Analisis Kinerja Keuangan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar
Analisis Kinerja Keuangan pada Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kota Makassar
Oleh:
PENDAHULUAN
Pengelolaan air bersih tidak hanya dipacu secara profesional dengan adalah total pendapatan/penjualan lebih kecil dari pada total biaya (TR<TC), sehingga perusahaan mengalami kerugian yang cukup besar. Dimana besarnya total biaya tersebut memberikan gambaran adanya inefisiensi pada pengelolaan usaha air bersih tersebut.
Kelemahan PDAM selama ini sebenarnya terletak pada institusi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar selama periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2009.
b). Rata –Rata Quick Ratio (Acid Test Ratio) = Jumlah Acid Test Ratio Seluruh PeriodeBanyaknya Periode
Total Hutang(Lia bilities) 1). a). Debt To Total Assets = Sistem yang di kembangkan oleh Du Pont ini sangat bermanfaat karena dapat memberikan gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan. Faktor penyebab kinerja keuangan di bagi atas dua yaitu faktor leverage operasional yaitu berkaitan dengan biaya operasional tetap yang
2005 24.078.942.420,33,- 104.169.479.017,81,-
23 2006 44.204.091.249,62,- 130.493.402.218,74,-
34
2008 94.258.415.722,33,- 224.917.913.406,48,-
42 2009 86.726.590.721,99,- 242.353.983.121,96,-
36 Rata-rata
35 Makassar dibiayai oleh hutang, walaupun harus disadari bahwa investasi yang dibutuhkan pada pengelolaan air minum sangat besar, sehingga porsi pinjaman juga besar dalam hal ini pinjaman dari pemerintah pusat dan Departemen keuangan yang telah jatuh tempo.
piutang akan terkonversi menjadi kas. tinggi atau rendahnya periode perputaran ini disebabkan antara lain kebijaksanaan penjualan kredit yang ditempuh perusahaan.Piutang Rata-rata Periode Pengumpulan Piutang =
Penjualan Kredit /36
2009 141.786.640.330,75 176.795.042.136,36 0,80 Rata-rata
0,60
Sumber : PDAM Kota Makassar (Data setelah diolah)
Berdasarkan data pada perhitungan fixed assets turnover yang aktiva dan pengelolaan hutang terhadap hasil operasi yang memberikan gambaran akhir tentang efektifitas manajemen perusahaan yang merupakan hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan.
Efektifitas manajemen perusahaan dinilai dengan membandingkan antara laba bersih dengan aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba. berinteraksi dalam menentukan profitabilitas/kemampuan perusahaan menciptakan laba terhadap aktiva yang digunakan.
Berikut adalah gambar Bagan sistem Du Pont diterapkan pada PDAM Kota Makassar tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 yang memperlihatkan hubungan antara pengembalian atas investasi Return on Investment (ROI),
Berdasarkan Tabel 11, dengan mengacu pada gambar bagan sistem Du
Pont yang diterapkan pada PDAM Kota Makassar tahun 2005 sampai dengan
tahun 2009, seperti yang digambarkan pada gambar 1,2,3,4 dan 5, maka dapat ditelusuri penyebab rendahnya profit margin dan operating assets turnover pada PDAM Kota Makassar selama tahun 2005 sampai dengan tahun 2009.
Pada tahun 2008 ROI tetap sebesar -0,05% yang diakibatkan oleh profit margin yang dicapai sebesar -0,11%, mengalami penurunan kerugian sebesar 0,01 dan
asset turnover sebesar 0,44 kali perputaran dalam setahun, mengalami
peningkatan sebesar 0,03 kali. Pada tahun 2009 ROI sebesar -0,04%, mengalami peningkatan sebesar 0,01% yang diakibatkan oleh pencapaian profit margin
22
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan administrasi dengan menerapkan sistem komputerisasi untuk memudahkan pengelolaan administrasi khususnya pengelolaan kartu pelanggan sehingga ketidaktepatan/selisih pencatatan piutang (penghasilan) dapat terorganisir dengan baik.
nd Scott, W.R. 2000. Financial Accounting Theory 2 ed . Prentice – Hall Canada.
Sudana I. M. 2009. Manajemen Keuangan. Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga.