Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawardani 2007 tentang Analisis Penelitian Hadianto 2010 tentang Pengaruh Risiko Sistematik, Struktur
untuk menjadi sinyal positif karena itu mengindikasi bahwa perusahaan dapat memnuhi kewajiban lancarnya dan dihadapkan pada risiko kebangkrutan yang
rendah. Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan akan lebih senang menggunakan laba ditahan untuk operasi perusahaann sebelum menggunakan
hutang atau menerbitkan saham baru. Laba yang tidak dibagikan sebagai dividen akan dipergunakan untuk
ekspansi yang biasanya berarti pembelian aset. Hal ini sesuai dengan teori pecking order yang mengatakan bahwa manajer lebih senang menggunakan
pembiayaan dengan urutan pertama laba ditahan, kemudian hutang dan terakhir penjualan saham baru. Pertimbangan lain karena biaya langsung untuk
pembiayaan dari dalam yaitu yang ditahan lebih murah dibandingkan dengan biaya modal yang berasal dari penerbitan emisi saham baru Dermawan
Sjahrial, 2008. Perusahaan yang mempunyai likuiditas tinggi berarti mempunyai kemampuan membayar hutang. Dari penjelasan tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa Likuiditas berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal.
3. Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal Profitabilitas adalah pengembalian atas investasi modal. Perusahaan
dengan rate of return yang tinggi cenderung menggunakan proporsi utang yng relatif kecil. Karena dengan rate of return yang tinggi, kebutuhan dana dapat
diperoleh dari laba ditahan. Perusahaan dengan profitabilitas tinggi akan lebih
banyak mempunyai dana internal daripada perusahaan yang profitabilitasnya rendah.
Semakin tinggi profitabilitas menunjukan bahwa laba yang diperoleh perusahaan juga tinggi. Apabila laba perusahaan tinggi maka perusahaan
memiliki sumber dana dari dalam yang cukup besar, sehingga perusahaan lebih sedikit memerlukan hutang. Disamping itu, jika laba ditahan bertambah,
rasio hutang dengan sendirinya akan menurun, dengan asumsi bahwa perusahaan tidak menambah hutang. Oleh karenaitu, profitabilitas
berpengaruh negatif terhadap struktur modal. 4. Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal
Struktur aktiva adalah penentuan berupa besar alokasi untuk masing- masing komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun dalam aktiva tetap
Riyanto, 1997. Perusahaan yang memiliki struktur aktiva yang tinggi berarti memiliki aktiva tetap yang besar. Secara umum, perusahaan yang memiliki
jaminan terhadap hutang akan lebih mudah mendapatkan hutang daripada perusahaan yang tidak memiliki jaminan terhadap hutang.
Weston dan Copeland 1997 menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai aktiva tetap jangka panjang lebih besar maka perusahaan tersebut
cenderung menggunakan hutang jangka panjang, dengan harapan aktiva tersebut dapat digunakan untuk menutup tagihannya. Selain itu perusahaan
yang memiliki struktur aktiva yang lebih tinggi kecenderungan juga akan lebih mapan dalam industri, memiliki risiko lebih kecil dan akan menghasilkan