Statistika Deskriftif Data Penelitian

21

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Statistika Deskriftif Data Penelitian

Data penelitian yang diperoleh dari kantor Dinas Pariwisata Daerah KabupatenKota dan Provinsi Bali direkapitulasi dan diperoleh hasil rekap data dinasi pariwisata daerah kabupatenkota serta data direktori Provinsi Bali. Tabulasi data usaha pariwisata di kabupatenkota provinsi Bali menunjukkan bahwa usaha penyedia akomodasi dan usaha jasa makanan dan minuman adalah jenis usaha pariwisata dengan jumlah unit yang jauh lebih besar dibanding usaha lainnya. Kedua usaha tersebut tersedia dan berkembang pesat di seluruh kabupatenkota di Provinsi Bali. Modus data penelitian adalah usaha jasa makanan dan minuman bar restaurant di Kabupaten Badung. Jika dilihat berdasarkan jenis usaha pariwisata maka usaha penyedia akomodasi adalah usaha terbanyak di Provinsi Bali. Usaha penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran hanya terdapat di kota Denpasar dan kabupaten Badung dengan jumlah sangat kecil dan merupakan usaha dengan jumlah paling sedikit di Provinsi Bali. Demikian juga usaha jasa pramuwisata hanya tersedia di kota Denpasar, kabupaten Badung, dan kabupaten Gianyar. Di Kabupaten Bangli, jenis usaha pariwisata yang paling besar jumlahnya adalah daya tarik wisata, walaupun bila dilihat dari jenis usaha daya tarik wisata, jumlah usaha daya tarik wisata yang terbesar di Bali terdapat di Kabupaten Gianyar. Terdapat empat jenis usaha pariwisata variabel yang tidak disertakan dalam analisis karena variabel tersebut belum tercatat di seluruh KabupatenKota. Jenis usaha pariwisata tersebut adalah usaha penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi, usaha jasa informaasi pariwisata, usaha jasa konsultan pariwisata, dan usaha spa, sementara hanya tercatat di kabupaten Badung dan kota Denpasar. Ringkasan rekapitulasi data penelitian yang merupakan nilai statistik deskriftif disajikan dalam tabel 5.1. 22 Tabel 5.1. Statistika Deskriptif Usaha Pariwisata Sumber: data diolah 2015 Nilai tengah mean dan simpangan baku stdev merupakan ukuran pemusatan dan penyebaran dari jumlah usaha pariwisata di Provinsi Bali. Sebagian besar keberadaan usaha pariwisata tidak merata di seluruh kabupatenkota, nilai simpangan baku yang sangat besar, lebih besar dari nilai tengah menunjukkan bahwa perbedaan jumlah usaha pariwisata antar satu kabupatenkota dengan kabupaten lainnya sangat besar. Hal ini dimungkinkan karena jarak antar kabupatenkota di Provinsi Bali cukup dekat sehingga banyak usaha pariwisata masih terpusat di sekitar pusat kota provinsi Denpasar, Badung, dan Gianyar. Misalkan wisatawan yang ingin berwisata ke kawasan wisata Bangli, Klungkung, Karangasem, Tabanan, Jembrana, atau Buleleng berangkat dari pusat kota provinsi atau sekitarnya, menggunakan jasa transportasi wisata menuju kawasan wisata tersebut dan setelahnya kembali dan menggunakan jasa akomodasi di pusat kota dan sekitarnya. Untuk melihat adanya ketergantungan antara Daerah KabupatenKota dan jenis usaha pariwisata, dilakukan uji Khi Kuadrat Chi-Square yang disajikan dalam tabel 5.2 Tabel 5.2 Uji Ketergantungan antara Daerah dan Usaha Pariwisata Uji Nilai Statistik Uji Derajat Bebas Nilai Signifikansi Pearson Chi-Square 2267.343 a 64 .000 Likelihood Ratio 1842.185 64 .000 Linear-by-Linear Association 2.006 1 .157 N of Valid Cases 6852 Sumber : data diolah 2015 Uji Khi Kuadrat memperlihatkan bahwa karakteristik usaha pariwisata dan daerah kabupatenkota di provinsi Bali saling bergantung tidak saling bebas. Hal ini Usaha Nilai Total Mean Stdev Skewness Kurtosis Daya Tarik 228 25.33 16.454 1.462 1.845 Kawasan 16 1.78 1.093 -.188 -1.232 Transportasi 139 15.44 33.174 2.778 7.897 Perjalanan 397 44.11 82.590 1.887 2.617 Makanan_Min 2675 297.22 381.100 1.680 2.546 Akomodasi 3039 337.67 323.699 1.024 .182 Mice 9 1.00 2.345 2.617 6.975 Pramuwisata 115 12.78 27.027 2.236 4.723 Wisata Tirta 237 26.33 36.586 1.324 .705 23 berarti pada suatu KabupatenKota berkembang satu atau beberapa jenis usaha pariwisata tidak seluruh jenis usaha pariwisata, atau jenis usaha pariwisata tertentu berkembang hanya di satu atau beberapa KabupatenKota tidak pada seluruh kabupatenkota di Provinsi Bali. Normalitas data untuk daerah kabupatenkota dan jenis usaha pariwisata dapat dilihat pada dua indikator yaitu indeks Skewness kemiringan kurva dan indeks Kurtosis keruncingan kurva seperti tertuang dalam tabel 5.3. Tabel 5.3 Indeks Skewness dan Kurtosis Data Penelitian N Sum Skewness Kurtosis Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error DAERAH 6852 20957 1.110 .030 .082 .059 USAHA 6852 36984 -.619 .030 4.150 .059 Valid N listwise 6852 Sumber: data diolah 2015 Indeks skewness untuk daerah KabupatenKota adalah 1.110:0.030=3, sedangkan untuk jenis usaha pariwisata didapatkan nilai -0.619:0.030= -20.64 Karena kedua indeks tidak berada dalam rentang [-2,00;2.00] maka dapat dikatakan dari sudut kemiringan kurva, data tidak berdistribusi normal. Indeks kurtosis untuk daerah KabupatenKota sebesar 0.082:0.059 = 1.39, sedangkan untuk usaha pariwisata didapatkan nilai 4.150:0.059=70.34. Angka ini menunjukkan, bila pusat perhatian pada daerah KabupatenKota, pada dasarnya data dapat dikatakan berdistribusi normal. Asumsi kenormalan data diperlukan dalam analisis Biplot.

5.2 Klasifikasi KabupatenKota Di Provinsi Bali