Kode Bahasa Kode Sastra Kode Budaya

23

2.2.5.1 Kode Bahasa

Kode pertama yang harus dikuasai jika ingin memberi makna pada teks tertentu adalah kode bahasa yang dipakai dalam teks tersebut. Secara garis besar, kode bahasa menjelaskan makna-makna kebahasaan. Penjelasan isi teks secara harfiah yaitu dengan menjelaskan arti kata secara leksikal atau arti yang paling mendasar, bukan arti turunan derivative. Sebuah contoh jika dihadapkan dengan dua baris teks berikut ini. Ngkene srngga nikang wukir nghulun amujamrih madewasraya dhyayi prapta bhathara Wisynu hinidhep munggweng sekar panggkaja. Terjemahan: di sana, di puncak gunung aku memuja-muja sekuat tenaga mencari keakraban Tuhan, menatapi turunnya batara Wisynu yang dibayangkan duduk di atas bunga teratai. Syarat mutlak untuk memahami dua baris tersebut adalah kemampuan membaca Jawa Kuna yang sebaik-baiknya, melalui tata bahasa dan kosakatanya. Pengetahuan bahasa Jawa Kuna belum cukup untuk sungguh-sungguh memahami maksud dua baris teks Hariwangsa di atas. Pembaca masih perlu berpikir walaupun arti kata-kata tersebut dapat diketahui. Oleh karena itu, diperlukan pula pengetahuan kebudayaan Jawa Kuna tertentu untuk mengetahui latar belakang atau kode budaya puisi kakawin tersebut.

2.2.5.2 Kode Sastra

Kode sastra menjelaskan isi teks yang dikaitkan dengan unsur-unsur sastra. Dengan kata lain, bahwa kode bahasa memaparkan estetika sastra. Kode sastra tidak seperti kode bahasa yang bisa dipahami secara langsung. Dalam menganalisis kode sastra, harus bisa berimajinasi, dan membayangkan apa yang dibayangkan oleh pengarangnya. 24 Dalam Serat Sastra Gendhing harus diketahui kode tembang Jawa, agar dapat memberi makna yang sebenarnya. Tembang Jawa memiliki urutan kata, pilihan kata, struktur kalimat, pemakaian bunyi, dan unsur tata bahasa yang tidak dapat ditentukan oleh kode bahasa maupun kode budaya, tetapi merupakan kode khas sastra Jawa.

2.2.5.3 Kode Budaya

Kode budaya menjelaskan isi teks yang dikaitkan dengan keberadaan kebudayaan yang ada saat karya sastra itu dibuat. Misalnya jika dalam suatu karya sastra yang menceritakan cerita pada masa kerajaan, tentu berbeda dengan cerita pada masa perjuangan maupun pada masa sekarang. Menganalisis kode kebudayaan membutuhkan pemahaman tentang kebudayaan yang menyelimuti cerita. 25 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan perincian mengenai alat, prosedur, dan teknik yang digunakan dalam melaksanakan penelitian. Metode penelitian dimaksudkan sebagai cara atau langkah kerja dalam perumusan masalah. Metode ditafsirkan sebagai strategi kerja berdasarkan rancangan tertentu. Rancangan berkaitan dengan metode karena rancangan merupakan kerangka berpikir untuk menentukan metode. Pada metode penelitian ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal, antara lain: 1 pendekatan penelitian, 2 sasaran penelitian, 3 sumber data dan data, 4 teknik pengumpulan data, dan 5 teknik analisis data.

3.1 Pendekatan Penelitian