lxi 0,42 dan turun lagi menjadi 0,26 di tahun 2008 yang hasil
perhitungan rasio itu bernilai 4 untuk tahun 2006 dan nilai maksimal yaitu 5 pada tahun 2007 dan tahun 2008.
Dengan rasio ini dapat dijelaskan bahwa dari setiap ekuitas sebesar Rp 1,00 dapat digunakan untuk menjamin
pembayaran utang jangka panjang sebesar Rp 0,54 pada tahun 2006, Rp 0,42 pada tahun 2007 dan Rp 0,26 pada
tahun 2008. Hasil dari rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas
pada tahun 2006-2008 menurun kinerja baik karena dari tahun ke tahun jumlah utang jangka panjang semakin
meningkat dan diikuti dengan kenaikan jumlah ekuitas yang lebih tinggi dari pada utang jangka panjang.
e. Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang
Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang adalah Total aktiva dibagi dengan Total utang.
Tabel II.8 Perhitungan Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang
PDAM Kabupaten Boyolali Tahun 2006, 2007 dan 2008
Keterangan 2006
2007 2008
Total Aktiva Rp 17,532,621,863.58 20,730,352,851.21 30,657,575,424.94
Total Utang Rp 7,037,604,082.33
6,834,363,710.09 7,980,938,943.39
Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang
2.49 3.03
3.84 Nilai
5 5
5
lxii Perhitungan untuk rasio total aktiva terhadap total utang
dari tahun 2006-2008 adalah 2,49 untuk tahun 2006, 3,03 untuk tahun 2007 dan 3,84 di tahun 2008 dengan nilai
kinerja keuangan untuk ketiga tahun tersebut sama yaitu 5. Penjelasan dari hasil perhitungan rasio total aktiva
terhadap total utang adalah jika perusahaan mengalami kebangkrutan maka perusahaan masih mampu untuk
membayar setiap Rp 1,00 kewajiban jangka panjang dengan aktiva yang dimiliki perusahaan sebesar Rp 2,49 pada tahun
2006, Rp 3,03 pada tahun 2007 dan Rp 3,84 pada tahun 2008.
Hasil dari rasio ini cenderung naik di tiga tahun terakhir, pada tahun 2007 rasio naik jika dibandingkan dengan hasil
rasio tahun 2006, hal ini disebabkan peningkatan jumlah aktiva sebesar Rp 3.197.730.987,63 diikuti dengan turunnya
jumlah utang sebesar Rp 203.240.372,24 dari tahun 2006 ke tahun 2007, adapun untuk tahun 2008 mengalami kenaikan
dari tahun 2007 disebabkan karena peningkatan jumlah aktiva sebesar Rp 9.927.222.573,73 diikuti peningkatan
jumlah utang yang lebih kecil yaitu sebesar Rp 1.146.575.233,30.
lxiii
f. Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi adalah
Biaya operasi dibagi dengan Pendapatan operasi.
Tabel II.9 Perhitungan Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi
PDAM Kabupaten Boyolali Tahun 2006, 2007 dan 2008
Keterangan 2006
2007 2008
Biaya Operasi Rp 7,646,628,614.85
8,653,281,642.03 10,322,056,279.28 Pendapatan Operasi Rp
7,890,898,944.00 9,294,318,364.50 10,940,042,480.00
Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi
0.97 0.93
0.94 Nilai
2 2
2
Dari data keuangan tahun 2006-2008 menghasilkan rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi sebesar 0,97
2006 , 0,93 2007 dan 0,94 2008. Kemudian dari rasio tersebut nilai yang didapat adalah 2 untuk tahun 2006 - 2008.
Rasio ini menggambarkan bahwa pendapatan sebesar Rp 1,00 sudah bisa menutup biaya operasi, karena dari Rp 1,00
pendapatan operasi hanya dibutuhkan biaya operasi sebesar Rp 0,97 pada tahun 2006, Rp 0,93 pada tahun 2007 dan Rp
0,94 pada tahun 2008. Untuk rasio ini cenderung belum bisa optimal
dikarenakan untuk biaya operasi cenderung naik disebabkan harga dari bahan operasi dan bahan kimia naik.
lxiv
g. Rasio Laba Operasi Sebelum Biaya Penyusutan terhadap Angsuran