Patofisiologi PENATALAKSANAAN REDUKSI TERTUTUP FRAKTUR HIDUNG DENGAN ANESTESI LOKAL.

5

2.4 Patofisiologi

Cedera yang disebabkan oleh benturan atau pukulan ke hidung bervariasi sesuai dengan faktor: 1usia, berhubungan dengan fleksibilitas jaringan, 2jumlah kekuatan yang diterapkan, 3arah gaya, dan 4sifat dari objek yang mencolok. 3 Pola fraktur hidung bervariasi sesuai dengan arah trauma. Beban 25-75 pon per inci persegi diperlukan untuk menghasilkan fraktur hidung, trauma dari arah lateral 16-66 kilopascal kPa dan lebih besar dari arah depan 114-312 kPa. 3 Fraktur tulang hidung berhubungan dengan tulang rawan septum. Fraktur hidung tanpa disertai fraktur septum nasi terjadi pada cedera dengan benturan kekuatan lemah. Kekuatan yang besar dari berbagai arah akan menyebabkan fraktur kominutif tulang hidung yang berhubungan dengan deformitas bentuk ā€œCā€ pada septum nasi. Deformitas ini biasanya dimulai di bagian bawah dorsum nasi dan meluas ke posterior dan inferior sekitar lamina perpendikularis os etmoid dan berakhir di lengkung anterior pada kartilago septum kira-kira 1 cm di atas krista maksilaris. 5 Sebagian besar klasifikasi klinis didasarkan pada tingkat dan arah trauma, dikarakteristikkan sebagai cedera dari arah depan dan lateral berbagai tingkatan. Fraktur hidung dari arah lateral paling sering dijumpai, jenis fraktur ini dapat menyebabkan fraktur depresi tulang hidung ipsilateral yang melibatkan setengah bagian bawah hidung, prosesus nasomaksilaris dan bagian tepi os piriformis. 3,7 Fraktur hidung dari arah depan oleh Stranc dan Robertson dibagi menjadi tiga bidang yang berbeda ditentukan oleh kedalaman cedera dari bagian bawah hidung. Fraktur dari arah lateral dapat terjadi ringan hingga berat dengan prognosis lebih baik dari arah depan. 3,5,7 Murray dan Maran membuat klasifikasi jenis fraktur hidung yang berdasarkan deviasi piramid hidung dari septum nasi sebagai pedoman penatalaksanaan. Fraktur piramid tulang dapat digambarkan sebagai unilateral, bilateral, open book splaying, kominutif, impaksi posterior-inferior fragmen telescoping, dan avulsi ligamentum kantus medial. 3 6 Gambar 3. Fraktur piramid tulang hidung bagian medial, fraktur dari arah depan dan dari arah lateral. 3 Klasifikasi fraktur tulang hidung: tipe I. Lurus sederhana unilateral atau bilateral tanpa deviasi septum, tipe II. Deviasi sederhana unilateral atau bilateral dengan deviasi septum, tipe III. Kominutif tulang hidung, tipe IV. Berat, terjadi deviasi hidung dan patah tulang septum, tipe V.Kompleks dengan fraktur tulang hidung dan fraktur septum Luka berat termasuk laserasi dan trauma jaringan lunak, saddle nose akut, cedera terbuka dan avulsi jaringan. 5,22 Trauma yang sering dihubungkan dengan fraktur hidung melibatkan sebagian wajah adalah 1 fraktur dinding orbita 2 fraktur lamina kribriformis, 3 fraktur sinus frontalis dan 4 fraktur maksila Le Fort I, II dan III. 7 7

2.5 Diagnosis