PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA DI KELAS V SDN BINABUDI CIPANAS.

(1)

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan Halaman Pernyataan

ABSTRAK …………...…...………...………... i

KATA PENGANTAR ..…......………..………... ii

DAFTAR ISI ……….……….. ... iv

DAFTAR TABEL ………..... vi

DAFTAR GRAFIK……..………...….... vii

DAFTAR LAMPIRAN…...……….………...……… viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..………... 1

B. Rumusan Masalah ……..……….. 5

C. Tujuan Penelitian ……….………..……….. 5

D. Manfaat Penelitian ………..………... 6

E. Definisi Operasional ………..…….………. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendekatan Konstruktivisme...…………...……… 8

B. Hasil Belajar ……….…………...………. 14

C. Ilmu Pengetahuan Alam ……….…..…………. 16

D. Perubahan Sifat Benda …... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ………...……… 23

B. Model Penelitian ... 24

C. Lokasi dan Subjek Penelitian ………....……… 26

D. Prosedur Penelitian ………...……….. 24

E. Instrumen Penelitian ………... 31

F. Pengolahan dan Analisis Data ... 32


(2)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Siklus I ... 34 2. Siklus II ... 45

B. Pembahasan ………... 55

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ....………...………... 60

B. Rekomendasi ...………... 63

DAFTAR PUSTAKA 65


(3)

DAFTAR TABEL

4.1 Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus I ... 39

4.3 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus I ……... 42

4.4 Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus II …... 50


(4)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Tahapan-tahapan dalam Pembelajaran Konstruktivis…... 12

2.2 Lilin meleleh ketika dipanaskan ………... 19

2.3 Air yang didinginkan menjadi es batu…………... 19

2.4 Kayu yang dibakar ………... 20

2.5 Gula dilarutkan oleh air ……….. 20

2.6 Tomat yang membusuk ……….. 21

2.7 Paku yang berkarat ………... 21

3.1 Langkah Penelitian Tindakan kelas Model Kemmis & Mc Taggart ……… 24

4.1 Diagram batang rata-rata skor siswa tiap siklus 58


(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

Instrumen Penelitian :

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) A.2 Lembar Kerja Siswa (LKS)

A.3 Kisi-kisi soal Tes Siklus I dan II A.4 Soal-soal Tes Siklus I dan II A.5 Kunci Jawaban Tes Siklus I dan II

A.6 Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus I dan II

Lampiran B

Data Hasil Penelitian :

B.1 Nilai Hasil Tes Siklus I B.2 Nilai Hasil Tes Siklus II

B.3 Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I B.4 Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II B.5 Contoh Jawaban Tes Siklus I dan II

Lampiran C

Administrasi Penelitian :

C.1 Surat Keputusan ( SK ) Bimbingan skripsi C.2 Kartu Bimbingan Skripi


(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional dikatakan bahwa :”Pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.”

Dari pengertian pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 di atas erat kaitannya dengan tujuan pembelajaran IPA dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Adapun tujuan pembelajaran IPA menuut KTSP meliputi :

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.


(7)

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS.

Pendidikan merupakan suatu proses penerapan ilmu pengetahuan kepada siswa, dan dalam proses pendidikan tersebut diperlukan adanya suatu strategi pembelajaran, penggunaan metode, media, dan pendekatan pembelajaran yang tepat sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan dapat membangkitkan semangat belajar pada siswa.

IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar. Pembelajaran IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan ilmu pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan sutu proses penemuan, pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Dalam proses pembelajaran IPA hendaknya guru menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa agar


(8)

menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan tidak dapat begitu saja dipindahkan melainkan harus dikonstruksikan sendiri oleh siswa agar menjadi pengalaman belajar yang bermakna sehingga apa yang menjadi tujuan dari pembelajaran IPA akan tercapai dengan baik.

Permasalahan pembelajaran IPA yang terjadi di kelas selama ini masih kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran Karena cenderung menggunakan metode ceramah dan kegiatannya lebih berpusat pada guru sehingga pembelajaran IPA bersifat verbalis yang mengakibatkan aktivitas siswa cenderung pasif hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan guru, yng mengakibatkan kurang bermaknanya di dalam proses belajar mengajar karena kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi langsung pada benda-benda yang konkrit maupun menggunakan model atau media belajar yang menarik, sehingga hasil belajar kurang memuaskan. Hal ini terbukti pada hasil pembelajaran pada mata pelajaran IPA yang diperoleh oleh siswa kelas V belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70. Dari 30 orang siswa hanya da 8 orang (27%) siswa yang mendapatkan nilai di atas nilai KKM dan 22 orang (73%) di bawah nilai KKM.

Dalam pembelajaran gurulah yang sangat berperan terhadap keberhasilan tercapainya tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu seorang guru harus dapat menyajikan suatu proses pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa dapat memperoleh pengalamannya secara langsung untuk membantu dalam proses pencapaian pemahaman siswa terhadap pembelajaran IPA yang disajikan.


(9)

Sehingga dalam proses pembelajaran sangat diperlukan metode atau pendekatan pembelajaran yang tepat. Salah satu pendekatan yang dipandang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA yaitu pendekatan konstruktivisme.

Paradigma konstruktivisme memandang siswa sebagai pribadi yang sudah memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu. Kemampuan awal tersebut akan menjadi dasar dalam mengkonstruksi pengetahuan yang baru (Budiningsih, 2012:59)

Dalam belajar konstruktivistik guru atau pendidik berperan membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan secara lancar. Guru tidak mentransfer pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri. (Budiningsih, 2012:59)

Implikasi dari model belajar konstruktivisme dalam pembelajaran meliputi empat tahapan yaitu, 1) pengetahuan awal (mengungkapkan konsepsi awal dan membangkitkan motivasi), 2) eksplorasi, 3) diskusi dan penjelasan konsep, 4) pengembangan dan aplikasi konsep.

Oleh sebab itu peneliti tertarik umtuk melaksankan penelitian dengan judul

“Pendekatan Konstruktivisme untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran IPA Materi Perubahan Sifat Benda di Kelas V SDN Binabudi


(10)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana hasil belajar siswa pada

materi perubahan sifat benda dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme”.

Rumusan masalah di atas dirinci dalam pertanyaan peneliti sebagai berikut : 1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran di kelas V SDN Binabudi yang

dirancang oleh guru pada materi perubahan sifat benda melalui pendekatan konstruktivisme ?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran di kelas V SDN Binabudi melalui pendekatan konstruktivisme pada materi perubahan sifat benda ?

3. Bagaimana hasil belajar siswa di kelas V SDN Binabudi pada materi perubahan sifat benda melalui pendekatan konstruktivisme ?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa.

1. Untuk mengetahui gambaran perencanaan pembelajaran pada materi perubahan sifat benda di kelas V dengan pendekatan konstruktivsme. 2. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pembelajaran pada materi

perubahan sifat benda dengan pendekatan konstruktivisme.

3. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa dalam pembelajaran perubahan sifat benda melalui pendekatan konstruktivisme.


(11)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Siswa

a. Diharapkan dapat membantu siswa lebih aktif selama pembelajaran berlangsung melalui pendekatan konstruktivisme.

b. Dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa dan meningkatakan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA.

2. Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan pertimbangan untuk dapat mengembangkan kompetensi dalam merancang dan menyusun langkah-langkah pembelajaran sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa dalam pembalajaran IPA.

3. Sekolah

Diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pemikiran bagi sekolah untuk dapat meningkatkan pembinaan guru-guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

E. Definisi Operasional

Beberapa istilah penting yang digunakan dalam penelitian ini beserta definisinya adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan konstruktivisme

Menurut Bell, Drive dan Leach dalam Yuliariatiningsih dan karli (dalam Sepniwati, 2012:8) pendekatan konstruktivisme adalah salah satu pandangan


(12)

tentang proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses belajar (perolehan pengetahuan) diawali dengan terjadinya konflik kognitif. Konflik kognitif ini hanya dapat diatasi melalui pengetahuan diri (self regulation). Dan pada akhir proses belajar, pengetahuan akan dibangun sendiri oleh anak melalui pengalaman belajarnya.

Pendekatan konstruktivisme adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang dirancang melalui tahap apersepsi, eksplorasi, diskusi dan penjelasan konsep, pengembangan dan aplikasi konsep.

2. Hasil belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2011:22). Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil dari tes kemampuan kognitif yang diberikan kepada siswa dengan tes soal uraian sebanyak lima soal.


(13)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran (Suhardjono, dalam Arikunto dkk, 2012: 58).

Suharsimi (dalam Arikunto dkk, 2012:58) menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi dari tiga kata, Penelitian + Tindakan + Kelas sebagai berikut: 1. Penelitian adalah kegiatan mencermati objek, dengan menggunakan aturan

metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan. 3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima

pelajaran yang sama dari seorang guru.

Jika dibandingkan dengan penelitian lain, penelitian tinakan sudah jauh ke depan. Penelitian tindakan bukan lagi mengetes sebuah perlakuan, tetapi sudah mempunyai keyakinan akan ampuhnya sesuatu perlakuan. Penelitian tindakan dapat dipandang sebagai tindak lanjut dari penelitian deskriptif maupun eksperimen. Perbedaan yang nyata adalah bahwa penelitian tindakan tidak


(14)

mengenal populasi dan sampel, karena dampak perlakuan hanya berlaku bagi subjek yang dikenai tindakan. Hasil penelitian hanya berlaku bagi kasus yang diteliti. (Arikunto, 2012:26-27)

B. Model Penelitian

Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan model penelitian tindakan yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2012:16) yang menggambarkan adanya empat langkah dan tersaji dalam bagan berikut ini.

Gambar 3.1

Gambar 3.1

Langkah Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis & Mc Taggart

Keempat langkah tersebut merupakan satu siklus atau putaran, artinya sesudah langkah ke-4 yaitu refleksi, lalu kembali lagi ke langkah 1 yaitu

Perencanaan

SIKLUS I Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan

Pelaksanaan SIKLUS II

Pengamatan Refleksi

Refleksi


(15)

perencanaan kembali, dan seterusnya. Secara utuh keempat langkah di atas terurai sebagai berikut (Arikunto, 2006: 17-21):

a. Rancangan Tindakan (Planning)

Dalam tahap ini dijelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa atau masalah yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian dibuat berbagai instrumen yang diperlukan untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada tahap ini pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

c. Pengamatan (Observing)

Tahap pengamatan berlangsung bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada saat tindakan berlangsung. Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama kegiatan berlangsung. Hasil catatan atau rekaman tersebut dipakai sebagai bahan dalam analisis dan untuk keperluan refleksi.

d. Refleksi (Reflecting)

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas


(16)

tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya sehingga permasalahan dapat teratasi.

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SDN Binabudi Cipanas yang beralamat di Jl. Pasir Kampung, kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 30 orang siswa terdiri dari 17 orang laki-laki dan 13 orang perempuan.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dirancang untuk dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus dijalankan dalam 4 tahap, yaitu perencanaan (Planning), pelaksanaan (Acting), pengamatan (Observing), dan refleksi (Reflecting).

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

(1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Standar Kompetensi : Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses dan Kompetensi Dasar : Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap. Dan RPP tersebut disusun dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme yang terdiri dari empat tahapan yaitu apersepsi, eksplorasi, diskusi dan penjelasan


(17)

konsep, serta pengembangan dan aplikasi konsep. Pada tahap apersepsi siswa diberikan pertanyaan langsung untuk mengetahui pengetahuan awal siswa, tahap eksplorasi siswa dibagi ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari 6 orang perkelompok yang dipilih dengan cara berhitung secara urut untuk melakukan percobaan dan pengamatan. Tahap diskusi dan penjelasan konsep setiap perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Dan pada tahap yang terakhir yaitu tahap pengembangan dan apliksi konsep siswa diberikan tes evaluasi pembelajaran.

(2) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh siswa pada pembelajaran materi perubahan sifat benda

(3) Menyiapkan alat peraga yang diperlukan oleh siswa untuk percobaan yang akan dilakukan pada pembelajaran

(4) Membuat soal tes evaluasi yang berupa soal uraian sebanyak lima soal tentang materi perubahan sifat benda

(5) Menyiapkan instrumen pengumpul data berupa lembar observasi aktivitas guru dan siswa.

b. Tahap Pelaksanaan

(1) Melaksanakan pembelajaran IPA di kelas V dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme.


(18)

(2) Melakukan tes siklus I untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa.

(3) Mencatat dan merekam semua yang terjadi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.

(4) Melakukan diskusi dengan pengamat untuk mengetahui adanya kelemahan atau kekurangan yang harus diperbaiki dalam proses pembelajaran.

c. Tahap Pengamatan

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Dalam tahap pengamatan ini peneliti bersama guru pengamat (observer) mengamati seluruh kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa dan guru kemudian mencatatnya dalam lembar observasi yang telah disediakan. d. Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi diadakan pengakajian terhadap berbagai kejadian yang terekam selama proses tindakan. Peneliti dan pengamat mendeskripsikan hasil pelaksanaan tindakan dan mengevaluasi seluruh kegiatan, kekuatan dan kelemahannya sebagai dasar dalam merancang kegiatan pada siklus II.

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

(1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Standar Kompetensi : Memahami hubungan antara sifat bahan dengan


(19)

penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses dan Kompetensi Dasar : Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap. Penyusunan RPP pada siklus II tersebut disusun sama seperti RPP pada siklus I dengn menggunakan menggunakan pendekatan konstruktivisme yang terdiri dari empat tahapan yaitu apersepsi, eksplorasi, diskusi dan penjelasan konsep, serta pengembangan dan aplikasi konsep. Pada tahap apersepsi siswa diberikan pertanyaan langsung yang berkaitan dengan pembelajaran sebelumnya untuk mengetahui pengetahuan awal siswa, tahap eksplorasi siswa melakukan percobaan dan pengamatan dengan teman kelompoknya yang sudah dibuat pada pembelajaran sebelumnya. Tahap diskusi dan penjelasan konsep setiap perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Dan pada tahap yang terakhir yaitu tahap pengembangan dan apliksi konsep siswa diberikan tes evaluasi pembelajaran.

(2) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh siswa pada pembelajaran materi perubahan sifat benda

(3) Menyiapkan alat peraga yang diperlukan oleh siswa untuk percobaan yang akan dilakukan pada pembelajaran

(4) Membuat soal tes evaluasi yang berupa soal uraian sebanyak 5 soal tentang materi perubahan sifat benda


(20)

(5) Menyiapkan instrumen pengumpul data berupa lembar observasi aktivitas guru dan siswa.

b. Tahap Pelaksanaan

(1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II sesuai dengan RPP yang telah disusun dengan mempertimbangkan perbaikan-perbaikan pada siklus I

(2) Melakukan tes hasil belajar siklus II untuk mendapatkan data mengenai peningkatan hasil belajar siswa.

(3) Mencatat dan merekam semua yang terjadi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.

c. Tahap Pengamatan

Kegiatan pengamatan pada sikus II relatif sama dengan siklus I yaitu: (1) Mencatat dan merekam semua yang terjadi sebagai sumber data yang

akan digunakan pada tahap refleksi.

(2) Diskusi dengan pengamat untuk mengetahui adanya kelemahan atau kekurangan yang harus diperbaiki

(3) Peneliti menyesuaikan apakah kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini sudah sesuai dengan yang diharapkan.

d. Tahap Refleksi

Hasil yang diperoleh pada tahap pengamatan dikumpulkan untuk dianalisis dan dievaluasi oleh peneliti, untuk mendapatkan suatu simpulan. Diharapkan setelah akhir siklus II ini, kemampuan siswa kelas 5 SDN


(21)

Binabudi Kec. Cipanas, Kab. Cianjur dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dapat ditingkatkan.

e. Membuat Kesimpulan Hasil Penelitian

Setelah semua proses selesai dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan yang mengacu pada hasil penelitian dan pembahasan.

E. Instrumen Penelitian

Sebagi alat pengumpul data, maka peneliti menyusun instrumen penelitian, dalam rangka memperoleh data akurat dalam pengumpulan data sesuai dengan permasalahan dalam penelitian. Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berupa pedoman pembelajaran yang secara garis besar merinci mengenai tujuan, metode, langkah-langkah, sumber belajar serta penilaian yang dilakukan dalam pembelajaran.

Dalam penelitian ini peneliti menitik beratkan pada peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme.

b. Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja Siswa (LKS) yang dibuat terdiri dari langkah-langka kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa dalam kegiatan pengamatan dan percobaan. Di dalam LKS terdiri dari tujuan, rincian alat dan bahan, serta langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa dalam kegiatan pengamatan dan percobaan.


(22)

2. Instrument Pengumpulan Data a. Tes Hasil Belajar Siswa

Tes hasil belajar siswa digunakan untuk mengukur peningkatan pengetahuan siswa setelah pembelajaran berlangsung tentang perubahan sifat benda dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme. Tes yang diberikan berupa soal tes uraian sebanyak lima soal. Tes dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hsil belajar siswa melalui skor

b. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk melihat kesesuaian antara perencanaan pembelajaran dengan pelaksanaannya sesuai dengan tahapan-tahapan pendekatan konstruktivisme.

Observasi terdiri dari aspek-aspek yang akan diamati oleh observer yang meliputi aktivitas guru dan siswa dari awal sampai akhir pembelajaran. Hasil observasi ini dituliskan kedalam lembar observasi dan dijadikan dasar refleksi dan tindakan yang akan dilakukan.

F. Pengolahan dan Analisis Data 1. Scoring (Penskoran)

Tes soal yang digunakan pada penelitian ini berupa soal uraian yang berjumlah 5 soal. Setiap soal mempunyai bobot skor 20. Apabila siswa dapat menjawab soal dengan benar, skor maksimum yang dapat diperoleh adalah 100. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah skor yang diperoleh siswa untuk setiap jawaban yang benar.


(23)

2. Menghitung rata-rata

a. Rata-rata hitung hasil tes dengan rumus

�= ∑� N Keterangan :

� = Rata-rata nilai tes

∑� =Jumlah keseluruhan nilai siswa

= Jumlah siswa

b. Membandingkan nilai rata-rata hasil belajar tindakan siklus dengan KKM. Menghitung persentase siswa yang mencapai KKM dibandingkan dengan persentase perolehan KKM sebelumnya.

Adapun cara menghitung persentase siswa yang mencapai KKM adalah sebagai berikut :

TB = ∑ �≥70

� × 100%

Keterangan :

TB = Ketuntasan Belajar

∑� ≥70 = jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari atau sama dengan 70


(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Tindakan Kelas yang telah dilakukan mengenai Pendekatan Konstruktivisme untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang perubahan sifat benda, diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Perencanaan pelaksanaan yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dirancang sesuai dengan standar KTSP SDN Binabudi tahun ajaran 2012/2013. Dan indikator pencapaian serta tujuan pembelajaran dibuat berdasarkan langkah-langkah pembelajaran yang ingin dicapai pada setiap pertemuan. Sistematika penyusunan RPP dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme pada pembelajaran IPA dengan materi perubahan sifat benda. Namun untuk penerapan pendekatan konstruktivisme, RPP yang disusun mempunyai ciri khusus melalui tahapan-tahapan pembelajaran yang dimulai dengan apersepsi, eksplorasi, diskusi dan penjelasan konsep serta pengembangan dan aplikasi konsep. Pada tahap apersepsi (pengetahuan awal) siswa diberikan pertanyaan langsung untuk mengetahui pengetahuan awal siswa, tahap eksplorasi siswa dibagi dalam beberapa kelompok untuk melakukan percobaan dan pengamatan, di tahap diskusi dan penjelasan konsep setiap perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil dari percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan, serta tahap


(25)

pengembangan dan aplikasi konsep siswa diberikan pertanyaan yang berkaitan dengan perubahan sifat benda yang ada di lingkungan serta memberikan tes hasil belajar.

2. Pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme pada materi perubahan sifat benda mempunyai pengaruh positif terhadap aktivitas belajar siswa. Peran aktif siswa dalam pembelajaran direalisasikan melalui kegiatan pengamatan dan percobaan, keaktifan siswa dalam berdiskusi, keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapatnya, siswa mampu memecahkan masalah dan menyimpulkan materi pelajaran, serta siswa dapat berkerjasama dengan kelompoknya dalam melakukan pengamatan dan percobaan. Pemberian pertanyaan pembuka pada tahap apersepsi (menggali pengetahuan awal) dimaksudkan untuk memotivasi agar siswa mampu aktif dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan, pengisian LKS pada tahap eksplorasi yang dikerjakan secara berkelompok dimaksudkan untuk membantu siswa menguasai materi pembelajaran secara bertahap dan mengembangkan sikap kerjasama, pada tahap diskusi dan penjelasan konsep siswa berani mengemukakan dan mempertahankan pendapat, menghargai pendapat orang lain, serta mempresentasikan pendapat melalui presentasi hasil kerja kelompok. Dalam pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan tahap apersepsi, ekplorasi, diskusi dan penjelasan konsep dapat meningkatkan hasil belajar siswa hal ini terlihat dari pembelajaran yang dilakukan pada siklus I dan siklu II. Pada siklus I


(26)

siswa masih terlihat kurang aktif dalam menjawab pertanyaan guru maupun dalam melakukan diskusi kelompok masih ada siswa yang tidak ikut dalam diskusi yang dilakukan hal ini sangat berpengaruh sekali terhadap hasil belajar yang diperoleh oleh siswa dan pada siklus II dilakukan perbaikan yang merupakan kekurangan pada siklus I yaitu pada tahap apersepsi peneliti memberikan motivasi berupa tambahan nilai untuk siswa yang berani menjawab dan berani mengungkapkan pendapat, kemudian pada tahap eksplorasi dan diskusi penjelasan konsep untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam diskusi kelompok, dilakukan dengan cara memberikan peran dan tugas kepada masing-masing siswa, misalnya ada yang melakukan percobaan, mencatat hasil penelitian, dan yang melakukan presentasi di depan kelas. Penggunaan pendekatan konstruktivisme dengan tahapan-tahapan pembelajaran apersepsi, eksplorasi, diskusi dan penjelasan konsep, serta pengembangan dan aplikasi konsep dapat membantu siswa untuk memahami tentang perubahan sifat benda karena pembelajaran yang dilakukan memberikan pengalaman langsung pada siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran dapat membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perubahan sifat benda.

3. Berdasarkan data yang diperoleh pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme berhasil meningkatkan hasil belajar siswa hal ini terbukti dari peningkatan hasil tes belajar. Pada


(27)

siklus I persentase siswa yang mencapai nilai KKM sebesar 63,33% dari 30 orang siswa, ada 19 orang siswa yang mencapai KKM dan ada 11 orang siswa yang belum mencapai KKM. Pada siklus II persentase siswa yang mencapai nilai KKM sebesar 80% dari 30 orang siswa, ada 24 orang siswa yang mencapai KKM dan ada 6 orang siswa yang belum mencapai KKM.

B. Rekomendasi

Berdasarkan pelaksanaan dan temuan-temuan dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut.

1. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme berbeda dengan perencanaan pembelajaran yang menggunakan metode ceramah, karena perencanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan konstruktivisme memiliki ciri khusus. Dan ciri khusus pada pendekatan konstruktivisme ini dengan menggunakan empat tahapan pembelajaran. Untuk itu guru disarankan dapat mempelajari cara pembuatan perencanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme.

2. Dibandingkan dengan metode ceramah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Untuk itu para guru dapat menerapkan pendekatan konstruktivisme pada proses pembelajaran.

3. Setelah peneliti menerapkan pendekatan konstruktivisme terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar yang


(28)

diperoleh oleh siswa pada siklus I dan II. Dengan demikian pendekatan konstruktivisme dapat digunakan pada materi pembelajaran IPA lainnya, dan dapat digunakan juga pada mata pelajaran umum lainnya.


(29)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Budiningsih, C.A . (2012). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Depdikanas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas Dimyati. dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka

Cipta..

Haryanto. (2004). Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga.

Lestiawati, L. (2010). Penggunaan Alat Peraga Tiga Dimensi Pada Pembelajaran

Gaya Dan Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Di SD Gunung Batu. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak

diterbitkan..

Sagala, S. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: ALFABETA. Sepniwati (2012). Penerapan Pendekatan Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA tentang Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN Gatot Subroto Kota Bandung Semester 2 Tahun 2012.

Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan..

Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suparno, P. (1997). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Syamsiah, E. (2006). Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran Konsep

Energi Panas Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.Proposal pada FIP

UPI Bandung Kampus Cibiru: tidak diterbitkan..

Priyanti, H. (2012). Penerapan Pendekatan Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Konsep Tanah, Air dan Alam Sekitar. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Widodo, A. Wuryastuti, S. dan Margaretha. (2010). Pendidikan IPA di Sekolah


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Tindakan Kelas yang telah dilakukan mengenai Pendekatan Konstruktivisme untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang perubahan sifat benda, diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Perencanaan pelaksanaan yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dirancang sesuai dengan standar KTSP SDN Binabudi tahun ajaran 2012/2013. Dan indikator pencapaian serta tujuan pembelajaran dibuat berdasarkan langkah-langkah pembelajaran yang ingin dicapai pada setiap pertemuan. Sistematika penyusunan RPP dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme pada pembelajaran IPA dengan materi perubahan sifat benda. Namun untuk penerapan pendekatan konstruktivisme, RPP yang disusun mempunyai ciri khusus melalui tahapan-tahapan pembelajaran yang dimulai dengan apersepsi, eksplorasi, diskusi dan penjelasan konsep serta pengembangan dan aplikasi konsep. Pada tahap apersepsi (pengetahuan awal) siswa diberikan pertanyaan langsung untuk mengetahui pengetahuan awal siswa, tahap eksplorasi siswa dibagi dalam beberapa kelompok untuk melakukan percobaan dan pengamatan, di tahap diskusi dan penjelasan konsep setiap perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil dari percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan, serta tahap


(2)

pengembangan dan aplikasi konsep siswa diberikan pertanyaan yang berkaitan dengan perubahan sifat benda yang ada di lingkungan serta memberikan tes hasil belajar.

2. Pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan menerapkan

pendekatan konstruktivisme pada materi perubahan sifat benda mempunyai pengaruh positif terhadap aktivitas belajar siswa. Peran aktif siswa dalam pembelajaran direalisasikan melalui kegiatan pengamatan dan percobaan, keaktifan siswa dalam berdiskusi, keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapatnya, siswa mampu memecahkan masalah dan menyimpulkan materi pelajaran, serta siswa dapat berkerjasama dengan kelompoknya dalam melakukan pengamatan dan percobaan. Pemberian pertanyaan pembuka pada tahap apersepsi (menggali pengetahuan awal) dimaksudkan untuk memotivasi agar siswa mampu aktif dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan, pengisian LKS pada tahap eksplorasi yang dikerjakan secara berkelompok dimaksudkan untuk membantu siswa menguasai materi pembelajaran secara bertahap dan mengembangkan sikap kerjasama, pada tahap diskusi dan penjelasan konsep siswa berani mengemukakan dan mempertahankan pendapat, menghargai pendapat orang lain, serta mempresentasikan pendapat melalui presentasi hasil kerja kelompok. Dalam pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan tahap apersepsi, ekplorasi, diskusi dan penjelasan konsep dapat meningkatkan hasil belajar siswa hal ini terlihat dari pembelajaran yang dilakukan pada siklus I dan siklu II. Pada siklus I


(3)

siswa masih terlihat kurang aktif dalam menjawab pertanyaan guru maupun dalam melakukan diskusi kelompok masih ada siswa yang tidak ikut dalam diskusi yang dilakukan hal ini sangat berpengaruh sekali terhadap hasil belajar yang diperoleh oleh siswa dan pada siklus II dilakukan perbaikan yang merupakan kekurangan pada siklus I yaitu pada tahap apersepsi peneliti memberikan motivasi berupa tambahan nilai untuk siswa yang berani menjawab dan berani mengungkapkan pendapat, kemudian pada tahap eksplorasi dan diskusi penjelasan konsep untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam diskusi kelompok, dilakukan dengan cara memberikan peran dan tugas kepada masing-masing siswa, misalnya ada yang melakukan percobaan, mencatat hasil penelitian, dan yang melakukan presentasi di depan kelas. Penggunaan pendekatan

konstruktivisme dengan tahapan-tahapan pembelajaran apersepsi,

eksplorasi, diskusi dan penjelasan konsep, serta pengembangan dan aplikasi konsep dapat membantu siswa untuk memahami tentang perubahan sifat benda karena pembelajaran yang dilakukan memberikan pengalaman langsung pada siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran dapat membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perubahan sifat benda.

3. Berdasarkan data yang diperoleh pelaksanaan kegiatan pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme berhasil meningkatkan hasil belajar siswa hal ini terbukti dari peningkatan hasil tes belajar. Pada


(4)

siklus I persentase siswa yang mencapai nilai KKM sebesar 63,33% dari 30 orang siswa, ada 19 orang siswa yang mencapai KKM dan ada 11 orang siswa yang belum mencapai KKM. Pada siklus II persentase siswa yang mencapai nilai KKM sebesar 80% dari 30 orang siswa, ada 24 orang siswa yang mencapai KKM dan ada 6 orang siswa yang belum mencapai KKM.

B. Rekomendasi

Berdasarkan pelaksanaan dan temuan-temuan dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut.

1. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme

berbeda dengan perencanaan pembelajaran yang menggunakan metode ceramah, karena perencanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan konstruktivisme memiliki ciri khusus. Dan ciri khusus pada pendekatan konstruktivisme ini dengan menggunakan empat tahapan pembelajaran. Untuk itu guru disarankan dapat mempelajari cara pembuatan perencanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme.

2. Dibandingkan dengan metode ceramah pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Untuk itu para guru dapat menerapkan pendekatan konstruktivisme pada proses pembelajaran.

3. Setelah peneliti menerapkan pendekatan konstruktivisme terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar yang


(5)

diperoleh oleh siswa pada siklus I dan II. Dengan demikian pendekatan konstruktivisme dapat digunakan pada materi pembelajaran IPA lainnya, dan dapat digunakan juga pada mata pelajaran umum lainnya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Budiningsih, C.A . (2012). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Depdikanas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas Dimyati. dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka

Cipta..

Haryanto. (2004). Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga.

Lestiawati, L. (2010). Penggunaan Alat Peraga Tiga Dimensi Pada Pembelajaran Gaya Dan Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Di SD Gunung Batu. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan..

Sagala, S. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: ALFABETA. Sepniwati (2012). Penerapan Pendekatan Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA tentang Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN Gatot Subroto Kota Bandung Semester 2 Tahun 2012. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan..

Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suparno, P. (1997). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Syamsiah, E. (2006). Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran Konsep Energi Panas Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.Proposal pada FIP UPI Bandung Kampus Cibiru: tidak diterbitkan..

Priyanti, H. (2012). Penerapan Pendekatan Konstruktivisme untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Konsep Tanah, Air dan Alam Sekitar. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Widodo, A. Wuryastuti, S. dan Margaretha. (2010). Pendidikan IPA di Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN METODE RESITASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA Penggunaan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Materi Perubahan Sifat Benda Siswa Kelas IV SDN Jimbaran 01 Kayen Pati Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 17

PENGGUNAAN METODE RESITASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA Penggunaan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Materi Perubahan Sifat Benda Siswa Kelas IV SDN Jimbaran 01 Kayen Pati Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 18

PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA.

0 3 36

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG MATERI SIFAT-SIFAT AIR.

0 2 31

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT BENDA PADA MATA PELAJARAN IPA.

0 1 50

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG MATERI WUJUD BENDA DAN SIFATNYA.

0 0 30

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG MATERI WUJUD BENDA DAN SIFATNYA : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Binabudi Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur Tahun Pel

0 1 37

PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA DI KELAS V SDN BINABUDI CIPANAS : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Binabudi Desa Cipanas Kecamatan Cipanas Kabupaten Cia

0 1 35

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS III SDN TUGU 11 KECAMATAN CIMANGGIS KOTA DEPOK.

0 1 45

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG MATERI PERUBAHAN BENDA SISWA KELAS V SDN CILANGLA.

0 1 27