswi untuk mendapatkan pendidikan serta pengetahuan yang layak, Serta sekolah juga dituntut untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan sejak dini untuk membentuk karakter religius pada anak,agar tercipta generasi anak didik yang berprestasi dan berahlak mulya.

Permasalahan pada anak zaman sekarang ini adalah banyak dari mereka yang tidak mengamalkan nilai-nilai moral serta nilai-nilai keagamaan dengan baik itu dikarenakan kurangnya penanaman nilai-nilai keagamaan pada sekolah umum. Untuk itu penting bagi orang tua untuk mencarikan dan memilihkan sekolah yang tepat untuk pendidikan akhlak bagi anaknya, agar berhasil menjadi anak yang sholeh dan berprestasi yang diharapkan memiliki akhlak mulya. Dalam perkembangan zaman yang semakin mengkhawatirkan masa depan akhlak anak bangsa ini, sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) adalah salah satu Lembaga Pendidikan yang menawarkan solusi dan melayani untuk membimbing, mendidik dan memperbaiki akhlak anak sejak usia SD. Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) merupakan contoh sekolah yang


(22)

mengimplementasikan pendidikan akhlak kepada para siswa-siswinya dalam pergaulan hidup sehari-hari baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan rumahnya.

Salah satu sekolah Islam terpadu yang ada diwilayah Bandar Lampung khususnya Rajabasa adalah Sekolah Islam terpadu Permata bunda. Model kurikulum SDIT Permata bunda didasarkan pada landasan filosofis pemikiran Islam dalam memandang alam semesta, manusia dan hakekat kehidupannya. Menurut pandangan Islam, pada hakekatnya hidup manusia sebagai hamba Allah membawa konskuensi untuk senantiasa taat kepada syariat Allah SWT. Oleh karena itu, pendidikan harus diarahkan untuk membentuk kepribadian Islam yang tangguh, yaitu manusia yang memahami hakekat hidupnya dan mampu mewujudkannya. Program pembelajaran di SDIT Permata bunda dikembangkan dalam rangka membentuk pribadi yang Islami sesuai fase perkembangan anak serta paradigma pendidikan Islam. Sistem pendidikan di SDIT Permata bunda bercorak umum, dan islami. Khusus menyangkut pembentukan kepribadian Islam, sistem pendidikan di SDIT Permata bunda didesain untuk mendorong siswa agar mulai terbiasa mengamalkan sifat-sifat dari kepribadian Islam. Sementara, untuk pengembangan kemampuan dasar ipteks dan ketrampilan, bahan ajar yang digunakan mengacu kepada kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, sedang bahan ajar tsaqofah Islam (Ilmu-ilmu yang bersumber dari aqidah Islam) mengacu kepada kurikulum DepartemenAgama.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru SDIT Permata bunda, Permasalahan yang terdapat dalam proses pembelajaran pada siswa untuk membentuk karakter religius mereka, sebenarnya tidak terlalu menemui banyak kesulitan hanya saja terdapat beberapa murid dalam kelas yang kurang termotivasi dan bersemangat dalam berpartispasi aktif ketika proses pembelajaran berlangsung. Mereka perlu dorongan dari guru serta orang tua yang lebih kuat untuk meningkatkan motivasi serta semangat mereka dalam proses belajar mengajar. Dalam ketercapaian karakter religius siswa terdapat


(23)

5

beberapa indikator penilaian yang dilakukan guru. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian siswa dalam pembentukan karakter religiusnya.

Penilaian Afektif

Indikator penilaian per-jenjang kelas

1. Kebiasaan beribadah : ibadah-ibadah yang dilakukan sehari-hari baik melalui pengamatan disekolah maupun laporan dari orang tua (buku penghubung)

Kelas 1 : membiasakan sholat lima waktu, tertib whudu Kelas 2 : membiasakan sholat lima waktu dengan tertib Kelas 3 : semangat sholat berjamaah dan membaca alqur‟an Kelas 4 : semangat sholat berjamah dimasjid, gemar berinfak Kelas 5 : mebiasakan sholat sunah, berpuasa, sholat jum‟at

Kelas 6 : membiasakn berniat dalam setiap perbuatan, dzikir, qiyamulail

2. Adap islami dan sopan santun: prilaku anak sehari-hari dalam bersopan santun sesuai dengan adap islami

Kelas 1 : membiasakn diri dengan mengucakan salam

Kelas 2 : membiasakan memulai dan mengakhiri dengan basmalah Kelas 3 : rendah hati, berbicara sopan, menghormati yang lebih tua Kelas 4 : menyayangi yang kebih kecil, jujur dalam bersikap Kelas 5 : menyayangi orang tua, memahami adab pergaulan Kelas 6 : malu dalam berbuat dosa, ihsan dalam beramal

Data jumlah siswa yang diterima setiap tahunnya di sekolah dasar islam terpadu permata bunda gedung meneng rajabasa Bandar lampung


(24)

Tabel 1. Daftar siswa yang diterima setiap tahunnya di SD islam terpadu permata bunda gedung meneng Bandar lampung

No. Keterangan Tahun Jumlah Siswa

Laki-laki Perempuan Jumlah per/tahun

1. Tahun ajaran 2008/2009 244 226 470

2. Tahun ajaran 2009/2010 244 226 470

3. Tahun ajaran 2010/2011 272 262 534

4. Tahun ajaran 2011/2012 277 261 539

JUMLAH 1038 975 2013 Sumber : data siswa oleh staf tata usaha SDIT Islam terpadu

gedung meneng rajabasa Th ajaran 2012/2013

Berdasarkan keterangan tabel serta wawancara dari guru di SDIT permata bunda jumlah pendaftar disekolah tersebut mengalami peningkatan dari tahun ke tahunnya dengan minat siswa serta orang tua yang lebih condong memilih sekolah tersebut, jumlah siswa yang diterima setiap tahunnya pun kian bertambah, itu artinya orang tua yang menyekolahkan anaknya kesekolah tersebut memberi kepercayaan pada Sekolah dasar islam terpadu dalam proses pembentukan karakter religius siswa.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis ingin melakukan

penelitian dengan judul, “Peran sekolah islam terpadu dalam pembentukan

karakter religius siswa studi kasus di SDIT permata bunda gedung meneng rajabasa Tahun Pelajaran 2012/2013”.

I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, diidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Kecendrungan moral/ahlak siswa yang kurang baik

2. Pemahaman orang tua mengenai pentingnya pembentukan karakter religius anak


(25)

7

4. Peran sekolah dasar islam tepadu dalam pembentukan karakter religius anak 5. Kecendrungan orang tua yang menyekolahkan anaknya ke SDIT

1.3 Fokus Masalah

berdasarkan latar belakang masalah maka penelitian ini difokuskan pada peran sekolah islam terpadu dalam pembentukan karakter religius siswa

I.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah peran sekolah dasar islam terpadu dalam pembentukan karakter religius siswa ?

2. Bagaimana Pembentukan karakter Religius siswa disekolah ?

I.5 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

I.5.ITujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

1. mendeskripsikan dan menganalisis peran sekolah islam terpadu dalam pembentukan karakter religius siswa.

2. Pembentukan karakter religius siswa disekolah.

I.5.2 Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini berguna untuk mengembangkan konsep-konsep dalam aspek pendidikan islam dalam PKn untuk peningkatan karakter siswa yang religius dan berahlak mulya.


(26)

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis penelitian ini berguna untuk :

1. Sekolah islam terpadu sebagai sarana pembelajaran siswa untuk membentuk karakter yang religius sedini mungkin agar tercipta insan-insan yang berahlak mulya dikemudian hari.

2. Para orang tua sangat berperan aktif dalam pengawasan pembentukan mental serta karakter anak yang akan terbentuk sedini mungkin.

3. Siswa yang belajar di sekola islam terpadu sidikit banyak akan lebih memahami nilai –nilai agama yang dapat menuntun mereka menjadi insan yang religius dan pastinya tetap berprestasi..

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi dan referensi bagi para peneliti berikutnya dalam melakukan penelitian lebih lanjut yang relevan.

I.6 Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah pendidikan karakter yang berdasarkan pada nilai-nilai keislaman yang berperan terhadap pembentukan karakter religius siswa sejak dini, terkait dengan upaya pembentukan karakter terhadap siswa maka sekolah yang berbasis islam dituntut untuk dapat menanamkan nilai-nilai keagamaan serta mengembangkan ilmu pengetahuan yang dapat membentuk siswa yang berkarakter religius yang kuat serta dapat berprestasi dalam bidang pengetahuan.agar tercipta generasi yang bermoral baik dan dapat


(27)

9

mamajukan martabat Bangsa dengan prestasi-prestasi dan karakter yang kuat.

2. Ruang Lingkup Objek

Ruang lingkup objek penelitian ini adalah pembentukan karakter religius siswa sejak dini.

3. Ruang Lingkup Subjek

Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah siswa SD Islam terpadu permata bunda gedung meneng rajabasa Bandar Lampung Tahun pelajaran 2012/20013.

4. Ruang Lingkup Tempat

Penelitian ini dilakukan di SD Islam terpadu permata bunda gedung meneng rajabasa Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013.

5. Ruang Lingkup Waktu

Pelaksanaan penelitian ini adalah sejak dikeluarkannya surat izin penelitian pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sampai dengan selesai.


(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1Deskripsi teori

2.1.1Pengertian mengenai peran sekolah

Sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga, maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarganya.

Perkembangan kepribadian anak didik, dalam peranan sekolah dengan melalui kurikulum, antara lain :

a. Anak didik belajar bergaul sesama anak didik, antara guru dengan anak didik, dan antara anak didik dengan yang bukan guru (karyawan) b. Anak didik belajar menaati peraturan-peraturan sekolah.

c. Mempersiapkan anak didik menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi agama,bangsa dan Negara. Hasbullah (2005: 51)

Baqir Sharif al Qarashi (2003: 79) dituliskan bahwa “Sekolah ialah sarana pengelolaan pendidikan suatu bangsa, peranan sekolah dalam pembentukan karakter dan moral anak didik sangatlah penting, sebab bagian moral budaya yang paling signifikan tidak dapat diterima melalui aspek lain selain pendidikan (Sekolah). keluarga mungkin mempunyai


(29)

11

kemampuan untuk membangkitkan dan mengembangkan kasih sayang rumah yang esensial bagi kehidupan moral dan dasar hubungan individu yang sederhana.namun keluarga masih tidak mampu menjadi sarana yang paling utama untuk penyiapan anak-anak menjalankan tugas-tugas mereka dalam kehidupan sosial yang benar”.

Berdasarkan ensikolpedia 2012, “Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa / murid di bawah pengawasan guru”. Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan formal, yang umumnya wajib. Selain sekolah-sekolah inti, siswa di negara tertentu juga mungkin memiliki akses dan mengikuti sekolah-sekolah baik sebelum dan sesudah pendidikan dasar dan menengah. TK atau pra-sekolah menyediakan pra-sekolah beberapa anak-anak yang sangat muda (biasanya umur 3-5 tahun). Universitas, sekolah kejuruan, perguruan tinggi atau seminari mungkin tersedia setelah sekolah menengah. Sebuah sekolah mungkin juga didedikasikan untuk satu bidang tertentu, seperti sekolah ekonomi atau sekolah tari. Alternatif sekolah dapat menyediakan kurikulum dan metode non-tradisional.

Sekolah, pada hakikatnya bukanlah sekedar tempat “transfer of

knowledge” belaka. Seperti dikemukakan Fraenkel (1977:1-2), “sekolah tidaklah semata-mata tempat di mana guru menyampaikan pengetahuan melalui berbagai mata pelajaran. Sekolah juga adalah lembaga yang mengusahakan usaha dan proses pembelajaran yang berorientasi pada nilai (value-oriented enterprise)”. Lebih lanjut, Fraenkel mengutip John


(30)

Childs yang menyatakan, bahwa organisasi sebuah sistem sekolah dalam dirinya sendiri merupakan sebuah usaha moral (moral enterprise), karena ia merupakan usaha sengaja masyarakat manusia untuk mengontrol pola perkembangannya.

Sekolah itu sendiri adalah tempat dimana anak dididik untuk mengembangkan kemampuannya secara emosional maupun ilmu pengetahuan. Maka dari beberapa pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sekolah adalah suatu lembaga pedidikan bagi siswa yang bukan sekedar memberikan pengetahuan umum saja tetapi mengajarkan nilai-nilai karakter serta didikan positif ,yang berorientasi pada nilai moral untuk membentuk karakter-karakter siswa agar dapat tercipta generasi penerus bangsa yang mempunyai potensi dalam bidang akademik dan juga karakter yang bertanggung jawab.

2.1.2 Fungsi sekolah

Sekolah merupakan sarana yang sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan,dalam perkembangan diera modern ini,semakin maju masyarakat maka perkembangan dalam dunia tekhnologi maupun pendidikan pun akan semakin berkembang. Oleh karena itu sekolah harus dapat menjadi lembaga yang secara optimal dapat meningkatkan mutu kehidupan memajukan martabat bangsa.

Adapun fungsi sekolah yang diungkapkan mukhlison (2008:360) adalah antara lain :

1. Sekolah mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan,dan diharapkan anak yang sudah menyelesaikan sekolahnya dapat melakukan suatu pekerjaan atau paling tidak sebagai dasar untuk melakukan pekerjaan. 2. Sekolah memberikan keterampilan dasar.


(31)

13

3. Sekolah memberi kesempatan untuk memperbaiki nasib 4. Sekolah menyediakan tenaga pembangun

5. Sekolah membentuk tenaga sosial

Secara historis sekolah adalah lembaga pendidikan modern yang membantu dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan.Dalam konteks ini sekolah diharapkan dapat menyiapkan pemenuhan kebutuhan yang tidak bisa didapatkan dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat, keluarga dan masyarakat menaruh harapan pada lembaga pendidikan formal ini agar generasi-generasi muda dapat memiliki kemampuan yang dibutuhkan dalam menjalani kehidupan sebagai anggota masyarakat.Dalam kehidupan dimasyarakat setidaknya para generasi muda yang mengenyam pendidikan dapat lebih mudah untuk bersosialisasi dan menjalankan kehidupan lebih sejahtera.

Mohammad Ali (2008: 355) mengungkapkan fungsi sekolah itu sendiri adalah:

1. Memberi layanan kepada peserta didik agar mampu memperoleh pengetahuan atau kemampuan-kemampuan akademik yang dibutuhkan dalam kehidupan. Itu artinya sekolah memiliki peran yang cukup penting untuk memberi pengetahuan pada siswa serta mengasah kempuan siswa dalam bidang akademik sebagai bekal mereka dalam kehidupan social nantinya.

2. Memberi layanan kepada peserta didik agar dapat mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan. Dengan pelayanan dan media yang cukup kepada para siswa itu dapat menunjang mereka untuk mengembangkan kemampuan yang ada dengan lebih terampil. 3. Memberi layanan kepada peserta didik agar dapat hidup bersama

ataupun bekerjasama dengan orang lain. Pendidikan yang diberikan sekolah adalah bekal bagi mereka untuk menghadapi kehidupan sosial dalam pergaulan dimasyarakat.

4. Memberi layanan kepada peserta didik agar dapat mewujudkan cita-cita atau mengaktualisasikan dirinya sendiri. Dengan kemampuan dan keterampilan yang sudah disiapkan dan diasah sejak masa sekolah itu


(32)

artinya mereka dapat menyiapkan dirinya dalam bersaing didunia kerja.

Dari kelima fungsi sekolah yang disebutkan tersebut, maka fungsi sekolah itu sendiri adalah tempat dimana peserta didik diberi pengetahuan serta binaan yang baik untuk membantu mereka dalam memperoleh pengetahuan serta mengembangkan potensi-potensi dalam diri yang terkait dalam bidang moral, keagamaan, dan juga ilmu pengetahuan.

Sekolah dianggap tempat bagi siswa membentuk dirinya secara keseluruhan. Makna seperti ini menunjukkan sekolah berfungsi sebagai pendidik, yang diungkapkan oleh beberapa para ahli.

Drost berpendapat, seperti terungkap dalam tulisannya (hal 32-35), Sekolah merupakan institusi di mana tugas dan kewajiban yang tercakup dalam pengertian pendidikan anak tidak mampu dilaksanakan maksimal oleh orangtua di rumah. Hal ini disebabkan anak memerlukan pendidikan dalam hal kognitif yang membutuhkan keahlian dan pengetahuan tertentu. Kedua faktor ini yang tidak bisa semuanya ditangani orangtua. Dalam makna ini sekolah mendapat mandat sebagai pembantu orangtua dalam pendidikan anaknya, terutama dalam aspek kognitif. Drost lebih cenderung memilih fungsi sekolah itu sebagai tugas pengajaran daripada tugas pendidikan, karena pendidikan jauh lebih luas maknanya daripada pengajaran.

Tujuan pendidikan di sekolah lebih menitik beratkan pada pengembangan kemampuan kognitif atau nalar. Dalam kaitannya dengan pengembangan kemampuan kognitif, sekolah harus mampu menyiapkan siswa untuk melewati jenjang pendidikan yang berakhir pada pendidikan di tingkat universitas. Selain itu sekolah juga bertanggung jawab dalam hal keterampilan siswa. Keberhasilan sekolah dalam mempersiapkan siswa


(33)

15

dalam kedua hal tersebut akan ditentukan sejauh mana nantinya siswa akan mampu hidup dalam masyarakat berbekal pengetahuan dan keterampilannya.

fungsi sekolah yang telah disebutkan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi sekolah itu sendiri sebenarnya adalah suatu sarana pendidikan dan juga proses terlaksananya suasana belajar mengajar yang efektif untuk dapat meningkatkan pengetahuan serta mengembangkan kemampuan siswa yang bukan hanya dalam bidang pengetahuan saja namun juga dikembangkan dalam bidang karakter dan moral siswa.

Sebagai manusia pasti mengalami beberapa proses belajar disekolah dari masa kanak-kanak, remaja, dewasa hingga masa tua. Dalam melalui proses belajar, tentu kita mengalami proses belajar yang sedemikian rupa. Oleh karena itu, perkembangan belajar seseorang anak harus dipahami betul oleh seorang ibu atau pendidik agar dalam proses belajarnya tidak mengalami keterpurukan akan tetapi melangkah dengan arah yang baik dalam proses belajarnya.

Artikel yang ditulis oleh Muhammad Zainal Abidin Personal Site Ditulis pada 3 Augustus 2012, bahwa dalam proses belajar mengajar disekolah mengembangkan beberapa proses kecakapan yakni.

A.Mengembangkan Kecakapan Koqnitif, Afektif, dan Psikomotorik

a. Kecakapan Koqnitif

Upaya pengembangan fungsi koqnitif akan berdampak positif bukan hanya terhadap koqnitif sendiri, melainkan terhadap afektif dan psikomotor. Ada


(34)

dua macam kecakapan koqnitif siswa yang perlu dikembangkan secara khusus oleh guru yaitu:

1. Strategi belajar memahami isi materi pelajaran

2. Strategi menyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta menyerap pesan-pesan moral yang terkandung didalam materi tersebut.

Strategi adalah prosedur mental yang berbentuk tatanan tahapan yang memerlukan upaya yang bersifat koqnitif dan selalu dipengaruhi oleh pilihan koqnitif atau kebiasaan belajar. Pilihan tersebut yaitu menghafal prinsip yang ada dalam materi dana mengaplikasikan prinsip-prinsip tersebut.

Ada dua prefensi koqnitif

1. Dorongan dari luar (motif ekstrinsik) yang mengakibatkan siswa menggarap belajar hanya sebagai alat pencegah ketidakstabilan atau ketidaknaikkan. Aspirasi yang dimilikinya bukan ingin menguasai materi secara mendalam tetapi hanya sekedar lulus atau naik kelas semata

2. Dorongan dari dalam (motif Intrinsik), dalam arti siswa tertarik dan membutuhkan materi-materi yang disajikan gurunya.

Guru dituntut untuk mengembangkan dengan kecakapan koqnitif siswa dalam memecahkan masalah dengan pengetahuan yang dimilikinya dan


(35)

17

keyakinan terhadap pesan moral yang terkandung dan menyatu dalam pengetahuan.

b. Kecakapan Afektif

Kebersihan pengembangan koqnitif tidak hanya membuahkan kecakapan koqnitif akan tetapi membuahkan kecakapan afektif. Pemahaman yang mendalam terhadap arti penting materi serta preferensi. Koqnitif mementingkan aplikasi prinsip atau meningkatkan kecakapan afektif para siswa. Peningkatan-peningkatan afektif ini antara lain, berupa kesadaran beragama yang mantap

c. Kecakapan psikomotor

Keberhasilan pengembangan koqnitif berdampak positif pada perkembangan psikomotor. Kecakapan psikomotor adalah segala amal jasmaniah yang konkrit dan mudah diamati baik kuantitasnya maupun kualitasnya. Kecakapan psikomotor merupakan manifestasi wawasan pengetahuan dan kesadaran serta sikap mentalnya

Maka kesimpulannya bahwa, secara garis besar proses belajar mengajar disekolah adalah suatu upaya pengembangan pengetahuan bagi siswa untuk mengatahui sejauh mana kemampuan siswa tersebut, apakah ia cendrung memiliki kecakapan kognitif,afektif ataukah psikomotorik. Berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa baik berada di sekolah, lingkungan maupun keluarga sendiri Oleh karena itu, belajar sangat diperlukan oleh setiap


(36)

siswa atau manusia untuk mencapai hasil yang baik dan bermanfaat bagi kehidupannya yang akan datang untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang berpretasi dan berkarakter kuat.

2.1.3 Pengertian Sekolah Islam Terpadu

Dunia pendidikan sekolah adalah sarana yang sangat penting untuk mengembangkan kemampuan anak,baik itu sekolah yang berlandaskan nilai agama (sekolah islam) maupun sekolah umum, negri/swasta. Pengertian pendidikan islam secara terimonologi menurut Omar Muhammad al-toumi al-syaibani “pendidikan Islam adalah proses mengubah tingkah laku individu pada kehidupan pribadi, masyarakat dan lingkungan sekitarnya, dengan cara pengajaran sebagai aktivitas asasi dalam masyarakat”, falsafah pendidikan islam (1979 :399).

Pendidikan yang berbasis islam seperti sekolah islam terpadu adalah sekolah yang dibangun dengan tujuan untuk mencerdaskan anak-anak bangsa, dari lulusan sekolah islam terpadu diharapkan dapat menciptakan generasi yang dapat memimpin bangsa ini dangan ahlaqul karimah dan juga cerdas.

Jaringan sekolah islam terpadu Indonesia (JSIT) mengemukakan tentang Sekolah islam terpadu adalah sekolah yang menyeimbangkan antara pendidikan agama dan juga pendidikan umum, namun dalam segi kualitas pun sebenarnya tidak kalah dengan sekolah umum yang ada. Karena sekolah islam terpadu berusaha mencerdaskan dan membekali para generasi dengan ilmu agama dan juga duniawi, dengan meningkatkan prestasi belajar dan proses belajar yang pada hakikatnya prestasi belajar adalah hasil akhir dari proses belajar.


(37)

19

http://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_Sekolah_Islam_Terpadu Makalah Ismanita Oktober 25 2009 , Sekolah islam terpadu pada hakekatnya adalah sekolah yang mengimplementasikan konsep pendidikan islam berlandaskan Al-Qur‟an dan As Sunnah. Dalam aplikasinya sekolah islam terpadu diartikan sebgai sekolah yang menerapkan pendekatan penyelenggaraan dengan memadukan pendidikan umum dan pendidikan agama menjadi suatu jalinan kurikulum.http://ismanita.wordpress.com/2009/10/

Sekolah islam terpadu juga menekankan keterpaduan dalam metode pembelajaran sehingga dapat mengoptilmalkan ranah kognitif, afektif dan konatif. Sekolah islam terpadu juga memadukan pendidikan aqliyah, ruhiyah dan jasaddiyah. Dalam penyelenggaraannya memadukan keterlibatan dan partisipasi aktif lingkungan belajar yaitu sekolah, rumah dan masyarakat.dalam pengetian umum yang komprehensif bahwa sekolah islam terpadu adalah sekolah islam yang diselenggarakan dengan memadukan secara integrative nilai dan ajaran islam dalam bangunan kurikulum dengan pendekatan pembelajaran yang efektif dan pelibatan yang optimal dan koperatif antara guru dan orang tua, serta masyarakat untuk membina karakter dan kompetisi murid.

Sekolah Islam Terpadu yang muncul sebagai alternatif solusi dari keresahan sebagian masyarakat muslim yang menginginkan adanya sebuah institusi pendidikan islam yang berkomitmen mengamalkan nilai-nilai islam dalam sistemnya, dan bertujuan agar siswanya mempunyai kompetensi seimbang antara ilmu kauniayah dengan ilmu qauliyah, antara fikriyah, Ruhiyyah dan Jasadiyyah, sehingga mampu melahirkan generasi muda muslim yang berilmu, berwawasan luas dan bermanfat bagi ummat. Dengan tujuan menciptakan siswa yang memiliki kecerdasan Intelektual


(38)

(Intelegen Quotient/IQ), Kecerdasan Emosional ( Emotional Quotient/EQ) dan kecerdasan Spritual (Spritual Quotient/SQ) yang tinggi serta kemampuan beramal (kerja) yang ihsan.

Artikel dewasastra februari 18 2012 menyebutkan bahwa pengertian pendidikan Islam atau (sekolah islam terpadu) yaitu sekolah yang melakukan sebuah proses yang bertujuan untuk menciptakan manusia-manusia yang seutuhnya, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan serta mampu mewujudkan eksistensinya sebagai khalifah Allah dimuka bumi, yang berdasarkan kepada ajaran Al-qur‟an dan Sunnah, maka tujuan dalam konteks ini terciptanya insan kamil setelah proses pendidikan berakhir.

Zarkowi Soejati dalam makalahnya yang berjudul “Model-model Perguruan Tinggi Islam” mengemukakan pendidikan Islam (sekolah islam) paling tidak mempunyai tiga pengertian.

1. lembaga pendidikan Islam itu pendirian dan penyelenggaraannya didorong oleh hasrat nilai-nilai Islam yang tercermin dalam nama lembaga pendidikan itu dan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan. 2. lembaga pendidikan memberikan perhatian dan menyelenggarakan

kajian tentang Islam yang tercermin dalam program sebagai ilmu yang diperlukanseperti ilmu-ilmu lain yang menjadi program kajian lembaga pendidikan Islam yang bersangkutan.

3. mengandung kedua pengertian di atas dalam arti lembaga tersebut memperlakukan Islam sebagai sumber nilai bagi sikap dan tingkah laku yang harus tercermin dalam penyelenggaraannya maupun sebagai bidang kajian yang tercermin dalam program kajiannya.

Kesimpulannya adalah bahwa sekolah islam terpadu adalah sarana pendidikan yang berlandaskan atas nilai-nilai agama (islam),yang bertujuan untuk mengajarkan ilmu pengetahuan umum dan juga dengan menanamkan nilai-nilai agama pada pendidikan,yang bertujuann untuk membentuk karakter religius siswa sejak dini.


(39)

21

2.1.4 Peran Sekolah Islam Terpadu

Dituliskan dalam Konsep Pendidikan Islam Menurut Murtadha Mutahhari yang terdapat dalam makalah Zarkowi Soejati sebagaimana yang diuraikan, maka sekolah islam terpadu memiliki karakteristik utama yang memberikan penegasan akan keberadaanya. Karakteristik dalam peran sekolah islam terpadu adalah :

a. Menjadikan islam sebagai landasam filosofis.

b. Mengintegrasikan nilai islam ke dalam bangunan kurikulum.

c. Menerapkan dan mengembangkan metode pembelajaran untuk mengoptimalisasi proses belajar mengajar.

d. Mengedepankan qudwah hasanah dalam membentuk karakter peserta didik.

e. Menumbuhkan biah solihah dalam iklim dan lingkungan sekolah : menumbuhkan kemaslahatan dan meniadakan kemaksiatan dan kemungkaran.

f. Melibatkan peran serta orang tua dan masyarakat dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan.

g. Mengutamakan nilai ukhuwah dalam semua interaksi antar warga sekolah.


(40)

i. Menjamin seluruh proses kegiatan sekolah untuk selalu berorientasi pada mutu.

j. Menumbuhkan budaya profesionalisme yang tinggi dikalangan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.

Kesepuluh ciri atau karakteristik tersebut menjadi acuan bagi sekolah islam terpadu untuk mengembangkan dirinya menjadi sekolah yang diinginkan dan dimaksudkan oleh gerakan pemberdayaan sekolah islam terpadu yang digelorakan oleh pengurus Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) yang merupakan suatu gerakan da‟wah berbasis pendidikan.

Murtadha Mutahhari seorang ulama, filosof dan ilmuan Islam sebagaimana dikutif oleh Mulyana yusuf dalam tulisanya Konsep pendidikan dalam islam menjelaskan bahwa iman dan sains merupakan karakteristik insani, di mana manusia mempunyai kecenderungan untuk menuju kearah kebenaran dan wujud-wujud suci dan tidak dapat hidup tanpa menyucikan dan memuja sesuatu, ini adalah kecenderungan iman yang merupakan fitrah manusia. Tetapi di lain pihak manusia selalu ingin dan memahami semesta alam, serta memiliki kemampuan untuk memandang masa lalu, sekarang dan masa mendatang yang merupakan ciri khas sains. Semua uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa karakteristik sekolah islam terpadu adalah sekolah yang mana bertujuan untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang berkarakter religius,dengan maksud untuk dapat memberikan pendidikan serta pembelajaran secara umum tetapi dengan tetap mengedepankan nilai-nilai keagamaan.

Pendidikan adalah usaha penting untuk memajukan pengetahuan siswa baik itu pendidikan umum maupun pendidikan yang berorientasi islam,adapun isi dari pendidikan islam tersebut adalah:


(41)

23

1. Konsep Pendidikan Islam

a. Konsep pendidikan

Adapun konsep pendidikan islam yang diungkapkan oleh ahli yakni Menurut Mohammad Natsir : Pemikiran Muhammad Natsir tentang pendidikan islam adalah berlandaskan kepada :

1. landasan normative yaitu pemikiran yang berlandaskan pemikiran islam yang memisahkan antara yang haq dan yang batil, menegakan yang haq dan mencegah yang batil.

2. landasan historis yaitu pemikiran yang diterapkan merupakan pengalaman yang didapat semasa hidup Muhammad Natsir, pendidikan dalam menuntut ilmu, pendidikan yang tidak membedakan kasta, ras ekonomi dan lain sebagainya, serta tidak ada dikotomi dalam menuntut ilmu. Ketiga kebenaran filosofis yaitu kebenaran yang hakiki adalah kebenaran Tuhan yang bersumber pada Al-Qur‟an dan As -Sunnah namun setiap muslim wajib berijtihat untuk mencari kebenaran jika dalam Al-Qur‟an dan As Sunnah tidak ditemukan dasar hukum, dan seorang muslimin tidak diperbolehkan taqlid buta.

Muhammad Natsir merumuskan pendidikan yaitu : universal, integral dan harmonis. Pendidikan integralistik tersebut berdasarkan tauhid dan bertujuan untuk menjadikan manusia yang mengabdikan diri kepada Allah dalam arti yang seluas-luasnya dengan misi mencari kebahagiaan dunia dan akhirat. Muhammad Natsir memandang Islam bukan hanya dalam pengertian yang sempit melainkan ajaran tentang tata hubungan manusia dengan Tuhan (Hablumminallah), pandangan hidup dan sekaligus jalan

hidup Way Of”Llife.

b. Pendidikan Islam

Konsep pendidikan tersebut memang berasal dari ijtihad dan renungan Muhammad Natsir yang digali langsung dari Al-Qur‟an dan Hadist. Serta


(42)

berbagai tulisan di majalah dan surat kabar dan didalam konteks yang berbeda-beda disamping ceramah. Akan tetapi disisi lain adalah karena reaksi dan refleksi dari kenyataan histories dan sosiologis yang Muhammad Natsir temui yakni dimana konsep tersebut secara empiris sudah dilaksanakan di masa klasik tetapi saat itu sudah jarang ditemui dimasyarakat islam dimana-mana.

Akibat dunia islam sekian lama berada didalam kegelapan karena di dominasi oleh pemikiran tasawuf dan berada dalam penjajahan barat selama berabad-abad, maka konsep yang dipakai justru sebaliknya. Yang ditemukan bukanlah universal, integral dan harmonis, tetapi konsep aprochcial, differensial, dikotomis dan disharmonis.

Pengertian serta konsep yang disebutkan tersebut mengenai pendidikan islam maka kesimpulannya ialah pendidikan di sekolah yang berlandaskan pada nilai keagamaan (islam) yang dibangun untuk mengembangkan serta mengajarkan nilai-nilai keagamaan dan bukan saja sekedar ilmu pengetahuan umum, itu dimaksudkan untuk menciptakan generasi muda penerus bangsa yang berilmu dan juga berkarakter kuat yang religius serta bertanggung jawab, untuk membangun martabat bangsa yang lebih baik.

c. Dasar-Dasar Pendidikan Islam

Disebutkan oleh Zuhairini, Dkk dalam Metodik khusus Pendidikan Agama (Surabaya: biro Ilmiah fakultas tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang), dijelaskan mengenai dasar-dasar pendidikan agama Islam yakni.


(43)

25

Dasar-dasar pendidikan agama Islam dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu:

1. Dasar Religius

Menurut Zuhairini, yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar-dasar

yang bersumber dari ajaran agama Islam yang tertera dalam al-Qur'an

maupun alhadits. Menurut ajaran Islam, bahwa melaksanakan pendidikan

agama Islam adalah merupakan perintah dari Tuhan dan merupakan ibadah

kepada-Nya.

2. Dasar Yuridis Formal

Menurut Zuhairini dkk, yang dimaksud dengan Yuridis Formal pelaksanaan

pendidikan agama Islam yang berasal dari perundang-undangan yang secara

langsung atau tidak langsung dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan

pendidikan agama Islam, di sekolah-sekolah ataupun di lembaga-lembaga

pendidikan formal di Indonesia.

3. Dasar Ideal

Yang dimaksud dengan dasar ideal yakni dasar dari falsafah Negara:

Pancasila, dimana sila yang pertama adalah ketuhanan Yang Maha Esa. Ini

mengandung pengertian, bahwa seluruh bangsa Indonesia harus percaya

kepada Tuhan Yang Maha Esa, atau tegasnya harus beragama.

4. Dasar Konsitusional/Struktural

Yang dimaksud dengan dasar konsitusional adalah dasar UUD tahun 2002

Pasal 29 ayat 1dan 2, yang berbunyi sebagai berikut:


(44)

Negara menjamin tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masingmasing

dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya.

Bunyi dari UUD di atas mengandung pengertian bahwa bangsa Indonesia harus beragama, dalam pengertian manusia yang hidup di bumi Indonesia adalah orang-orang yang mempunyai agama. Karena itu, umat beragama khususnya umat Islam dapat menjalankan agamanya sesuai ajaran Islam, maka diperlukan adanya pendidikan agama Islam.

5. Dasar Psikologis

Yang dimaksud dasar psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek

kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam

hidupnya, manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat

dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak

tentram sehingga memerlukan adanya pegangan hidup. Semua manusia yang

hidup di dunia ini selalu membutuhkan pegangan hidup yang disebut agama,

mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada sutu perasaan yang mengakui

adanya Zat Yang Maha Kuasa, tempat untuk berlindung, memohon dan

tempat mereka memohon pertolongan. Mereka akan merasa tenang dan

tentram hatinya apabila mereka dapat mendekatkan dirinya kepada Yang

Maha Kuasa. Dari uaraian di atas jelaslah bahwa untuk membuat hati tenang

dan tentram ialah dengan jalan mendekatkan diri kepada Tuhan.

Kesimpulan dari semua defenisi di atas mengenai dasar dari pendidikan

agama islam maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan islam itu sendiri

adalah pendidikan yang terintegari dari nilai-nilai agama yang dimaksudkan

untuk mendidik serta mengajarkan pada siswa menganai nilai-nilai

keagamaan yang dimakksudkan agar siswa dapat membentuk karakter religius


(45)

27

Bersumber dari (kurikulum PAI: 2002). “Pendidikan adalah suatu proses

dalam rangka mencapai suatu tujuan, tujuan pendidikan akan menentukan

kearah mana peserta didik akan dibawa”. Tujuan pendidikan juga dapat

membentuk perkembanagan anak untuk mencapai tingkat kedewasaan, baik

bilogis maupun pedagogis. Pendidikan agama Islam di sekolah bertujuan

untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melaui pemberian dan

pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta

didik tentang agama Islam sehingga mejadi manusia muslim yang terus

berkembang dalam hal keimanan,ketaqwaannya, berbangsa dan bernegara,

serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi

d. Tujuan pendidikan islam

Ramayulis, (2004:. 71-72) mengemukakan bahwa tujuan pendidikan Islam ada 4 macam, yaitu:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara yang lainnya. Tujuan ini meliputi aspek kemanusiaan seperti: sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan. Tujuan umum ini berbeda pada tingkat umur, kecerdasan, situasi dan kondisi, dengan kerangka yang sama. Bentuk insan kamil dengan pola takwa kepada Allah harus tergambar dalam pribadi sesorang yang sudah terdidik, walaupun dalam ukuran kecil dan mutu yang rendah, sesuai dengan tingkah-tingkah tersebut.


(46)

2. Tujuan Akhir

Pendidikan Islam ini berlangsung selama hidup, maka tujuan kahir akhirnya terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir. Tujuan umum yang berbentuk Insan Kamil dengan pola takwa dapat menglami naik turun, bertambah dn berkurang dalam perjalanan hidup seseorang. Perasaan, lingkungan dan pengalaman dapat mempengaruhinya. Karena itulah pendidikan Islam itu berlaku selama hidup untuk menumbuhkan, memupuk, mengembangkan,memelihara dan memperthankan tujuan pendidikan yang telah dicapai.

3. Tujuan Sementara

Tujuan sementara ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal. Tujuan operasional dalam bentuk tujuan instruksional yang dikembangkan menjadi Tujuan Instruksional umum dan Tujuan Instruksioanl Khusus (TIU dan TIK).

4. Tujuan Operasional

Tujuan operasional ialah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu. Satu unit kegiatan pendidikan denganbahan-bahan yang sudah dipersiapkan dan diperkirakan akan mencapai tujuan tertentu disebut tujuan operasional. Dalam pendidikan formal, tujuan ini disebut juga tujuan instruksional yang selanjutnya dikembangkan menjadi Tujuan Instruksional umum dan Tujuan Instruksional Khusus (TIU dan TIK). Tujuan instruksioanal ini merupakan tujuan pengajaran yang


(47)

29

direncanakan dalam unit kegiatan pengajaran. Kesimpulan dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikanagama Islam adalah membimbing dan membentuk manusia menjadi hamba Allah yang saleh, teguh imannya, taat beribadah dan berakhlak terpuji. Tujuan pendidikan agama Islam adalah berkisar kepada pembinaan pribadi muslim yang terpadu pada perkembangan dari segi spiritual, jasmani, emosi, intelektual dan sosial. Atau lebih jelas lagi, ia berkisar pada pembinaan warga Negara muslim yang baik, yang prcaya pada Tuhan dan agamanya, berpegang teguh pada ajaran agamanya, berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohani. Berbicara pendidikan agama Islam, baik makna maupun tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam dan tidak dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai ini juga dalam rangka menuai keberhasilan hidup (hasanah) di dunia bagi anak-anak didik yang kemudian akan mampu membuahkan kebaikan (hasanah) diakhirat kelak.

Dengan demikian tujuan pendidikan merupakan pengamalan nilai-nilai Islami yang hendak diwujudkan dalam pribadi muslim melalui proses akhir yang dapat membuat peserta didik memiliki kepribadian Islami yang beriman, bertakwa dan berilmu pengetahuan.

2.1.5 Ruang Lingkup Pendidikan Islam

Pendidikan Islam sebagai ilmu, mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, karena di banyak pihak yang terlibat, baik secara langsung maupun


(48)

tidak langsung. Adapun ruang lingkup pendidikan Islam yang diungkapkanZahruddin (2004: 01) adalah sebagai berikut:

1. Perbuatan mendidik itu sendiri

Yang dimaksud dengan perbuatan mendidik adalah seluruh kegiatan, tindakan atau perbuatan dari sikap yang dilakukan oleh pendidikan sewaktu mengasuh anak didik. Atau dengan istilah yang lain yaitu sikap atau tindakan menuntun, mebimbing, memberikan pertolongan dari seseorang pendidik kepada anak didik menuju kepada tujuan pendidikan Islam.

2. Anak didik

Yaitu pihak yang merupkan objek terpenting dalam pendidikan. Hal ini disebabkan perbuatan atau tindakan mendidik itu diadakan untuk membawa anak didik kepada tujuan pendidikan Islam yang kita cita-citakan.

3. Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam

Yaitu landasan yang menjadi fundamen serta sumber dari segala kegiatan pendidikan Islam ini dilakukan. Yaitu ingin membentuk anak didik menjadi manusia dewasa yang bertakwa kepada Allah dan kepribadian muslim.


(49)

31

4. Pendidik

Yaitu subjek yang melaksanakan pendidikan Islam. Pendidik ini mempunyai peranan penting untuk berlangsungnya pendidikan. Baik atau tidaknya pendidikan berpengaruh besar terhadap hasil pendidikan Islam.

5. Materi Pendidikan Islam

Yaitu bahan-bahan, pengalaman-pengalaman belajar ilm agama Islam yang disusun sedemikian rupa untuk disajikan atau disampaikan kepada anak didik.

6. Metode Pendidikan Islam

Yaitu cara yang paling tepat dilakukan oleh pendidikan untuk menyampaikan bahan atau materi pendidikan Islam kepada anak didik. Metode di sini mengemukakan bagaimana mengolah, menyusun dan menyajikan materi tersebut dapat dengan mudah diterima dan dimiliki oleh anak didik.

7. Evaluasi Pendidikan

Yaitu memuat cara-cara bagaimana mengadakan evaluasi atau penilaian terhadap hasil belajar anak didik. Tujuan pendidika Islam umumnya tidak dapat dicapai sekaligus melainkan melaui proses atau pentahapan tertentu. Apabila tahap ini telah tercapai maka pelaksanaan pendidikan dapat dilanjutkan pada tahap berikutnya dan berakhir enga terbentuknya kepribadian muslim.


(50)

8. Alat-alat Pendidikan Islam

Yaitu alat-alat yang dapat digunakan selama melaksanakan pendidikan Islam agar tujuan pendidikan Islam tersebut lebih berhasil

9. Lingkungan

Yaitu keadaan-keadaan yang ikut berpengaruh dalam pelaksanaan serta hasil pendidikan Islam. Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup pendidikan Islam itu sangat luas, sebab meliputi segala aspek yang menyangkut penyelenggaraan pendidikan Islam.

1.1.6 Peran Pendidikan Islam dalam Pembentukan karakter religius

Pendidikan agama Islam di sekolah bertujuan untuk “menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melaui pemberian dan pemupukan pengetahuan,penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga mejadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi” (kurikulum PAI: 2002).

Tujuan pendidikan agama Islam adalah berkisar kepada pembinaan pribadi muslim yang terpadu pada perkembangan dari segi spiritual, jasmani, emosi, intelektual dan social. Atau lebih jelas lagi, ia berkisar pada pembinaan warga Negara muslim yang baik, yang prcaya pada Tuhan dan agamanya, berpegang teguh pada ajaran agamanya, berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu berbicara pendidikan agama Islam,


(51)

33

baik makna maupun tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam dan tidak dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai ini juga dalam rangka menuai keberhasilan hidup (hasanah) di dunia bagi anak-anak didik yang kemudian akan mampu membuahkan kebaikan (hasanah) diakhirat kelak. Dengan demikian tujuan pendidikan merupakan pengamalan nilai-nilai Islami yang hendak diwujudkan dalam pribadi muslim melalui proses akhir yang dapat membuat peserta didik memiliki kepribadian Islami yang beriman, bertakwa dan berilmu pengetahuan.

Karakter seseorang akan terbentuk didalam pendidikan keluarga dan masyarakat, dalam konteks ini dasar-dasar iman dan taqwa menjadi asas paling pokok yang akan membentuk asas pribadi seorang muslim harus bisa memancarkan potensinya dalam membentuk pola kebudayaan ditengah masyarakat. Dalam hal ini terdapat prinsip-prinsip yang bisa ditekankan dalam pembentukan karakter secara individu maupun komunal.

Dalam tulisan Abdullah Munir (2010: 104) yang bersumber dari al‟Quran dan Fiqih di paparkan megenai karakter religius (islami) memiliki 10 ciri yakni:

1. Prinsip akidah yang bersih ( Sali>m al-„aqi>dah)

2. Ibadah yang benar ( s}ah}i>h al-„iba>dah )

3. Etika yang kokok ( mati>n al- khuluq )

4. Jasmani yang kuat ( qawi> al-jism )


(52)

6. Mampu memerangi Hawa Nafsu ( Mujahadat li nafsihi )

7. Pandai Mengatur waktu ( Harisun „ala waqtihi )

8. Teratur dalam Urusan-urusannya ( Munadhamun Li Shu‟u>nihi )

9. Berjiwa Enterpreunership ( qa>dirun „ala> al-kasb )

10. Bermanfaat bagi orang lain dan alam sekitarnya ( na>fi‟un lighairihi )

Dalam konteks pendidikan agama Islam manusia beragama dan berkarakter keagamaan diharapkan tidak saja memperoleh status kepribadian dan karakter yang luhur ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan, akan tetapi mereka yang juga akan menemukan jati dirinya yang hakiki lewat dimensi psikis dan batinnya yang paling dalam sesuai dengan arahan agama. Menjadi pribadi yang soleh merupakan suatu hal yang sangat diperhatikan dalam Islam. Mengingat ajaran Islam itu bersifat normative yang harus diwujudkan didalam kehidupan nyata, yaitu aplikasi antara keyakinan, ucapan, dan tindakan amal saleh. Keyakinan seorang mislim harus tercermin dalam tingkah laku, perbuatan, dan sikap pribadi-pribadi muslim.

Dituliskan oleh Toshihiko izutsu (1993: 91) mengenai etika religius memiliki lima ciri yang yang penting yaitu:

1. Murah hati, perbuatan murah hati dianggap sebagai bukti kemuliaan sejati.

2. Keberanian, merupakan karakter yang memperkuat seseorang untuk meraih cita-cita.


(53)

35

3. Kesetiaan, adalah wujud dari pengorbanan diri tanpa pamrih untuk selalu mengasihi.

4. Kejujuran, berbicara dan bertindak sesuai kebenaran.

5. Kesabaran, adalah kekuatan jiwa agar tetap sabar dan mensyukuri setiap anugrah kehidupan dari Tuhan.

Dari kesemua konsep mengenai karakter religius tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penerapan serta arahan pendidikan pada anak seharusnya diawali dengan pembekalan karakter, dengan pengetahuan pendidikan karakter khususnya ditanamkan karakter religius pada anak usia sekolah terutama masa kanak-kanak, itu dapat menjadi pengetahuan dan bekal bagi anak didik untuk menjadi insan yang cerdas dan juga berkarakter yang kuat.

Perkembangan moral (akhlak) seorang anak banyak dipengaruhi oleh lingkungannya. Anak memperoleh nilai-nilai dari lingkungannya, terutama dari orang tuanya”, Sebagai orang tua yang bertanggung jawab terhadap pendidikan akhlak anak-anaknya, maka perlu memperhatikan faktor-faktor berikut:

a. Konsisten dalam mendidik

Ayah dan ibu harus memiliki sikap dan perlakuan yang sama dalam melarang dan membolehkan tingkah laku tertentu pada anak. Pada kenyataanya masih banyak kita jumpai orang tua yang tidak kompak dalam mendidik anaknya, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan orang tua dan juga dipengaruhi rasa ego. Ketidak kompakan orang tua dalam mendidik anaknya berakibat kurang baik terhadap moral anak, biasanya mereka bingung membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, patuh pada aturan


(54)

bapak atau patuh pada aturan ibu, dan lain sebagainya. Maka sebaiknya ayah dan ibu menyamakan persepsi dalam memberikan didikan pada anak-anaknya.

b. Sikap orang tua dalam Keluarga

Sikap orang tua dalam keluarga secara tidak langsung mempengaruhi perkembangan moral anak. Melalui proses peniruan (imitasi) mereka mereka merekam sikap ayah pada ibu dan sebaliknya, sikap orang tua pada tetangga tetangga sekitarnya akan dengan mudah ditiru oleh anak. Sikap yang otoriter orang tua akan membuahkan sikap yang sama pada anak. Sebaliknya sikap kasih sayang, keterbukaan, musyawarah, dan konsisten, juga akan membuahkan sikap yang sama pada anak.

1.1.7 Pengaruh Pendidikan Agama Terhadap Akhlak

Pendidikan Agama Islam. adalah Pendidikan yang dapat diartikan sebagai usaha sadar untuk mengembangkan intelektualitas dalam arti bukan hanya meningkatkan kecerdasan saja, melainkan juga mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia, yang mencakup aspek keimanan, moral atau mental, prilaku dan sebagainya. Pembinaan kepribadian atau jiwa utuh hanya mungkin dibentuk melalui pengaruh lingkungan khususnya pendidikan. Sasaran yang ditempuh atau dituju dalam pembentukan kepribadian ini adalah kepribadian yang memiliki akhlak yang mulia dan tingkat kemulian akhlak erat kaitannya dengan tingkat keimanan. Dalam pembentukan akhlak siswa, hendaknya setiap guru menyadari bahwa dalam pembentukan akhlak sangat diperlukan pembinaan dan


(55)

latihan-37

latihan akhlak pada siswa bukan hanya diajarkan secara teoritis, tetapi harus diajarkan ke arah kehidupan praktis. Agama sebagai unsur esensi dalam kepribadian manusia dapat member peranan positif dalam perjalanan kehidupan manusia, selain kebenarannya masih dapat diyakini secara mutlak.

Pembentukan akhlak remaja, dalam hal ini pendidikan agama mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupannya. Pendidikan agama berperan sebagai pengendali tingkah laku atau perbuatan yang terlahir dari sebuah keinginan yang berdaran emosi. Jika ajaran agama sudah terbiasa dijadikannya sebagai pedoman dalam kehidupannya sehari-hari dan sudah ditanamkannya sejak kecil, maka tingkah lakunya akan lebih terkendali dalam menghadapi segala keinginankeinginannya yang timbul.

Pembentukan watak dan pendidikan karakter melalui sekolah, dengan demikian, tidak bisa dilakukan semata-mata melalui pembelajaran pengetahuan, tetapi adalah melalui penanaman atau pendidikan nilai-nilai. Apakah nilai-nilai tersebut? Secara umum, kajian-kajian tentang nilai biasanya mencakup dua bidang pokok, estetika, dan etika (atau akhlak, moral, budi pekerti). Estetika mengacu kepada hal-hal tentang dan justifikasi terhadap apa yang dipandang manusia sebagai “indah”, apa yang mereka senangi. Sedangkan etika mengacu kepada hal-hal tentang dan justifikasi terhadap tingkah laku yang pantas berdasarkan standar-standar yang berlaku dalam masyarakat, baik yang bersumber dari agama, adat istiadat, konvensi, dan sebagainya. Dan standar-standar itu adalah


(56)

nilai-nilai moral atau akhlak tentang tindakan mana yang baik dan mana yang buruk.

Lingkungan masyarakat luas jelas memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan penanaman nilai-nilai estetika dan etika untuk pembentukan karakter. Dari perspektif Islam, menurut Quraish Shihab (1996: 321), “situasi kemasyarakatan dengan sistem nilai yang dianutnya, mempengaruhi sikap dan cara pandang masyarakat secara keseluruhan. Jika sistem nilai dan pandangan mereka terbatas pada “kini dan di sini”, maka upaya dan ambisinya terbatas pada kini dan di sini pula”.

Konteks al-Qur‟an dalam banyak ayatnya menekankan tentang kebersamaan anggota masyarakat menyangkut pengalaman sejarah yang sama, tujuan bersama, gerak langkah yang sama, solidaritas yang sama. Di sinilah, tulis Quraish Shihab, muncul gagasan dan ajaran tentang amar ma`ruf dan nahy munkar; dan tentang fardhu kifayah, tanggung jawab bersama dalam menegakkan nilai-nilai yang baik dan mencegah nilai-nilai yang buruk.

Disimpulkan bahwa pendidikan agama sangat berperan penting dalam pembentukan karakter siswa yang dimulai sedini mungkin.pada dasarnya karakter yang dibangun sejak kecil akan menciptakan seorang anak yang tumbuh dewasa dengan sikap, serta pola prilaku yang baik dan bersahaja,yang tidak hanya mementingkan ilmu pengetahuan saja akan tetapi dapat memperkuat karakter dalam diri dengan bekal pengetahuan agama, yang akan lebih mendekatkan diri kepada Tuhannya.


(57)

39

2.1.8 Kerangka pikir

Pendidikan tidak hanya sarana proses belajar mengajar saja akan tetapi dalam konteks pendidikan agama atau sekolah islam, pendidikan lebih ditekankan pada nilai-nilai keagamaan yang menanamkan nilai karakter religious, itu dimaksudkan untuk menciptakan generasi anak-anak didik yang dapat berkarakter dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Dalam sekolah islam terpadu itu sendiri proses belajar mengajar tetap seperti sekolah pada umumnya yang mengajarkan ilmu pengetahuan pada siswa maupun siswi. Adapun kelebihan sekolah islam terpadu adalah sekolah tersebut juga menekankan pada nilai-nilai agama yang bertujuan untuk memberi arahan pada siswanya dan juga membentuk karakter yang religius sedini mungkin agar para siswa dapat tetap meningkatkan prestasi baik dalam ilmu pengetahuan maupun keagamaanya. Untuk menyederhanakan mengenai pembahasan peranan sekolah islam terpadu terhadap pembentukan karakter religius siswa sejak dini, maka dibuat kerangka pikir sebagai berikut:

Variabel X Variabel Y

Peranan sekolah islam terpadu: 1. Berkomitmen

mengamalkkan nilai-nilai Islam

2. Melahirkan generasi muda muslim yang berilmu, berwawasan luas dan bemanfaat bagi umat.

3. Mengedapankan tanggung jawab dalam pembentuk karakter religius siswa

Pembentukan karakter religius:

1. Cinta Tuhan

2. Berahlak mulya 3. Bertanggung jawab


(58)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif ini penulis ingin memaparkan data-data dan menganalisis data secara objektif serta menggambarkan Peranan sekolah islam terpadu terhadap pembentukan karakter religius siswa sejak dini diSD IT Permata bunda gedung meneng rajabasa Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013.

Mohammad Nazir (1987: 63), “Metode Deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu set, kondisi, suatu sistem perkawinan atau kelas peristiwa pada masa sekarang”.

3.2 Langkah-Langkah Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian adalah merupakan suatu persiapan yang bersifat sistematis dengan tujuan agar penelitian dapat berjalan sesuai dengan rencana, dalam langkah yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini penulis melakukan persiapan dalam langkah-langkah penelitian sebagai berikut :


(59)

41

1. Persiapan Penelitian

Langkah awal yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah penelitian pendahuluan, setelah menemukan permasalahan maka peneliti mengajukan judul kepada dosen pembimbing akademik yang dimana terdiri dari dua alternatif judul. Setelah salah satu judul disetujui, langkah selanjutnya judul diajukan kepada ketua program studi PKn sekaligus menetapkan dosen pembimbing peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

2. Penelitian Pendahuluan

Setelah judul penelitian disetujui oleh pembimbing akademik dan ketua program studi PPKn, dan peneliti mendapatkan izin penelitian pendahuluan dari dekan FKIP dengan No. 3532/UN.26/3/PL/2012, maka penelitian ini dimulai dengan melakukan penelitian pendahuluan ke SD Islam Terpadu Permata Bunda Gedung Meneng Rajabasa Bandar Lampung.

Adapun maksud dari penelitian pendahuluan ini adalah untuk mengetahui lokasi dan keadaan tempat penelitian, memperoleh data, serta memperoleh gambaran secara umum tentang berbagai hal yang akan diteliti dalam menyusun proposal penelitian ini.

3. Pengajuan Rencana Penelitian

Rencana penelitian diajukan untuk dapat persetujuan dilaksanakannya seminar proposal. Setelah melalui proses konsultasi dan perbaikan-perbaikan proposal skripsi dari pembimbing I dan pembimbing II maka


(60)

seminar proposal dilakukan pada tanggal 01 Februari 2013, setelah seminar proposal dilaksanakan, penyempurnaan dan perbaikan proposal skripsi, kemudian dilaksanakan pengesahan komisi pembimbing oleh pembimbing I dan pembimbing II, Ketua Program Studi PKn, Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Dekan FKIP UNILA.

3.3 Pelaksanaan Penelitian

Tahap berikutnya dalam penulisan skripsi ini yaitu penulis melakukan kegiatan penelitian langsung di SD Islam Terpadu Permata Bunda Gedung Meneng Rajabasa Bandar Lampung. izin penelitian yang dikeluarkan oleh Pembantu Dekan I dengan No. 2129/UN.26/3/PL/2012.

3.4 Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan salah satu komponen terpenting dalam sebuah penelitian mengingat populasi akan menentukan validitas data dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas V SD IT Permata bunda gedung meneng tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 150 orang, lebih rinci lagi digambarkan oleh tabel berikut :


(61)

43

Tabel 2 Jumlah Populasi Siswa Kelas V SD IT Permata bunda Gedung meneng Raja basa Tahun Pelajaran 2012/2013

No Kelas Jenis Kelamin Jumlah

Laki-Laki Perempuan

1 V 1 12 18 30

2 V 2 13 17 30

3 V 3 12 18 30

4 V 4 10 20 30

5 V 5 12 18 30

Jumlah 59 91 150

Sumber : data siswa kelas V SDIT gedung meneng raja basa Tahun Pelajaran 2012/2013

2. Sampel

Teknik sampling adalah cara pengambilan sampel dari suatu populasi. Menurut Santoso (2002: 80), ”Sampel adalah semacam miniature dari

populasinya”. Sampel dalam penelitian ini diambil kelas V untuk kelas VI

tidak dijadikan sample dengan pertimbangan akan mengikuti Ujian Nasional (UN).

Total jumlah populasi siswa kelas V SD IT Permata bunda gedung meneng yaitu 20% X 150 = 30 siswa dengan menggunakan teknik stratifield random sampling yaitu cara penarikan sampel bilamana anggota stratum dalam populasi tidak sama yang dengan cara ini akan ditemukan karakteristik masing-masing strata, hal ini penulis lakukan karena penulis berpedoman kepada pendapat Suharsimi Arikunto (1992: 59) yaitu jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.


(62)

Tabel 3 Distribusi Sampel pada siswa/siswi SDIT Permata bunda Gedung meneng Raja basa tahun ajaran 2012/2013.

No Kelas Populasi Sampel Laki-laki Perempuan

1 V 1 30 6 2 4

2 V 2 30 6 3 3

3 V 3 30 6 3 3

4 V 4 30 6 4 2

5 V 5 30 6 2 4

Jumlah 90 30 14 16

Sumber : Data jumlah siswa/siswi SD IT Permata bunda Gedung meneng raja basa tahun ajaran 2012/2013.

maka sampel diambil 20% dari 150 siswa SDIT permata bunda gedung meneng diperoleh sampel 30 siswa.

3.3 Variabel Penelitian

Di dalam suatu variabel penelitian terkandung konsep yang dapat dilihat dan diukur. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Variabel bebasnya

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah peranan Sekolah IT (X).

2) Variabel terikatnya

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Pembentukan karakter religius siswa.


(63)

45

3.4 Definisi Konseptual Variabel

1. Peranan Sekolah IT

Makalah Ismanita Oktober 25, 2009 , bersumber dari, Sekolah Islam Terpadu (Konsep dan Aplikasinya) Jakarta. JSIT Indonesia (2006). Sekolah islam terpadu pada hakekatnya adalah sekolah yang meng implementasikan konsep pendidikan islam berlandaskan Al-Qur‟an dan As Sunnah. Dalam aplikasinya sekolah islam terpadu diartikan sebagai sekolah yang menerapkan pendekatan penyelenggaraan dengan memadukan pendidikan umum dan pendidikan agama menjadi suatu jalinan kurikulum.

2. Karakter religius

Pembentukan karakter religius dalam Pendidikan agama Islam di sekolah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melaui pemberian dan pemupukan pengetahuan,penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga mejadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (kurikulum PAI: 2002)

Dalam tulisan Abdullah Munir (2010: 104) yang bersumber dari al‟Quran dan Fiqih di paparkan megenai karakter religius (islami) memiliki 10 ciri yakni:


(64)

2. Ibadah yang benar ( s}ah}i>h al-„iba>dah ) 3. Etika yang kokoh ( mati>n al- khuluq ) 4. Jasmani yang kuat ( qawi> al-jism ) 5. Berwawasan Budaya. ( muthaqqaf al-fikr )

6. Mampu memerangi Hawa Nafsu ( Mujahadat li nafsihi )

7. Pandai Mengatur waktu ( Harisun „ala waqtihi )

8. Teratur dalam Urusan-urusannya ( Munadhamun Li Shu‟u>nihi )

9. Berjiwa Enterpreunership ( qa>dirun „ala> al-kasb )

10. Bermanfaat bagi orang lain dan alam sekitarnya ( na>fi‟un lighairihi )

3.5 Definisi Operasional Variabel

Untuk mempermudah pengukuran di lapangan, maka beberapa konsep dalam penelitian ini perlu dioperasionalkan, yaitu:

1. Peranan Sekolah IT adalah persepsi wali murid/ guru mengenai keberadaan sekolah Islam tepadu yang sangat membantu dalam proses pembentukan karakter religius siswa sejak dini.

2. Karater religius adalah sikap siswa yang berkaitan dengan indikator mengenai kecintaan terhadap Tuhan, gemar beribadah, berahlak mulya. Dalam hal ini karakter siswa yang dapat dilihat adalah yaitu sikap sehari-hari nya yang lebih religius, tekun dalam beribadah, dan lebih santun dalam bersikap.


(1)

NR = Nilai Terendah

K = Kategori

Penentuan tingkat persentase digunakan rumus yang dikemukakan oleh Ali (1984: 184) sebagai berikut :

% 100 X N F P

Keterangan

P = Besarnya Presentase

F = Jumlah Skor Yang Diperoleh Diseluruh Item N = Jumlah Berkalian Seluruh Item Dengan Responden

Untuk menafsirkan banyaknya presentase yang diperoleh digunakan kriteria Suharsimi Arikunto (1986: 196) sebagai berikut:

76%-100% = Baik 56%-75% = Cukup 40%-55% = Kurang Baik 0-39% = Tidak Baik


(2)

79

V. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data, pembahasan hasil penelitian, khususnya analisis data seperti yang telah diuraikan dalam pembahasan mengenai Peran sekolah Islam Terpadu dalam Pembentukan Karakter Religius Siswa (Studi Kasus di SDIT Islam Terpadu Permata Bunda Gedung Meneng Rajabasa Bandarlampung) TP 2012/2013 dapat disimpulkan:

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, diketahui bahwa Sekolah Islam Terpadu memiliki peran dalam pembentukan karakter religius siswa, di SDIT Permata Bunda Gedung Meneng Rajabasa Bandarlampung. yaitu dalam pembelajarannya disekolah para siswa diajarkan serta dididik dengan pengetahuan dan wawasan yang luas, dan juga dengan menambahkan kurikulum yang berbasis Islami maka siswa mendapatkan bekal yang cukup dalam penanaman nilai-nilai karakter religiusnya. Dapat dilihat dari beberapa Indikator yang telah di capai yakni :

1. Sekolah telah berperan dalam pembentukan karakter religius siswa, dengan pemberian bekal yang baik yang di ajarkan oleh guru seperti menanamkan nilai-nilai Islam dalam proses


(3)

pengetahuan umum maupun dalam pengetahuan teknologi. 2. Pembentukan karakter siswa sudah cukup baik, dilihat dari

hasil penyebaran angket dengan pencapaian prestasi dan sikap moral siswa di sekolah, yang dalam pembelajaran mereka bukan hanya baik dalam bidang pengetahuan namun juga sikap serta ahlak siswa bertanggung jawab, perhatian dalam belajar serta mengamalkan nilai-nilai Islam yang telah diajarkan guru.

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus persentase maka hasil penelitian dikategorikan sangat berperan Sehingga dari hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa terdapat peran yang sangat kuat dan signifikan antara Peran Sekolah Islam terpadu dalam pembentukan karakter religius (Studi kasus di SDIT Permata Bunda Gedung meneng Rajabasa Bandarlampung) TP 2012/2013

2. Saran

Setelah penulis menyelesaikan penelitian, membahas dan mengambil kesimpulan dari hasil penelitian, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah beserta guru diharapkan agar lebih memaksimalkan proses pembelajaran dengan meningkatkan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran.


(4)

81

2. Guru diharapkan memberi pengetahuan yang cukup dalam proses pembelajaran, serta memberi binaan karakter yang kuat pada peserta didik dengan pendekatan dialogis, keteladanan, memotivasi, dan dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) sebagai usaha pembentukan karakter pada siswa.

3. Kepala Sekolah diharapkan dapat mendampingi proses pembelajaran untuk mendukung guru, karyawan, dan siswa agar berada dalam suasana pengalaman nilai-nilai karakter.

4. Siswa diharapkan dapat belajar dengan bersungguh-sungguh, dan terus meningkatkan prestasi dan mengaplikasikan nilai-nilai karakter yang baik yang telah dibekali guru guna memaksimalkan tercapainya prestasi pembelajaran


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Irianto. 2008. Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya. Kencana: Jakarta Agus Wibowo. 2012. Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter Bangsa

Berperadaban. Pustaka Pelajar: Yogyakarta

Ahmad Muhaimin Azzet. 2011. Urgensi Pendidikan Karakter Di Indonesia. Ar-Ruzz Media: Yogyakarta

Ardani Moh. 2005. Akhlak Tasawuf. PT. Mitra Cahaya Utama: Jakarta Dalam artikel. kumpulan teori pendidikan oleh dewasastra februari 18 2012

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Pendekatan Kontekstual. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Fokus Media : Bandung

Doeni Koesoema.2010.Pendidikan Karakter Di Sekolah. Bumi Aksara: Jakarta

Dharma Kesuma. 2011. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. PT Remaja Rosdakarya: Bandung

Hasbullah. 2005. Dasar-dasar Ilmu Pendidika. PT Raja Grafindo Persada:Jakarta Hamdani Ihsan, 2007, Filsafat Pendidikan Islam, Pustaka Setia: Bandung:

Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Pengembangan Budaya dan Karakter Bangsa.Kementerian Pendidikan Nasional: Jakarta

Majid. Dkk. 2004. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. PT Remaja Rosdakarya: Bandung


(6)

Penddidikan pada Umumnya dan Pendididkan di Indonesia. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta

Muhammad Zainal Abidin. 2006. Personal SiteSekolah Islam Terpadu (Konsep dan Aplikasinya). JSIT Indonesia:Jakarta

Nata Abuddin. 2003. Akhlak Tasawuf. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta

Ramayulis. 2004. Ilmu Pendidikan Islam. Kalam Mulia:Jakarta

Ratna Megawangi. 2004. Pendidikan Karakter: Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa. Indonesia Heritage Foundation: Bogor.

Santoso. 2002. Metode Penelitian.Tarsito: Bandung

Soerjono Soekanto. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar.Raja Grafindo Persada: Jakarta

Zahruddin AR, 2004, Pengantar Ilmu Akhlak, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Zarkowi Soejati dalam makalahnya yang berjudul “Model-model Perguruan Tinggi Islam” Zakiah Daradjat, 2009, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara: Jakarta