PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

1 ANALISIS STATISTIKA DALAM KLASIFIKASI KABUPATENKOTA DI PROVINSI BALI MENURUT JENIS USAHA PARIWISATA

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

Keterbatasan waktu dan dana dalam suatu penelitian survei, menyebabkan peneliti mengambil data dari sebagian populasi penelitian yang disebut sampel. Teknik pengambilan sampel yang tepat dalam suatu penelitian sangat menentukan keakuratan hasil penelitian yang diperoleh, karena sampel yang terpilih benar-benar mewakili populasi yang ditetapkan dalam penelitian. Informasi mengenai objek-objek yang merupakan satu kelompok atau objek-objek dari kelompok berbeda sangat membantu dalam teknik pengambilan sampel. Objek-objek dalam satu kelompok memiliki kehomogenan karakteristik yang tinggi, sedang objek-objek antar kelompok berbeda memiliki keheterogenan karakteristik yang tinggi. Apabila dalam suatu penelitian ingin diketahui pengaruh suatu perlakuan misal suatu kebijakan, maka informasi mengenai kelompok sangat bermanfaat dalam mengontrol keragaman data yang disebabkan karena perbedaan kelompok. Keragaman hasil penelitian yang diperoleh benar-benar merupakan pengaruh dari perlakuan yang diberikan atau kebijakan yang ditetapkan. Usaha pariwisata yang ada pada tiap kabupatenkota di Provinsi Bali terus dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Dalam upaya peningkatan dan pengembangan usaha pariwisata di daerah, diperlukan kebijakan-kebijakan yang mungkin berbeda antar kabupatenkota, sesuai dengan kondisi jenis usaha pariwisata yang ada di kabupatenkota masing-masing. Kabupatenkota dengan kondisi jenis usaha pariwisata yang kesamaannya tinggi homogen, dalam usaha pengembangan sektor pariwisata dapat diterapkan kebijakan yang sama. Demikian juga, apabila ingin dilakukan suatu penelitian bidang pariwisata lebih lanjut, peneliti cukup memilih satu kabupatenkota pada setiap kelompok, sehingga beberapa kabupatenkota yang dipilih dapat mewakili seluruh kabupatenkota di Provinsi Bali. Keinginan staf dosen di jurusanprogram studi Matematika, Universitas Udayana untuk ikut berperan aktif berkontribusi pada pengembangan bidang kepariwisataan telah dimulai dengan mengadakan Seminar Nasional Matematika 2014 Universitas Udayana 2 yang diadakan pada tanggal 6 Nopember 2014, dengan mengambil tema “Peranan Matematika da n Statistika dalam Pembangunan Sektor Pariwisata”. Salah satu hasil diskusi dalam seminar tersebut menyatakan bahwa ilmu matematika dan statistika sangat diperlukan dalam penelitian-penelitian sektor pariwisata. Penelitian ini mendukung upaya pemerintah meningkatkan pembangunan sektor pariwisata, khususnya di Bali, karena sektor pariwisata merupakan sumber utama pendapatan daerah. Undang-undang RI No 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, pada Bab VI mengatur mengenai usaha pariwisata, dan usaha pariwisata lebih detail diatur dengan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Usaha pariwisata merupakan penghubung yang menjembatani wisatawan dan pelaku pariwisata. Kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang danatau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata disebut industri pariwisata. Industri pariwisata merupakan salah satu pembangunan kepariwisataan nasional seperti tertuang dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional RIPPARNAS Tahun 2010 – 2025 Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 Tahun 2011. Berdasarkan jenis-jenis usaha pariwisata yang membangun industri pariwisata, ingin diketahui klasifikasi atau pengelompokan kabupatenkota di Provinsi Bali. Kabupatenkota mana yang tergabung dalam satu kelompok, dan jenis usaha pariwisata apa yang mencirikan masing-masing kelompok kabupatenkota tersebut. Tim peneliti dari Program Studi Matematika dengan bidang kompetensi Statistika, melalui penelitian ini dapat mengembangkan dan menerapkan analisis statistika pada bidang penelitian unggulan, khususnya bidang Budaya dan Pariwisata. Pengambilan sampel yang benar-benar mewakili populasi penelitian mengantar pada ketepatan kesimpulan yang diperoleh, pengetahuan terhadap jenis-jenis usaha pariwisata yang mencirikan kelompok kabupatenkota akan membantu dalam menentukan kebijakan yang tepat untuk pengembangan usaha pariwisata pada kelompok tersebut. Informasi mengenai posisi kabupatenkota terhadap kabupatenkota yang lain dengan jenis usaha pariwisata pencirinya akan membantu pemerintah daerah kabupatenkota menentukan kebijakan apa yang harus diambil agar usaha pariwisata di daerahnya memiliki kedekatan karakteristik dengan usaha pariwisata di kabupatenkota yang diacu atau dijadikan contohteladan. 3

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan di atas, rumusan permasalahan dalam penelitian ini meliputi: a berapa kelompok kabupatenkota yang terbentuk menurut jenis-jenis usaha pariwisata pada kabupatenkota di Provinsi Bali, b bagaimana hasil klasifikasi kabupatenkota di Provinsi Bali berdasarkan jenis usaha pariwisata, c jenis usaha pariwisata apa yang mencirikan kelompok kabupatenkota yang terbentuk, dan d bagaimana hubungan kedekatan antar kelompok kabupatenkota di Provinsi Bali? 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA