Pengaruh Sibor, suku bunga SBI, Kurs terhadap suku bunga PUAB

2.6.4 Pengaruh Sibor, suku bunga SBI, Kurs terhadap suku bunga PUAB

PUAB merupakan media pertama pada transmisi kebijakan moneter. Melalui transaksi pinjam-meminjam antar bank yang sebagian besar berjangka waktu pendek harian overnight , sinyal kebijakan moneter ditransmisikan pada suku bunga instrumen lainnya di pasar keuangan. Dalam kerangka inflation targeting , suku bunga jangka pendek seperti PUAB merupakan salah satu pilihan target operasional kebijakan moneter karena peranannya yang semakin penting dalam mempengaruhi stabilitas harga. Melalui intervensi pasar uang secara periodik bank sentral dalam hal ini bank Indonesia mempengaruhi level reserve bank-bank dan sekaligus mengendalikan volatilitas suku bunga agar mencapai target yang dikehendaki. Bagi perbankan, pasar uang antar bank ini menjadi salah satu alternatif pemenuhan kebutuhan llikuiditas harian. Krisis moneter pada tahun 1998 merupakan pemicu awal terjadinya krisis perbankan yang kemudian diikuti oleh krisis-krisis lainnya, mengakibatkan kepercayaan masyarakat terhadap kondisi sektor perbankan menjadi rendah. Sampai hampir satu dekade setelah krisis perbankan masih tetap menjadi bagian dari krisis ekonomi. Hal ini bisa dilihat dari kondisi LDR perbankan yang masih rendah. Banyak bank-bank umum yang tidak bisa memenuhi kebutuhan likuiditas hariannya terpaksa tutup. Sepertiga bahkan sampai 40 dana tidak dapat tersalurkan kepada masyarakat sebagai kredit untuk usaha dan bisnis. Dana perbankan banyak digunakan untuk investasi bukan di sektor riil. Sebagai kebalikan dari aturan perbankan sebelum krisis, setelah krisispun perbankan masih dijerat dengan berbagai aturan yang sangat ketat, sehingga mengorbankan sektor riil. Kondisi sektor industri akhirnya juga mengalami kemacetan. Terjadi permasalahan dalam upaya pengembalian dana pinjaman atau kredit dari masyarakat ke pihak bank, sehingga terjadi kredit macet. Akibat yang ditimbulkan tidak hanya krisis moneter, melainkan juga krisis perbankan dan perekonomian. Kenaikan yang terjadi pada Sibor daripada tingkat suku bunga dalam negeri, maka akan terjadi capital outflow yang mana menyebabkan nilai kurs dalam negeri menjadi terdepresiasi atau melemah akibat banyaknya masyarakat yang menukar uangnya ke mata uang asing. Sehingga pada perbankan akan terjadi peningkatan transaksi PUAB, bank penyedia dan PUAB akan menaikan tingkat suku bunga PUAB. Koefisien tingkat suku bunga luar negeri Sibor terhadap suku bunga PUAB adalah bertanda positif. Jika tingkat suku bunga SBI mengalami kenaikan, maka tingkat suku bunga dalam negeri akan meningkat. Mengakibatkan bank mempunyai kelebihan dana sehingga dikhawatirkan apabila bank menaikan suku bunga PUAB maka call money akan tidak laku. Sehingga bank penyedia dana PUAB akan menurunkan suku bunga PUAB. Koefisien suku bunga SBI terhadap tingkat suku bunga PUAB adalah negatif. Sedangkan jika nilai kurs mengalami depresiasi dan melemah maka masyarakat akan membeli dollar AS, sehingga mendorong kenaikan pada suku bunga PUAB akibat meningkatnya transaksi peminjaman dana PUAB pada bank-bank umum. Koefisien kurs terhadap tingkat suku bunga PUAB adalah positif. Alur pikir di atas maka dapat ditunjukan dengan bagan, sebagai berikut : H 1 H 2 H 3 H 4 Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir

2.7 Hipotesis