D. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari laporan keuangan perusahaan yang memenuhi kriteria sampling yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Data yang diperoleh antara lain berasal dari kantor Bursa Efek Indonesia Kantor Perwakilan Yogyakarta ataupun website BEI di
www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Model analisis regresi linier berganda digunakan untuk menjelaskan
hubungan dan seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel dependen. Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini digunakan untuk
mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, likuiditas, profitabilitas, dan struktur aktiva terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014. Untuk dapat melakukan analisis regresi linier berganda diperlukan uji asumsi klasik. Langkah-langkah uji asumsi
klasik pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel bebas dan variabel terikat keduanya memiliki distribusi normal atau tidak Ghozali, 2009. Dasar pengambilan keputusan yaitu jika
probabilitas lebih besar dari 0,05; maka Ho diterima yang berarti variabel berdistribusi normal, jika probabilitas kurang dari 0,05; maka Ho ditolak
yang berarti variabel tidak berdistribusi normal. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov uji K-S dengan menggunakan
bantuan program statistik. b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke
pengamatan lain Ghozali, 2011. Jika varians residual pada setiap pengamatan tetap, maka disebut homoskedastisitas dan sebaliknya jika
varians residual pada setiap pengamatan berubah-ubah disebut heteroskedastisitas. Cara untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas
menggunakan uji glejser, yakni dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika probabilitas signifikansinya di atas
tingkat kepercayaan 5, maka tidak mengandung heteroskedastisitas. c. Uji Autokorelasi
Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1
sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah korelasi. Pengujian gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan uji
Durbin-Watson, dengan pedoman dalam Algifari,2000 :
1. Angka D-W dibawah 1,10 berarti ada autokorelasi. 2. Angka D-W di antara 1,10 sampai 1,54 berarti tidak ada kesimpulan.
3. Angka D-W di antara 1,55 sampai 2,46 berarti tidak ada autokorelasi. 4. Angka D-W di antara 2,47 sampai 2,90 berarti tidak ada kesimpulan.
5. Angka D-W diatas 2,91 berarti ada autokorelasi.
d. Uji Multikolinieritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi yang cukup kuat antara variabel bebas. Jika terdapat korelasi yang cukup kuat akan menyebabkan problem
multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang cukup kuat antara variabel independen. Identifikasi secara statistik
untuk menunjukkan ada tidaknya gejala multikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat nilai VIF Variance Inflation Factor. Indikasi adanya
multikolinieritas yaitu apabila VIF lebih dari 10. Sebaliknya apabila nilai VIF kurang dari 10, maka tidak terjadi multikolinieritas
2. Uji Regresi Linear Berganda
Model analisis regresi linier berganda dipilih karena penelitian ini dirancang untuk meneliti factor-faktor yang berpengaruh antara variabel
independen terhadap variabel dependen, dimana variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu. Model persamaan regresi linier
berganda adalah :